Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh
setiap makhluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Air merupakan salah
satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan
lainnya seperti keperluan pertanian dan industry (Bunyamin dan Silvana M,
2020). Hal ini menunjukan bahwa air bersih merupakan kebutuhan utama
bagi setiap individu untuk melakukan berbagai aktifitas sehari-hari maupun
untuk dikonsumsi. Dalam hal ini sistem pendistribusian air bersih
merupakan hal yang penting bagi masyarakat, agar dapat menyediakan air
bersih yang memadai.
Sistem distribusi air bersih pada umumnya merupakan suatu jaringan
perpipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan
perlengkapan lainya.( Rosita,N,D dan Lubis, Z 2016)
Desa Waekatin adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Fena-
Fafan, Kabupaten Buru Selatan. Di desa ini suda terdapat sarana prasarana
air bersih yang bersumber dari mata air dan mata air tersebut bernama air
waefiaka. Pada sumber mata air tersebut di buat bak penampung, lalu air di
transmisis ke bak reservoir melalui jaringan pipa transmisi kemudian di
distribusikan ke masyrakat melalui jaringan pipa distribusi. Pada awal
perencanaan sarana prasarana ini mencukupi untuk seluruh masyrakat desa
waekatin, namun seiring berjalanannya waktu dimana meningkatnya jumlah
penduduk setiap tahun serta perkembangan wilayah yang terjadi,
menyebabkan pelayanan air bersih di desa waekatin tidak mencukupi.
Sehingga di desa Waekatin kini sedang mengalami permasalahan dimana
pendistribusian air bersih yang kurang efisien untuk memenuhi kebutuhan
masyrakat sehari-hari. Hal ini menyebabkan warga desa waekatin harus
mengambil air mengunakan alat bantu seperti, girijen, ember dan lain-lain,
dalam hal ini sebagian masyarakat tidak menikmati air bersih dengan baik
sesuai kebutuhan. Berdasarkan permasalahan yang di alami masyarakat desa
waekatin maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“EVALUASI DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA WAEKATIN
KECAMATAN FENA-FAFAN KABUPATEN BURU SELATAN”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka munculah rumusan permaslahan dari


latar belakang di atas adalah :
1. Bagaimana pengaruh tinggkat pertumuhan penduduk desa waekatin
terhadap kebutuhan masyarakt dalam 10 tahun ke depan?
2. Apakah sumber air yang di gunakan bisa mencukupi kebutuhan
masyarakat desa Waekatin ?
3. Apa penyebab sistem pendistribusi air bersih tidak merata kepada
masyarakat desa waekatin?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Menganalisis kebutuhan air bersih di desa waekatin
2. Menganalisis sumber air yang di gunakan masyarakat desa Waekatin
3. Menganalisis sistem pendistribusian air bersih di desa Waekatin

1.4. Batasan Penelitan

Adapun Batasan masalh dari penelitian ini adalah :


1. Perhitungan proyeksi pertumbuhan jumlah penduduk mengunakan
metode geometric dan aritmatika
2. Pengambilan data jumlah penduduk, di ambil berdasrkan lima (5)
tahun terakhir
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah
sanitasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/Menkes/SK/IX/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai
air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat di minum apabila di
masak.
2.1.1. Sumber Air Baku
Air baku merupakan air yang didistribusikan dalam penyediaan air
bersih yang harus memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk
air bersih. Air baku dapat diperoleh dari beberapa sumber air seperti air
hujan, air tanah, mata air dan air permukaan. Dalam perencanaan, sebelum
menentukan sumber air baku mana yang dipakai harus diperhatikan kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sumber air baku tersebut. Hal ini dikarenakan
masing-masing sumber air baku memiliki karakter yang berbeda sehingga
perlu direncanakan dengan baik (Wahyudianto .F, 2020).
A. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi yang tidak
mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Terdiri dari air sungai, air rawa, air
danau, dan air waduk. Air sungai merupakan alternatif sumber air yang
paling mudah diperoleh karena kondisinya yang mudah dijangkau dan
terletak dekat dengan pemukiman masyarakat. Fluktuasi air sungai tinggi
karena dipengaruhi oleh air hujan. Dari segi kualitasnya air sungai banyak
yang tidak memenuhi syarat sebagai air bersih
B. Air Hujan
Sumber air baku yang berasal dari air hujan pada umumnya digunakan
sebagai suplemen, bukan sumber utama. Hal ini dikarenakan curah
hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dengan demikian pemanfaatannya
sebagai sumber air baku terbatas pada daerah dengan curah hujan
tinggi. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan
tempat penangkapan air hujan, kualitas air serta pengelolaannya yang
tepat.
C. Air Tanah Air
tanah merupakan air yang terdapat dalam lapisan tanah. Lapisan yang
dimaksud disebut akuifer,yang mampu menampung air dalam
kuantitas besar. Pada beberapa daerah tertentu air tanah sering
dimanfaatkan sebagai sumber air baku mengingat kuantitasnya besar.
Kuantitas dan kontinuitas air tanah dipengaruhi oleh luasnya daerah
resapan, sehingga berkurangnya ruang resapan mengakibatkan
kuantitas dan kontinuitasnya juga berkurang. Air tanah terdiri dari air
tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.
1. Air tanah dangkal Terjadi karena proses peresapan air dari
permukaan tanah. Terdapat pada kedalaman kurang lebih 15
meter dari permukaan. Sebagai sumur untuk sumber air bersih
cukup baik dari segi kualitas tetapi kuantitas sangat tergantung
pada musim.
2. Air tanah dalam Berada di bawah lapisan kedap air. Pengambilan
dilakukan dengan pengeboran. Umumnya terdapat pada
kedalaman 80-300 meter dibawah permukaan tanah. Dapat
terjadi artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar.
3. Mata Air Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan
sumber air yang sangat potensial karena pada umumnya
berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem penampung
secara gravitasi.
2.2. Debit Aliran

