Anda di halaman 1dari 14

KAJIAN PENYEDIAAN AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT

TEPIAN SUNGAI KAPUAS DI KOTA PONTIANAK


firza amri1), nurhayati2)

ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat secara eksponensial
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan air bersih. Penyediaan air bersih merupakan
masalah yang sering terjadi baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Krisis air bersih
sering terjadi terutama di kota-kota besar termasuk di Indonesia. Kebutuhan akan air bersih
merupakan sebuah masalah yang dihadapi oleh masyarakat tepian sungai. Masyarakat
tepian sungai telah terbiasa menggunakan air sungai untuk mandi, cuci, kakus dan lain-
lainnya bahkan membuang sampah dan limbah rumah tangga ke sungai. Pendekatan yang
dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan mencari sumber air
bersih altenatif yang murah dan mudah didapat. Salah satu sumber air bersih yang sering
terlupakan adalah air hujan. Volume air hujan yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan dan
digunakan sebagai pengganti air bersih. Penelitian ini dilakukan dengan mengkaji
penyediaan air bersih untuk masyarakat tepian sungai, yaitu mengidentifikasi dan mengkaji
karakteristik masyarakat terhadap penggunaan air bersih, menganalisa kebutuhan air bersih
dan bentuk penyediaan air bersih. Hasil penelitian bahwa jumlah penghuni dalam 1 kepala
keluarga paling banyak di tepian sungai yaitu sekitar 4-5 orang adalah 47,7%. Penghasilan
rata-rata ditepian sungai adalah Rp 1.500.000,00 sampai dengan Rp 2.000.000,00 adalah
43% dan banyak nya penggunaan air bersih yaitu 12-15 liter/hari sebesar 45,6%. Jumlah
penghuni dan jumlah penghasilan berpengaruh secara signifikan dan simultan terhadap
penggunaan air bersih sebesar 95,1%. Hal ini berarti bahwa jumlah penghuni dan jumlah
penghasilan sangat berpengaruh terhadap penyediaan air bersih. Kebutuhan air bersih
masyarakat di tepian sungai adalah 1.062,24 m3 curah hujan rata-rata tahunan dari periode
tahun 2007-2017 sebesar 259 mm dengan luas atap 7.000 m2 maka volume penampungan
untuk air hujan sebesar 1.087,80 m3.

Kata kunci: Kebutuhan Air Bersih, Air Hujan, Tepian Sungai dan Karakteristik
Masyarakat.

1) Alumni Prodi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Unibersitas Tanjungpura


2) Staf pengajar Prodi Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.

1
1. PENDAHULUAN memanfaatkan sungai sebagai potensi
1.1 Latar Belakang yang dapat menunjang infrastruktur
Kota Pontianak pada awal mereka seperti tempat pembuangan
perkembangannya, merupakan kota limbah rumah tangga, pembuangan
yang hidup dari Sungai Kapuas. sampah bahkan sebagai sumber air
Keberadaan sungai pada masa itu untuk konsumsi maupun non konsumsi.
menjadi sangat vital dan bisa dikatakan Penyediaan air bersih untuk masyarakat
menjadi pusat kegiatan masyarakat. mempunyai peranan yang sangat penting
Keberadaan sungai menjadi suatu bagian dalam meningkatkan kesehatan
yang tidak terpisahkan bagi tumbuh dan lingkungan diantaranya dalam
berkembangnya kota. Sungai Kapuas menurunkan angkat penderita penyakit
pada saat ini menjadi salah satu ciri khas serta meningkatkan standar atau kualitas
Kota Pontianak dengan berbagai hidup masyarakat.
peralihan fungsi ruang secara umum Air bersih adalah air yang
menyebabkan keberadaan sungai digunakan untuk keperluan sehari-hari
sebagai wajah depan mulai ditinggalkan. dan akan menjadi air minum setelah
Terabaikannya daerah tepian sungai dimasak terlebih dahulu. Sebagai
sedikit banyak memunculkan hambatan batasannya, air bersih adalah air yang
baru pada daerah tepian sungai Berbagai memenuhi persyaratan bagi sistem
macam hambatan umum pada daerah penyediaan air minum. Adapun
tepian sungai ini misalnya, kepadatan persyaratan yang dimaksud adalah
bangunan yang tinggi hunian yang tidak persyaratan dari segi kualitas air yang
berstruktur, tidak berpola (misalnya meliputi kualitas fisik, kimia, biologi
letak rumah dan jalannnya tidak dan radiologis, sehingga apabila
beraturan, tidak tersedianya fasilitas dikonsumsi tidak menimbulkan efek
umum, prasarana, sarana air bersih dan samping (Anonim, 1990).
sanitasi mengakibatkan terjadinya Kebutuhan akan air bersih
permukiman kumuh. Permukiman merupakan sebuah masalah yang
kumuh adalah permukiman yang tidak dihadapi oleh hampir semua kota-kota
layak huni karena ketidakteraturan besar di Indonesia . Kebutuhan ini
bangunan, tingkat kepadatan bangunan terutama disebabkan oleh meningkatnya
yang tinggi dan kualitas bangunan serta jumlah penduduk mengakibatkan tidak
sarana dan prasarana yang tidak hanya naiknya kebutuhan air, namun
memenuhi syarat (Anonim, 2011). juga kualitas sumber air dan air bersih
Kebutuhan terhadap kurangnya yang dikonsumsi. Berbagai macam
penyediaan air bersih ditepian sungai sumber air bersih diantaranya adalah
merupakan salah satu diantara 7 dari air hujan. Negara di Korea
indikator kekumuhan yaitu bangunan merupakan salah satu contoh penyediaan
gedung, jalan lingkungan, penyediaan air bersih dengan pemanfaatan air hujan
air bersih dan minum, drainase dan air hujan menjadi salah satu
lingkungan, pengelolaan air limbah, alternatif sebagai sumber air bersih
pengelolaan persampahan dan pengaman perkotaan. Penyediaan air bersih dengan
kebakaran (Anonim, 2016). Penghuni memanfaatkan air hujan dianggap
permukiman kumuh cenderung sebagai jawaban pemenuhan kebutuhan

