Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR BERSIH UNTUK MASYARAKAT TELAGA RAJA KELURAHAN

BATU GAJAH

Richrisna Helena Waas, Charles J Tiwery


Abstrak

Air bersih mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di muka
bumi. Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang, tidak lepas dari permasalahan penyediaan air baku bagi
masyarakatnya. Salah satu masalah pokok yang dihadapi adalah kurang tersedianya sumber air baku, belum
meratanya pelayanan penyediaan air baku terutama di pedesaan dan sumber air baku yang ada belum
dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini yang juga dirasakan pada masyarakat Telaga Kelurahan Batu Gajah.
Kebutuhan air baku dan sistim pemberian airnya yang diterapkan di masyarakat tersebut belum berfungsi
dengan baik sehingga terkadang penduduk masih merasakan kekurangan air. Di dusun ini, sistim jaringan air
bersihpun masih begitu minim dimana pelayanan sistim jaringan air bersih hanya berupa sistim sambungan
hidran umum saja dan sistim jaringan sambungan rumah tidak merata untuk semua rumah.
Metodologi dalam penelitian ini adalah menggunakan survey dan analisis kebutuhan air berdasarkan
jumlah penduduk dengan metode rata-rata aitmatik dan metode geometric, kemudian menghitung debit air pada
sumber air dengan mengukur kecepatan aliran air dan beda tinggi lokasi sumber air.
Hasil dari penelitian ini menghasilkan debit air pada sumber yaitu 1,5 l/det. Debit ini masih layak untuk
memenuhi kebutuhan air bersih pada masyarakat Telaga Raja pada kondisi sekarang yaitu sebesar 0,99 l/det dan
untuk kebutuhan untuk 10 tahun mendatang yaitu sebesar 1, 21 l/det. Pemeliharaan dan pelestarian sumber air
perlu dilakukan agar menjaga kestabilan debit sumber dan kualitas airnya. Berdasarkan hasil pengamatan
sumber air yang ada di dusun Tuni desa Urimesing dalam kondisi yang tidak terlindungi dari kotoran daun dari
pepohona yang ada disekitar, sehingga pembersihan harus selalu dilakukan secara rutin dan membangun
konstruksi perlindungan mata air dari aliran sumber sampai ke bronkaptering

