Anda di halaman 1dari 10

SELODANG MAYANG

e-ISSN: 2620-3332

ANALISIS KEBUTUHAN AIR BERSIH – STUDI KASUS


PERENCANAAN JARINGAN PIPA DITRIBUSI DI DESA
PENGALIHAN KECAMATAN KERITANG KABUPATEN
INDRAGIRI HILIR DENGAN APLIKASI EPANET 2.0
Suryadi1, M. Gasali M2.,
1
Alumni Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Islam Indragiri
2,
Dosen Tetap Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas islam
Indragiri.

Email: alfa.boyone@gmail.com (korespondensi)

Abstract
Clean water is an important part of human life, so the availability of clean water is very
influential for human life. The effect of the availability of clean water is not only on household
needs, but also on the social, economic, and public facilities sectors, along with increasing
population growth. Transfer Village is a village located in Keritang District with a village area
of 77.15 Km2, with a population in 2015 of 7,146 people. With the increasing number of
population each year getting higher, the need for clean water also increases.
Pipeline design using the EPANET 2.0 application is expected to be able to answer the need
for minung water in the study area. From the results of the study it was found that the
discharge of clean water projection results in 2025 with 100% service level and 90 liters /
person / day needs, average needs in the amount of 13.02 liters / second, the maximum
daily requirement is 14.97 liters / second and the peak hour requirement is 21.48 liters /
second
Keywords: EPANET 2.0, Distribution Network, Program Simulation

Abstrak
Air bersih merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, sehingga ketersediaan air
bersih sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Pengaruh dari ketersediaan air bersih
tidak hanya pada kebutuhan rumah tangga, tetapi berpengaruh pada sektor sosial, ekonomi,
maupun fasilitas umum, seiring dengan peningkatan pertumbuhan penduduk. Desa
Pengalihan adalah desa yang terletak di Kecamatan Keritang dengan luas desa 77,15 Km2,
dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 7.146 Jiwa. Dengan meningkatnya
jumlah penduduk tiap tahun yang semakin tinggi, maka kebutuhan air bersih juga
meningkat.
Desain pipa dengan menggunakan aplikasi EPANET 2.0 diharpakan mampu menjawab
kebutuhan akan air minung pada daerah penelitian, dari hasil kajian didapatkan bahwa debit
kebutuhan air bersih hasil proyeksi penduduk tahun 2025 dengan tingkat pelayanan 100 %
dan kebutuhan 90 liter/orang/hari, kebutuhan rata-rata sebesar 13,02 liter/detik, kebutuhan
harian maksimum sebesar 14,97 liter/detik dan kebutuhan jam puncak sebesar 21,48
liter/detik
Kata kunci: EPANET 2.0, Jaringan Distribusi, Simulasi Program

1. PENDAHULUAN berpengaruh pada sektor sosial, ekonomi,


maupun fasilitas umum, seiring dengan
Air bersih merupakan bagian penting
peningkatan pertumbuhan penduduk.
dalam kehidupan manusia, sehingga
Kebutuhan air bersih merupakan
ketersediaan air bersih sangat berpengaruh
kebutuhan yang tidak terbatas dan
bagi kehidupan manusia. Pengaruh dari
berkelanjutan. Peningkatan kebutuhan ini
ketersediaan air bersih tidak hanya pada
disebabkan oleh peningkatan jumlah
kebutuhan rumah tangga, tetapi