2
air bersih yang sangat mendesak. Negara Masyarakat Kota Pontianak
Brazil, diperkirakan 35% kebutuhan air sebanyak 70 persen masih menggunakan
bersih dapat dipenuhi dengan air Sungai Kapuas secara langsung
memanfaatkan air hujan. sebagai air konsumsi sehari-hari.
Kota Pontianak didirikan oleh Berdasarkan pengukuran menggunakan
Sultan Syarief Abdurrahman Alkadrie parameter kimia yang dilakukan tim
yang merupakan ibukota Provinisi Badan Pengendalian Dampak
Kalimantan Barat dengan luas wilayah Lingkungan Daerah (BaPelDaDa) dan
107,82 km2. Letak Kota Pontianak supplier peralatan, kadar oksigen terlarut
berada tepat dipersimpangan Sungai di sungai Kapuas sebesar 4,98
Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan mg/l,dengan pH 4,68,kepadatan terlarut
Sungai Landak dengan lebar 400 meter, 24,6 mg/l,kecepatan 1,6 m/s,tingkat
kedalam air antara 12 meter sampai kekeruhan air 22,1 KTU,saturasi 65,3
dengan 16 meter, sedangkan cabangnya %,kadar polutan terlarut 29,6 mg/l,dan
mempunyai lebar 250 meter. Kedudukan salinitas 0,0% . Parameter biologi
Kota Pontianak yang terletak pada menunjukkan ada atau tidaknya
dataran delta di Muara Sungai Kapuas mikroorganisme. Sungai Kapuas banyak
yang merupakan dataran rendah dengan terkandung mikroorganisme bakteri
ketinggian hanya 0,1 - 1,5 dpl dengan E.coli, yang disebabkan oleh MCK yang
curah hujan yang cukup tinggi, tidak higienis.
menyebabkan Kota Pontianaik rentan Masyarakat tepian sungai telah
terhadap genangan baik yang terbiasa menggunakan air sungai untuk
disebabkan oleh air pasang maupun air mandi, cuci, kakus dan lain-lainnya ini
hujan. sudah menjadi budaya yang telah lama
Kota Pontianak dimulai dari tepian bermukim ditepian. Masyarakat yang
sungai kapuas dan tumbuh berkembang tinggal di permukiman tepian sungai
menjadi permukiman tepian sungai. umumnya membuang sampah dan
Kondisi wilayah permukiman tepian limbah rumah tangga langsung ke
sungai yang dahulunya telah ditata rapi sungai. Padahal, sungai merupakan
pada masa kesultanan kini telah menjadi
salah satu sumber air bersih. Kondisi
suatu kawasan padat dan tidak teratur
saat ini masyarakat yang tinggal di
serta terkenal cukup rawan baik sosial,
tepian sungai Kota Pontianak belum
budaya, dan lingkungan. Besarnya arus
mendapatkan pelayanan penyediaan air
urbanisasi dari berbagai daerah di sekitar
bersih melalui PDAM (Perusahaan
Kota Pontianak dengan berbagai latar
Daerah Air Minum). Rendahnya
belakang kebudayaannya membuat
pendapatan masyarakat di tepian sungai
permukiman di tepian sungai menjadi
dan kehidupan yang terbiasa dengan
semakin padat dan tak teratur bahkan
melakukan aktifitas untuk mandi, cuci,
menjadi kumuh dimana kedudukan
kakus dan lain-lainnya menggunakan air
sungai menjadi tempat pembuangan
sungai. Pendekatan yang dapat
sampah, limbah rumah tangga serta
dilakukan untuk memecahkan masalah
kebutuhan air sungai menjadi
tersebut adalah dengan mencari sumber
meningkat.
air bersih alternatif yang murah dan