Kata Kunci : Air, Pengelolaan, Debit


Indonesia sebagai suatu negara moderen
PENDAHULUAN telah juga mengatur penggunaan air kedalam suatu
konstitusi, sebagai contoh dalam pasal 33 ayat 3
1.1. LatarBelakang UUD 1945 disebutkan bahwa bumi, air serta
Air bersih mempunyai fungsi yang sangat kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
penting bagi kehidupan makhluk hidup yang ada di dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-
muka bumi. Pengertian tersebut menunjukkan besarnya unfuk kemakmuran rakyat. Pada saat ini,
bahwa air memiliki peran yang sangat strategis dan pertumbuhan penduduk Indonesia sudah mencapai
harus tetap tersedia dan lestarikan, sehingga mampu angka yang cukup besar. Seiring dengan
mendukung kehidupan dan pelaksanaan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah kebutuhan
pembangunan di masa kini maupun di masa hidup yang harus dipenuhi juga semakin besar.
mendatang karena tanpa adanya air maka kehidupan Salah satu kebutuhan hidup yang utama yaitu
tidak akan dapat berjalan. Jumlah air di bumi sekitar kebutuhanakan air baku. Masalah penyediaan air
97% adalah air asin sedangkan sisanya berupa air baku saat ini menjadiperhatian khusus negara-
tawar, hal ini tentu saja menjadi perhatian yang negara maju maupun negara yang sedang
sangat penting mengingat keberadaan air yang bisa berkembang. Indonesia sebagai salah satu Negara
dimanfaatkan terbatas sedangkan kebutuhan berkembang, tidak lepas dari permasalahan
manusia tidak terbatas sehingga perlu suatu penyediaan air baku bagi masyarakatnya.
pengelolaan yang baik agar air dapat dimanfaatkan Salah satu masalah pokok yang dihadapi
secara lestari. Pemanfaatan air tentu akan sangat adalah kurang tersedianya sumber air baku, belum
berkaitan dengan ketersediaan dan jenis meratanya pelayanan penyediaan air baku terutama
pemanfaatan seperti pemanfaatan air untuk domestik di pedesaan dan sumber air baku yang ada belum
dan non domistik. Adanya berbagai kepentingan dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini yang juga
dalam pemanfaatan air dalam berbagai aspek dapat dirasakan pada masyarakat Telaga Raja khususnya
menimbulkan terjadinya konflik baik dalam pada RT 06 dan RT 07/RW 001 Kelurahan Batu
penggunaan air maupun cara memperolehnya. Salah Gajah. Kebutuhan air baku dan sistim pemberian
satu sumber air yang digunakan untuk memenuhi airnya yang diterapkan di masyarakat tersebut
kebutuhan air bersih adalah air tanah yang muncul belum berfungsi dengan baik sehingga terkadang
kepermukuaan bumi sebagai mata air. Air tanah penduduk masih merasakan kekurangan air.
yang muncul kepermukaan bumi sebagai mata air Masyarakat kedua RT ini, memiliki sistim jaringan
mempunyai berbagai keunggulan dibanding air air bersih yang masih begitu minim dimana
permukaan sebagai sumber air bersih, antara lain pelayanan sistim jaringan air bersih hanya berupa
kualitasnya lebih baik. sistim sambungan hidran umum saja dan sistim
jaringan sambungan rumah tidak merata untuk keberhasilan tersebut terdapat beberapa
semua rumah. Permasalahan lain yang dirasakan kendala.Salah satu diantaranya adalah kekurangan
masyarakat telaga raja khususnya di kedua RT ini air bersih, yaitu air yang jernih, tidak berwarna,
adalah kekurangan air pada musim kemarau, dan tawar dan tidak berbau.Ketersediaan air bersih sejak
pada musim penghujan air yang terbawah oleh dahulu sudah menjadi salah satu ciri kesejahteraan
jaringan pipa mengandung kandungan lumpur yang masyarakat.Tanpa air bersih tidak mungkin
banyak, hal ini di sebabkan karena sistim jaringan terwujud masyarakat yang sehat.Air bersih
tangkapan air (Brongkap) belum ditempatkan merupakan barang yang semakin penting juga
secara benar. Dalam rangka memenuhi kebutuhan langka, karena air bersih sangat dibutuhkan oleh
air baku yang semakin meningkat, maka perlu masyarakat dan pelaksana industri.Sebaliknya
mengkaji kembali kebutuhan air bersih untuk karena perkembangan IPTEK, mutu airpun dapat
masyarakat Telaga Raja, serta menentukan strategi diperbaharui.
yang tepat untuk pengelolaan dan pemanfaatan Semakin meningkatnya jumlah penduduk