Analisis Kebutuhan Air....( Suryadi et al.) 33


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

penduduk, peningkatan derajat kehidupan semakin banyaknya penduduk akan menambah


warga serta perkembangan kota/kawasan aktifitas kehidupan. Hal ini berarti pula akan
pelayanan ataupun hal yang berhubungan menambah kebutuhan air bersih.
dengan peningkatan kondisi sosial dan
ekonomi warga. 2.1.1. Siklus Hidrologi
Kepadatan penduduk berkaitan erat Tahap pertama siklus hidrologi adalah proses
dengan peningkatan pertumbuhan penduduk penguapan (evaporasi) air laut dan permukaan.
dan mempengaruhi aktivitas, perkembangan Uap dibawa keatas daratan oleh masa udara
dalam segi sosial, ekonomi, serta yang bergerak. Bila didinginkan hingga titik
pengembangan fasilitas umum, sehingga embunnya, maka uap akan terkondensasi
tingkat kebutuhan air bersih akan meningkat menjadi butiran air yang dapat dilihat berbentuk
pula. Namun pada kenyataannya kualitas kabut. Dalam kondisi meteorologis yang sesuai,
dan kuantitas sumber air berbanding terbalik butiran-butiran air kecil berkembang cukup
dengan peningkatan pertumbuhan besar untuk dapat jatuh kepermukaan bumi
penduduk, khususnya didaerah perdesaan. sebagai hujan.
Desa Pengalihan adalah desa yang Pendinginan masa udara yang besar terjadi
terletak di Kecamatan Keritang dengan luas karena pengangkatan. Berkurangnya tekanan
desa 77,15 Km2, dengan jumlah penduduk yang diakibatkan oleh berkurangnya suhu,
pada tahun 2015 sebesar 7.146 Jiwa. sesuai dengan hukum tentang gas yang berlaku.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk tiap Pengangkatan orografis akan terjadi bila udara
tahun yang semakin tinggi, maka kebutuhan dipaksa naik diatas suatu hambatan yang
air bersih juga meningkat, adapun sebagian berupa gunung. Oleh sebab itu lereng gunung
besar penyediaan air bersih diwilayah ini yang berada pada arah angin biasanya menjadi
bersumber dari mata air dan sumur-sumur daerah yang berpotensi hujan lebat.
pribadi, hal ini terjadi karena jaringan sistem
2.1.2. Jenis Sumber Air
perpipaan yang ada di desa Pengalihan
Kecamatan Keritang sudah tidak berfungsi Sumber air merupakan bagian dari
lagi, dikarenakan tidak bisa memenuhi suatu daur ulang hidrologi, secara umum
kebutuhan air bersih bagi masyarakat di sumber air dibagi menjadi beberapa
desa Pengalihan Kecamatan Keritang, dari kelompok. Sumber air yang berada dibumi
hal tersebut maka diperlukan Desain Saluran ini meliputi :
Air Bersih Pipa Distribusi di desa Pengalihan
Kecamatan Keritang untuk memenuhi 1. Air Laut
kebutuhan air bersih. Air terasa asin karena mengandung
Ditinjau dari masalah diatas, perlu garam NaCI. Kadar garam NaCI dalam
adanya design dan pengembangangan air laut berkisar 3 %. Untuk kondisi
sistem jaringan air bersih yang memenuhi seperti ini, air laut tidak memenuhi
syarat kualitas dan kuantitas untuk syarat untuk dijadikan air minum/air
memenuhi kebutuhan manusia, karena bersih.
dalam beberapa tahun mendatang diprediksi 2. Air Atmosfer (Air Meteorologik)
bahwa jumlah penduduk semakin padat. Sifatnya murni, sangat bersih, tetapi
karena adanya pencemaran udara,
maka untuk menjadikannya sumber air
2. TINJAUAN PUSTAKA bersih/minum hendaknya pada waktu
menampung air hujan tidak dimulai
2.1. Sumber Air
pada saat awal hujan turun kerena
Sumber air dalam sistem penyediaan air masih banyak mengandung polutan.
merupakan suatu komponen yang mutlak harus 3. Air Permukaan
ada, karena tanpa sumber air sistem penyediaan Bersumber dari air hujan yang mengalir
air tidak akan berfungsi. Berdasarkan daur dipermukaan bumi. Air permukaan
hidrologi, dialam ada beberapa jenis sumber air terdiri dari :
dimana masing-masing mempunyai karateristik a. Air Sungai
spesifik. Meliputi aliran air, alur sungai
Sebagaimana kita ketahui bahwa mahluk
bantaran, dan area yang
hidup tanpa terkecuali membutuhkan air.
dinyatakan sungai.
Dimana air dapat tersedia berbentuk padat
b. Air Rawa / Danau / Waduk
( es ), cairan ( air ) dan penguapan. Pada
Merupakan bentuk cekungan
manusia, air selain sebagai konsumen makan
dan minum juga untuk keperluan pertanian. permukaan tanah baik alamiah
Industri, dan kegiatan lain. Dengan maupun buatan dan didalamnya
perkembangan peradaban dan jaman serta terdapat genangan air dengan
volume relatif besar.