3
mudah didapat. Salah satu alternatif 4) Proyeksi perhitungan penduduk
dalam penyediaan air bersih tepian untuk penyediaan air bersih dengan
sungai yaitu dengan pemanfaatan air pemanenan air hujan sampai tahun
hujan, dimana intesitas curah hujan di 2019 yang merupakan program
Kota Pontianak cukup tinggi. Perlu nasional target pembangunan sampai
dilakukan penelitian di permukiman dengan 2019 yaitu program 100 - 0 -
tepian sungai Kota Pontianak, yaitu 100, dimana 100 persen akses air
kajian tentang penyediaan air bersih minum, 0 persen luas kawasan
untuk masyarakat tepian sungai di Kota kumuh perkotaan, 100 persen akses
Pontianak. sanitasi (air limbah, persampahan dan
drainase).
1.2 Tujuan Penelitian 5) Kebutuhan air bersih untuk keperluan
Tujuan penelitian ini adalah : rumah tangga untuk memasak,
1) Mengidentifikasi dan mengkaji minum dan kebutuhan MCK (Mandi,
karakteristik masyarakat terhadap Cuci Kakus).
penggunaan air bersih di
permukiman tepian sungai. Adapun 2. TINJAUAN PUSTAKA
karakteristik masyarakat yang 2.1 Permukiman Tepian Sungai
dibahas meliputi Aspek-aspek yang Pada awal perkembangan pola
dikaji dalam analisis berupa Jumlah permukiman di tepian sungai berbentuk
penghuni, penghasilan dan linier mengikuti alur sungai-sungainya.
penggunaan air bersih. Hal ini dapat dilihat dari rumah-rumah
2) Menganalisa kebutuhan air bersih tradisional yang masih bertahan hingga
dan bentuk penyediaan air bersih di sekarang.Ketergantungan masyarakat
permukiman tepian sungai. yang bermukim di sepanjang jalur
sungai terhadap sungai sangat besar,
1.3 Ruang Lingkup Penelitian masyarakat mendekati sumber air untuk
Batasan/lingkup penelitian adalah kegiatan mereka sehari-hari serta
sebagai berikut : berkaitan dengan mata pencarian mereka
1) Sistem pengolahan air bersih dan sebagai pedagang yang menggunakan
struktur bangunan tidak dibahas. sungai sebagai jalur transportasi
2) Data curah hujan yang digunakan perdagangan. Sungai yang sejajar
adalah data curah hujan periode dengan jalan didirikan atau dibangun
tahun 2007-2017. permukiman dan berbagai bangunan
3) Stasiun yang digunakan dalam yang diperlukan bagi kelengkapan
mengambil data curah hujan adalah permukiman penduduk seperti pabrik,
Stasiun Meteorologi Maritim lokasi pelabuhan dan kegiatan ekonomi
di Komplek Pelabuhan Dwikora lainnya. Fenomena ini permukiman
Jalan Pelabuhan Laut Pontianak, tepian sungai semakin tidak terkendali,
dimana lokasi stasiun tersebut lebih permukiman cenderung kumuh dan
dekat dengan objek penelitian tidak tertata, budaya berhuni ditepian
dibandingkan Stasiun Meteorologi sungai yang semakin pudar, bahkan
Supadio fungsi sungai sebagai sumber air sudah
berada pada ambang membahayakan.

4
2.2 Pengertian air bersih peningkatan jumlah penduduk, derajat
Air merupakan kebutuhan yang sangat kehidupan masyarakat dan
penting bagi kelangsungan hidup perkembangan kawasan yang
manusia, tanpa air tidak akan ada berhubungan dengan peningkatan
kehidupan di bumi. Sedangkan yang kondisi sosial masyarakat.
dimaksud air bersih adalah air yang Air bersih merupakan satu dari
digunakan untuk keperluan sehari-hari kebutuhan primer yang harus dipenuhi
dan akan menjadi air minum setelah agar kelangsungan hidup manusia dapat
dimasak terlebih dahulu. Sebagai berlanjut. Kualitas, kuantitas dan
batasannya air bersih adalah air yang kontinuitas dari air yang dikonsumsi
memenuhi persyaratan bagi sistem manusia akan berperan besar pada
penyediaan air minum. Adapun kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu
persyaratan yang dimaksud adalah perlu dilakukan analisa perhitungan
persyaratan dari segi kualitas air yang kebutuhan air bersih.
meliputi kualitas fisik, kimia, biologi
dan radiologis, sehingga apabila 2.4. Penyediaan Air Bersih Tepian
dikonsumsi tidak menimbulkan efek Sungai
samping (Anonim, 1990). Air yang Air bersih yang digunakan masyarakat
dihasilkan PDAM pun bukan di tepian sungai sebagian menggunakan
merupakan air minum yang langsung air hujan dan air sungai untuk konsumsi
dapat diminum seperti air minum dari sehari-hari. Untuk masak dan minum
kemasan melainkan masih pada tingkat biasanya dengan menggunakan air hujan
air bersih, karena air dari PDAM dapat sedangkan untuk mandi, cuci dan kakus
kita minum setelah dimasak terlebih biasanya menggunakan air sungai.
dahulu. Air bersih dalam kehidupan Aktivitas yang dilakukan masyarakat
manusia merupakan salah satu ditepian sungai yang dapat
kebutuhan paling esensial, sehingga kita mempengaruhi kualitas air sungai,
perlu memenuhinya dalam jumlah dan antara lain kegiatan perikanan dengan
kualitas yang memadai. Salain untuk menggunakan keramba, kegiatan
dikonsumsi air bersih juga dapat industri, sarana transportasi, kegiatan
dijadikan sebagai salah satu sarana pemanfaatan air untuk MCK (Mandi
dalam meningkatkan kesejahteraan Cuci Kakus), penambangan emas tanpa
hidup melalui upaya peningkatan derajat ijin yang berada dibagian hulu dan lain
kesehatan (Sutrisno, 1991). sebagainya.

