(Metodologi Penelitian)
Oleh
AMIR MAHMUD MALLIKUSSHOLEH
1915011075
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
kepentingan generasi kini dan yang akan datang. Untuk itu, air perlu dikelola agar
tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu
badan air yang merupakan kekayaan sumber daya air adalah sungai.
Keberadaan sungai di muka bumi tentu sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup
makhluk hidup, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Sungai sangat
berperan penting bagi manusia. Manusia banyak memanfaatkan air sungai untuk
keperluan hidup sehari-hari seperti sumber air minum, mandi, mencuci, pengairan
negatif bagi lingkungan melalui pencemaran yang dihasilkan dari limbah industri.
limbah terlebih dahulu. Akibat dari pembuangan limbah yang pengolahannya tidak
sempurna ini maka limbah yang di buang melalui aliran sungai ini dapat mencemari
Sungai merupakan tempat yang mudah dan praktis untuk pembuangan limbah, baik
padat maupun cair, sebagai hasil dari kegiatan rumah tangga, industri, peternakan,
2
perbengkelan, dan usaha usaha lainnya. Dengan adanya pembuangan berbagai jenis
limbah dan sampah yang mengandung beraneka ragam bahan pencemar ke badan-
badan perairan, baik yang dapat terurai maupun yang tidak dapat terurai akan
menyebabkan semakin berat beban yang diterima oleh sungai tersebut. Jika beban
yang diterima oleh sungai tersebut melampaui ambang batas yang ditetapkan
berdasarkan baku mutu, maka sungai tersebut dikatakan tercemar, baik secara fisik,
Air dikatakan tercemar apabila air tersebut tidak dapat digunakan sesuai dengan
oleh material atau pratikel, dan bukan dari proses permunian. Air sungai dikatakan
tercemar apabila badan air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukannya dan
tidak dapat lagi mendukung kehidupan biota yang ada di dalamnya. Terjadinya
irigasi dan kebutuhan aktivitas mandi, cuci dan kakus (MCK). Masyarakat
masyarakat yang tinggal atau bermukim di bantaran sungai atau di sekitar sungai,
(1) Pemanfaatan sungai sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 ayat (1) dilakukan
dengan ketentuan:
(2) Dalam melakukan pemanfaatan sungai sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(1) dilarang:
sungai
Masyarakat yang bertempat tinggal di dekat bantaran sungai dan di sekitar sungai
hidup sehari-hari seperti kebutuhan air minum, mandi, cuci, kakus (MCK), sumber
irigasi dan kebutuhan industri saja, melinkan masyarakat juga sering membuang
limbah rumah tangga baik cair maupun padat ke aliran sungai yang berada di dekat
pembuangan limbah tersebut akan mengakibatkan rusak dan tercemarnya air sungai
itu sendiri.
utama terjadinya pencemaran sungai dan pencemaran air. Limbah padat maupun
keadaan normal air dan ini berarti suatu pencemaran. Pencemaran yang disebabkan
oleh buangan limbah cair ini dapat mengganggu kualitas sungai yaitu aspek fisik,
aspek kimia dan aspek biologi. Aspek fisik diantaranya berupa bau, warna, suhu,
4
dan kekeruhan sungai. Sedangkan aspek kimia berupa pH, BOD, COD, dan DO.
Standar kualitas air berupa aspek fisik dan kimia yang ada di sungai tersebut dapat
terganggu dari keadaan normalnya akibat pencemaran oleh limbah dari masyarakat
tersebut.
pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan limbah ke sungai baik dari pabrik
maupun dari limbah cair rumah tangga. Hal ini tentu dapat mengganggu kesehatan
kebutuhan air bersih menjadi sulit akibat pencemaran sungai oleh limbah. Limbah
yang berasal dari kegiatan manusia, seperti kegiatan industri dan kegiatan rumah
tangga yang dibuang ke badan sungai ini dapat menurunkan kualitas air sungai itu
sendiri yang berakibat kualitas air sungai tersebut tidak seimbang. Penduduk yang
bermukim di bantaran sungai juga sering membuang limbah hasil kegiatan rumah
tangga ke badan sungai, limbah cair maupun padat hasil kegiatan rumah tangga
yang berasal dari hasil MCK penduduk yang bermukim di bantaran sungai juga
Way Galih merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Tanjung Bintang.
Desa Way Galih terdiri dari 10 dusun, memiliki luas 1296,34 ha dan
memiliki jumlah penduduk sebanyak 8034 jiwa, 4013 penduduk berjenis
kelamin laki-laki dan 4021 penduduk berjenis kelamin perempuan dan
memiliki 2675 kepala keluarga. Sebagian besar penduduk yang tinggal
di Desa Way Galih khususnya yang tinggal di bantaran sungai Way Galih
menggunakan air sumur dan air sungai untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari seperti mandi, mencuci dan kegiatan lainnya. Untuk lebih
jelasnya mengenai penggunaan air bersih dapat dilihat pada
5
Jumlah 2675
Sumber: Profil Desa Way Galih tahun dari Hasil Perhitungan Lapangan
Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk dari desa Way
Galih menggunakan sumber air bersih dari sumur galian, namun ada sebagian
kepala keluarga yang menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Hal ini dapat menyebabkan masalah jika penduduk tersebut secara
hari.
Dilihat dari berbagai macam kasus yang terjadi beberapa tahun belakangan, Sungai
Way Galih mengalami pencemaran yang ditimbulkan oleh limbah cair dari pabrik
maupun dari sisa rumah tangga yang dibuang ke Sungai Way Galih.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perlu adanya
Galih.
B. Identifikasi Masalah
kehidupan
2. Sikap kepala keluarga dalam memanfaatkan air sungai Way Galih sebagai
sumber kehidupan
3. Tindakan kepala keluarga dalam memanfaatkan air sungai Way Galih sebagai
sumber kehidupan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, maka dapat dibuat rumusan
D. Tujuan Penelitian
kepala keluarga dalam memanfaatkan air sungai Way Galih sebagai sumber
kehidupan.
7
2. Subjek penelitian adalah pemanfaatan air sungai Way Galih di Desa Way Galih
3. Ruang lingkup tempat dan waktu penelitian adalah Desa Way Galih Tanjung
4. Ruang lingkup ilmu Geografi Fisik dengan ilmu bantu Hidrologi yang menurut
menjelaskan bahwa Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi,
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Geografi
adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
dan pendekatan ekologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Wardiyatmoko (2006:11)
pada sistem keruangan dan yang berlaku pada sistem ekologi atau ekosistem
dapat digunakan untuk penelitian ini, dengan menggunakan kedua pendekatan ini
maka dapat diidentifikasi perilaku kepala keluarga dalam menjaga, meneglola dan
memanfaatkan air sungai Way Galih, serta dapat mengidentifikasi dampak yang
ditimbulkan akibat pembuangan limbah rumah tangga terhadap air sungai Way
Galih.
10
2. Ekologi Geografi
hubungan timbal balik antara makhluk hidup satu dengan makhluk hidup lainnya
sekitarnya yang mana pada penelitian ini adanya keterkaitan kepala keluarga dalam
3. Pengertian Air
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, terdiri dari hidrogen
dan oksigen dengan rumus H2O. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan,
air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat (UU No 7 Tahun 2004 pasal
1 ayat 2).
berikut: air n] (1) cairan jernih tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang
terdapat dan diperlukan dikehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan yang secara
kimiawi mengandung hidrogen dan oksigen; (2) benda cair yang biasa terdapat
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, maka dari
itu pengembangan sumber daya air sangat penting untuk diperhatikan agar
Menurut Wisnu Arya Wardhana, (2004:71-72), untuk menetapkan standar air yang
bersih tidaklah mudah, karena tergantung pada banyak faktor penentu. Faktor
a. Kegunaan air diantaranya air untuk keperluan seperti untuk diminum, air untuk
keperluan rumah tangga, air untuk industri, air untuk mengairi sawah, air untuk
b. Asal sumber air diantaranya, air dari mata air di pegunungan, air danau, air
Menurut Wisnu Arya Wardhana (2004:73), air merupakan kebutuhan pokok bagi
kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai
air minum, air untuk mandi, dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk
kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai
maupun di laut. Kegunaan air seperti tersebut muka termasuk sebagai kegunaan air
secara konvensional
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup
di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air
minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia
itu sendiri. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat mengakibatkan
kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya orang dewasa perlu minum
minimal sebanyak 1,5-2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan
Menurut Nursid (1981: 121-122) sumber daya yaitu semua potensi dan
jumlah semua komponen material dari lingkungan yang meliputi massa dan
energi, benda biologis dan non biologis, dapat ditetapkan sebagai keseluruhan
persediaan (total stok). Persediaan atau stok ini akan menjadi sumber daya
lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya manusia, sumber daya alam hayati,
Menurut pendapat di atas, sumber daya merupakan alat atau segala sesuatu yang
ada di muka bumi yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
dalam sumber tenaga kerja (man power resources), dan sumber daya mental
(mental resources).
5. Pengertian Sungai
sungai mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta
35 tahun 1991)
berikut:
Menurut Unus Suriawiria (2005:80), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia
ditentukan berdasarkan persyaratan kualitas air secara fisik, secara kimia, dan
secara biologis. Kualitas air secara fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna,
bau, dan rasa. Kualitas air secara kimia meliputi nilai pH, kandungan senyawa
kimia dalam air, dan kandungan residu. Kualitas air secara biologis meliputi
menuju ke arah kesejahteraan manusia. Hal ini didukung fakta bahwa manusia
membutuhkan air yang cukup banyak demi kesejahteraan manusia. Pentingnya air
bagi manusia diantaranya sebagai air minum, selain itu kegunaan air bagi manusia
adalah sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan sebagai
pengairan. Dalam hal ini Sungai Way Galih yang mengalir di Desa Way Galih
memiliki manfaat bagi masyarakat Desa Way Galih dalam pemanfaatan sumber
air dalam berbagai kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci dan pengairan.
6. Fungsi Sungai
diantaranya:
bahwa:
15
Fungsi sungai yang hakikatnya untuk menampung air dan mengalirkan air yang
sering disalah gunakan oleh manusia untuk membuang berbagai limbah rumah
tangga maupun limbah industri. Pemanfaatan sungai yang merugikan ini dapat
berdampak langsung terhadap lingkungan dan kualitas air sungai itu sendiri.
7. Kualitas Air
dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air
irigasi atau pertanian, peternakan, rekreasi, dan transportasi. Kualitas air mencakup
Sedangkan menurut Effendi (2003: 168), kualitas air adalah sifat air dan
kandungan makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain di dalam air. Kualitas
air dinyatakan dengan parameter fisika dan kimia. Parameter kimia meliputi suhu,
Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan, maka perlu upaya
pelestarian dan atau pengendalian. Pelestarian kualitas air merupakan upaya untuk
Pelestarian kualitas air dilakukan pada sumber air yang terdapat di hutan lindung.
Sedangkan pengelolaan kualitas air pada sumber air di luar hutan lindung
1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut,
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanian, dan atau peruntukan yang lain mempersyaratkan mutu air yang sama
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau permukaan
lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut,
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
Mutu air bersih yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
perairan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda-tanda yang dapat
b. Adanya perubahan pH
Untuk mengetahui suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk
menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan
dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang umum diuji dan dapat
digunakan untuk menentukan tingkat polusi air yaitu:
1. Nilai pH
2. Suhu
3. Warna, bau dan rasa
4. Jumlah padatan
5. Nilai BOD/COD
6. Pencemaran mikroorganisme patogen
7. Kandungan minyak
8. Kandungan logam berat
9. Kandungan bahan radioaktif
18
8. Pengertian Perilaku
Salah satu karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat
respon yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja
oleh Ajzen dan Fishben. Secara sederhana teori ini mengatakan bahwa seseorang
akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan
bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya. Teori tindakan
mempengaruhi yaitu sikap yang spesifik terhadap sesuatu, norma subjektif, dan
sikap terhadap suatu perilaku bersama dengan norma subjektif. (Ajzen dan
Teori perilaku menurut Benyamin Bloom (1908) ada 3 tingkat ranah perilaku:
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimiliki
b. Sikap (atitude)
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan.
c. Tindakan atau praktek
Praktek terpimpin adalah melakukan sesuatu tetapi masih menggunakan
panduan. Sedangkan praktek secara mekanisme adalah melakukan sesuatu
hal secara otomatis. Adapun adopsi adalah tindakan tidak hanya rutinitas
tetapi sudah dilakukan modifikasi perilaku yang berkualitas.
pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon
19
atau reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa,
bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari uraian ini maka dapat
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
dengan lingkungan banyak hal yang dapat dilakukan disini, mulai dari perilaku
utama perilaku manusia adalah: kognitif, afektif (emosi) dan konasi, yang dalam
Bantaran Sungai Terhadap Penurunan Kualitas Air Sungai Karang Anyar Kota
dalam penurunan kualitas air sungai Karang Anyar. Metode yang digunakan
pengumpulan data melalui kuisoner, dan menghitung status mutu air Sungai
COD melebihi baku mutu air karena air limbah yang dibuang terdapat busa
b. Sri Endhes Isthofiyani, Andreas Priyono Budi Prasetyo, Retno Sri Iswari,
Universitas Negeri Semarang (2016), dengan judul “Persepsi dan Pola Perilaku
mempengaruhi persepsi dan perilaku tersebut. Selain itu dianalisis pula upaya
membuang sampah rumah tangga, serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang
1369 KK dan sampel penelitian sebanyak 302 KK. Teknik pengelolaan data
yang digunakan terdiri dari editing, coding, scoring dan tabulating. Hasil
d. Gusnan Suryadi, Thamrin, Auda Murad, Universitas Riau (2016), dengan judul
secara acak berjumlah 17 informan. Penelitian ini bersifat kualitatif. Hasil yang
diperoleh yaitu pemanfaatan air sungai Siak oleh masyarakat sebagian besar
untuk mandi, cuci dan kakus (MCK). Aktivitas masyarakat di tepian Sungai
Air sebagai komponen sumberdaya alam yang penting harus dimanfaatkan untuk
hajat hidup orang banyak. Penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan
masa kini dan masa yang akan datang, maka dari itu kita sebagai manusia yang
Banyak masyarakat yang masih membutuhkan air yang berasal dari aliran air
sungai yang tidak diketahui tingkat kesehatannya dari air sungai tersebut. Hal ini
dikarenakan masih banyak masyarakat yang membuang limbah cair rumah tangga
ke badan sungai dan berdampak pada pencemaran sungai itu sendiri, tetapi masih
23
banyak juga masyarakat yang menggunakan air sungai itu untuk kebutuhan hidup
Perilaku kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai sebagai kebutuhan hidup
sehari-hari dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor kebutuhan hidup
Memberi manfaat
Sumber Daya Air Sungai Masyarakat Desa Way
Way Galih
Galih
Gambar. Kerangka Pikir Penelitian
24
A. Metode Penelitian
mendeskripsikan serta menggali keadaan kondisi fisik yang terjadi pada daerah
pengamatan yang berkaitan pada penelitian ini maka keadaan yang akan dilihat
merupakan perilaku kepala keluarga dalam memanfaatkan air sungai Way Galih
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek penelitian
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah keseluruhan kepala keluarga
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu
populasi (Moh. Pabundu Tika 2005:24). Dalam penelitian ini teknik pengambilan
teknik sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu yang bertujuan agar
data yang diperoleh nantinya lebih bisa representatif. (Sugiyono, 2010: 84).
Penentuan sampel apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
Pada penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah kepala keluarga bantaran
sungai Way Galih yang memanfaatkan sungai Way Galih sebagai sumber air
yang berjumlah 34 KK. Jadi penelitian ini merupakan penelitian populasi karena
penelitian.
Sampel penelitian ini tersebar di beberapa dusun yaitu diantaranya Dususn I A (12
Hal ini dikarenakan jumlah populasi yang menggunakan air sungai tersebar pada
dusun tersebut.
26
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam
penelitian ini adalah variabel tunggal berupa perilaku kepala keluarga baik itu
pengetahuan, sikap dan tindakan kepala keluarga dalam memanfaatkan air sungai
(2014: 93)
28
(2014: 93)
Kepala keluarga yang diteliti adalah kepala keluarga yang menggunakan air sungai
Way Galih di Desa Way Galih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
29
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Teknik observasi ini dilakukan untuk memperoleh data keadaan umum Desa Way
Galih yaitu keadaan air sungai di beberapa titik pengamatan dan keadaan penduduk
Teknik ini dilakukan dengan cara mendatangi lokasi penelitian dan melihat
menggunakan air sungai sebagai sumber kehidupan. Teknik ini juga dilakukan
dengan cara berinteraksi langsung kepada penduduk desa tentang isu-isu terkait
b. Dokumentasi
berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat teori, dalil-dalil
foto, gambar hidup, sketsa, dan lain sebagainya. Dokumen yang berbentuk karya,
misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain sebagainya
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data skunder yang terdapat
di Desa Way Galih seperti data Profil Desa Way Galih. Teknik ini juga digunakan
dengan cara mengambil beberapa foto-foto kondisi sungai, keadaan sungai serta
kondisi dan keadaan kepala keluarga bantaran sungai untuk digunakan sebagai
data.
c. Kuesioner
telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan aspirasi,
yang dibuat dalam teknik ini adalah kuesioner tertutup, teknik ini digunakan untuk
31
memperoleh data primer dengan menggunakan daftar pernyataan dan jawaban yang
kepala keluarga dalam memanfaatkan air Sungai Way Galih yaitu berupa aspek
pengetahuan, sikap dan tindakan kepala keluarga terkait dengan air Sungai Way
Galih.
d. Pengukuran di Lapangan
kondisi yang terjadi pada sungai terutama kondisi fisik yang terjadi yang dapat di
lihat seperti warna sungai, serta dapat diketahui keadaan lainnya seperti bau sungai.
Menurut Sugiyono (2014: 93) bahwa skala Likert digunakan untuk mengukur
untuk alternatif jawaban untuk setiap item sebagai berikut: (1) Skor 4 untuk
jawaban sangat setuju, (2) Skor 3 untuk jawaban setuju, (3) Skor 2 untuk
jawaban tidak setuju, (4) skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Skor tersebut
kepada responden.
Metode ini biasanya digunakan untuk pertanyaan dan jumlah besar dimana skala
nilai dalam psychological continuum tidak diketahui, maka di dalam respon, subjek
pertanyan secara sepihak atau keluar dari pertanyaan yang dimana setiap skala
penilaian dengan respon sangat setuju diberi nilai 4, setuju = diberi nilai 3, tidak
setuju diberi nilai 2 dan sangat tidak setuju diberi nilai 1 untuk pernyataan positif,
sedangkan untuk pernyataan negatif sebaliknya yaitu respon sangat setuju diberi
nilai 1, setuju = diberi nilai 2, tidak setuju diberi nilai 3 dan sangat tidak setuju
diberi nilai 4.
Sehingga objek yang sangat sesuai perilakunya terhadap kondisi objek akan
skala sikap, likert menemukan bahwa skor didasarkan pada hubungan integral
korelasi 0,99 dengan sistem deviasi normal yang komplikasi pertimbangannya. Jadi
2. Scoring
adalah untuk memberikan skor pada data tentang perilaku masyarakat Way
Galih dalam memanfaatkan air Sungai Way Galih. Pernyataan positif yang
2 dan sangat tidak setuju = 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif yang direspon
a. Pengetahuan
24−6
Ci =
4
=4
Dari skor tersebut maka dapat ditentukan skor sangat baik, skor baik, dan skor
b. Sikap
32−8
Ci =
4
=6
Dari skor tersebut maka dapat ditentukan skor sangat setuju, skor setuju, skor cukup
c. Tindakan
24−6
Ci =
4
=4
Dari skor tersebut maka dapat ditentukan skor sangat baik, skor baik, skor cukup
a. Letak Astronomis
Letak astronomis merupakan letak suatu tempat menurut garis lintang (paralel) dan
garis bujur (meredian). Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari
permukaan bumi secara horizontal, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang
Lokasi penelitian ini terletak di Desa Way Galih Kecamatan Tanjung Bintang
Kabupaten Lampung Selatan, apabila dilihat dari letak astronomisnya, Desa Way
b. Letak Administratif
sebagai berikut:
37
a) Sebelah utara berbatasan dengan Desa Banjar Agung Kecamatan Jati Agung
Bintang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 Peta Administrasi Desa Way
(45 menit - 1 jam perjalanan), dan jarak yang ditempuh dari Kecamatan ke
Kabupaten Lampung Selatan sejauh 60 Km (1-2 jam perjalanan). (Profil Desa Way
Desa Way Galih memiliki luas wilayah 1399.34 Ha yang terbagi menjadi enam
bagian, yaitu untuk areal pemukiman, pertanian sawah tadah hujan, ladang/tegalan,
sekolah, jalan dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Luas Penggunaan Lahan di Desa Way Galih Kecamatan Tanjung Bintang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2017
2. Keadaan Iklim
Iklim merupakan keadaan rata-rata cuaca dalam jangka waktu tertentu di suatu
wilayah (Banowati: 2012:91). Untuk mengetahui iklim yang ada di Desa Way Galih
dapat dicari berdasarkan data curah hujan daerah Lampung Selatan selama 10
tahun. Daerah yang dekat dengan Desa Way Galih adalah Kecamatan Merbau
Mataram.
Menurut Schmidth-Ferguson yang didasarkan pada nilai Q yang diperoleh dari nilai
rata-rata bulan kering dibagi rata-rata bulan dikali 100%. Rumus yang
Untuk menentukan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah, penulis
c) Daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, terdapat jenis vegetasi yang
(Subarjo, 2006:46).
Berikut ini merupakan data curah hujan selama 10 tahun terakhir di kecamatan
Merbau Mataram dan sekitarnya berdasarkan hasil dari stasiun pemantau Badan
Tabel 4.2 Data Curah Hujan Bulanan di Kecamatan Merbau Mataram Tahun 2008-
2017
Desember
Novmber
Agsustus
Lembab
Oktober
Febuari
Januari
Kering
Tahun
Basah
Maret
April
Juni
Mei
Juli
Dari tabel 4.2 di atas, dapat diliha bahwa banyaknya jumlah bulan kering (BK)
adalah 30, bulan lembab (BL) 20 dan bulan basah (BB) 70, sehingga nilai Q dapat
3
Q = 7 𝑋 100%
Q = 0,42
Didapat nilai Q adalah 0,42 maka dilihat dari batas besar nilai Q berada pada iklim
tipe A diaka iklim terletak pada angka antara (0,0% - 14,3%) untuk lebih jelas dapat
iklim/curah hujan, seperti yang tercantum pada Tabel 4.3 berikut ini:
42
Merujuk dari Tabel 5 di atas, zona atau iklim Kecamatan Merbau Mataram dan
sekitarnya masuk ke dalam tipe iklim A yaitu dengan kondisi iklim sangat basah
Bintang) merupakan iklim dengan kategori sangat basah yang menandakan bahwa
curah hujan yang tinggi, akan tetapi kondisi hujan yang tidak merata di Kecamatan
3. Keadaan Topografi
Menurut Suparno dan Marlina Endy (2005: 139), keadaan topografi adalah keadaan
yang menggambarkan kemiringan lahan, atau kontur lahan, semakin besar kontur
lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar.
Keadaan topografi adalah keadaan suatu tempat dari perbedaan tinggi rendahnya
tinggi relatif. Wilayah Desa Way Galih merupakan dataran yang landai dan berada
pada ketinggian ± 20 meter di atas permukaan laut (Profil Desa Way Galih Tahun
2017).
4. Keadaan Hidrografis
permukaan bumi terutama mengenai keadaan fisik, posisi, volume dan sebagainya.
Sungai Way Galih merupakan sungai yang mengalir dari Desa Sukanegara menuju
ke arah Utara ke Desa Banjar Agung Kecamatan Jati Agung dengan panjang sungai
5,35 Km, lebar sungai 2-4 m, kedalaman sungai 1-2 m dan debit sungai 0,84 m3/s.
Sungai Way Galih merupakan salah satu sumber air bagi kepala keluarga yang
bermukim di sektar aliran sungai dalam memenuhi kebutuhan air. Berikut ini
keadaan fisik Sungai Way Galih yang diamati langsung di lapangan sebagai berikut:
a. Bau
Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan di lapangan, air sungai
Way Galih pada titik pengamatan air sungai berbau dikarenakan kepala keluarga
yang tinggal di bantaran sungai sering membuang limbah cair rumah tangga dan
b. Warna
(true color) dan warna tampak (apparent color). Warna sesungguhnya adalah
warna yang hanya disebabkan oleh bahan - bahan kimia terlarut. Warna tampak
adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi juga oleh
yang dapat menyebabkan kekeruhan dipisahkan terlebih dahulu (Effendi, 2003: 62).
Warna air yang terdapat pada Sungai Way Galih bervariasi, warna air dapat
terdeteksi oleh indera pengelihatan. Warna air pada titik pengamatan berwarna
kehijauan pada musim kemarau, namun pada musim penghujan warna air berubah
menjadi coklat. Warna air ini dipengaruhi oleh adanya limbah yang dibuang oleh
Gambar. Gambar.
(Warna Sungai pada Musim Kemarau) (Warna Sungai pada Musim Hujan)
45
5. Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk
Lampung Selatan pada tahun 2017 yaitu sebanyak 8.034 jiwa. Terdiri dari 4013
jiwa penduduk laki-laki dan sebanyak 4021 jiwa penduduk perempuan, sedangkan
b. Kepadatan Penduduk
Desa Way Galih pada tahun 2017 memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.034 jiwa
dengan luas wilayah 1399,34 Ha. Dengan mengetahui jumlah penduduk dan luas
luas wilayah yang didiami dalam satuan luas, biasanya dalam kilometer persegi atau
penduduk per satuan unit wilayah ditulis dngan rumus sebagai berikut:
= 8.034
1399,34
Menurut Supeno (1984:65) dalam Kholis (2003:36) suatu daerah dikatakan padat
jika:
46
c. Komposisi Penduduk
kelompok umur dan jenis kelamin adalah gambaran dari banyaknya jumlah
kelompok umur. Jenis komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis
kelamin adalah yang paling penting untuk memahami perilaku demografis dan
seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, jenis pekerjaan dan
lain-lain. Komposisi penduduk yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang ada di Desa Way Galih
Tabel. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa Way Galih
Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan.
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa penduduk yang tinggal di Desa Way
berusia produktif yaitu berusia 15-64 tahun sebanyak 6204 jiwa (77,22%),
sedangkan penduduk usia belum produktif yaitu berusia 0-14 tahun sebanyak 1466
jiwa (18,25%), dan penduduk usia tidak produktif yang berusia 64+ sebanyak 364
jiwa (4,53%).
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara
visual pada sebuah grafik yang disebut piramida penduduk. Pada bagian kiri sumbu
stasioner.
sedikit penduduk yang berada pada kelompok usia muda. Dan piramida penduduk
berjenis stasioner apabila banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir
sama, kecuali umur tertentu. Berikut ini Piramida Penduduk Desa Way Galih Tahun
2017:
60-64
50-54
40-44
Perempuan
30-34
20-24 Laki-laki
10-14
0-4
600 400 200 00 200 400 600
Way Galih berbentuk stasioner. Hal ini ditandai dengan bentuk piramida seperti
sarang tawon yang menunjukkan banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur
rendah, karena penurunan yang sama-sama rendah baik tingkat kelahiran maupun
tingkat kematian.
usia produktif. ABT adalah angka yang menunjukan antara banyaknya orang yang
tidak produktif dan belum produktif dengan banyaknya orang yang termasuk usia
𝑃 (0−14)+ 𝑃 (65+)
ABT = 𝐾
𝑃 (15−64)
Keterangan:
ABT : Angka Beban Tanggungan
P (0-14) : Penduduk usia belum produktif (0-14) tahun
P (15-64) : Penduduk usia produktif (15-64) tahun
P 65+ : Penduduk tidak produktif (65+)
K : Konstanta (100)
Dengan rumus tersebut maka dapat dicari angka beban tanggungan penduduk usia
ABT = 30
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus di atas, maka dapat diketahui bahwa
angka beban tanggungan penduduk usia produktif di Desa Way Galih adalah 30
jiwa, yang berarti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif mempunyai beban
Berdasarkan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Way Galih, maka
dapat diketahui rasio jenis kelamin (sex ratio). Apabila diketahui jumlah penduduk
50
laki-laki di Desa Way Galih sebanyak 4013 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebanyak 4021 jiwa, maka rasio jenis kelamin dapat dihitung sebagai berikut:
M
𝑆𝑅 = x 100
F
4013
𝑆𝑅 = x 100
4021
Setelah didapatkan angka rasio jenis kelamin di Desa Way Galih sebesar 100,
artinya setiap 100 jiwa penduduk perempuan terdapat 100 jiwa penduduk laki-laki.
Menurut Ida Bagoes Mantra (2003:66) apabila angka rasio jenis kelamin jauh di
bawah 100, maka dapat menimbulkan berbagai masalah, karena ini berarti di
sangat dipengaruhi oleh pekerjaan apa yang individu tersebut tekuni. Untuk
Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa di Desa Way Galih mayoritas penduduk
bermata pencaharian sebagai petani yang jumlahnya sebanyak 3212 jiwa (39,98%)
(0,09%).
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk manusia karena dapat
didasarkan pada tingkat pendidikan formal yang ditempuh. Dalam hal ini tingkat
SMA/MA, dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan yang ada di Desa Way Galih
pada yang dikemukakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Tahun 2003
yaitu:
Bila suatu wilayah penduduk tamat SLTP ke atas kurang dari 30% maka pendidikan
di wilayah tersebut dalam keadaan kurang atau rendah sedangkan apabila jumlah
penduduk yang tamat SLTP ke atas antara 30-60% dari seluruh penduduk maka
tingkat pendidikan penduduk di wilayah tersebut sedang dan apabila jumlah
penduduk yang tamat SLTP ke atas lebih dari 60% maka tingkat pendidikan
penduduk tersebut tinggi.
sebanyak 2696 jiwa atau 33,56% dari jumlah penduduk seluruhnya. Hal ini
dikarenakan sebagian penduduk di Desa Way Galih faktor ekonomi orang tuanya
tergolong rendah.
Kondisi kepala keluarga pengguna air sungai dalam penelitian ini dikelompokkan
1. Umur
produktif (15-64 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas). Umur kepala
keuarga dalam penelitian ini berkisar antara 20-60 tahun, hal ini berarti umur kepala
keluarga termasuk umur/usia produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa kelompok umur yang paling banyak sebagai
kepala keluarga pengguna air sungai adalah kelompok umur 41-50 tahun sebanyak
16 kepala keluarga (47,06%), dan paling sedikit kelompok umur 20-30 tahun
Jumlah anggota keluarga merupakan jumlah anggota keluarga atau jumlah jiwa
yang berada dan tinggal bersama di dalam satu atap rumah. Banyak atau sedikitnya
jumlah anggota keluarga yang berada di dalam satu rumah dapat mempengaruhi
tingkat penggunaan air sungai, yang berarti semakin banyak jumlah anggota
keluarga yang tinggal berarti semakin besar juga kebutuhan akan air bersih tersebut.
54
Untuk dapat melihat jumlah anggota keluarga kepala keluarga yang berada di Desa
Tabel. Komposisi Jumlah Anggota Keluarga Kepala Keluarga di Desa Way Galih.
Dilihat dari tabel 4.8, jumlah anggota keluarga kepala keluarga yang berada di Desa
Way Galih sebagian besar memiliki jumlah anggota keluarga 3-4 anggota keluarga
sebanyak 25 kepala keluarga (73,53%) dan paling sedikit jumlah anggota keluarga
Komposisi mata pencaharian kepala keluarga yang berada di Desa Way Galih
sangat bervariasi, dari hasil yang di dapat ada 5 jenis mata pencaharian kepala
Tabel Komposisi Jenis Mata Pencaharian Kepala Keluarga di Desa Way Galih.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa jenis mata pencaharian kepala
sedangkan jasa, pedagang dan pertukangan memiliki jumlah kepala keluarga yang
4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan terakhir yang
Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2018. Dari data di lapangan yang diproleh,
tingkat pendidikan kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai hanya tergolong
menjadi empat yaitu tidak tamat SD, SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA yang dapat
Dari tabel di atas maka dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan kepala keluarga
yang ada di Desa Way Galih paling banyak merupakan tingkat SMP/MTs sebanyak
5. Jarak
Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jarak dari rumah kepala keluarga
ke badan sungai Way Galih. Jarak rumah kepala keluarga ini dapat dilihat pada
Tabel. Komposisi Jarak Rumah Kepala Keluarga dengan Badan Sungai Way Galih
di Desa Way Galih.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kepala keluarga yang memiliki jarak rumah
paling dekat dengan badan sungai (<10 m) sebanyak 5 kepala keluarga (14,71%),
dan paling jauh dengan badan sungai (41-50 m) sebanyak 1 kepala keluarga
(2,94%). Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa sebanyak 12 kepala keluarga
memiliki jarak paling banyak dekat dengan badan sungai (11-20 m).
Pemanfaatan dalam penelitian ini adalah manfaat sungai Way Galih yang dapat
digunakan oleh kepala keluarga Way Galih dan kepala keluarga yang tinggal di
sekitar sungai Way Galih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Pemanfaatan air
sungai bagi kepala keluarga sekitar sungai Way Galih untuk kebutuhan sehari-hari
diantaranya untuk keperluan, mandi, cuci, menyiram tanaman, mengairi sawah dan
hal-hal lainnya yang menggunakan air sungai Way Galih sebagai sumber airnya.
Sungai Way Galih akan sangat bermanfaat apabila dapat digunakan untuk
Gambar. Gambar.
(Pemanfaatan Air untuk Mencuci) (Pembuangan Sampah ke Sungai)
Gambar. Gambar.
(Kandang Ternak Pinggir Sungai) (Pemanfaatan Kakus)
Gambar. . Gambar.
(Pembuangan Limbah Cair) (Irigasi)
Pemanfaatan air sungai oleh kepala keluarga bantaran Sungai Way Galih paling
banyak digunakan untuk sarana MCK (paling sering untuk cuci dan kakus), sebagai
sarana pembuangan limbah cair rumah tangga dan sarana pembuangan sampah
padat. Kepala keluarga bantaran sungai Way Galih memanfaatkan sungai untuk
keperluan tersebut dikarenakan sudah menjadi suatu kebiasaan dan turun temurun,
faktor lain yang mendasarinya juga dikarenakan lebih praktis dan jarak sungai
dengan rumah masyarakat yang relatif dekat sehingga lebih mudah untuk
58
memanfaatkan air Sungai Way Galih tersebut. Pemanfaatan air Sungai Way Galih
dilihat melalui umur kepala keluarga, pekerjaan kepala keluarga, jumlah anggota
keluarga, pendidikan kepala keluarga dan jarak rumah kepala keluarga dengan
Tabel. Pemanfaatan Air Sungai Way Galih berdasarkan Umur Kepala Keluarga
Cair Hewan
3 41-50 13 38,2 16 5 15 6 16 1 12 1 8 6 14 6
4 6 2 5 9 3 8
60
3 9 1 1 9 1 9
5 Tidak
anfaat 1 3 5 7 0 9
kan
00 00 00 00 00 00 00
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa umur Kepala keluarga yang paling banyak
menggunakan air sungai untuk keperluan air bersih adalah kepala keluarga yang
berumur dari 41-50 tahun sebanyak 13 kepala keluarga (38,24%), hal ini
dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai pada usia 41-50 tahun
lebih banyak (16 kepala keluarga) dibandingkan dengan usia lainnya, maka dari itu
kepala keluarga yang menggunakan air sungai lebih banyak pada umur 41-50 tahun.
Di Desa Way Galih, kegiatan MCK di sungai Way Galih paling banyak dilakukan
pada kepala keluarga yang berumur 41-50 tahun sebanyak 16 kepala keluarga
(47,06%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai pada
usia 41-50 lebih banyak (16 kepala keluarga) dibandingkan usia lainnya, dapat
disimpulkan juga bahwa semua kepala keluarga yang berumur 41-50 tahun
Penggunaan air sungai sebagai tempat pembuangan limbah cair paling banyak
berada pada kepala keluarga umur 41-50 tahun sebanyak 15 kepala keluarga
(44,12%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai pada
usia 41-50 lebih banyak (16 kepala keluarga) dibandingkan usia lainnya, maka dari
itu hanya 1 kepala keluarga yang tidak menggunakan air sungai untuk kepentingan
Kegiatan pembuangan sampah di sungai Way Galih paling banyak dilakukan pada
kepala keluarga yang berumur 41-50 tahun sebanyak 16 kepala keluarga (47,05%).
Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai pada usia 41-50
lebih banyak (16 kepala keluarga) dibandingkan usia lainnya, dapat disimpulkan
61
juga bahwa semua kepala keluarga yang berumur 41-50 tahun memanfaatkan air
bangkai hewan paling banyak pada kepala keluarga yang berumur 41-50 tahun
sebanyak 12 kepala keluarga (35,29%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga
pengguna air sungai yang berumur 41-50 tahun lebih banyak (16 kepala keluarga)
Air sungai Way Galih yang dimanfaatkan untuk keperluan irigasi paling banyak
pada kepala keluarga yang berumur 41-50 tahun sebanyak 8 kepala keluarga
(23,53%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai yang
berumur 41-50 tahun lebih banyak (16 kepala keluarga) dibandingkan jumlah
Umur kepala keluarga yang paling banyak memanfaatkan air sungai untuk
keperluan memandikan ternak berada pada kepala keluarga yang berumur 41-50
tahun sebanyak 14 kepala keluarga (41,18%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala
keluarga pengguna air sungai yang berumur 41-50 tahun lebih banyak (16 kepala
Di sisi lain ada juga kepala keluarga yang tidak memanfaatkan air sungai Way Galih
memanfaatkan air sungai Way Galih untuk keperluan sumber air bersih
sudah mempunyai tempat MCK sendiri dan memadai, sebanyak 8 (23,53%) kepala
keluarga tidak memanfaatkan air sungai untuk keperluan pembuangan limbah cair
dikarenakan sudah memiliki saluran pembuangan limbah cair sendiri dan tidak
lahan sawah dan sebanyak 7 (20,59%) kepala keluarga tidak memanfaatkan sungai
Tabel. Pemanfaatan Air Sungai Way Galih berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Kepala Keluarga
Jumlah
Cair Hewan
8 5 8,82 8,82 0 6 8
4 Tidak
faatkan 5 3 5 7 0 9
00 00 00 00 00 00 00
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga dari kepala kelurga
yang paling banyak menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari berada
pada jumlah anggota keluarga yang beranggota 3-4 jiwa. Pemanfaatan sungai
sebagai air bersih sebanyak 14 kepala keluarga (41,18%). Hal ini dikarenakan
jumlah kepala keluarga pengguna air sungai yang mempunyai jumlah anggota
keluarga 3-4 jiwa lebih banyak (25 kepala keluarga) dibandingkan kepala keluarga
Air sungai Way Galih paling banyak dimanfaatkan untuk keperluan MCK berada
pada kepala keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 jiwa
sebanyak 23 kepala keluarga (67,65%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga
pengguna air sungai yang mempunyai jumlah anggota keluarga 3-4 jiwa lebih
Di Desa Way Galih, kepala keluarga yang paling banyak memanfaatkan air sungai
untuk keperluan pembuangan limbah cair berada pada kepala keluarga yang
keluarga (58,83%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air
sungai yang mempunyai jumlah anggota keluarga 3-4 jiwa lebih banyak (25 kepala
maupun ≥5 jiwa.
Jumlah anggota keluarga yang paling banyak memanfaatkan air sungai untuk
jumlah anggota keluarga sebanyak 3-4 jiwa sebanyak 22 kepala keluarga (64,71%).
Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai yang mempunyai
jumlah anggota keluarga 3-4 jiwa lebih banyak dibandingkan kepala keluarga yang
Kepala Keluarga yang paling banyak memanfaatkan air sungai untuk keperluan
pembuangan bangkai hewan berada pada kepala keluarga yang mempunyai jumlah
anggota keluarga sebanyak 3-4 jiwa sebanyak 17 kepala keluarga (50,00%). %).
Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air sungai yang mempunyai
jumlah anggota keluarga 3-4 jiwa lebih banyak (25 kepala keluarga) dibandingkan
Pemanfaatkan air sungai untuk keperluan irigasi berada pada kepala keluarga yang
keluarga (32,36%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga pengguna air
sungai yang mempunyai jumlah anggota keluarga 3-4 jiwa lebih banyak
jiwa.
banyak berada pada kepala keluarga yang mempunyai jumlah anggota keluarga
sebanyak 3-4 jiwa sebanyak 19 kepala keluarga (55,88%). Hal ini dikarenakan
jumlah kepala keluarga pengguna air sungai yang mempunyai jumlah anggota
keluarga 3-4 jiwa lebih banyak (25 kepala keluarga) dibandingkan kepala keluarga
Kepala keluarga yang tidak memanfaatkan air sungai untuk keperluan air bersih
sebanyak 11 (32,35%) kepala keluarga, hal ini dikarenakan kepala keluarga sudah
limbah cair dikarenakan sudah memiliki saluran pembuangan limbah cair sendiri
lahan sawah dan sebanyak 7 (20,59%) kepala keluarga tidak memanfaatkan sungai
Tabel. Pemanfaatan Air Sungai Way Galih berdasarkan Jenis Mata Pencaharian Kepala Keluarga
o Jenis
Mata
Cair Hewan
2 Pedagang 1 9 4 7 2 4 3 9 3 3 1 1 3 1
Jasa, dll 6 1 1 1 1 1 8
3 3 3 3
1 1 1
6 Tidak
kan 6 3 4 0 0 9
00 00 00 00 00 00 00
Dari tabel dapat dilihat bahwa jenis mata pencaharian kepala keluarga yang
Pemanfaatan air sungai untuk keperluan air bersih paling banyak dimanfaatkan oleh
keluarga (23,53%). Hal ini dkarenakan kepala keluarga yang bermata pencaharian
sebagai buruh jarak rumah ke badan sungai relatif dekat, hal ini juga menjadi faktor
Di Desa Way Galih pemanfaatan air sungai untuk keperluan MCK paling banyak
digunakan oleh kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak
9 kepala keluarga (26,47%). Hal ini dikarenakan jumlah kepala keluarga yang
bermata pencaharian sebagai petani memiliki jumlah yang lebih banyak (10 kepala
Faktor lain yang menyebabkan para petani memanfaatkan air sungai untuk
keperluan MCK dkarenakan jarak rumah dengan badan sungai yang relatif dekat.
Air sungai Way Galih yang diemanfaatkan untuk pembuangan limbah cair rumah
tangga paling banyak digunakan oleh kepala keluarga yang bermata pencaharian
sebagai buruh sebanyak 8 kepala keluarga (23,53%). Lokasi rumah para buruh yang
jaraknya dekat dengan badan sungai. Para buruh ini sering membuang limbah cair
rumah tangga ke badan sungai seperti air bekas mencuci pakaian, cuci piring dan
sampah paling banyak adalah kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai
buruh sebanyak 8 kepala keluarga (23,53%). Lokasi rumah para buruh yang
69
jaraknya dekat dengan badan sungai. Para buruh sering membuang sampah ke
badan sungai dikarenakan lokasinya dekat dan beranggapan lebih praktis dalam
Pemanfaatan air sungai sebagai tempat pembuangan bangkai hewan paling banyak
peliharaan seperti ayam, kambing, sapi dan bebek. Lokasi rumah petani yang dekat
dengan sungai juga merupakan faktor pendukung para petani memanfaatkan air
sungai sebagai tempat pembuangan bangkai hewan. Jika salah satu hewan tersebut
Jenis mata pencaharian kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai untuk
keperluan irigasi paling banyak adalah kepala keluarga yang bermata pencaharian
sebagai petani sebanyak 10 kepala keluarga (29,41%). Hal ini dikarenakan para
petani yang kekurangan air di sawah mereka yang mengakibatkan para petani
digunakan oleh kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak
seperti kambing dan sapi, mereka memandikan ternak di sungai dikarenakan lokasi
rumah serta kandang ternak yang jaraknya dengan badan sungai relatif dekat
Kepala keluarga yang tidak memanfaatkan air sungai untuk keperluan air bersih
sebanyak 11 (32,36%) kepala keluarga, hal ini dikarenakan kepala keluarga sudah
70
limbah cair dikarenakan sudah memiliki saluran pembuangan limbah cair sendiri
lahan sawah dan sebanyak 7 (20,59%) kepala keluarga tidak memanfaatkan sungai
Tabel. Pemanfaatan Air Sungai Way Galih berdasarkan Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga
Tingkat
Cair Hewan
3 SMP 10 6 13 0 12 6 13 6 12 2 8 5 12 26,
1 4 0 4 0 3
72
0 6 30
11,
76
5 Tidak
atkan 1 2 4 8 0 58
00 00 00 00 00 00 ,00
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pemanfaatan air sungai untuk
keperluan air bersih paling banyak dimanfaatkan oleh kepala keluarga yang tingkat
banyak (12 kepala keluarga), lokasi rumah dengan badan sungai juga terbilang
dekat sehingga banyak kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai untuk
Pemanfaatan air sungai untuk keprluan MCK paling banyak dimanfaatkan oleh
keluarga (38,24%). %). Hal ini dikarenakan kepala keluarga yang tingkat
pendidikan lulus SMP jumlahnya terbilang banyak (14 kepala keluarga), lokasi
rumah dengan badan sungai juga terbilang dekat sehingga banyak kepala keluarga
Di Desa Way Galih pembuangan limbah cair rumah tangga palng banyak digunakan
oleh kepala keluarga yang tingkat pendidikannya lulus SMP sebanyak 12 kepala
keluarga (35,30%). Hal ini dikarenakan kepala keluarga yang tingkat pendidikan
lulus SMP jumlahnya terbilang banyak (14 kepala keluarga), lokasi rumah dengan
badan sungai juga terbilang dekat sehingga banyak kepala keluarga yang
sebanyak 13 kepala keluarga (38,24%). Hal ini dikarenakan kepala keluarga yang
tingkat pendidikan lulus SMP jumlahnya terbilang banyak (14 kepala keluarga),
73
lokasi rumah dengan badan sungai juga terbilang dekat sehingga banyak kepala
Tingkat pendidikan kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai sebagai tempat
pembuangan bangkai hewan paling banyak adalah kepala keluarga yang tingkat
terbilang banyak (14 kepala keluarga), lokasi rumah dengan badan sungai juga
terbilang dekat sehingga banyak kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai
sebanyak 8 kepala keluarga (23,53%). Hal ini dikarenakan kepala keluarga yang
tingkat pendidikan lulus SMP jumlahnya terbilang banyak (14 kepala keluarga),
lokasi rumah dengan badan sungai juga terbilang dekat sehingga banyak kepala
banyak digunakan oleh kepala keluarga yang tingkat pendidikannya lulus SMP
sebanyak 8 kepala keluarga (35,30%). Hal ini dikarenakan kepala keluarga yang
tingkat pendidikan lulus SMP jumlahnya terbilang banyak (14 kepala keluarga),
lokasi rumah dengan badan sungai juga terbilang dekat sehingga banyak kepala
Kepala keluarga yang tidak memanfaatkan air sungai untuk keperluan air bersih
sebanyak 10 (29,41%) kepala keluarga, hal ini dikarenakan kepala keluarga sudah
limbah cair dikarenakan sudah memiliki saluran pembuangan limbah cair sendiri
lahan sawah dan sebanyak 7 (20,58%) kepala keluarga tidak memanfaatkan sungai
Tabel. Pemanfaatan Air Sungai Way Galih berdasarkan Jarak Tempat Tinggal Kepala Keluarga ke Badan Sungai
k Cair Hewan
(m)
2 10 12 6 12 1 12 1 12 1 9 1 8 23,5 11 1
4 2 9 3 9 - 9 1 9 4 8 3 8,83 4 6
76
- 1 2 8 2 4 2,94 4
21 2,94 2,94 - - 5 6
- 2,94 2,94
30
31
40
41
50
6 Ti
k 2 2 4 8 0 9
e
77
an
fa
at
ka
00 00 00 00 00 00 00
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa pemanfaatan air sungai oleh kepala keluarga
untuk keperluan air bersih paling banyak dimanfaatkan oleh kepala keluarga yang
dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat dengan rumah kepala keluarga yang
kebutuhan sehari-hari.
Di Desa Way Galih kepala keluarga yang memanfaatan air sungai untuk keperluan
MCK paling banyak dimanfaatkan oleh kepala keluarga yang jarak rumahnya
dengan sungai sejauh 11-20 m sebanyak 12 kepala keluarga (35,29%). Hal ini
dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat dengan rumah kepala keluarga yang
kebutuhan sehari-hari.
Air sungai Way Galih yang dimanfaatkan untuk keperluan pembuangan limbah cair
rumah tangga paling banyak dimanfaatkan oleh kepala keluarga yang jarak
dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat dengan rumah kepala keluarga yang
kebutuhan sehari-hari.
sampah paling banyak dimanfaatkan oleh kepala keluarga yang jarak rumahnya
dengan sungai sejauh 11-20 m sebanyak 12 kepala keluarga (35,29%). Hal ini
dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat dengan rumah kepala keluarga yang
77
kebutuhan sehari-hari.
Jarak rumah kepala keluarga yang memanfaatan air sungai untuk keperluan
yang jarak rumahnya dengan sungai sejauh 11-20 m sebanyak 9 kepala keluarga
(26,48%). Hal ini dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat dengan rumah
Pemanfaatan air sungai untuk keperluan irigasi paling banyak dimanfaatkan oleh
kepala keluarga yang jarak rumahnya dengan sungai sejauh 11-20 m sebanyak 8
kepala keluarga (23,52%). Hal ini dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat
dengan rumah kepala keluarga yang menyebabkan para kepala keluarga tersebut
memandikan ternak paling banyak dimanfaatkan oleh kepala keluarga yang jarak
Hal ini dikarenakan lokasi sungai yang jaraknya dekat dengan rumah kepala
Kepala keluarga yang tidak memanfaatkan air sungai untuk keperluan air bersih
sebanyak 10 (29,42%) kepala keluarga, hal ini dikarenakan kepala keluarga sudah
keluarga tidak memanfaatkan air sungai untuk keperluan pembuangan limbah cair
dikarenakan sudah memiliki saluran pembuangan limbah cair sendiri dan tidak
penampungan sendiri dan digunakan untuk membuang segala jenis sampah padat
begitu pula jika ada bangkai tikus ataupun ular yang mati mereka lebih memilih
mereka tidak memiliki lahan sawah, oleh karena itu mereka tidak memanfaatkan
air sungai untuk sarana irigasi dan sebanyak 7 (20,59%) kepala keluarga tidak
Skor (%)
Jumlah 34 100,00
kepala keluarga pengguna air sungai dapat dilihat bahwa sebanyak 13 kepala
sangat baik.
(%)
1 Sangat ≥26 0 -
Setuju
Kurang
Setuju
Jumlah 34 100,00
Dari tabel tentang distribusi frekuensi kepala keluarga berdasarkan sikap di atas
dapat dilihat bahwa sebayak 11 kepala keluarga (32,35%) memiliki sikap yang
setuju, 18 kepala keluarga (52,94%) memiliki sikap cukup setuju dan sebanyak 5
kepala keluarga (14,71%) memiliki sikap yang kurang setuju dalam memanfaatkan
(%)
Jumlah 34 100,00
tindakan yang sangat baik, 6 kepala keluarga (17,65%) memiliki tindakan yang
baik, 14 kepala keluarga (41,18%) memiliki tindakan yang cukup baik dan
Pengetahuan kepala keluarga pada penelitian ini dibedakan menjadi empat kategori
yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Dari hasil penelitian dan
Hal ini dikarenakan kepala keluarga yang menjawab pernyataan kategori cukup
baik merupakan kepala keluarga yang tingkat pendidikannya hanya tamat SD dan
ada beberapa kepala keluarag yang bahkan tidak tamat SD. Walaupun ada beberapa
kepala keluarga yang melanjutkan pendidikan sampai ke tingkat SMP, namun ada
Hal ini sejalan dengan teori Azwar (2009: 18) pengetahuan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderan terhadap suatu objek. Pengetahuan adalah hasil yang
didapat dari hasil proses, selain diperoleh dari hasil indera yang mempunyai nilai-
nilai sendiri.
Menurut Notoatmodjo (2007: 121), pengetahuan adalah suatu wawasan apa yang
diketahui oleh masyarakat terhadap sikap dan tindakan yang diambil. Tingginya
pengetahuan seseorang kurang maka dapat perilaku yang kurang wajar. Sehingga
Sikap kepala keluarga dalam penelitian ini dikategorikan menjadi empat kategori
yaitu sangat setuju, setuju, cukup setuju dan kurang setuju. Berdasarkan hasil yang
didapat, sikap kepala keluarga dalam kategori setuju sebanyak 11 kepala keluarga
Dari hasil yang didapat pada penelitian ini bahwa sebagian besar kepala keluarga
bersikap cukup setuju dalam memanfaatkan air sungai Way Galih. Hal ini
dikarenakan masih banyak kepala keluarga yang menggunakan air sungai Way
Galih untuk keperluan hidup sehari-hari. Kepala keluarga bantaran sungai Way
Galih masih banyak yang menggunakan air Sungai Way Galih untuk keperluan
seperti mandi, mencuci pakaian, buang air besar/kecil, memandikan ternak, dan
83
menggunakan air sungai sebagai sarana untuk menyiram tanaman dan mengairi
sawah. Kepala keluarga bantaran sungai Way Galih juga masih menggunakan air
sungai sebagai sarana tempat pembuangan limbah cair ataupun padat dari hasil
kegiatan rumah tangga. Para kepala keluarga melakukan hal itu dikarenakan sudah
menjadi kegiatan turun temurun dan sudah menjadi kebiasaan kepala keluarga
untuk memanfaatkan air sungai Way Galih untuk keperluan sehari hari.
Faktor lain dari kepala keluarga memanfaatkan air sungai sebagai kebutuhan sehari-
hari adalah fakor jarak pemukiman dengan badan sungai. Para kepala keluarga yang
MCK dan para kepala keluarga membuang segala jenis limbah cair maupun padat
ke badan sungai dikarenakan kebiasaan dan lebih praktis dikarenakan letak sungai
yang dekat dengan pemukiman atau tempat tinggal mereka. Bukan hanya kepala
keluarga yang tinggal dekat sungai saja yang menggunakan air sungai untuk
kebutuhan hidup sehari-hari, kepala keluarga yang tingggal relatif auh dengan
badan sungai juga memanfaatkan air sungai untuk kebutuhan seperti memandikan
ternak mereka dan membuang limbah rumah tangga ke sungai dikarenakan lebih
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sopiah (2008: 164) sikap dapat
atau tidak menyenangkan terhadap objek, orang, dan konsep apa saja. Ada beberapa
asumsi yang mendasari pendapat tersebut yaitu sikap berhubungan dengn perilaku,
sikap yang berkaitan erat dengan perasaan seseorang terhadap objek, dan sikap
84
menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Dari
hasil penelitian dapat diketahui bahwa tindakan kepala keluarga sebanyak 5 kepala
(17,65%) dalam kategori baik, 14 kepala keluarga (41,18%) kategori cukup baik,
dan sebanyak 9 kepala keluarga (26,47%) masuk ke dalam kategori kurang baik.
Kepala keluarga bantaran sungai Way Galih dalam bertindak untuk melestarikan
bantaran sungai masih banyak yang membuang sampah cair maupun padat ke badan
sungai dikarenakan letak atau lokasi rumah mereka yang relatif dekat dengan sungai
Way Galih. Selain itu faktor kebiasaan dan turun temurun juga menjadi faktor yang
melatar belakangi kepala keluarga membuang segala jenis sampah ke badan sungai.
Kepala keluarga dalam memanfaatkan sungai juga untuk keperluan MCK di badan
sungai dikarenakan letak sungai yang dekat sehingga lebih praktis untuk melakukan
peringatan bagi kepala keluarga atau orang yang hendak melakukan kegiatan
mencemari sungai juga masih tergolong buruk, hal ini dikarenakan kepala keluarga
atau orang yang hendak melakukan teguran atau peringatan tersebut juga masih
melakukan kegiatan buang sampah atau limbah rumah tangga ke badan sungai.
85
Menurut Ahmadi (2003: 67), suatu rangsangan akan di respon oleh seseorang sesuai
dengan arti rangsangan itu bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi ini
disebut perilaku, bentuk perilaku dapat bersifat sederhana dan kompleks. Dalam
peraturan teoritis, tingkah laku dapat dibedakan atas sikap, di dalam sikap diartikan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya
sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau
A. Kesimpulan
dalam memanfaatkan air Sungai Way Galih dapat disimpulkan sebagai berikut:
kategori cukup baik. Hal ini dikarenakan kepala keluarga mayoritas hanya
lulusan Sekolah Dasar dan ada beberapa kepala keluarga yang tidak tamat
Sekolah Dasar. Pengetahuan kepala keluarga tentang air sungai yang cukup
baik tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan kepala keluarga, umur kepala
2. Sikap kepala keluarga bantaran Sungai Way Galih masuk ke dalam kategori
cukup setuju. Hal ini dikarenakan kepala keluarga Way Galih masih
kegiatan MCK di sungai, dan membuang sampah atau limbah cair/padat rumah
tangga ke badan sungai. Kepala keluarga yang memanfaatkan air sungai paling
banyak untuk keperluan MCK di sungai. Kepala keluarga yang jaraknya dekat
dikarenakan sudah menjadi kebiasaan dan jarak rumah kepala keluarga terebut
3. Tindakan kepala keluarga bantaran sungai Way Galih masuk ke dalam kategori
cukup baik. Hal ini dikarenakan kepala keluarga masih membuang sampah di
B. Saran
1. Bagi kepala keluarga bantaran sungai Way Galih untuk lebih menjaga
kelestarian sungai Way Galih dengan memanfaatkan sungai Way Galih dengan
kegiatan yang tidak mencemari sungai, seperti tidak melakukan kegiatan MCK
di sungai, tidak membuang sampah atau limbah rumah tangga baik padat
maupun cair ke sungai dan memanfaatkan sungai hanya untuk keperluan yang
2. Perlu ada sosialisasi kepada masyarakat dan kepala keluarga tentang dampak
negatif dari pemanfaatan air sungai sebagai air bersih dan air minum.
3. Bagi pemerintah yang terkait khususnya Kepala Desa maupun aparatur desa
dan membuat peringatan khusus dan tegas bagi masyarakat yang berpotesi
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Fahmi. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Angga Prabowo, Agus. 2011. Analisis Kualitas Air dan Kebutuhan Air Bagi
Masyarakat yang Bermukim di Sekitar Sungai Way Kandis Kelurahan
Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Jurnal.
Program Studi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Lampung.
Anonimus. 2004. Undang Undang No 7 Tahun 2004 pasal 1 ayat 2 tentang Sumber
Daya Air
Anonimus. 2017. Profil Desa Way Galih Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten
Lampung Selatan
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.
Isthofiyani, Sri Endhes. Prasetyo, Andreas Priyono Budi. Iswari , Retno Sri. 2016.
Persepsi dan Pola Perilaku Masyarakat Bantaran Sungai Damar dalam
Membuang Sampah di Sungai . Jurnal. Universitas Negeri Semarang.
Semarang
Nawawi, Hadari. 1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM Press
Pabundu Tika, Moh. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Riyadi, Slamet. 1984. Pencemaran Air: Dasar – dasar dan Pokok – pokok
Penanggulangannya. Surabaya: Karya Anda.
Suriawiria, Unus. 2005. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Alumni. Bandung
Suripin. 2002. Pengelolaan Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi.
Sutrisno, Totok. dkk. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka
Cipta.