Debit aliran sungai diberi notasi Q, adalah jumlah air yang mengalir

melalui tampang lintang sungai tiap satu satuan waktu, yang biasanya
dinyatakan dalam meter kubik per detik (m3/dtk). Debit sungai dalam

distribusi dalam ruang dan waktu, merupakan informasi penting yang

diperlukan dalam perencanaan bangunan air dan pemanfaatan sumber daya

air. Debit aliran diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran dan

kecepatan aliran. Kedua parameter tersebut dapat diukur pada suatu

tampang lintang (stasiun) di sungai.Luas tampang aliran diperoleh dalam

mengukur elevasi permukaan air dan dasar sungai.Kecepatan aliran diukur

dengan menggunakan alat ukur kecepatan seperti Current Meter, Pelampung

datau peralatan lainnya. Debit aliran diberikan oleh bentuk berikut

(Metly.S,2019):

Q = V . A……………………………………………..…………..

2.1

Dimana :

Q : Debit aliran (m3/dtk)

V : Kecepatan aliran (m/dtk)

A : Luas penampang basah (m2)

l
v= …………………..……………...…………………..…….. (2.2)
t

Dimana :

V : kecepatan aliran (m/dtk)

L : Panjang lintasan aliran (m)

t : waktu pengaliran (dtk)


2.3. Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan Air bersih Kebutuhan air bersih dan pemakaian air bersih
merupakan hal pokok yang harus diketahui dalam sebuah sistem penyedian
air minum. Kebutuhan air dipengaruhi oleh besarnya populasi penduduk,
tingkat ekonomi, kebudayaan dan skala perkotaan. Kebutuhan air dapat
dibagi menjadi kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domesti
2.3.1. Kebutuhan domestik
meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni rumah.
Tingkat kebutuhannya bervariasi sesuai dengan kondisi pemukiman,
banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni dan tidak adanya
perhitungan pemakaian air.
2.3.2. Kebutuhan non domestic
adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk keperluan selain
rumah tangga dan sambungan kran umum. Contoh dari kebutuhan non
domestik seperti penyedian air bersih untuk perkantoran, perdangan dan
fasilitas sosial.
2.3.3. Kebutuhan Air Total
Kebutuhan ait total adalah kebutuhan air baik domestic dan non
domestic ditambah kehilangan air

Qr = Qd + Qa……………………………………………………(2.2)

Dimana :

Qr = kebutuhan air rata-rata (ltr/hari)

Qd = kebutuhan air domestic

Qn = kebutuhan air non domestic (liter/hari)

Qa = kehilangan air (ltr/hari)