2.3 Kebutuhan Air Bersih 2.5 Siklus Hidrologi


Menurut Kodoatie (2003), Siklus hidrologi adalah sirkulasi air
kebutuhan air yang dimaksud adalah dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi
kebutuhan air yang digunakan untuk ke atmosfer melalui kondensasi,
menunjang segala kegiatan manusia. presipitasi, evaporasi dan transpirasi.
Kebutuhan air bersih tidak terbatas serta Pemanasan air laut oleh sinar matahari
berkelanjutan, kebutuhan akan merupakan kunci proses siklus hidrologi
penyediaan dan pelayanan air bersih tersebut dapat berjalan secara kontinu.
semakin meningkat. Ini disebabkan Air menguap, kemudian jatuh sebagai

5
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, dapat berwujud air atau salju, atau
hujan batu, hujan es dan salju, hujan dapat terjadi hujan es apabila suhu
gerimis atau kabut. Pada perjalanan memungkinkan.
menuju bumi air dapat berevaporasi 7) Surface run off, adalah limpasan air
kembali ke atas atau langsung jatuh permukaan. Air dari proses curahan
yang kemudian diintersepsi oleh langsung melimpas pada permukaan
tanaman sebelum mencapai tanah. tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi 8) Infiltrasi adalah proses meresapnya
terus terjadi secara kontinu. air ke dalam tanah.
Soemarto (1995) menjelaskan 9) Perkolasi adalah prosses kelanjutan
siklus hidrologi sebagai proses dari infiltrasi dengan gerakan air
perjalanan air, yaitu: yang tegak lurus, bergerak terus ke
1) Evaporasi adalah proses penguapan bawah tanah hingga mencapai zona
air laut karena panas terik matahari. jenuh air (saturated zone).
2) Transpirasi adalah proses penguapan Air hujan yang jatuh di permukaan
yang terjadi karena pernapasan bumi sebagian akan menjadi aliran
(respirasi) tumbuhan hijau. permukaan (surface run off). Aliran
3) Evapotranspirasi adalah gabungan permukaan sebagian akan meresap ke
dari proses evaporasi dan transpirasi. dalam tanah menjadi aliran bawah
Misalnya curahan hujan yang jatuh di permukaan melalui proses infiltrasi
dahan-dahan pohon kemudian (infiltration) dan perkolasi (percolation),
menguap bersamaan dengan selebihnya terkumpul di dalam jaringan
penguapan transpirasi. alur sungai (river flow). Apabila kondisi
4) Kondensasi adalah proses perubahan tanah memungkinkan sebagian air
wujud uap air hasil evaporasi infiltrasi akan mengalir kembali ke
menjadi kembali kebentuk yang lebih dalam sungai (river), atau genangan
padat yaitu butiran-butiran air mikro lainnya seperti waduk, danau sebagai
yang membentuk awan. Proses interflow. Sebagian dari air dalam tanah
kondensasi ini dipengaruhi oleh suhu dapat muncul lagi ke permukaan tanah
udara, maka awan dapat terbentuk sebagai air eksfiltrasi (exfiltration) dan
pada saat suhu udara dingin. dapat terkumpul lagi dalam alur sungai
5) Moving adalah pergerakan awan atau langsung menuju ke laut/lautan
yang disebabkan oleh angin. (Soewarno, 2000).
Pergerakannya dipengaruhi oleh jenis
angin, angin pantai, darat, gunung, 2.6 Air Hujan sebagai Air Bersih
atau lembah. Pemanfaatan air hujan adalah
6) Presipitasi adalah kondisi butiran- serangkaian kegiatan mengumpulkan,
butiran air mikro dalam awan menggunakan, dan/atau meresapkan air
menjadi dinamis ketika ditekan oleh hujan ke dalam tanah. Sedangkan pada
angin sehingga menyebabkan pasal 3 disebutkan, kolam pengumpul
bertabrakan. Tabrakan antar butiran air hujan adalah kolam atau wadah yang
menyebabkan terjadinya curahan. dipergunakan untuk menampung air
Jenis curahan dipengaruhi oleh hujan yang jatuh di atap bangunan
temperatur iklim pada suatu daerah, (rumah, gedung perkantoran atau

6
industri) yang disalurkan melalui talang. b. Kuisioner
(Anonim, 2009). Menyebarkan kuisioner kepada
Sebuah sistem pemanfaatan air masyarakat tepian sungai untuk
hujan terdiri dari tiga elemen dasar: area informasi mengenai
koleksi, sistem alat angkut, dan fasilitas karakteristik masyarakat dalam
penyimpanan. Tempat penampungan penggunaan air bersih. Aspek-
dalam banyak kasus adalah atap rumah aspek yang dikaji berupa jumlah
atau bangunan. Luas efektif atap dan penghuni, penghasilan, dan
bahan yang digunakan dalam penggunaan air bersih.
membangun atap c. Wawancara
mempengaruhi efisiensi pengumpulan Melakukan wawancara ke
dan kualitas air. masyarakat di sekitar lokasi
penelitian untuk mengetahui
3. METODOLOGI PENELITIAN kondisi penyediaan air bersih di
3.1 Lokasi Penelitian permukiman tepian sungai
Penelitian ini dilakukan di permukiman Kelurahan Tanjung Hilir.
tepian sungai yang terletak di Kelurahan 2. Data sekunder
Tanjung Hilir Kecamatan Pontianak Data sekunder merupakan data yang
Timur. Penentuan lokasi penelitian ini berasal dari instansi terkait
didasarkan pada pertimbangan bahwa diantaranya : BMKG (Badan
penyediaan air bersih permukiman Meteorologi, Klimatologi dan
tepian sungai Kelurahan Tanjung Hilir Geofisika) , BPS (Badan Pusat
tidak memadai sehingga diperlukan Statistik) Kota Pontianak, Bappeda
sumber lain yang bisa dimanfaatkan (Badan Perencanaan Daerah) Kota
sebagai kebutuhan air bersih Pontianak, DPRKP (Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan
3.2 Tahapan Penelitian Permukiman) Kota Pontianak,
3.2.1 Pengumpulan Data DPUPR (Dinas Pekerjaan Umun dan
Pada suatu proses penelitian, Penataan Ruang) Kota Pontianak,
tahapan pengumpulan data merupakan Dinas Kependudukan dan Pencatatan
tahapan yang harus direncanakan secara Sipil Kota Pontianak, Kantor Lurah
optimal yang sesuai dengan tujuan dan Tanjung Hilir. Data yang diperlukan
sasaran penelitian yang dilakukan dalam dalam penelitian meliputi :
studi ini meliputi : a. Wilayah administrasi
1. Data Primer b. RTRW (Rencana Tata Ruang
Pengumpulan data melalui Wilayah)
pengamatan langsung terhadap obyek c. Data curah hujan periode tahun
penelitian di lapangan, diantaranya : 2007-2017.
a. Pengamatan visual d. Data Jumlah Penduduk
Pengamatan dilakukan dengan
observasi lapangan untuk 3.2.2 Metode Penelitian
melihat kondisi masyarakat Metode yang akan digunakan untuk
dalam mendapatkan dan mengetahui karakteristik masyarakat
penggunaan air bersih. terhadap penggunaan air bersih tepian