sumber daya air pada saat ini dan masa yang akan di desa Itawaka dan Nolloth, meningkat pula
datang, agar kebutuhan air bersih dapat terpenuhi. keperluan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Namun hingga sekarang belum semua warga dapat
TINJAUAN PUSTAKA menikmati air bersih secara layak, karena belum
2.1. Pengelolaan Sumber Daya Air semua warga memiliki saluran air bersih. Para
Pengelolaan berasal dari kata dasar kelola pemakai mata air ini dikelompokan menjadi tiga,
yang berarti menyelenggarakan atau mengurus, yaitu pelanggan, membeli diwarung air yang
sedangkan pengelolaan adalah proses melakukan dikelola, dan yang mengambil sendiri di mata air.
kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga Kemampuan penyediaan air bersih untuk kehidupan
orang lain (Hehania, 2008). Menurut Global Water sehari-hari bagi manusia adalah hal yang sangat
Partnership (2001) bahwa pengelolaan sumber daya penting. Air, tanah dan manusia adalah hal yang
air terpadu merupakan penanganan integral yang tidak dapat dipisahkan.
mengarah dari pengelolaan air sub sektor ke sektor Pengertian dari standar kualitas air minum
silang. Secara lebih spesifik pengelolaan sumber adalah batasan oprasional dari kriteria kualitas air
daya air terpadu didefinisikan sebagai suatu proses dengan mamasukan pertimbangan non teknis,
yang mempromosikan koordinasi pengembangan misalnya kondisi sosial-ekonomi, target atau tingkat
dan pengelolaan air, tanah dan sumber daya terkait kualitas produksi, tingkat kesehatan yang ada dan
dalam rangka tujuan untuk mengoptimalkan resultan teknologi yang tersedia. Sedangkan kriteria kualitas
ekonomi dan kesejahteraan sosial dalam sikap yang air merupakan putusan ilmiah yang
cocok/tepat tanpa mengganggu kestabilandari mengekspresikan hubungan dosis dan respon efek,
ekosistem-ekosistem penting (Kodoatie, 2008). yang diperkirakan terjadi kapan dan dimana saja
Berdasarkan Kepres No. 32 tahun 1990, unsur-unsur pengotor mencapai atau melebihi batas
tentang pengelolaan kawasan lindung secara jelas maksimum yang ditetapkan dalam waktu tertentu.
dituangkan bahwa pentingnya perlindungan Dengan demikian maka kriteria kualitas air
terhadap sumber daya di bawahnya, yang memiliki merupakan referensi dari standar kualitas air bersih
manfaat besar terhadap kepentingan umum berdasarkan Permenkes Nomor.
(masyarakat luas). Pengelolaan kawasan resapan air 416/Menkes/Per/IX/1990, yang membedakan antara
dan pengembangan lingkungan secara terpadu kualitas air bersih dan air minum adalah standar
berkelanjutan, dilakukan dengan memperhatikan kualitas setiap parameter fisik, kimia, biologis dan
aspek daya dukung fisik wilayahnya, dan dalam radiologist maksimum yang diperbolehkan.
perencanaan pengelolaannya perlu memperhatikan 2.3. Pemanfaatan air bersih.
beberapa aspek yang erat kaitannya dengan Air bersih digunakan bukan saja untuk
keterpaduan kelembagaan dan pendanaannya. kebutuhan rumah tangga tetapi juga untuk kegiatan
Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan kegiatan lain, tergantung dari pemanfaatannya.
untuk melindungi dan melestarikan sumber air Tentu saja pemanfaatan air bersih ini akan
beserta lingkungan keberadaannya atau gangguan memberikan dampak bukan saja meningkatkan
yang disebabkan oleh daya alam, termasuk kesehatan masyarakat, tetapi juga mensejahterakan
kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan masyarakat dengan perkembangan perekonomian
manusia. Upaya perlindungan dan pelestarian akibat ketersediaan air bersih dalam berbagai
sumber air dijadikan dasar dalam penatagunaan kebutuhan.
lahan (Kodoatie dan Syarief , 2008) Kebutuhan manusia dan makluk hidup lain
di alam ini memerlukan air bersih untuk proses-
2.2. Pengolahan Sumber Air Untuk Air proses psikologis yang dibedakan antara lain :
Bersih a. Kebutuhan Domestik, adalah
Pembangunan yang dilaksanakan karena kebutuhan air bersih untuk pemenuhan
kemajuan IPTEK di Indonesia, telah berhasil kegiatan sehari-hari atau rumah tangga seperti :
meningkatkan kesehatan bangsa.Namun di dalam untuk minum, memasak, kesehatan individu
(mandi, cuci dan sebagainya), menyiram taman, 3. Sistem