2.4. Pertumbuhan Jumah Penduduk.

Untuk mengetahui banyaknya kebutuhan air bersih pada suatu


daerah pelayanan, maka perlu dihitung terlebih dahulu adalah proyeksi
jumlah penduduk sehingga dapat menentukan besar kebutuhan air yang
dibutuhkan oleh penduduk tersebut.Ada beberapa metode yang dipakai
untuk memproyeksikan jumlah penduduk yang digunakan dalam
perencanaan sistem penyediaan air bersih ( Damardi 2019). Tiga
diantaranya adalah sebagai berikut :
2.4.1. Metode Aritmatik.
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa jumlah pertumbuhan
penduduk dari tahun ke tahun adalah tetap, dimana angka pertambahan
penduduk yang digunakan diambil dari rata-rata pertambahan penduduk
pada tahun-tahun sebelumnya. Perhitungan jumlah penduduk secara
Aritmatik dengan menggunakan persamaan berikut :
Pn = P0 (1 + r.n)………………………………………………(2.3)
Dimana ;
Pn = Jumlah penduduk tahun proyeksi
Po = Jumlah penduduk saat ini
r = Selisi pertambahan penduduk tiap
n = Tahun proyeksi
Metode ini cocok digunakan pada perhitungan perkembangan
penduduk pada daerah dimana terdapat pertambahan penduduk yang rendah.
2.4.2. Metode Geometrik
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa perkembangan
penduduk akan berganda dengan sendirinya, hal ini analog dengan bunga
berganda, oleh karenanya persamaan yang digunakanpun adalah persamaan
bunga beranda, metode ini banyak dipakai karena mudah dan mendekati
kebenaran. Perhitungan jumlah penduduk secara Geometrik dengan
menggunakan persamaan berikut :
Pn = P0 (1 + r ) n…………………………………………………(2.4)
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk tahun proyeksi
Po = Jumlah penduduk tahun yang diketahui.
R = Presentasi pertambahan penduduk tiap tahun
n = Tahun proyeksi.
Metode ini sangat cocok digunakan untuk menghitung perkembangan
penduduk pada daerah yang sedang berkembang.

2.5. Fluktuasi Kebutuhan Air


Kebutuhan air akan selalu berfluktuasi sesuai dengan kondisinya dari
sumber air yang ada maupun dari aktifitas masyarakat. Pada umumnya
kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok.
1. Kebutuhan harian rata-rata
Untuk kebutuhan air rata-rata yakni menyangkut pada
kebutuhan domestik maupun non domestik, yang dihitung
berdasarkan kebutuhan air rata-rata per orang per hari dihitung dari
pemakaian air setiap jam selama 24 jam.
2. Kebutuhan pada jam puncak
Yang dimaksud kebutuhan pada jam puncak adalah pemakaian
air tertinggi dalam satu hari. Kebutuhan air pada jam puncak
dihitung berdasarkan kebutuhan air rata-rata dengan menggunakan
faktor pengali sebagai berikut:
Kebutuhan jam puncak : (1,4 – 2,00 x kebutuhan air bersih)
(Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan umum 1996 : III-6)
3. Kebutuhan harian maksimum
Kebutuhan harian maksimum adalah kebutuhan dari
banyaknya air dalam satu tahun yang diambily paling besar.
Kebutuhan harian maksimum dihitung berdasarkan kebutuhan
harian rata-rata dengan menggunakan faktor pengali sebagai
berikut:
harian maksimum dipakai : (1,5 x kebutuhan air bersih)
(Dirjen Cipta Karya Pekerjaan Umum 1996 : III-6)

2.6. Kebocoran Air

air merupakan komponen mayor dari kebutuhan air. Dinegara


berkembang kebocoran air bisa mencapai lebih dari 50% dari suplai air
(produksi) yang ada. Untuk penentuan kebutuhan air maka analisa
kebocoran air perlu dilakukan. Karena meningkatnya biaya pengadaan air
bersih dan kebutuhan akan air bersih terjadi serentak. Definisi kebocoran air
adalah dimana adanya perbedaan antara jumlah air yang diproduksi oleh
produsen air dan jumlah yang terjual. Jenis kebocoran air pada sistem suplai
air bersih adalah sebagai berikut:
1. Kebocoran fisik Kebocoran fisik adalah kebocoran dalam sistem
pipa penyaluran, kebocoran pada sambungan-sambungan pipa
ditempat pemakai dan luapan pada tankitangki distribusi.
2. Kebocoran Administrasi Kebocoran administrasi meliputi
kehilangan air yang dipakai oleh konsumen akan tetapi tidak bayar,
atau disebabkan oleh meteran air tanpa registrasi, juga temasuk
kesalahan didalam sistem pembaca.
2.7. Kehilangan Air

Air adalah selisih antara penyediaan air (water supply) dengan


konsumsi/pemakai air (water consumtion). Pengertian mengenai kehilangan
air ada tiga macam (Darmadi 2019) :
1. Kehilangan air rencana (unaccounted for water) Dialokasikan
untuk kelancaran operasi dan pemeliharaan fasilitas penyediaan air
bersih. Yang akan diperhitungkan dengan penetapan harga air yang
mana biasanya akan dibebankan kepada pemakai air (konsumen).
2. Kehilangan air percuma (leakage atau wastage) Kehilangan air
percuma adalah penggunaan dan pengelolaan air yang tidak
terkendali. Kehilangan air ini diharapkan dapat diperkecil dengan
penggunaan fasilitas secara baik dan benar.
3. Kehilangan air insidental Kehilangan air insidental adalah
kehilangan yang diluar kekuasaan manusia, misalnya bencana alam.
Besarnya kehilangan air umumnya diambil pada suatu nilai (15-
25%) dari total kebutuhan air domestik dan non domestik.