7
sungai adalah metode analisis deskriptif Kecamatan Pontianak Timur.
kuantitatif dan metode analisis regresi Penentuan jumlah sampel yang
linear berganda bertujuan untuk diambil menggunakan persamaan 3.1
menjelaskan pengaruh jumlah penghuni (Sevilla, 2007).
dan jumlah penghasilan terhadap jumlah (3.1)
penggunaan air bersih pada penyediaan
air bersih di tepian sungai Kelurahan
Tanjung Hilir dengan menggunakan dimana :
program SPSS. n = Ukuran sampel
N = Jumlah kepala keluarga
e = Toleransi terjadi galat
3.3 Analisa Untuk menggunakan rumus ini,
3.3.1 Karakteristik Masyarakat dalam pertama ditentukan berapa batas
Penggunaan Air Bersih toleransi kesalahan. Batas toleransi
1. Pendekatan Deskriptif kesalahan ini dinyatakan dengan
Analisis ini menggunakan persentase. Semakin kecil toleransi
pendekatan deskriptif dengan melihat kesalahan, semakin akurat sampel
keadaan obyek penelitian yang menggambarkan populasi. Dalam
bersifat terukur maupun tidak penentuan sample ini, penelitian
terukur. Pendekatan secara deskriptif menggunakan batas kesalahan 5%
untuk mengetahui kondisi aktivitas berarti memiliki tingkat akurasi 95%.
masyarakat permukiman wilayah Dengan jumlah populasi yang sama,
penelitian, yaitu untuk mengetahui semakin kecil toleransi kesalahan,
karakteristik masyarakat dalam semakin besar jumlah sampel yang
penggunaan air bersih. Karakteristik dibutuhkan.
yang dibahas meliputi Jumlah 3. Analisis Regresi Linear Berganda
penghuni, penghasilan, pemakaian air Analisa untuk mencari hubungan
bersih. antara jumlah penghuni dan jumlah
2. Penentuan Jumlah Sampel penghasilan tehadap penggunaan air
Menentukan teknik pengambilan bersih ditepian sungai Kelurahan
sampel menggunakan rumus Slovin Tanjung Hilir.
(sevilla, 2007) sampel untuk bahan
studi dengan alasan bahwa peneliti 3.3.2 Analisis Kebutuhan Air Bersih
tidak mungkin untuk mengamati Analisis kebutuhan air bersih
seluruh anggota populasi, dan juga dimaksudkan untuk menghitung jumlah
sampel penggunaan ini sangat kebutuhan air bersih dalam rumah
berguna untuk menghemat waktu, tangga di lokasi penelitian. Analisis ini
biaya, dan tenaga. Sebelum dinyatakan dengan menggunakan
dilakukan pengambilan sampel, standar kebutuhan air bersih dengan
tentunya jumlah populasi telah jumlah penduduk hasil proyeksi.
diperhitungkan terlebih dahulu. Melakukan analisis kebutuhan air bersih
Populasi penelitian adalah penduduk di permukiman tepian sungai, maka
kawasan permukiman kumuh tepian dilakukan :
sungai Kelurahan Tanjung Hilir 1. Penentuan jumlah penduduk