34 Jurnal BAPPEDA, Vol. 5 No. 1, April 2019


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

4. Air Tanah ( Ground Water ) d. Syarat-syarat Radiologis


Terdiri dari air tanah dangkal, air dalam Persyaratan radiologis
tanah dan mata air. mensyaratkan bahwa air bersih
a. Air tanah dangkal tidak boleh mengandung zat yang
Terjadi karena proses peresapan menghasilkan bahan-bahan yang
air dalam tanah. Terdapat pada mengandung radioaktif, seperti
kedalaman kurang lebih 15 meter sinar alfa, beta dan gamma.
dari permukaan. Sebagai sumur 2. Persyaratan Kuantitatif
untuk sumber air bersih cukup baik Persyaratan kuantitas dalam
dari segi kualitas tetapi kualitas penyediaan air bersih adalah ditinjau
sangat tergantung pada musim. dari banyaknya air baku yang tersedia.
b. Air dalam tanah Artinya air baku tersebut dapat
Pengambilan air didalam tanah digunakan untuk memenuhi kebutuhan
dilakukan dengan menggunakan sesuai dengan kebutuhan daerah dan
bor dan memasukkan pipa kedalam jumlah penduduk yang akan dilayani.
permukaan tanah. Umumnya 3. Persyaratan Kontinuitas
terdapat pada kedalaman 100 – Air baku untuk air bersih harus dapat
200 meter dibawah permukaan diambil terus menerus dengan fluktuasi
tanah. Dapat terjadi artesis ( debit yang relatif tetap, baik pada saat
semburan kepermukaan ) jika musim kemarau maupun musim hujan.
tekanan besar Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa
c. Mata air air bersih harus tersedia 24 jam per
Merupakan air tanah yang keluar hari, atau setiap saat diperlukan,
dengan sendirinya kepermukaan kebutuhan air tersedia. Akan tetapi
tanah berdasarkan bentuk kondisiideal tersebut hampir tidak dapat
keluarnya,dapat terbagi menjadi : dipenuhi pada setiap wilayah di
1) Rembesan : yaitu air keluar Indonesia, sehingga untuk menentukan
dari lereng-lereng (celah- tingkat kontinuitas pemakaian air dapat
celah) dilakukan dengan cara pendekatan
2) Umbulan : yaitu air tanah aktifitas konsumen terhadap prioritas
yang keluar kepermukaan pemakaian air.Prioritas pemakaian air
pada daerah yang datar. yaitu minimal selama 12 jam per hari,
yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan,
2.2. Persyaratan Air Bersih yaitu pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting
1. Persyaratan Kualitatif. ditinjau dari dua aspek.Pertama adalah
Persyaratan kualitas menggambarkan kebutuhan konsumen. Sebagian besar
mutu atau kualitas dari air baku air konsumen memerlukan air untuk
bersih. Persyaratan ini meliputi kehidupan dan pekerjaannya, dalam
persyaratan fisik, persyaratan kimia, jumlah yang tidak ditentukan. Karena
persyaratan biologis dan persyaratan itu, diperlukan pada waktu yang tidak
radiologis. Syarat-syarat tersebut ditentukan.Karena itu, diperlukan
berdasarkan Permenkes No. reservoir pelayanan dan fasilitas energi
416/Menkes/PER/IX/1990 dinyatakan yang siap setiap saat.
bahwa persyaratan kualitas air bersih Sistem jaringan perpipaan didesain
adalah sebagai berikut : untuk membawa suatu kecepatan aliran
a. Syarat-syarat Fisik tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak
Secara fisik air bersih harus jernih, boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran
tidak berbau dan tidak berasa. pipa harus tidak melebihi dimensi yang
b. Syarat-syarat Kimia diperlukan dan juga tekanan dalam
Air bersih tidak boleh mengandung sistem harus tercukupi. Dengan analisis
bahan-bahan kimia. jaringan pipa distribusi, dapat
c. Syarat-syarat Bakteriologis dan ditentukan dimensi atau ukuran pipa
Mikrobiologis yang diperlukan sesuai dengan tekanan
Air bersih tidak boleh mengandung minimum yang diperbolehkan agar
kuman patogen dan parasitik yang kuantitas aliran terpenuhi
mengganggu kesehatan.
Persyaratan bakteriologis ini
2.3. Kebutuhan Air Domestik
ditandai dengan tidak adanya
bakteri E. coli atau Fecal coli
dalam air.

Analisis Kebutuhan Air....( Suryadi et al.) 35


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan air n hari


bersih bagi para penduduk untuk kepentingan Pasar 12.000 liter/hektar/hari
sehari-hari. Hotel 150 liter/bed/hari
Rumah Liter/tempat
Tabel 1 Standar Kebutuhan Air Domestik 100
makan duduk/hari
Kata Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk Komplek
60 liter/orang/hari
Sedan IKK militer
Besar Kecil
500.0
g
20.00
dan Kawasan
Metro 100.0 Des 0,2-0,8 liter/detik/hektar
Uraian 00 0 industri
>1.00 00 a
s/d s/d Kawasan
0.000 s/d < 0,1-0,3 liter/detik/hektar
1.000.
500.0
100.0
20.0
Pariwisata
000 00 Sumber : Ditjen Cipta Karya DPU
00 00
Sambu
ngan
Tabel 3 Kebutuhan Air Non Domestik untuk
rumah Katagori V (Desa)
tangga 190 170 150 130 100 Nilai
Sektor Satuan
(liter/or Kebutuhan
ang/ha Sekolah 5 liter/murid/hari
ri) Mesjid 3.000 liter/hari
Jumlah Musholla 2.000 liter/hari
Jiwa / 5 5 5 5 5 Rumah
200 liter/bed/hari
SR sakit
Sambu liter/pegawai/
Puskesmas 1.200
ngan hari
Umum Hotel 90 liter/hari
30 30 30 30 30
(liter/or Kawasan
10 liter/hari
ang/ha industri
ri) Sumber : Ditjen Cipta Karya DPU
Jumlah
100- Keriteeria teknis yang dipersyaratkan untuk
Jiwa / 100 100 100 200
200 daerah pedesaan adalah sebagai berikut:
SU
Kehilan
20- Tabel 4 Kriteria Teknis Penyediaan Air Bersih
gan Air 20-30 20-30 20-30 20-30
30 No Uraian Kriteria
(%)
1 Hidran Umum ( HU ) 30 liter/orang/hari
Faktor
1,65- 1,65- 1,65- 1,6 Sambungan Rumah
Jam 1,65 2 90 liter/orang/hari
2,0 2,0 2,0 5 ( SR )
Puncak
Sisa 3 Lingkup Pelayanan 60 – 100 %
Tekana Perbandingan HU :
4 20:80 – 50:50
n di SR
10 10 10 10 10 Kebutuhan Non
penyedi 5 20 %
aan air Domestik
(mka) Kehilangan air
6 20 %
Jam 24 24 24 24 24 akibat kebocoran
Operasi jam jam jam jam jam Faktor puncak untuk
7 1.5 x Qr
Sumber : Ditjen Cipta Karya DPU harian maksimum
8 Pelayanan HU 100 orang / unit
9 Pelayanan SR 10 orang / unit
10 Jam operasi 12 jam / hari
2.4. Kebutuhan Air Domestik Aliran maksimum
11 3000 liter/hari
HU
Kebutuhan air non domestik adalah 12 Aliran maksimum SR 900 liter/hari
kebutuhan air bersih untuk sarana dan
Sumber : Pedoman Teknis Penyediaan Air
prasarana daerah yang teridentifikasi ada atau
Bersih IKK Pedesaan, 1990
bakal ada berdasarkan rencana tata ruang.

