BAB 1
IDENTITAS PEMRAKARSA
A. IDENTITAS PEMRAKARSA
Pemrakarsa kegiatan Rencana Pembangunan Rest Area Kabupaten dengan luas 3,5 Ha
adalah ;
B. LATAR BELAKANG
Aktivitas pembangunan infrastruktur sering memberikan dampak positif dan dampak
negatif berupa meningkatnya tekanan terhadap lingkungan hidup di sekitar kita. Hal ini
terjadi karena pembangunan yang kurang memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan setempat, pada akhirnya menyebabkan kerusakan lingkungan. Kerusakan
Dimana didalamnya akan dinyatakan rencana atau kegiatan pengelolaan dan pemantauan
terhadap komponen lingkungan yang terkena dampak dari kegiatan/usaha. Diharapkan
dengan adanya dokumen UKL/UPL ini dampak negatif terhadap lingkungan dapat dikurangi
dan sedikit demi sedikit dihilangkan dengan upaya-upaya perbaikan yang berkelanjutan.
Sesuai dengan PP No. 27 tahun 1999 tentang Amdal, serta berbagai perangkat peraturan
perundangan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya
KEPMENLH No. 11 tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL), kegiatan
Pembangunan Rest Area Di Kabupaten Jeneponto termasuk kategori kegiatan yang tidak
wajib dilengkapi dengan Studi AMDAL, sehingga harus melakukan studi UKL-UPL sebagai
bagian dari studi kelayakan kegiatan proyek dilihat dari aspek lingkungan hidup.
Di samping berbagai dampak positif yang diharapkan, muncul juga berbagai dampak
negatif yang tidak diinginkan terhadap lingkungan hidup sebagai efek dari kegiatan
pembangunan hotel. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan pembangunannya harus pula
diikuti dengan kegiatan pengelolaan lingkungan yang diarahkan pada upaya untuk
mencegah atau menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif agar
manfaat yang diperoleh dari kegiatan pembangunan dapat dioptimalkan dan berkelanjutan.
Studi UKL-UPL yang dilakukan merupakan bagian dari proses perencanaan dalam kerangka
operasional komitmen dan kebijakan lingkungan hidup
Bilamana mengarah ke deteriosasi lingkungan yang lebih besar, maka upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan perlu diperbaiki. Dengan melaksanakan pemantauan yang
baik, diharapkan dapat diperoleh kegiatan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Konsistensi pemantauan tidak saja dimaksudkan dengan metode pemantauan, tetapi juga
lokasi dan waktu pemantauan. Metode pemantauan yang berubah-ubah akan
menghasilkan data yang sulit dicari hubungannya. Hal yang sama bila pemantauan
dilaksanakan berpindah-pindah, terdapat kemungkinan bahwa data yang dihasilkan sudah
terkontaminasi oleh pencemar dari kegiatan lain, sehingga data yang diperoleh tidak akurat
lagi. Waktu pemantauan diperlukan agar supaya dapat dilihat kemungkinan terjadinya
pengaruh alam (untuk data fisik-kimia dan biologi), sedangkan untuk data sosial, faktor
waktu tetap perlu diperhatikan karena dalam kurun waktu yang panjang, perubahan-
perubahan sosial dapat terjadi.
Maka dari itu, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Sulawesi
Selatan dengan dasar mengacu kepada Surat Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup
Bidang Tata Lingungan Nomor B-5326/Dep.I.1/LH/07/2010 Prihal Penyampaian Daftar
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan UKL-UPL, akan
melaksanakan kegiatan UKL-UPL Rencana Pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan, yang diharapkan pada tahap pelaksanaan konstruksi tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan.
2. Digunakan untuk menentukan kebijakan pengelolaan ditinjau dari aspek fisik, kimiawi
dan aspek sosial ekonomi dan budaya. Disamping itu dokumen UKL dan UPL ini bersifat
terbuka dan dapat dipakai untuk tujuan-tujuan dalam rangka pembangunan yang
berwawasan lingkungan, sebagai syarat untuk memberikan izin pada pemrakarsa.
Disisi lain dokumen UKL dan UPL juga sering dipakai pemerintah sebagai acuan dalam
melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan tersebut maupun dampak yang
diperkirakan akan timbul.
3. Sebagai informasi yang dapat diketahui oleh masyarakat jika terjadi perubahan
lingkungan yang bersifat dampak negatif maupun yang bersifat positif akibat kegiatan
Pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto.
D. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup pekerjaan UKL-UPL Pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto meliputi
komponen yang ditelaah dan batas wilayah studi. Penyusunan UKL-UPL komponen yang
ditelaah adalah sebagai berikut:
a. Rencana Kegiatan yang dikaji Dalam hal ini penyusunan UKL-UPL Pembangunan Rest
Area di Kabupaten Jeneponto berkewajiban mengumpulkan data dan memberikan
uraian tentang rencana kegiatan pekerjaan, khususnya kegiatan pekerjaan yang
berpotensi menimbulkan dampak.
b. Komponen Lingkungan yang dikaji Penyusunan UKL-UPL Pembangunan Rest Area di
Kabupaten Jeneponto berkewajiban dalam pengumpulan, analisis dan evaluasi data-
data lingkungan khususnya komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak.
c. Kajian Dampak Lingkungan yang Akan Terjadi Penyusunan UKL-UPL Pembangunan
Rest Area Kabupaten Jenepontomemprakirakan dan menganalisis serta mengevaluasi
dampak yang diperkirakan akan timbul dengan dibuat ringkasan dampak dalam bentuk
tabulasi.
d. Kajian UKL-UPL Penyusunan UKL-UPL Pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto
merumuskan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang dituangkan dalam
matriks UKL-UPL.
Wilayah Kegiatan Batas wilayah studi bagi penyusunan UKL-UPL ditentukan oleh batas
kegiatan pekerjaan, batas ekologi, batas administrasi dan batas sosial. Batas wilayah studi
dimaksudkan untuk dapat memberikan kemudahan serta membatasi lingkup kegiatan studi
sesuai dengan fokus dan sasaran kegiatan dalam Pembangunan Rest Area Kabupaten
Jeneponto.
E. DASAR HUKUM
Rencana Pembangunan Rest Area Kabupaten Jeneponto, di lingkungan Borong Untia Desa
Karama Kecamatan Bangkala mengacu kepada sejumlah peraturan/undang-undang,
peraturan pemerintah, peraturan daerah provinsi dan kabupaten, keputusan menteri, yang
terkait dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan sekaligus menjadi acuan
dalam penyusunan dokumen UKL-UPL.
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Lingkungan Hidup;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012 tentang Jenis Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
f. Surat Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingungan Nomor
B5326/Dep.I.1/LH/o7/2010 tentang Hal Penyampaian Daftar Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan UKL-UPL.