8
Proyeksi pertambahan nilai b. Perhitungan kebutuhan total air
penduduk sampai tahun 2019 bersih (Qt), dengan faktor
dengan menggunakan metode kehilangan air 20% dengan
geometrik, metode ini banyak menggunakan persamaan 3.4
dipakai karena mudah dan Qt=Q md x 100/80 (3.4)
mendekati kebenaran dengan
menggunakan persamaan 3.2. dimana :
(3.2) P = Jumlah penduduk tahun
perencanaan (jiwa)
dimana : Qmd = Kebutuhan air bersih
Pt = Jumlah penduduk tahun (l/dt)
proyeksi (jiwa) fmd = Faktor hari maksimum
P0 = Jumlah penduduk awal Qt = Kebutuhan air total (l/dt)
perencanaan (jiwa) q = Kebutuhan air per
r = Laju pertambahan penduduk orang/hari = 30 (l/o/hr)
per tahun
n = Tahun proyeksi/perencana 3.3.3 Analisis Penyediaan Air Bersih
(jiwa) dengan Air Hujan
2. Penentuan kebutuhan air bersih 1. Perhitungan curah hujan rata-rata
Kebutuhan air total dihitung adalah curah hujan dalam setahun
berdasarkan jumlah pemakai air dibagi 12 (banyaknya bulan dalam
yang telah diproyeksikan sampai setahun). Grafik curah hujan rata-rata
tahun 2019 dan kebutuhan rata-rata per tahun selama 2007-2017.
setiap pemakai setelah ditambah 2. Perhitungan luasan atap
20% sebagai faktor kehilangan Menghitung luasan atap sebagai
(kebocoran). Kebutuhan total ini bidang penangkap air hujan dimana
dipakai untuk mengecek apakah untuk sudut keemiringan atap
sumber air yang dipilih dapat diasumsikan sebesar 300 dengan
digunakan. Kebutuhan air bersih ini menggunakan persamaan 3.5
didasarkan atas pelayanan dengan (3.5)
menggunakan Hidran Umum (HU)
dengan perhitungan sebagai berikut Dimana :
: A = Luas atap sebagai bidang
a. Perhitungan kebutuhan air penangkap (m2)
bersih dengan mengkalikan p = Panjang (m)
jumlah jiwa yang akan dilayani l = Lebar (m)
sesuai dengan tahun Cas (x) = Sudut kemiringan atap
perencanaan (P) dikali 3. Perhitungan volume penampungan
kebutuhan air perorang perhari air hujan dengan menggunakan
(q) dikali faktor hari maksimum persamaan 3.6
(fmd = 1,05 - 1,15) dengan Q=AxIxR (3.6)
menggunakan persamaan 3.3 Dimana :
Qmd = P x q x fmd (3.3) A = Luas atap sebagai bidang
penangkap (m2)

9
Q = Kapasitas bak yang dibutuhkan penghuni dalam 1 rumah adalah 4-5
(m3) orang
I = Koefisien pengaliran (ditentukan Berdasarkan hasil data olahan
±60%) sebanyak 104 kepala keluarga (43,2%)
R = Curah hujan rata-rata (m/tahun) penghasilan diantara Rp 1.500.00,00
sampai dengan Rp
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.000.000,00. Penghasilan Rp 500.00,00
4.1 Karakteristik Masyarakat sampai dengan Rp 1.000.000,00
Terhadap Penggunaan Air Bersih sebanyak 102 kepala keluarga (42,3%)
Metode yang dilakukan untuk dan hanya 35 Kepala Keluarga (14,5%)
karakteristik masyarakat tepian sungai di yang berpenghasilan lebih dari Rp
Kelurahan Tanjung Hilir dapat diketahui 2.000.000,00. Hal ini
dengan membuat quisioner dimana mengidentifikasikan bahwa masyarakat
jumlah penduduk yang tinggal ditepian yang berada di tepian sungai mempunyai
sungai sebanyak 2.393 jiwa dengan 609 penghasilan Rp 1.500.00,00 sampai
Kepala Keluarga. dengan Rp 2.000.000,00 karena
Menentukan teknik pengambilan memiliki pekerjaan yang tidak tetap
sampel menggunakan rumus Slovin sebagai buruh dan asisten rumah tangga.
(sevilla, 2007) sampel untuk bahan Karakteristik masyarakat
studi dengan alasan bahwa peneliti berdasarkan jumlah penggunaan air
tidak mungkin untuk mengamati bersih dari data olahan bahwa
penggunaan air oleh masyarakat tepian
seluruh anggota populasi, dan juga
sungai Kelurahan Tanjung Hilir 8
sampel penggunaan ini sangat sampai dengan diatas 19 liter/hari.
berguna untuk menghemat waktu, Penggunaan air bersih 12 - 15 liter/hari
biaya, dan tenaga. lebih banyak, yaitu 110 kepala keluarga
Pengambilan data kuisioner pada (45,6%), sedangkan penggunaan air
penelitian melakukan pengambilan bersih 8 - 11 liter/hari sebanyak 98
sampel sebanyak 241 kepala keluarga di kepala keluarga (40,7%) dan
9 lokasi di tepian sungai Kelurahan penggunaan air bersih lebih dari 19
Tanjung Hilir. Dokumentasi pengamatan liter/hari sebanyak 1 kepala keluarga
visual, kuisioner dan wawancara (0,4%). Hal ini mengidentifikasikan
terdapat bahwa penggunaan air dengan diantara
Karakteristik masyarakat 12 - 15 liter/hari dan digunakan untuk
berdasarkan jumlah penghuni dari data air minum dan memasak.
olahan bahwa jumlah penghuni tepian
sungai 2-3 orang ade 90 kepala keluarga 4.2 Analisis Regresi Linear Berganda.
(37,3%) sedangkan 4-5 orang sebanyak 4.2.1 Analisis Korelasi untuk Jumlah
115 kepala keluarga (47,7%) dan lebih Penghuni (X1) dengan Penggunaan
dari 5 orang sebanyak 36 kepala Air Bersih (Y)
keluarga (14,9%). Hal ini menunjukan Diketahui nilai sig. untuk pengaruh
bahwa permukiman tepian sungai jumlah penghuni (X1) terhadap
Kelurahan Tanjung Hilir jumlah penggunaan air bersih (Y) adalah
sebesar 0,000 < 0,005 dan nilai t hitung

