Anda di halaman 1dari 3

PENILAIAN KUALITAS AIR AKIBAT INDUSTRI BATU BARA

WILAYAH SUNGAI LATI KALIMANTAN TIMUR

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang
Air merupakan unsur terpenting bagi semua kehidupan mahluk hidup di muka bumi.
Tidak berlebihan jika disebut bahwa air adalah kehidupan dan tiada kehidupan tanpa air. Semua
kehidupan mahluk hidup sangat bergantung pada ketersediaan air. Oleh karena itu, sumber daya
air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup
lainnya.
Kabupaten Berau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanjung Redeb. Kabupaten ini memiliki luas wilayah
34.127,47 km dan berpenduduk sebesar kurang lebih 179.079 jiwa (hasil Sensus Penduduk
Indonesia 2010). Pusat pemerintahan kerajaan pada awalnya berkedudukan di Sungai Lati dan
sekarang menjadi lokasi pertambangan batu bara PT. Berau Coal. Penulisan ini merupakan kajian
kualitas lingkungan air Sungai Lati dan sosial ekonomi masyarakat Desa Sembakungan akibat
aktivitas penambangan batubara PT Berau Coal di Kabupaten Berau Propinsi Kalimantan Timur.

Permasalahan
Industri yang bahan baku diambil langsung dari alam sekitar, salah satunya adalah
industri pertambangan, dalam penulisan ini secara khusus kajian untuk pertambangan batu bara.
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam industri pertambangan batu bara di wilayah Sungai
Lati adalah pencemaran air, bagaimana penilaian terhadap kualitas air Sungai Lati dan
selanjutnya bagaimana pengelolaan sumber daya air pada wilayah Sungai Lati secara terpadu.

Tujuan
Tujuan penelitian adalah mengkaji dampak penambangan batu bara terhadap kualitas air
Sungai Lati penerima limbah batu bara. Khususnya mengetahui pencemaran air Sungai Lati,
penilaian terhadap kualitas fisik dan kimia air, keanekaragaman plankton serta pengelolaan
sumber daya air pada wilayah Sungai Lati secara terpadu berkaitan dengan perubahan sosial
ekonomi masyarakat Desa Sembakungan.

II. KAJIAN PUSTAKA DAN METODE


Air bersifat sumber daya yang terbaurkan dan dinamis, serta sumber daya alam yang
mempunyai karakteristik unik dibandingkan sumber daya lainnya. Ini artinya bahwa sumber
utama air yang berupa air hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya
sepanjang tahun. Dalam hal ini proses perjalanan air tidak terlepas dari siklus hidrologi, yang
berarti pergerakan air secara terus menerus dari bumi ke atmosfir dan kembali lagi ke bumi.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode survey secara purposive
sampling. Data yang digunakan adalah data primer dari analisis kualitas fisik, kimia dan
biologi(plankton) perairan Sungai Lati sedangkan pada sosial ekonomi masyarakat meliputi
kegiatan observasi dan wawancara terbuka terhadap masyarakat Desa Sembakungan sebanyak 40
responden dengan metode proposional sampling. Data sekunder berasal dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Berau, PT Berau Coal, Kantor Kecamatan Gunung Tabur serta Kantor Kepala Desa
Sembakungan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian Kualitas Air Sungai Lati


Bersumber dari kajian terdahulu, bahwa hasil penilaian kualitas air pada Sungai Lati
menunjukan bahwa limbah penambangan batubara menyebabkan padatan terlarut dan padatan
tersuspensi meningkat sebesar 2555,2 mg/l dan 280,3 mg/l, peningkatan kadar logam berat Mn
dan Fe menjadi 4,64 mg/l dan 10,88 mg/l, serta penurunan pH air menjadi 3,23 terhadap kualitas
lingkungan air Sungai Lati sebagai penerima limbah tambang. Sungai-sungai yang bermuara ke
Sungai Lati berperan penting dalam mengencerkan atau pemulihan diri dari kadar bahan
pencemar. Terjadi penurunan indeks keanekaragaman plankton (IK) sebagai bioindikator
perairan ini telah menunjukan pencemaran pada tingkat berat dengan nilai IK= 0,965 dan tingkat
sedang dengan nilai IK= 1,745.

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Pada Wilayah Sungai Lati


Pengelolaan atau manajemen yang artinya proses merencanakan, mengorganisir,
mengarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan, dalam hal ini adalah
pengelolaan sumber daya air yang dikelola secara terpadu. Artinya adalah pengelolaan yang
dilaksanakan dengan melibatkan semua pemilik kepentingan antar sektor dan antar wilayah
administrasi.
Sungai Lati masuk dalam wilayah sungai pada Kabupaten Berau sehingga yang terlibat
langsung dalam pengelolaan sumber daya air Sungai Lati adalah pemerintahan Kabupaten Berau.
Dan pengelolaan sungai Lati tersebut adalah perbaikan dan pengaturan sungai, pengendalian
administratif atau larangan terhadap kegiatan yang dapat memberikan dampak negatif terhadap
fungsi sungai dan pemberian izin terhadap pemanfaatan sungai.
Mengingat bahwa lokasi penambangan batu bara dengan pemukiman penduduk yang
bermukin di sepanjang Sungai Lati, maka dari hasil penelitian terdahulu dapat dilihat perubahan
sosial ekonomi yang tidak signifikan atau positif dari dampak akitivitas penambangan batubara
dengan hasil penelitian 65 % menyatakan tidak ada perubahan dan 35 % menyatakan ada
perubahan terhadap pendapatan masyarakat.

Gambar 1. Gambaran kondisi lingkungan akibat pertambangan batu bara.


Gambar 2. Gambaran lokasi pemukiman penduduk dan sumber daya air dan berdekatan dengan
penambangan batu bara.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Industri pertambangan batu bara dapat memberikan dampak positif maupun dampak
negative bagi masyarakat dan lingkungan. Dampak positif nya adalah bagi masyarakat,
pertambangan batu bara merupakan salah satu usaha yang dapat meningkatkan pendapatan dari
masyarakat sekitar. Dan dampak negatifnya adalah terdapat pengrusakan lingkungan terutama
hutan dan sumber air Sungai Lati.

Saran
Dengan melihat kondisi sumber daya air Sungai Lati dari penulisan ini, maka dapat
diberikan beberapa saran yaitu :
1. Perlu adanya kerja sama antara pihak pemerintah maupun pengusaha, dalam hal ini antara
Pemerinta Kabupaten Berau dengan PT. Berau Coal untuk menangani permasalah limbah
akibat penambangan batu bara.
2. Perlu adanya usaha untuk pengelolaan sumber air Sungai Lati yang terkena dampak langsung
dari limbah penambangan batu bara.
3. Perlu adanya pemeliharaan atau pemulihan kembali hutan yang rusak akibat penambangan
batu bara.
4. Perlu adanya sosialisasi terhadap penduduk setempat dalam mencegah terjadinya sakit
penyakit yang disebabkan limbah yang mencemari air Sungai Lati.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Arkadi Parparov, Gideon Gal, David Hamilton, Peter Kasprzak, Alexandr Ostapenia, Water
Quality Assessment, Trophic Classification And Water Resources Management, Germany,
2010
[2] Firnawan, Fendra, Kajian kualitas lingkungan air sungai Lati dan sosial ekonomi masyarakat
desa sembakungan akibat aktivitas penambangan batubara PT Berau Coal di Kabupaten
Berau, Yogyakarta, 2004
[3] Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief, Tata Ruang Air, Yogyakarta, 2010

Anda mungkin juga menyukai