Tabel 2 Kebutuhan Air Non Domestik 2.5. Metode Perkiraan Jumlah Penduduk
untuk Katagori Kota I, II, III, IV
Nilai Perkiraan dan pertambahan jumlah
Sektor Kebutuha Satuan penduduk erat sekali hubungannya dengan
n perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih
Sekolah 10 liter/murid/hari pada suatu daerah. Perkembangan dan
Rumah pertambahan jumlah penduduk akan
200 liter/bed/hari
Sakit menentukan besarnya kebutuhan air bersih
Puskesmas 2.000 liter/hari dimasa yang akan datang dimana hasilnya
Mesjid 3.000 liter/hari merupakan harga pendekatan dari hasil
Perkantora 10 liter/pegawai/ sebenarnya. Dalam memperkirakan jumlah

36 Jurnal BAPPEDA, Vol. 5 No. 1, April 2019


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

penduduk pada masa yang akan datang, ada


beberapa cara atau metode yang umum di Dimana
gunakan, diantaranya: Qr = Kebutuhan air rata-rata (ltr/hari)
2.5.1. Metode Geometri Qd = Kebutuhan air domestik (ltr/har)
Qn = Kebutuhan air non domestik
Perhitungan perkembangan populasi (ltr/hari)
berdasarkan pada angka kenaikan Qa = Kehilangan air (ltr/hari)
penduduk rata-rata pertahun.
Persentase pertumbuhan penduduk
2.8. Kebutuhan Air Harian Maksimum dan
rata-rata dapat dihitung dari data
Jam Puncak
sensus tahun sebelumnya. Persamaan
yang digunakan untuk metode Kebutuhan air harian maksimum (max da)
geometrik adalah: adalah kebutuhan air pada hari tertentu dalam
setiap minggu, bulan dan tahun dimana
Pn = Po ( 1 + r )n
kebutuhan airnya sangat tinggi. Kebutuhan air
Dimana jam puncak (peak) adalah kebutuhan air pada
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n jam-jam tertentu dalam satu hari dimana
Po = jumlah penduduk pada tahun kebutuhan airnya akan memuncak.
dasar Berdasarkan ketentuan yang sudah
r = laju pertumbuhan penduduk ( % ) ditetapkan oleh pedoman/petunjuk teknik dan
n = kurun waktu proyeksi manual. Air Minum Perkotaan, NSPM Kimpraswil
2002, kebutuhan air harian maksimum dihitung
2.5.2. Metode Aritmatika berdasarkan faktor pengali yaitu 1,15 – 1,20 di
kali dengan kebutuhan air total. Dan untuk
Metode perhitungan dengan cara
kebutuhan air jam puncak dihitung berdasarkan
aritmetika didasarkan pada kenaikan
faktor pengali yaitu 1,65 – 1,75 dikali dengan
rata – rata jumlah penduduk dengan
menggunakan data terakhir dan rata – kebutuhan air total.
rata sebelumnya. Dengan cara ini Qm = 1,15 x Qt ............................................
perkembangan dan pertambahan Dimana
jumlah penduduk akan bersifat linier. Qm = Debit kebutuhan air harian
Perhitungan ini menggunakan maksimum ( ltr/hari )
persamaan berikut : Qt = Debit kebutuhan air total
( ltr/hari )
Pn = Po + r ( n )
Po−Pt Qp = 1,65 x Qt
r =
t Dimana
Dimana Qp = Debit kebutuhan air jam
Pn = jumlah penduduk pada akhir puncak (ltr/hari )
tahun Qt = Debit kebutuhan air total
Po = jumlah penduduk pada awal (ltr/hari )
tahun
r = rata-rata pertumbuhan 2.9. Sistem Transmisi
penduduk tiap tahun Sistem transmisi adalah suatu sistem yang
n = Kurun waktu proyeksi berfungsi untuk menyalurkan air bersih dari
tempat pengambilan (intake) sampai tempat
2.6. Kehilangan Air pengolahan atau dari tempat pengolahan ke
jaringan distribusi. Metode transmisi dapat
Kehilangan air didefinisikan sebagai jumlah dikelompokkan menjadi :
air yang hilang akibat : 1. Sistem gravitasi
1. Akibat pemasangan yang tidak tepat Sistem ini digunakan apabila kondisi
2. Terkena tekanan dari luar sehingga persediaan berada pada elevasi yang
menyebabkan pipa retak atau pecah lebih tinggi dibandingkan dengan unit
3. Penyambungan liar. distribusi. (Babbitt, Harold E.1960)
2. Sistem pompa
2.7. Kebutuhan Air Total Prinsip sistem ini adalah dengan
Kebutuhan air total adalah total memberikan energi pada aliran air,
kebutuhan air baik domestik, non domestik sehingga air dapat mencapai unit
ditambah kehilangan air. distribusi yang memiliki elevasi lebih
Qr = Qd + Qn + Qa