10
61,616 > 2,833444, sehingga dapat kebutuhan air bersih di lokasi penelitian,
disimpulkan bahwa H1 diterima yang Kebutuhan air bersih untuk keperluan
berarti terdapat pengaruh yang rumah tangga untuk memasak, minum
signifikan antara jumlah penghuni (X1) dan kebutuhan MCK (Mandi, Cuci
terhadap penggunaan air bersih (Y) Kakus). Analisis ini dinyatakan dengan
menggunakan standar kebutuhan air
4.2.2 Analisis Korelasi untuk Jumlah bersih dengan jumlah penduduk hasil
Penghasilan (X2) dengan Penggunaan proyeksi.
Air Bersih (Y)
Diketahui nilai sig. untuk pengaruh 4.3.1 Penentuan Jumlah Penduduk
jumlah penghasilan (X2) terhadap Proyeksi pertambahan penduduk
penggunaan air bersih (Y) adalah sampai tahun 2019 dengan
sebesar 0,835 > 0,005 dan nilai t hitung menggunakan metode geometrik,
-0,209 < 2,833444, sehingga dapat metode ini banyak dipakai karena
disimpulkan bahwa H2 ditolak yang mudah dan mendekati kebenaran.
berarti tidak terdapat pengaruh yang Menghitung prosentase laju
signifikan antara jumlah penghasilan pertambahan penduduk pertahun yaitu
(X2) terhadap penggunaan air bersih (Y). jumlah penduduk tahun 2015 yaitu
90.920 jiwa dan mengalami
4.2.3 Analisis Korelasi dan Regresi pertumbuhan jumlah penduduk tahun
Ganda untuk Jumlah Penghuni (X1) 2016 yaitu 91.830 jiwa dengan
dan Jumlah Penghasilan (X2) menggunakan persamaan 3.2. Dari hasil
terhadap Penggunaan Air Bersih (Y) perhitungan didapat bahwa proyeksi
Nilai signifikansi untuk pengaruh jumlah penduduk tepian sungai
jumlah penghuni (X1) dan jumlah Kelurahan Tanjung Hilir sebanyak 9 RT
penghasilan (X2) secara simultan pada tahun 2019 berjumlah 2.464 jiwa.
terhadap penggunaan air bersih (Y)
adalah sebesar 0,000 < 0,005 dan nilai F 4.3.2 Penentuan Kebutuhan Air
hitung sebesar 2311,183 > F tabel Kebutuhan air total (Qt) dihitung
sebesar 3,033598 sehingga H3 diterima berdasarkan jumlah pemakai air yang
berarti terdapat pengaruh yang telah diproyeksikan sampai tahun 2019
signifikan antara jumlah penghuni (X1) dan kebutuhan rata-rata setiap
dan jumlah penghasilan (X2) secara pemakaian. Kebutuhan air total ini
simultan terhadap penggunaan air bersih dipakai untuk mengecek apakah sumber
(Y). diketahui nilai R Square sebesar air yang dipilih dapat digunakan dengan
0,951 berarti bahwa pengaruh jumlah menggunakan persamaan 3.3 dan 3.4
penghuni (X1) dan jumlah penghasilan Kebutuhan air = kebutuhan air
(X2) secara simultan terhadap total (Qt) x Jumlah Penduduk x Jumlah
penggunaan air bersih (Y) adalah hari dalam setahun. Kebutuhan air =
sebesar 95,1% 1,18 x 2464 x 365 = 1.061.245 liter.
1 liter = 0,001 m3
4.3 Analisis Kebutuhan Air Bersih 1.061.245 liter x 0,001 m =
Analisis kebutuhan air bersih 1.061,24 m3.
dimaksudkan untuk menghitung jumlah

11
4.3.3 Curah Hujan Rata-rata 4.3.4 Kapasitas Penampungan Air
Curah hujan rata-rata adalah curah Hujan
hujan dalam setahun dibagi 12 Perhitungan kapasitas Penampungan Air
(banyaknya bulan dalam setahun). Hujan sebagai air baku yang
Grafik curah hujan rata-rata per tahun penggunaannya skala komunal wilayah
selama 2007-2017 pada daerah tepian sungai Kelurahan Tanjung Hilir
Kelurahan Tanjung Hilir dapat dilihat tahun 2019 :
pada gambar 4.1 dari grafik diketahui 1. Curah hujan rata-rata dari periode
curah hujan rata-rata tahunan dari tahun 2007-2017 sebesar 259 mm
periode tahun 2007-2017 sebesar 259 dari Stasiun Meteorologi Maritim
mm. selama adalah 259 mm x 0,001 m3 =
Berdasarkan grafik curah hujan 0,259 m3.
yang dapat dikategorikan sebagai 2. Luas atap rumah dengan asumsi luas
berikut : atap rumah yang digunakan adalah
1. Tahun dengan curah hujan rata-rata 7.000 m2. Supply air hujan = Rata-
tinggi, yaitu curah hujan rata-rata rata curah hujan selama 10 Tahun x
200 mm/tahun adalah tahun 2008 Luas atap = 0,259 m3 x 7000 =
(283,57 mm/tahun), tahun 2009 1.813 m3
(249,2 mm/tahun), tahun 2010 3. Volume penampungan air hujan
(275,59 mm/tahun), tahun 2011 adalah luas atap (A) dikalikan
(224,14 mm/tahun), tahun 2012 Koefisien pengaliran 60% (I) dan
(189,07 mm/tahun), tahun 2013 curah hujan rata-rata (R), dengan
(255,57 mm/tahun), tahun 2014 menggunakan persamaan 3.6
(238,57 mm/tahun), tahun 2016 (278 Q = A x I x R = 7.000 m2 x 60% x
mm/tahun) dan tahun 2017 (232,05 0,259 m3 = 1.087,80 m3 .
mm/tahun). Hasil perhitungan dari penampungan
2. Tahun dengan curah hujan rata-rata air hujan untuk penyediaan air bersih
rendah, yaitu curah hujan rata-rata pada tepian sungai sebanyak 9 RT
200 mm/tahun adalah tahun 2007 sampai tahun 2019 bahwa luas atap
(180,84 mm/tahun) dan tahun 2015 dan volume penampungan air hujan
(92,97 mm/tahun). yang besar maka dapat dibagi dengan
atap bangunan eksisting sehingga
dalam 1 RT bisa terdapat 5 atau lebih
bak penampungan air hujan.

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian
tentang kajian penyediaan air bersih
untuk masyarakat tepian Sungai Kapuas
Gambar 4.1. Grafik curah hujan rata-rata di Kota Pontianak sebagai berikut :
per tahun selama 2007-2017 1. Jumlah penghuni dalam 1 kepala
keluarga paling banyak di tepian
sungai yaitu sekitar 4-5 orang, yaitu

12
47,7%. Penghasilan rata-rata DAFTAR PUSTAKA
ditepian sungai adalah Rp
1.500.000,00 sampai dengan Rp Anonim. 1990. Peraturan Menteri
2.000.000,00 yaitu 43% dan banyak Kesehatan Republik Indonesia
nya penggunaan air bersih yaitu 12- Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990
15 liter./hari sebesar 45,6%. Tentang Syarat-Syarat dan
Jumlah penghuni dan jumlah Pengawasan Kualitas Air.
penghasilan berpengaruh secara Kementerian Kesehatan. Jakarta.
signifikan dan simultan terhadap Anonim. 2009. Lampiran Peraturan
penggunaan air bersih, yaitu 95,1%. Menteri Kesehatan Republik
Hal ini berarti bahwa jumlah Indonesia Nomor
penghuni dan jumlah penghasilan 416/Menkes/Per/IX/1990 Tentang
sangat berpengaruh terhadap Syarat-Syarat dan Pengawasan
penyediaan air bersih. Kualitas Air. Kementerian
2. Kebutuhan air bersih masyarakat di Kesehatan. Jakarta.
tepian sungai adalah 1.062,24 m3 Anonim., 1998, Petunjuk Teknis
curah hujan rata-rata tahunan dari Perencanaan Rancangan Teknik
periode tahun 2007-2017 sebesar Sistem Penyediaan Air Minum
259 mm dengan luas atap 7.000 m2 vol VI, Departemen Pekerjaan
maka volume penampungan untuk Umum, Jakarta
air hujan sebesar 1.087,80 m3. Anonim., 2009, Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor
5.2 Saran 12 Tahun 2009 Tentang
1. Melakukan sosialisasi dan Pemanfaatan Air Hujan, Jakarta
penyuluhan dengan melibatkan Anonim., 2011, Undang-undang
seluruh elemen masyarakat bahwa Republik Indonesia Nomor 1
pentingnya penyediaan air bersih Tahun 2011 Tentang, Perumahan
karena berdampak bagi kesehatan dan Kawasan Permukiman.
masyarakat yang tinggal di tepian Jakarta.
sungai yaitu timbulnya berbagai Badan Penelitian dan Pengembangan
macam penyakit. Departemen PU., 2006.Pedoman
2. Perlu diadakan penelitian yang Petunjuk Teknik dan Manual,
serupa pada lokasi tersebut dengan Bagian : 6 Volume VI Petunjuk
sistem penyediaan air bersih Teknik Air Minum Perkotaan.
didukung teknologi lain sehingga Jakarta.
sebagai pembanding dalam Badan Pusat Statistik Kota Pontianak,
mengevaluasi keberhasilan dalam 2017, Kecamatan Pontianak
penyediaan air bersih. Timur Dalam Angka 2017,
C.V. Artha. Pontianak
Chatib, Benny., 1996. Sistem
Penyediaan Air Bersih. Diklat
Tenaga Teknik PAM. LPM-ITB.
Bandung

13
Harsoyo, Budi. (2010). Teknik
Pemanenan Air Hujan (Rain
Water Harvesting) Sebagai
Alternatif Upaya Penyelamatan
Sumberdaya Air di Wilayah DKI
Jakarta. Jurnal Sains & Teknologi
Modifikasi Cuaca, Vol. 11,
No. 2, 2010: 29-39
Sevilla, Consuelo G. et. al., 2007.
Research Methods. Rex Printing
Company. Quezon City.
Soemarto C.D. 1995. Hidrologi Teknik.
Erlangga. Jakarta.
Soewarno., 2000. Hidrologi Operasional
Jilid Kesatu. Citra Aditya Bakti.
Bandung.
Sutrisno., Totok C, Eni Suciastuti.,
1991, Teknologi Penyediaan Air
Bersih, Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai