Kualitas Air
Air adalah sumber utama kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Air yang
berkualitas baik tentunya akan memberikan dampak yang baik pula bagi kehidupan makhluk
hidup di muka bumi ini. Air bukanlah produk dari suatu hasil komersialisasi seperti halnya
barang. Air merupakan warisan turun temurun yang harus kita lindungi bersama, dipertahankan
dan diperlakukan secara benar.
Kualitas air adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan
biologisnya. Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota
air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran standar terhadap kondisi
kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.
Kondisi air bervariasi seiring waktu, tergantung pada kondisi lingkungan setempat. Air
terikat erat dengan kondisi ekologi setempat sehingga kualitas air termasuk suatu subjek yang
sangat kompleks dalam ilmu lingkungan. Aktivitas industri seperti manufaktur, pertambangan,
konstruksi, dan transportasi merupakan penyebab utama pencemaran air, juga limpasan
permukaan dari pertanian dan perkotaan.
Kualitas air merupakan subjek yang sangat kompleks dan dicerminkan dari jenis
pengukuran dan indikator air yang digunakan. Pengukuran akan lebih akurat jika dilakukan di
tempat karena air berada dalam kondisi yang ekuilibrium dengan lingkungannya. Pengukuran
di tempat umumnya akan mendapatkan data mendasar seperti temperatur, pH, kadar oksigen
terlarut, konduktivitas, dan sebagainya. 1
Propinsi Kalimantan Tengah memiliki salah satu sungai terlebar di negeri ini yang
daerah hulunya terdapat di Kabupaten Murung Raya, yaitu Sungai Barito yang airnya menjadi
sumber kehidupan masyarakat di sepanjang aliran sungainya maupun anak anak sungainya.
Hulu sungai Barito berada di pegunungan Schwaner, membujur dari wilayah Kalimantan
Tengah di bagian utara Pulau Kalimantan hingga bermuara di Laut Jawa, sepanjang kurang
lebih 1.000 kilometer.
Mengingat pentingnya mempertahankan kualitas air untuk menjamin keberlangsungan
hidup masyarakat dan kualitas lingkungan hidup yang berkelanjutan, pemerintah telah
mengeluarkan beberapa peraturan yang terkait dengan kualitas air yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air beserta lampirannya yang memuat
tentang Kriteria Mutu Air berdasarkan Kelas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kualitas_air
Sistem penambangan batubara yang sering diterapkan oleh perusahaanperusahaan pertambangan batubara yang beroperasi di wilayah propinsi Kalimantan Tengah
adalah sistem tambang terbuka (Open Cut Mining). Penambangan batubara dengan sistem
tambang terbuka dapat mengakibatkan dampak seperti :
1. Menimbulkan lubang besar pada tanah.
2. Penurunan muka tanah atau terbentuknya cekungan pada sisa bahan galian yang
dikembalikan ke dalam lubang galian.
3. Bahan galian tambang apabila di tumpuk atau disimpan pada stock fliling dapat
mengakibatkan bahaya longsor dan senyawa beracun dapat tercuci ke daerah hilir.
4. Mengganggu proses penanaman kembali reklamasi pada galian
tambang
yang ditutupi kembali atau yang ditelantarkan terutama bila terdapat
bahan beracun, kurang bahan organiklhumus atau unsur hara telah tercuci
PT. Maruwei Coal (salah satu anak perusahaan BHP Biliton yang saat ini berencana
untuk menghentikan proses produksi karena belum stabilnya harga batubara di pasaran ) 3, PT.
Marunda Graha Mineral (PT. MGM), PT. Asmin Koalindo Tuhup (AKT) merupakan beberapa
2
3
http://www.antarakalteng.com/berita/242072/bpmpd-ungkap-potensi-pertambangan-di-kalteng
http://industri.kontan.co.id/news/bhp-billiton-umumkan-status-proyek-batubara-di-ri
perusahaan tambang batubara yang memiliki konsesi dan menjalankan aktivitasnya di wilayah
Hulu Barito Kabupaten Murung Raya.
Selain Maruwei Coal, PT. MGM dan PT. AKT telah berproduksi sejak lama. Maruwei
Coal sendiri memulai kegiatan percobaan penambangannya pada bulan agustus 2015 dan
diperkirakan akan memulai produksi skala besar pada bulan juni 2016. Sedangkan PT. Bangun
Nusantara Jaya Makmur (PT. BNJM) menjalankan kegiatan pertambangannya di wilayah
kabupaten Barito Timur.