Analisis Kebutuhan Air....( Suryadi et al.) 37


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

tinggi dibandingkan dengan sumber Epanet 2.0 memiliki keguanaan sebagai


persediaan. (Babbitt, Harold E.1960). berikut:
1. Didesain sebagai alat untuk
2.10.Sistem Distribusi mengetahui perkembangan dan
pergerakan air serta degradasi unsur
Sistem distribusi adalah sistem penyaluran
kimia yang ada dalam air pipa
atau pembagian dengan menyediakan sejumlah
distribusi.
air dari Reservoir ke konsumen. Sistem distribusi
2. Dapat digunakan sebagai dasar
yang ekstensif diperlukan untuk menyalurkan air
analisa dan berbagai macam sistem
ke masing-masing konsumen dalam jumlah
distribusi, detail desain, model
yang dibutuhkan dengan tekanan yang cukup.
kalibrasi hidrolik, analisa sisa khlor
2.10.1. Sistem Reservoir Distribusi
dan berbagai unsur lainnya.
Sistem Reservoir Distribusi adalah 3. Dapat membantu menentukan
sistem pembagian air kepada konsumen alternatif strategis managemen dan
dengan menggunakan reservoir, baik sistem jaringan pipa distribusi air
menggunakan sistem tranmisi gravitas bersih.
maupun sistem tranmisi pompa.
Fungsi Reservoir adalah sebagai 2.12.1. Input Data dalam Epanet 2.0
berikut :
Data data yang dibutuhkan dalam
1. Tempat menampung dan
Epanet 2.0 sangat penting sekali dalam
menyimpan air.
proses analisa, evaluasi dan simulasi
2. Pusat distribusi untuk disalurkan ke
jaringan air bersih berbasis Epanet.
jaringan lain.
Input data yang dibutuhkan adalah :
3. Pemerataan aliran dan tekanan
akibat perbedaan perbedaan 1. Peta Jaringan
pemakaian di daerah distribusi. 2. Node / Junction / titik dari
komponen distribusi
2.10.2. Sistem Pipa Distribusi 3. Elevasi
4. Panjang pipa distribusi
Sistem Pipa Distribusi adalah sistem
5. Diameter dalam pipa
pembagian air kepada konsumen
6. Jenis pipa yang digunakan
dengan menggunakan pipa. Dalam hal
7. Umur pipa
ini perlu diperhatikan besarnya
8. Jenis sumber pipa ( mata air,
kehilangan energi yang terjadi, sehingga
sumur bor, dan lain – lain )
tidak mengurangi debit yang ada. Pada
9. Spesifikasi pompa ( bila
umumnya sistem perpipaan untuk
digunakan )
distribusi terdiri dari:
10. Bentuk dan ukuran reservoir
a. Pipa Primer atau Pipa Induk
11. Beban maseng – meseng node
(Supply Main Pipe) 12. Faktor fluktuasi pemakaian air
b. Pipa Sekunder (Arterial main Pipe) 13. Kosentrasi khlor disumber
c. Pipa Tersier
d. Pipa Servis 2.12.2. Gambaran Umum
Workspace dasar Epanet dapat dilihat
2.11. Kerugian Head (Head Losses) gambar berikut. Terdiri dari elemen-
Air yang mengalir dalam jalur pipa akan elemen : Menu Bar, dua buah tool bar,
mengalami kehilangan energi (energy grade status bar, Network map window, dan
line), hilangnya energi tersebut secara garis property Editor window. Penjelasan
besar dibedakan menjadi 2 bagian utama yaitu : masing – masing elemen ada pada
mayor loss dan minor loss (J.K., Robert, 2002). gambar berikut ini :
Mayor loss adalah Aliran fluida yang melalui
pipa akan selalu mengalami kerugian head. Hal
ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi antara
fluida dengan dinding pipa atau perubahan
kecepatan yang dialami oleh aliran fluida
(kerugian kecil). Minor loss adalah kerugian
karena kelengkapan pipa seperti, siku,
sambungan, katup dan sebagainya.

2.12. Epanet 2.0

38 Jurnal BAPPEDA, Vol. 5 No. 1, April 2019


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

Geometri. Hal tersebut dilakukan untuk


membandingkan metode mana yang
menghasilkan perkiraan jumlah penduduk yang
paling besar dan selanjutnya akan digunakan
sebagai dasar memperkirakan kebutuhan air
bersih penduduk pada masa yang akan datang.
Dalam memperkirakan jumlah penduduk,
digunakan data-data jumlah penduduk
sebelumnya. Adapun data-data jumlah
penduduk desa Pengalihan Kecamatan Keritang
yang menjadi data proyeksi adalah dari tahun
2013-2025. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 4 Jumlah Penduduk Desa Pengalihan


Keritang
Jumlah Penduduk
No. Tahun
(jiwa)
Gambar 1. Program Epanet 2.0 1. 2013 6.795
2. 2014 7.057
3. METODOLOGI PENELITIAN 3. 2015 7.146
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Sumber : BPS Kota Tembilahan
menganalisa dan suatu permasalahan dalam
perencanaan ini serta pertimbangan batasan
batasan dan ruang lingkup perencanaan,
4.1.1. Metode Geometri
maka rencana pembuatan pekerjaan ini akan
Pn = Po ( 1 + r )n
mengikuti bagan aliran (Flow Chart ) seperti
Atau
pada gambar 2 berikut:

Start
r =
( PoPt ) −¿
1/t
1

Survey
r =
( 7.146
6.795 )
−¿
1/3
1

= ( 1,05166 )0,333 – 1
= 1,016913 – 1
Inventarisasi Data = 0,017 atau 1,7 %

Pn = 7.146 ( 1 + 1,7% )10


Analisisi Data = 8.458 jiwa

4.1.2. Metode Aritmetika


Metode Aritmatika menggunakan
Hasil Pembahasan
rumus :
Po−Pt
r =
t
Kesimpulan & Saran
7.146−6.795
r =
2015−2013
end r = 175 jiwa
Sehingga persamaan menjadi :
Pn = Po + r ( n )
Gambar 2. Bagan Alir Penelitian Pn = 7.146 + 175 ( 10 ) = 8.896
Jiwa
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5. Pertumbuhan Penduduk sampai
4.1. Perkiraan Penduduk 2025 tahun 2025
Dalam membuat perkiraan jumlah penduduk Tahu Metode Rata-rata
sampai tahun 2025, penulis menggunakan dua n Aritmeti Geomet Pertumbuh
metode yaitu metode Aritmetika dan metode an