2.8. Sistem Distribusi Air

Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan


konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah
memenuhi syarak keseluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur
sistem perpipaan dan perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia,
sistem pemompaan, dan reservoir distribusi. Sistem distribusi air minum
terdiri atas perpipaan, katup-katup dan pompa yang membawa air yang telah
diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman, perkantoran, dan
industri yang mengkonsumsi air juga termasuk dalam sistem ini adalah
fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi) yang
digunakan saat kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air
untuk menentukan banyak air yang digunakan. Tugas pokok sistem
distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih kepada para pelanggan
yang akan dilayani dengan tetap memperhatikan faktor kualitas, kuantitas
dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang diinginkan
oleh para pelanggan adalah ketersedian air yang memadai setiap waktu
(Damardi 2019).

2.9. Aplikasi Program Epanet 2.0

Program Epanet merupakan suatu program yang dapat membantu

dalam merencanakan suatu sistem jaringan distribusi, dimana program ini

dapat menganalisis suatu model jaringan distribusi apakah telah sesuai

dengan perencanaan. Dalam pembuatan model, diperlukan data-data yang

tepat agar model yang direncanakan sesuai dengan kondisi di lapangan.

Dengan menggunakan model yang akurat, dapat lebih mudah

mengembangakan jaringan distribusi untuk tahun-tahun mendatang dan juga

dapat mengatasi permasalahan yang ada dalam jaringan dengan baik.

Program yang akan digunakan adalah EPANET 2.0. Keuntungan

menggunakan EPANET 2.0 adalah ; dapat mengecek kesalahan pada saat

proses input data, menampilkan analisis jaringan, sistematis dalam

pengeditan dan output dapat berupa gambar.

Dibutuhkan beberapa item untuk dapat menjalankan Epanet sehingga

didapatkan hasil yang sesuai, antara lain :

1. Link : dapat berupa; pipa, pompa atau katup kontrol

2. Node : dapat berupa; junction, tank, atau reservoir.

3. Curve : menggambarkan grafik atau pola pengerjaan yang dapat

berupa; kurva pompa, kurva effisiensi atau kurva volume


Data yang dibutuhkan dalam pengerjaan program Epanet antara lain :

1. Peta jaringan.

2. Elevasi wilayah

3. Node/Junction

4. Panjang pipa

5. Diameter pipa

6. Jenis pipa

7. Besar debit masing-masing node

8. Faktor fluktuasi pemakaian air

Sedangkan data yang dapat dihasilkan antara lain :

1. Hidrolik head masing-masing titik

2. Tekanan air 3. Flow (aliran)

3. Velocity (kecepatan)

4. Unit headloss

5. Pipe status

6. dan lainnya
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Bagan Alir Penelitian

MULAI

INDENTIFIKASI MASALAH

PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER

ANALISA DATA

SELESAI
3.2. Waktu Penelitan

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2023 sampai selesa.

3.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada pada desa waekatin kecamatan Fena-


Fafan, Kabuten Buru Selatan.

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian (Google Earth)


3.4. Alat Dan Bahan

Dalam Penelitian ini alat dan bahan yang akan di gunakan adalah
sebagai berikut :

1. Alat
Alat yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. meter
b. Handphone
c. Alat tulis

2. Bahan
Bahan yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Epanet 2.0
b. Google Earth

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan di gunakankan dalam


penelitian ini aladah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Mencari infotmasi awal yang berkaitan dengan topic penelitian


yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan dan landasan teori dari
buku-buku dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan topic
penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Melakukan survei lokasi dan wawancara di lokasi penelitia


Pengumpulan data primer dan sekunder berupah:

a. Hasil wawancara yang di lakukan kepada masyarakat.


b. Pengambilan jumlah penduk yang berada di lokasi penelitian.
3.6. Teknis Analisa Data

Teknis analisa data yang akan di gunakan dalam penelitian ini


adalah

1. Perhitungan proyeksi jumlah Penduduk dengan persamaan 1.2 dan


1.3
2. Perhitungan debit air dengan persamaan 1.2
3. Perhitungan kecepatan aliran dengan persamaan 1.2
4. Analisa Jaringan dengan program EPANET

Anda mungkin juga menyukai