halaman, pengangkutan air buangan ( buangan Pelayanan Air Bersih.
dapur dan toilet). Sistem pelayanan air bersih pada setiap daerah
b. Kebutuhan non Domestik , adalah pelayanan khususnya daerah perencanaan ke
kebutuhan air bersih yang digunakan untuk dua desa (Itawaka dan Nolloth), dengan
beberapa kegiatan seperti : menggunakan :
1. Kebutuhan Institusional, a. Sambu
adalah kebutuhan air bersih untuk ngan Rumah (SR)
kegiatan perkantoran dan tempat b. Hidran
pendidikan atau sekolah. Umum (HU).
2. Kebutuhan Komersial Rasio perbandingan jumlah penduduk dengan
dan Industri, adalah kegiatan air bersih sambungan rumah dan hidran umum dalam
untuk kegiatan Hotel, pasar, pertokoan, kriteria yang ada dinyatakan SR/SHU antara
restoran, seangkan kebutuhan air bersih 50/50 sampai 90/10.
untuk industri biasanya digunakan untuk 4. Jenis-jenis
air pendingin, air pada boliler untuk kebutuhan air bersih.
pemanas bahan baku proses. Manusia dan makluk hidup lain dialam ini
3. Kebutuhan Fasilitas memerlukan air untuk kebutuhan aktivitas
Umum, adalah kebutuhan air bersih untuk sehari-hari, hal-hal yang dapat mempengaruhi
kegiatan tempat-tempat ibadah, rekriasi jumlah kebutuhan air bersih dapat dibedakan
terminal. atas :
2.4. Perkiraan kebutuhan air bersih. a. Kebutuhan Domestik
Secara umum kriteria perencanaan yang Kebutuhan air domestik adalah kebutuhan
digunakan dalam perencanaan sistem distribusi air kebutuhan air bersih untuk pemenuhan
bersih meliputi hal-hal sebagai berikut : keperluan sehari-hari pada tiap-tiap
1. Tingkat keluarga atau disebut sebagai kebutuhan
Pelayanan Penduduk. rumah tangga, kebutuhan air untuk rumah
Untuk mengetahui tingkat pelayanan air tangga digunakan untuk memasak mandi,
bersih pada suatu daerah harus dinyatakan mencuci, menyiram membilas dan
dalam persentasi terhadap jumlah penduduk sebagainya.
yang berada pada wilayah pelayanan atau Menurut kriteria perencanaan Ditjen Cipta
daerah tersebut. Jadi untuk suatu daerah Karya Dinas PU, maka :
pelayanannya bisa lebih kecil dari 60 % atau 1) Konsumsi sambungan rumah tangga :
lebih besar sampai 100 %, dalam kriteria 90 liter/orang/hari.
yang ada dinyatakan bahwa tingkat pelayanan 2) Konsumsi sambungan hidran umum
penduduk dinyatakan 50 % sampai 100 % adalah : 30 liter/orang/hari.
dari jumlah penduduk. 3) Perbandingan antara sambungan
2. Pembagian rumah tangga dan hidran
Daerah Pelayanan. umumadalah : SR : HU = 70 : 30
Adapun maksud dan tujuan dari pembagian b. Kebutuhan non Domestik.
daerah pelayanan adalah untuk : Kebutuhan air non domestik adalah
a. Mempe kebutuhan air bersih yang digunakan diluar
rmudah penentuan besarnya pembebanan kebutuhan rumah tangga, kebutuhan air
dalam sistem jaringan pelayanan bersih non domestik ini sangat bervariasi
kebutuhan air. untuk setiap kota sebagai mana
b. Mempe pertimbangan dalam perencanaan.Analisis
rmudah perhitungan kebutuhan air sektor non domestik dilaksanakan dengan
bersih, baik untuk kebutuhan domestik berpegangan pada analisisdata
maupun kebutuhan nan domestik. pertumbuhan terakhir fasilitas – fasilitas
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sosial ekonomi yang ada pada
pembagian blok-blok pelayanan air bersih wilayahperencanaan. Kebutuhan air non
adalah ; domestik menurut kriteria perencanaan
a. Kepadat pada Dinas PU dapat dilihat dalam Tabel
an penduduk 2.1 sampai Tabel 2.5 berikut ini :
b. Batas wilayah pelayanan Untuk mengetahui kriteria perencanaan air bersih
c. Tata guna lahan dimasa sekarang dan pada tiap – tiap kategori dapat dilihat pada Tabel 2.1
akan datang berikut ini :
d. Jaringan jalan
e. Arah pengembangan.
kebutuhan air yang dibutuhkan oleh penduduk
tersebut.Ada beberapa metode yang dipakai untuk
memproyeksikan jumlah penduduk yang digunakan
dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih.
Dua diantaranya adalahsebagai berikut :
a. Metode Rata-rata Aritmatik.
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa
jumlah pertumbuhan penduduk dari tahun ke
tahun adalah tetap, dimana angka pertambahan
penduduk yang digunakan diambil dari rata-rata
Tabel 1. Kriteria Perencanaan Air Bersih Untuk
Kota Kategori I,II,II,IV