Berikut beberapa luas wilayah konsesi pertambangan batubara di Kalteng :
Perusahaan
PT. Maruwei Coal (BHP Biliton
Grup)
PT. Marunda Graha Mineral
PT. Asmin Koalindo Tuhup
(Borneo Lumbung Energi dan
Metal Grup)
PT. Bangun Nusantara Jaya
Makmur
Sumber : Walhi Kalteng
Ijin
PKP2B
Luas (Ha)
48.860
PKP2B
23.541
PKP2B
40.610
IUP
3.074
Lokasi
Kab. Murung
Raya
Kab. Murung
Raya
Kab. Murung
Raya
Status
Produksi
Kab. Barito
Timur
Produksi
Produksi
Produksi
Khusus untuk PT. Maruwei Coal yang merupakan salah satu anak perusahaan Grup
BHP Biliton yang merupakan eksportir batubara terbesar di Indonesia, merupakan salah satu
perusahaan dari tujuh konsesi PKP2B yang diterbitkan oleh Pemerintah pusat, yaitu PT Lahai
Coal, PT Ratah Coal, PT Joloi Coal, PT Pari Coal, PT Sumber Barito Coal, PT Kalteng Coal
dan PT Maruwei Coal yang berada di Kabupaten Murung Raya mencakup luas area sebesar
265.947 hektare, dengan total cadangan batubara (reserve) mencapai 1,2 milliar ton, termasuk
yang terbesar di dunia. 4. Tujuh konsesi yang dimiliki oleh BHP Biliton juga disebut dengan
IndoMet Coal (IMC) project.
Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berkaitan dengan
aktivitas industri, baik perkebunan maupun pertambangan serta aktivitas masyarakat yang
tinggal di sekitar aliran sungai. Perubahan kondisi kualitas air pada aliran sungai merupakan
dampak dari hasil buangan dari pengguna lahan, perubahan pola pemanfaatan lahan menjadi
lahan pertanian, tegalan dan pemukiman serta meningkatnya aktivitas industri, memberikan
dampak terhadap kondisi hidrologis dalam suatu daerah aliran sungai.
http://industri.kontan.co.id/news/pemda-murung-raya-minati-saham-bhp-billiton-di-imc
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Standar Internasional terhadap Sampel Air Sungai
Lokasi Pengambilan Sampel Air
Perusahaan
5
6
http://www.borneonews.co.id/berita/29968-jangan-konsumsi-air-dari-sungai-barito
http://kalteng.antaranews.com/berita/244302/air-sungai-pedalaman-barito-tak-layak-konsumsi
Dari Tabel diatas terlihat jelas bahwa air sungai di sekitar pertambangan batubara yang
telah diambil sampelnya dan diuji di laboratorium berstandar internasional mengandung
kandungan logam berat, yaitu : Barium (Ba), Boron (Ba), Iron (Fe), Manganese (Mn) dan Zinc
(Zn).
Fakta dari hasil pengambilan dan uji laboratorium sampel air sungai tersebut
mengindikasikan bahwa aktivitas pertambangan batubara secara langsung telah membuat
aliran sungai yang berada di sekitarnya mengandung kandungan logam berat yang apabila
dikonsumsi oleh masyarakat akan menimbulkan dampak berbahaya terhadap kesehatan
masyarakat.
Selain berbahaya terhadap kesehatan manusia, pertambangan batubara juga
membahayakan bagi makhluk hidup lainnya seperti ikan yang berada di sungai sekitar
pertambangan batubara. Hal tersebut disebabkan oleh permukaan batubara yang mengandung
pirit (besi sulfide) yang berinteraksi dengan air, akan menghasilkan Asam sulfat yang tinggi
sehingga menyebabkan terbunuhnya ikan-ikan di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitif
terhadap perubahan pH (keasaman) yang drastis.
Muara
Sungai
Briwik
836
58
Iron (Fe)
Manganese
(Mn)
Zinc (Zn)
15
Barium (Ba)
27
Boron (B)
Sumber : Hasil Uji Laboratorium
Sungai
Briwik
Sungai
Kuhung
991
54
Hulu
Sungai
Bambang
1640
266
Sungai
Liang
784
239
Hulu
Sungai
Mabayoi
18600
5320
10
26
-
37
170
9
21
24
-
318
34
-
287
70
30
392
3640
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air beserta lampirannya yang memuat
tentang Kriteria Mutu Air berdasarkan Kelas. Disebutkan bahwa untuk kategori Kualitas Air
Kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
(Pasal 8, Bagian Ketiga Klasifikasi dan Kriteria Mutu Air) dalam lampirannya disebutkan
bahwa kandungan maksimum logam Iron (Fe) adalah sebesar 0,3 mg/L atau setara dengan 300
ug/L.
Tabel Kandungan Logam Berat diatas menunjukkan bahwa di seluruh aliran sungai
yang telah diambil sampel airnya mengandung logam berat Iron (Fe) yang secara keseluruhan
melebihi ambang batas maksimum sebagai kategori air kelas I yang artinya seluruh sungai
tidak dapat dijadikan sebagai sumber air minum yang dikonsumsi secara langsung oleh
masyarakat sekitar karena telah tercemar oleh logam berat Iron (Fe).
Boron (B)
Iron (Fe)
Manganese (Mn)
Zinc (Zn)
Dampak
Kelumpuhan,beberapa kasus bahkan kematian, kesulitan bernapas,
tekanan darah meningkat, perubahan irama jantung, iritasi
lambung, kelemahan otot, perubahan refleks saraf, pembengkakan
otak dan hati, ginjal dan kerusakan hati.
Infeksi lambung, hati, ginjal dan otak, dapat menyebabkan
kematian.
Gangguan pada ulu hati, muntah, dan diare, kanker paru-paru,
tuberkulosis, jantung, Tak jarang dapat menyebabkan kematian
Gejala gangguan permanen system syaraf ekstrapiramidal,
gangguan kejiwaan serta sirosis hati.
Sakit lambung, diare, mual dan muntah