Analisis Kebutuhan Air....( Suryadi et al.) 39


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

ka ri Penduduk Jumlah Penduduk Pada


Tahun Proyeksi
2015 7.146 7.146 7.146 No Uraian Satuan
2015 2020 2025
2016 7.321 7.267 7.294 Lt/det - 1,97 2,17
Kebutuhan
2017 7.496 7.391 7.444 8 Air
2018 7.671 7.516 7.594 - Rata-rata Lt/det - 11,85 13,02
2019 7.846 7.644 7.745 - Harian
Maksimu
2020 8.021 7.774 7.898 m Faktor 1,15 1,15 1,15
2021 8.196 8.906 8.051 Lt/det - 13,62 14,97
Lt/menit - 817,41 898,07
2022 8.371 8.040 8.206 m3/jam - 49,04 53,88
2023 8.546 8.177 8.362 1,177,0 1.293,2
m3/hr - 7 3
2024 8.721 8.316 8.519 - Jam
2025 8.896 8.458 8.677 Puncak Faktor 1.65 1.65 1.65
Sumber : Hasil analisis Lt/det - 19,55 21,48
Kebutuhan
9 Air Baku Faktor 1.0 1.0 1.0
4.2. Perkiraan Kebutuhan Air Kap.
Perkiraan kebutuhan air bersih dihitung 10 Reservoir m 3
- 235,4 258,6
sesuai kebutuhan wilayah, kebutuhan air total Sumber : Hasil analisis
tersebut merupakan dasar untuk menghitung Kebutuhan air baku untuk melayani wilayah
sistem penyediaan air minum. Perhitungan perencanaan adalah 14,97 liter/det. Rencana
kebutuhan air bersihdapat dilihat pada tabel penduduk yang mendapat pelayanan dengan
berikut: kapasitas air baku 14,97 liter/detik adalah 8.677
jiwa dengan kebutuhan air sebesar 90 liter/hari.
Tabel 6. Kebutuhan Air Bersih
Jumlah Penduduk Pada Tabel 7. Total Kebutuhan Air Bersih
Tahun Proyeksi
No Uraian Satuan Kebutuhan Kebutuhan Non
2015 2020 2025 Tahun Domestik Domestik
Jumlah Liter/detik Liter/detik
penduduk 2015 7,44 1,49
(Aritmetik 2016 7,60 1,52
1 a) jiwa 7.146 8.021 8.896
Jumlah 2017 7,75 1,55
penduduk 2018 7,91 1,58
(Geometri 2019 8,07 1,61
) jiwa 7.146 7.774 8.458
2020 8,23 1,65
Rata-rata
Jumlah 2021 8,39 1,68
Penduduk jiwa 7.146 7.898 8.677 2022 8,55 1,71
Akses 2023 8,71 1,74
pelayanan
SAB
2024 8,87 1,77
eksisting Jiwa - - - 2025 9,04 1,81
% 0 0 0 Sumber : Hasil analisis
Pelayanan
penduduk % 100 100 100 Kehilngan air sebagaimana tabel berikut:
jiwa 7.146 7.898 8,677
Pelayanan Tabel 8. Kehilangan Air
2 SR % - 100 100
jiwa - 7.898 8,677 Kebutuhan
jiwa/sb 5 5 5 Kebutuhan Kehilangan
Non
Jmlh. Sb - 1.580 1.735 Tahun Domestik Air
Domestik
Pemakaian (liter/detik) (liter/detik)
Air Lt/org/hr 90 90 90 (liter/detik)
Lt/sb/hr 450 450 450 2015 7,44 1,49 1,79
Lt/det - 8,23 9,04 2016 7,60 1,52 1,82
Pelayanan
3 KU / HU % - - -
2017 7,75 1,55 1,86
jiwa - - - 2018 7,91 1,58 1,90
jiwa/HU 100 100 100 2019 8,07 1,61 1,94
Jmlh. HU - - - 2020 8,23 1,65 1,97
Pemakaian
Air Lt/org/hr 60 60 60 2021 8,39 1,68 2,01
Lt/HU/hr 6,000 6,000 6,000 2022 8,55 1,71 2,05
Lt/det - - - 2023 8,71 1,74 2,09
Total
2024 8,87 1,77 2,13
4 Domestik Lt/det - 8,23 9,04
Total Non 2025 9,04 1,81 2,17
5 Domestik % 20 20 20 Sumber : Hasil analisis
Lt/det - 1,65 1,81
Total Tabel 9. Kebutuhan Air Rata-Rata
Kebutuhan
6 Air Lt/det - 9,87 10,85 Tahun Kebutuh Kebutuha Kehilan Kebutu
Kehilanga an n Non gan Air han Air
7 n Air % 20 20 20

40 Jurnal BAPPEDA, Vol. 5 No. 1, April 2019


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

Domesti Rata- Berdasarkan hasil analisis di atas maka


Domestik
k (liter/d Rata didapatkan kebutuhan air domestik untuk 10
(liter/
(liter/ etik) (liter/ tahun mendatang berdasarkan lokasi sebagai
detik)
detik) detik) berikut:
2015 7,44 1,49 1,79 10,72
2016 7,60 1,52 1,82 10,94 Tabel 4.10 Kebutuhan Air Domestik 10 Tahun
2017 7,75 1,55 1,86 11,17 Mendatang
2018 7,91 1,58 1,90 11,39 Jumla Kebutuhan Kebutuhan
Nama Jalan h Air Domestik
2019 8,07 1,61 1,94 11,62 Jiwa (Lt/Org/Hr) (Lt/dtk)
2020 8,23 1,65 1,97 11,85 Jl. Soebrantas 560 90 0,583
2021 8,39 1,68 2,01 12,08 Jl. M. Boya 500 90 0,521
2022 8,55 1,71 2,05 12,31 Jl. Johari 525 90 0,547
2023 8,71 1,74 2,09 12,54 Jl. Datuk Boge 650 90 0,677
2024 8,87 1,77 2,13 12,78 Jl. Datuk Ayib 540 90 0,563
Jl. S. Hasanuddin 625 90 0,651
2025 9,04 1,81 2,17 13,02
Jl. Ahmad Yani 985 90 1,026
Sumber : Hasil analisis
Jl. Pustu 740 90 0,771
Tabel 4.7 Kebutuhan Air Harian Maksimum Jl. Lintas Timur 3550 90 3,739
dan Jam Puncak Sumber : Hasil analisis
Kebutuhan Kebutuhan Kebutuhan
Air Harian Jam
Tahun 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Rata-Rata Max Puncak
(liter/detik) (liter/detik) (liter/detik)
2015 10,72 12,33 17,69 Hasil perhitungan redesain saluran pipa
2016 10,94 12,58 18,05 distribusi pada kasus Desa Pengalihan
2017 11,17 12,84 18,42 Keritang dapat diambil beberapa kesimpulan
2018 11,39 13,10 18,80 antara lain :
2019 11,62 13,36 19,17 1. Analisa kebutuhan air bersih penduduk
2020 11,85 13,62 19,55 desa Pengalihan Kecamatan Keritang
2021 12,08 13,89 19,93 pada tahun 2025 mencapai 14,97
2022 12,31 14,16 20,31
liter/detik.
2023 12,54 14,42 20,70
2024 12,78 14,70 21,08 2. Sistem pendestribusian air bersih
2025 13,02 14,97 21,48 menggunakan pompa yang dialirkan dari
Sumber : Hasil analisis reservoir ke pelayanan.
4.3. Perhitungan Pipa Distribusi 3. Pada tahap pengembangan jaringan pipa,
Menggunakan Program Epanet 2.0 pipa distribusi yang lama tidak
Pipa distribusi menggunakan pipa PVC memerlukan perubahan diameter pipa
berdiameter 150 mm atau 6 inci sampai dengan karena kecepatan aliran didalam pipa
diameter 50 mm atau 2 inci. Panjang Pipa 6 inci
pada daerah studi masih dapat bekerja
150.56 meter, panjang pipa 4 inci 351 meter,
dengan baik. Dilakukan penambahan pipa
panjang pipa 3 inci 1725 meter, dan panjang
baru karena adanya peningkatan
pipa 2 inci 423 meter. Perhitungan tekanan di
permintaan akan kebutuhan air bersih
jalur pipa distribusi dengan menggunakan
yang harus dilayani.
sofware Epanet 2.0. Rencana jalur pipa uutuk
melayani wilayah perencanaan berdasarkan hasil 4. Penambahan pipa baru juga dilakukan
pengukuran disajikan dalam gambar pada untuk memenuhi kebutuhan air
halaman berikut. pelanggan
5. Debit kebutuhan air bersih hasil proyeksi
penduduk tahun 2025 dengan tingkat
pelayanan 100 % dan kebutuhan 90
liter/orang/hari, kebutuhan rata-rata
sebesar 13,02 liter/detik, kebutuhan
harian maksimum sebesar 14,97
liter/detik dan kebutuhan jam puncak
sebesar 21,48 liter/detik.

.Gambar 3. jaringan pipa distribusi DAFTAR PUSTAKA


menggunakan Program Epanet 2.0 [1] A.Sudradja S, 1983, Mekanika Fluida
dan Hidrolika, Penerbit Nova, Bandung.

Analisis Kebutuhan Air....( Suryadi et al.) 41


SELODANG MAYANG
e-ISSN: 2620-3332

[2] Kindler J, Russell, 1984, Modeling Water


Demand, Academic Pers Inc., New York
[3] Muliakusumah, Sutarsih, 2000, Proyeksi
Penduduk, Erlangga, Jakrta.
[4] Merle C, et all, 2008, Mekanika Fluida,
Erlangga, Jakarta.
[5] Orianto, Pratikno, 1984, Mekanika Fluida
1, BPFE, Jogjakarta.
[6] Raswari, 1987, Perencanaan dan
Penggambaran Sistem Perpipaan, UI,
Jakarta
[7] Rivai Yuliana, 2006, Evaluasi Sistem
Distribusi dan rencana Peningkatan
Pelayanan Air Bersih, Gorontalo
[8] R.M.Besari, 1978, Ilmu Teknik
Pengairan, Pradna Paramita, Jakarta
[9] R.K. Linsey, 1986, Teknik Sumber Daya
Air, Erlangga, Jakarta
[10] R.Weaper, 2000, Desain Pipa Proses
Vol. 1& 2, UI Pres, Jakarta
[11] O.F.Patty, 1995, Tenaga Air, Erlangga,
Jakarta
[12] Soewarno, 1995, Hidrologi I, Nova,
Bandung
[13] Triatmaja B, Radianta, 2009, Hidraulika,
Beta Offset, Jogjakarta
[14] T.Krist, 1991, Hidraulika Ringkas dan
Jelas, Erlangga, Jakarta
[15] _____, 1990, Pedoman Teknis
Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan,
Dirjen Cipta Karya Dep. PU, Jakarta.
[16] _____, 2010, Buku Manual Program
EPANET,
http://darmadi18.files.wordpress.com/2
010/11/buku-maual-program-
epanetversiindonesia.pdf

42 Jurnal BAPPEDA, Vol. 5 No. 1, April 2019

Anda mungkin juga menyukai