2.5. Penentuan Kebutuhan Air Bersih. pertambahan penduduk pada tahun-tahun


a. sebelumnya.
Untuk mengetahui banyaknya kebutuhan Perhitungan jumlah penduduk secara Aritmatik
air bersih pada suatu daerah pelayanan, maka perlu dengan menggunakan persamaan berikut :
dihitung terlebih dahulu adalah proyeksi jumlah
penduduk sehingga dapat menentukan besar
Pn = Po + n . r ...................
Kebutuhan air dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh
karateristik pemakaian air, misalnya fluktuasi
2.1 kebutuhan air dipengaruhi oleh :
Dimana ; a. Waktu prod
Pn = Jumlah penduduk tahun b. Kebiasaan p
proyeksi mandi, cuci, memasak, menyiram taman dan
Po = Jumlah penduduk saat ini sebagainya.
r = Selisi pertambahan penduduk c. Mayoritas a
tiap tahun Ramadan tingkat pemakaian air akan lebih
n = Tahun proyeksi meningkat dibanding bulan-bulan lain)
Metode ini cocok digunakan pada perhitungan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
perkembangan penduduk pada daerah dimana fluktuasi kebutuhan air dibagi dalam tiga
terdapat pertambahan penduduk yang rendah. kelompok yaitu :
- Kebutuhan air rata-rata .
b. Metode Geometrik - Kebutuhan air pada jam puncak.
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa - Kebutuhan air pada hari maksimum.
perkembangan penduduk akan berganda Kebutuhan air pada jam puncak dan pada hari
dengan sendirinya, hal ini analog dengan bunga maksimum inilah yang dimaksudkan dengan
berganda, oleh karenanya persamaan yang fluktuasi kebutuhan air.
digunakanpun adalah persamaan bunga
beranda, metode ini banyak dipakai karena 2.6. Sistem Penyediaan Air Bersih.
mudah dan mendekati kebenaran. Untuk menentukan sistem penyediaan air
Perhitungan jumlah penduduk secara bersih pada masyarakat, maka perlu dilakukan
Geometrik dengan menggunakan persamaan klasifikasi sistem pelayanan air bersih yang meliputi
berikut : sistem individual dan sistem komunal.Sistem
individu dan sistem komunal masih dijumpai
Pn = Po (1 + r )n ....................................... 2.2 dimasyarakat pedesaan (rural urban) maupun
Dimana : masyarakat perkotaan (urban).
Pn = Jumlah penduduk tahun proyeksi Sistem individu dititik beratkan pada
Po = Jumlah penduduk tahun yang pengusahaan pemenuhan kebutuhan air bersih
diketahui. secara pribadi atau perorangan, sedangkan sistem
r= Presentasi pertambahan penduduk tiap komunal, pemenuhannya dilakukan secara
tahun terorganisasi melalui sistem pipanisasi. Umumnya
n= Tahun proyeksi. suatu sistem perpipaan yang menggunakan sistem
Metode ini sangat cocok digunakan untuk perpipaan diperlukan dana cukup besar untuk
menghitung perkembangan penduduk pada kebutuhan investasi maupun dana untuk operasi dan
daerah yang sedang berkembang. pemeliharaan, apalagi suatu sistem perpipaan
dengan menggunakan sistem pompanisasi untuk
2. Penentuan Fluktuasi Debit mendistribusikan air bersihnya.
Air Yang Dibutuhkan. 2.7. Debit Aliran Sungai
Pada umumnya kebutuhan air di masyarakat Umumnya pengukuran debit dari mata air
tidaklah konstan, tetapi berfluktuasi dengan adanya untuk perencanaan dilakukan pada musim kemarau,
perubahan musim dan aktivitas masyarakat. Pada dan jika mungkin dilakukan juga pada musim
hari tertentu disetiap minggu, bulan, atau tahun penghujan, sehingga diperoleh angka realible yield
akan terdapat pemakaian air yang lebih besar dari yang ekstrim (mendekati kenyataan sebenarnya).
pada kebutuhan rata-rata perhari, pemakaian air Pengukuran debit mata air dapat dilakukan dengan
tersebut disebut “pemakaian hari maksimum” . beberapa cara yang salah satunya adalah Metoda
Demikian pada jam-jam tertentu didalam satu hari, Tampung.
pagi atau sore, pemakaian air akan memuncak lebih Metode ini hanya dapat digunakan untuk
besar dari pada kebutuhan air rata-rata perhari, pengukuran sumber air yang bias dibentuk
kebutuhan air tersebut disebut “ Pemakaian jam menjadi sebuah terjunan. Cara ini cukup mudah
puncak” Besarnya pemakaian air hari maksimum dilakukan dan dipelajari sehingga banyak
dan jam puncak, dapat ditentukan dengan digunakan untuk pengukuran, alat-alat yang
mengalikan pemakaian air dari rata-rata perhari diperlukan dalam pengukuran tersebut adalah :
dengan faktor pemakaian hari maksimum dan jam  Alat tampung semacam ember/baskom
puncak. Makin banyak penduduk dan aktifitas dll. Yang telah diketahui volumenya
yang dilayani, maka makin kecil faktor hari (penghitungan volume bisa dilakukan
maksimum atau jam puncaknya, karena aktivitas dengan jalan menghitung rata-rata luas
penduduk yang sepanjang hari akan cenderung lingkaran atas dan bawah ember
membutuhkan air bersih mendekati rata-rata. dikalikan ketinggiannya atau dengan cara
mengisi air ke dalam ember dengan titik khusus seperti pada titik
menakarnya terlebih dahulu) terendah dan titik tertinggi
 Stop watch atau arloji yang dilengkapi i) Cantumkan arah aliran pada setiap
dengan stop watch pipa
 Alat-alat tulis untuk mencatat hasil j) Pemberian nomor simpul tersebut
pengukuran yang dilakukan (pengukuran mulai dari sumber searah aliran
sebaiknya dilakukan berulang-ulang air
paling tidak 8 kali untuk mengoreksi k) Cantumkan jarak antara dua
pengukuran sebelumnya) simpul, sesuai jarak sebenarnya
Pelaksanaan pengukuran dapat dari hasil pengukuran atau peta
dimulai diawali dengan aba-aba dari situasi yang berskala.
orang yang memegang stop wacth pada l) Cantumkan rencana jumlah kran
saat penampungan air dimulai, dan finish umum / hidran umum dan
jika ember terisi penuh (mulai tumpah), sambungan rumah untuk perkiraan
kemudian waktu yang diperlukan dari alokasi debit (/dt).
mulai menampung sampai ember terisi Kemudian lanjutkan dengan Langkah –
penuh waktunya dicatat, kemudian langkah sebagai berikut:
diulangi beberapa kali untuk mencari a) Tentukan kebutuhan tiap simpul
rata-ratanya. Rumus yang digunakan dan aliran pada pipa, sesuai
untuk menghitung pengukuran debit : prosedur perencanaan (kebutuhan
pemakaian rata – rata untuk masing
V – masing SR / KU / HU), catumkan
Q= ..........................................2.3 hasilnya pada gambar 8.14.
t b) Hitung kebutuhan untuk setiap
penggal pipa pada setiap simpul
Dimana : sebelah hilir
Q = Debit ( liter/detik) c) Tentukan aliran pada pipa dengan
V = Volume (liter) menjumlahkan kebuhan dari setiap
t = Waktu (detik) simpul yang dilewati dengan aliran
pipa sebelah hulu. Perhitungan
2.8. Perhitungan Hidrolis dimulai dari titik terakhir pada
Langkah – langkah yang perlu dilakukan ujung jaringan, menerus menuju
adalah : kearah sumber air.
a) Siapkan peta situasi dan peta
topografi desa dari hasil survei dan Tabel 2. Perancangan Jalur Pipa Distribusi Utama
pengukuran yang telah dilakukan.
b) Siapkan sketsa tanpa skala sesuai
dengan peta situasi diatas
c) Cantumkan pada sketsa tersebut
mengenai titik sumber, jalur
transmisi dan distribusi pada
sepanjang jalan
d) Cantumkan nomor simpul (node)
pada setiap persimpangan /
persilangan
e) Cantumkan nomor simpul pada
setiap ujung pipa
f) Jika akan ditentukan dengan sistem
cabang (branch), maka potong
bentuk jaringan yang berbentuk
melingkar (loop), kemudian
cantumkan dua nomor simpul pada
jaringan yang dipotong tersebut
g) Jika jarak antar dua simpul lebih
dari 500 m, maka tambahkan
nomor simpul diantara kedua
simpul tersebut
h) Cantumkan nomor simpul
sepanjang jalur pipa pada titik -
Secara umum metodologi yang dilakukan dalam
penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut:

A. Kehilangan Energi (Headloss) dengan


Hanzen Williams Formula :
Untuk menghitung kehilangan
energi (headloss) pengaliran air pada pipa, Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
dapat menggunakan rumus Hanzen
Williams, yang telah dikonversi ke metrik 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
unit oleh konsultan sebagai berikut : Penelitian survey ini berlokasi di Telaga Raja RT
06 dan RT 07/RW 001 Kelurahan Batu Gajah Kota
Rumus untuk perhitungan headloss : Ambon. Penelitian ini dilakukan selama satu
minggu untuk mengambil data debit Air di sumber
sampai pada distribusi air bersih di pemukiman.
Q 1,85 x L
H L = 1,1846 x 1010 {
C1,85 x D 4,87 3.2. Pengumpulan Data
}......................2.4 1. Data primer adalah data yang di peroleh
dilapangan. Adapun pengumpulan data primer
adalah sebagai berikut :
C H L0,541 x D 2,63
Q = 3,588 x 10 −06
{ a. Jarak Sumber ke Reservoir
L0,541 b. Dimensi Reservoir
}....................2.5 c. Dimensi Bronkaptering
d. Data Beda Tinggi
Dimana : e. Dimensi Pipa

HL : Kehilangan 2. Data sekunder meliputi :


tekanan (m) a. Peta Lokasi
Q : Debit air (lt/dt) b. Data Jumlah Penduduk
C : Coeff gesek
Hazen Williams 3.3. Teknik Analisis Data
L : Panjang pipa (m) Teknik analisa data yaitu memperhitungkan jumlah
D : Diameter pipa kebutuhan air bersih dengan memproyeksikan
jumlah penduduk menggunakan metode rata-rata
METODOLOGI PENELITIAN aritmatik (persamaan 2.1) dan metode geometric
(persamaan 2.2). kemudian menghitung debit aliran
sungai pada sumber air dengan menggunakan Hasil analisis kebutuhan air di masyarakat
persamaan 2.3. Telaga Raja dapat dijelaskan dengan hasil
Setelah meganalisis kebutuhan air, kemudian dibuat survey debit sumber, perhitungan
system pengolahan air bersih dan pemeliharaan kebutuhan air eksisting dan proyeksi
sumber air berdasarkan standar yang berlaku yang keutuhan air bersih untuk 10 tahun dapat
sesuai dengan kondisi sumber air pada lokasi dijelaskan sebagai berikut.
penelitian. A. Debit aliran pada sumber air
Berdasarkah hasil survey (Gambar 4.1)
ANALISA DAN PEMBAHASAN di lokasi sumber air di dusun Tuni desa
Urimesing yang pengambilan debit
4.1. Gambaran Umum Lokasi Studi sungai dengan menggunakan wadah
Gambar umum lokasi studi dalam botol berkapasitas 1,5 liter yang
penelitian ini dapat di jabarkan sebagai kemudian dihitung waktu yang
berikut. digunakan untuk pengisian air dalam
A. Letak administratif. botol adalah 1 detik. Sehingga
Wilayah Telaga Raja merupakan menghasilkan debit air pada sumber
salah satu wilayah yang berada pada sebesar Q = 1,5 l/det.
kelurahan Batu Gajah kecamatan Sirimau
Kota Ambon. Secara administratif wilayah
Telaga Raja hanya terdidri dari 2 RT yaitu
RT 06 dan RT 07/ RW 001.
B. Letak Geografis
Secara geografis letak wilayah Telaga
Raja berbatasan dengan :
- Sebelah Utara :
Kelurahan Batu Gajah dan Desa
Soya
- Sebelah Barat : Dusun
Kusu-Kusu Sereh desa Urimesing
- Sebelah Timur : Kelurahan
Mangga Dua Gambar 2. Proses Pengukuran Debit
- Sebelah Selatan : Kecamatan Air Di Sumber
Nusaniwe
C. Kependudukan
Jumlah jiwa dan KK berdasarkan data B. Debit kebutuhan air di masyarakat
Kelurahan dan Data pada tim Telaga Raja pada kondisi eksisting
Pengelolaa Air Bersih Berdasarkan hasil survey debit
1. Jumlah KK dan Jiwa RT 06 : air di sumber, kemudian dilakukan
Jumlah KK : 76 perhitungan kebutuhan air di
Jumlah jiwa : 380 masyarakat Telaga Raja berdasarkan
2. Jumlah KK dan Jiwa RT 07 : data jumlah penduduk. Hasil
Jumlah KK : 108 perhitungan kebutuhan air di
Jumlah jiwa : 570 masyarakat Telaga Raja dapat dilihat
D. Kondisi Kebutuhan Air Bersih pada Tabel 4.1.
Masyarakat Telaga Raja pada
dua RT 06 dan 07 memenuhi
kebutuhan air bersihnya dengan
sumber air yang berasal dari dusun
Tuni desa Urimesing yang berjarak + 3
km dari pemukiman Telaga Raja Tabel 3. Kebutuhan Air berdasarkan
(berdasarkan hasil survey). jumlah jiwa per jalur pipa
Pengelolaan air bersih di telaga raja
merupakan hasil swadaya masyarakat
dengan bantuan pemerintah kota
Ambon melalui dinas Pekerjaan
Umum kota Ambon sejak tahun 2009.

4.2. Kebutuhan Air di Masyarakat Telaga


Raja
2 H-G G 122 0,13
3 G-E E 61 0,06
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, dibagi 4 E-F Jalur F 110 BEBAN0,11 NODE
jumlah jiwa per pembagian jalur pipa No Pipa Node Jmlh. Pddk
  F-I I 44 0,05 Kebuth.
mulai dari Reservoir sampai ke jalur yg dilayani Air
pipa daerah B-J (yang lebih jelasnya       395 (jiwa) 0,41 (lt/d)
dapat dilihat pada lampiran peta     B    
jaringan pipa). Jumlah jiwa masyarakat 1  
B-J'   j res 463   0,48  
Telaga Raja adalah 950 jiwa dengan 1 Res-A A 5 0,01
      463 0,48
pemakaian air standar untuk 2 A-B B 75 0,08
sambungan rumah adalah 90 liter/   3  B-C   C 1158,04 100 1,21 0,10
orang/ hari (berdasarkan Tabel 2.1 4 C-D D 36 0,04
untuk konsumsi air Sambungan Rumah 5 D-E E 30 0,03
SR dengan ukuran kota Sedang), maka       246 0,26
dapat dihitung kebutuhan per detiknya
sebesar 0,99 l/det.     A    
Jika dibandingkan dengan 1 A-H H 48 0,05
debit air di sumber, sebesar 1,5 l/det, 2 H-G G 100 0,10
maka debit air sumber masih 3 G-E E 50 0,05
memenuhi kebutuhan air masyarakat 4 E-F F 90 0,09
Telaga Raja untuk kondisi saat ini.   F-I I 36 0,04
      324 0,34
C. Debit Kebutuhan Air Di Masyarakat     B    
Telaga Raja Untuk Proyeksi 10 1 B-J' j 380 0,40
Tahun
      380 0,40
Debit kebutuhan air di
masyarakat Telaga Raja perlu       950,00 0,99
dipoyeksikan untuk 10 tahun kedepan,
untuk dapat mengetahui apakah Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan
dengan debit sumber air di sumber air untuk 10 tahun, didapat kebutuhan air per detik
masih memenuhi kebutuhan adalah 1,21 l/det. Jika dibandingkan dengan debit
masyarakat jika terjadi pertambahan pada sumber, maka debit sumber air di Dusun Tuni
penduduk selama 10 tahun. masih layak untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Berdasarkan data pertumbuhan pada masyarakat Telaga Raja selama 10 tahun
penduduk nasional sebesar 2 %, maka kedepan.
dapat dihitung proyeksi pertumbuhan 4.3. Sistem Pengolahan Air Baku
penduduk masyarakat Telaga Raja Sistem pengolahan air baku di
dengan kebutuhan air yang dapat masyarakat telaga raja menggunakan
dilihat pada Tabel 4.2. sistem gravitasi dari aliran sumber mata air
di dusun Tuni desa Urimesing dan
Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Air memiliki satu buah reservoir untuk
Bersih Untuk 10 Tahun kemudian didistribusikan ke pemukiman.
Setelah dilakukan survey jaringan
No Jalur Node Jmlh. Pddk Kebut. air bersih mulai dari sumber, reservoir
Pipa Proy 10 Air sampai ke pemukiman warga dengan
thn Proy 10 pengambilan titik koordinat serta elevasi
(jiwa) thn maka dapat dijelaskan sistem pengolahan
(lt/dt) air bersih pada masyarakat Telaga Raja
sebagai berikut.

    res     A. Kondisi eksisting jaringan air bersih


1 Res-A A 6 0,01 Kondisi eksisting jaringan air bersih di

PETA HIDROLIS
2 A-B B 91 0,10 Telaga Raja dapat dilihat pada Gambar
3 B-C C 122 0,13 4.2.
4 C-D D 44 0,05
P A M S I MA S

Reservoir P:221 m'_ EL : 144


P:341 m' EL : 141
Rmh: 14
R
Rmh: 1 A B
pipa 3" pipa 3"

5 D-E E 37 0,04
EL : 146 P:265 m'_
Rmh: 76

P:120 m' pipa 2"


pipa 2" Rmh: 8 EL : 118
J

      300 0,31 H EL : 141 pipa 2"


P:90 m'_
Rmh: 20

    A     pipa 2" P:68 m'


Rmh: 20

P:10 m'
EL : 140
E pipa 2"
EL : 140
D
pipa 2" C

1 A-H H 59 0,06
Rmh: 15 P:111 m' EL : 140
P:63 m'
G pipa 2" Rmh: 6
Rmh: 5
EL : 141

P:162 m'
pipa 2"
Rmh: 18

P:135 m'
Rmh: 5
F I
pipa 2"
EL : 141 EL : 139
Gambar 3. Peta Jaringan Pipa Dari hasil perhitungan pada Tabel 4.3 di atas,
(Peta Hidrolis) menghasilkan sisa tekan yang bervariasi yang
Dapat dijelaskan berdasarkan dipengaruhi oleh elevasi dan beda tinggi letak
gambar di atas, bahwa jaringan pipa reservoir dan pembagian pipa jaringan. Sisa tekan
dari sumber ke reservoir berjarak 2,5 yang paling kecil adalah 1,10 yaitu pada daerah
km dengan ukuran diameter pipa 4” reservoir menuju pemukiman warga dan yang paling
atau 100 mm. Jarak jaringan pipa dari terbesar nilai sisa tekan adalah pada jaringan B-J
reservoir ke pemukiman warga Telaga dengan nilai sisa tekan sebesar 25,04.
Raja adalah 500 m dengan diameter Sisa tekan pada reservoir sangat kecil
pipa 3” atau 75 mm dan terbagi ke dipengaruhi oleh elevasi dan beda tinggi yang kecil
sambungan rumah dengan diameter antara letak reservoir dan pemukiman yang hanya
pipa 2” atau 50 mm dan 1,5” atau 30 selisih 2 m, sehingga mempengaruhi kecepatan air
mm. yang dilalui. Berdasarkan standar sisa tekan yang
dihasilkan minimal adalah 2 supaya menghasilkan
B. Perhitungan Hidrolis kecepatan aliran yang optimum. Sehingga elevasi
Berdasarkan peta hidrolis yang letak reservoir perlu diruubah atau dilakukan
merupakan hasil pengukuran jaringan perbaikan peninggian lokasi reservoir, sehingga
pipa dan elevasinya, maka dapat menghasilkan kecepata aliran air yang optimum dan
dilakukan perhitungan hidrolis yang pemakaian air yang optimum juga pada pemukiman
hasilnya dapa dilihat pada Tabel 4.3. warga Telaga Raja.

4.4. Strategi Pemeliharaan dan Perbaikan


Pengelolaan Sistem Air Bersih
Setelah dilakukan analisis terhadap
kebutuhan air masyarakat Telaga Raja dan
sistem pengolahannya, perlu dilakukan
rekomendasi pemeliharaan dan perbaikan
pengelolaan yang harus dilakukan oleh
masyarakat Telaga Raja melalui Tim
pengelolanya dan juga tanggung jawab RT.
Strategi pemeliharaan dan Perbaikan
DATA BEBAN PIPA PERHITUNGAN HEAD LOSS
No Jalur Node Elevasi Beda Tinggi Pjg Pipa Slope Jmlh. Pddk Jmlh. Pddk Flow Flow Koeff HW Diam. Pipa Diam. Pipa Hloss Total Hloss HGL Sisa Kcptan
Pipa h ^h L S yg disuplai Proy 10 thn Jam Puncak C D teoritis D desain per 100 m (+10% minor) Tekan V
(+ m) (m) (m) (%) (jiwa) (jiwa) (lt/dt) (lt/dt) (mm) (mm) (m) (m) (m) (m) (m/dtk)
Tabel 5. Perhitungan Hidrolis

res 146,00 146,00


1 Res-A A 144,00 2,00 221 0,90 950 1158 1,21 1,81 130 62,29 75,00 0,37 0,90 145,10 1,10 0,41
2 A-B B 132,00 12,00 341 3,52 621 757 0,79 1,18 130 40,11 75,00 0,17 0,63 144,46 12,46 0,27
3 B-C C 140,00 -8,00 90 (8,89) 166 202 0,21 0,32 130 20,09 30,00 1,27 1,26 143,21 3,21 0,45
4 C-D D 139,00 1,00 111 0,90 66 80 0,08 0,13 130 22,63 30,00 0,23 0,28 142,92 3,92 0,18
5 D-E E 141,00 -2,00 63 (3,17) 30 37 0,04 0,06 130 12,95 30,00 0,05 0,04 142,89 1,89 0,08

A 144,000 145,10
1 A-H H 141,50 2,50 120 2,08 324 395 0,41 0,62 130 34,88 50,00 0,36 0,48 144,62 3,12 0,31
2 H-G G 141,40 0,10 68 0,15 276 336 0,35 0,53 130 56,54 50,00 0,27 0,20 144,41 3,01 0,27
3 G-E E 141,00 0,40 10 4,00 176 215 0,22 0,34 131 24,12 50,00 0,12 0,01 144,40 3,40 0,17
4 E-F F 140,00 1,00 162 0,62 126 154 0,16 0,24 132 31,09 50,00 0,06 0,11 144,29 4,29 0,12
F-I I 139,00 1,00 135 0,74 36 44 0,05 0,07 132 18,60 50,00 0,01 0,01 144,28 5,28 0,03

B 132,000 144,46
1 B-J' j 118,00 14,00 265 5,28 380 463 0,48 0,72 130 30,62 50,00 0,49 1,43 143,04 25,04 0,37

1.586
1 Perpipaa Inspeksi 1 x
n jalur pipa seminggu
transmisi dan
distribusi
2 Pelestari 1. Melaksana 1x Bulan
an kan dan perlu
penangka pembersiha inspeksi
p mataa n sumber setiap
air air dan minggu
bronkap pada musim
Pengelolaan Sistem Air Bersih dapat penghujan
dijelaskan sebagai berikut. 2. Melakukan
konstruksi
Tabel 6. Rencana Pemeliharaan dan perlindung
Pelestarian Sumber Air an mata air
dari aliran
sumver
sampai ke
bronkapteri
ng

3 Reservo Perawatan 1x bulan


ir Bak
Reservoir

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Ketersediaan Kebutuhan Air Bersih pada
Masyarakat Telaga Raja, penulis
menyimpulkan bahwa :
1. Debit air pada sumber yaitu 1,5 l/det.
Debit ini masih layak untuk memenuhi
kebutuhan air bersih pada masyarakat
Telaga Raja pada kondisi sekarang
yaitu sebesar 0,99 l/det dan untuk
kebutuhan untuk 10 tahun mendatang
yaitu sebesar 1, 21 l/det.
2. Sistem pengolahan air baku di
masyarakat telaga raja menggunakan
sistem gravitasi dari aliran sumber mata
air di dusun Tuni dan memiliki satu
A. Pemeliharaan Sistem
buah reservoir untuk kemudian
Pemeliharaan sistem yang
didistribusikan ke pemukiman.
perlu dilakukan pada daerah
Berdasarkan hasil pengolahan dara
pemukiman dapat dilihat pada Tabel 6
elevasi dan dimensi pipa, menghasilkan
perhitungan hidrolis dengan sisa tekan
Tabel 6. Pemeliharaan Sistem
yang bervariasi. Sisa tekan pada
perpipaan dan konstruksi HU (Hidran
reservoir sangat kecil dipengaruhi oleh
Umum)
elevasi dan beda tinggi yang kecil
antara letak reservoir dan pemukiman
Jadwal/Fre yang hanya selisih 2 m, sehingga
Rencana
Jenis kuensi mempengaruhi kecepatan air yang
No Pemeliharaa
sarana Pemelihara dilalui.
n
an 3. Strategi pemeliharaan dan pelestarian
sumber air yang perlu dilakukan agar
menjaga kestabilan debit sumber dan
kualitas airnya adalah melakukan
pembersihan secara rutin dan
membangun konstruksi perlindungan
mata air dari aliran sumber sampai ke
bronkaptering.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang ditarik
dari hasil observasi, maka penulis mencoba
memberikan saran dan rekomendasi sebagai
berikut :
1. Penulis menyarankan kepada masyarakat
setempat untuk lebih sadar dan
bertanggung jawab dalam pemeliharaan
dan pelestarian sumber air tersebut agar
kebutuhan air bersih dapat digunakan
semaksimal mungkin.
2. Disarankan kepada masyarakat untuk
memiliki penampungan yang cukup
memadai di setiap rumah untuk lebih
menghemat pemakaian air.
3. Posisi elevasi reservoir perlu di rubah
lebih tinggi untuk mengoptimalisasi
kecepatan aliran air.
4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
berkaitan dengan kondisi kualitas air
bersih di lokasi setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadii, Khayan, 2011, Teknologi Pengelolaan Air


Minum, Gosyen Publishing, Yogyakarta.
CHAPTER V Tentang Analisis Kebutuhan Air
Bersih Serta Kriteria Perencanaan Air
Bersih , Diunduh Tanggal 2 November 2014.
Hanafi Imam, 2011, Kebijakan Air Bersih Tata
Ruang Air, Universitas Brawijaya Press (UB
Press).
Kodoatie J Robert, Sjarief Roestam, 2010, Tata
Ruang Air, ANDI Yogyakarta.

Linsley K Ray, Fransini B Joseoh, 1986, Teknik


Sumber Daya Air Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
Rubianto, 2003, Kebijakan Pengelolaan sumber Air
Baku di Kota Bandung Dan Kabupaten
Bandung, Jurnal PILAR Volume 12 Nomor
2. Diunduh 26 November 2014.
Sjamsidi, 2013, Pengelolaan Dan Pemanfaatan Air
Baku, Universitas Brawijaya Press (UB
Press).
Soedradjat A, 1983, Mekanika-Fluida Dan
Hidrolika, Nova, Bandung
Undang-Undang Republik Indinesia Nomor 11
Tahun 1974 Tentang Pengairan. Diunduh
Tanggal 29 Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai