PENDAHULUAN
Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh
setiap makhluk hidup demi kelangsungan hidupnya. Air merupakan salah
satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, baik
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk kepentingan
lainnya seperti keperluan pertanian dan industry (Bunyamin dan Silvana M,
2020). Hal ini menunjukan bahwa air bersih merupakan kebutuhan utama
bagi setiap individu untuk melakukan berbagai aktifitas sehari-hari maupun
untuk dikonsumsi. Dalam hal ini sistem pendistribusian air bersih
merupakan hal yang penting bagi masyarakat, agar dapat menyediakan air
bersih yang memadai.
Sistem distribusi air bersih pada umumnya merupakan suatu jaringan
perpipaan yang tersusun atas sistem pipa, pompa, reservoir dan
perlengkapan lainya.( Rosita,N,D dan Lubis, Z 2016)
Desa Waekatin adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Fena-
Fafan, Kabupaten Buru Selatan. Di desa ini suda terdapat sarana prasarana
air bersih yang bersumber dari mata air dan mata air tersebut bernama air
waefiaka. Pada sumber mata air tersebut di buat bak penampung, lalu air di
transmisis ke bak reservoir melalui jaringan pipa transmisi kemudian di
distribusikan ke masyrakat melalui jaringan pipa distribusi. Pada awal
perencanaan sarana prasarana ini mencukupi untuk seluruh masyrakat desa
waekatin, namun seiring berjalanannya waktu dimana meningkatnya jumlah
penduduk setiap tahun serta perkembangan wilayah yang terjadi,
menyebabkan pelayanan air bersih di desa waekatin tidak mencukupi.
Sehingga di desa Waekatin kini sedang mengalami permasalahan dimana
pendistribusian air bersih yang kurang efisien untuk memenuhi kebutuhan
masyrakat sehari-hari. Hal ini menyebabkan warga desa waekatin harus
mengambil air mengunakan alat bantu seperti, girijen, ember dan lain-lain,
dalam hal ini sebagian masyarakat tidak menikmati air bersih dengan baik
sesuai kebutuhan. Berdasarkan permasalahan yang di alami masyarakat desa
waekatin maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“EVALUASI DISTRIBUSI AIR BERSIH DESA WAEKATIN
KECAMATAN FENA-FAFAN KABUPATEN BURU SELATAN”.
KAJIAN TEORI
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau
dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah
sanitasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/Menkes/SK/IX/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai
air bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan
kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat di minum apabila di
masak.
2.1.1. Sumber Air Baku
Air baku merupakan air yang didistribusikan dalam penyediaan air
bersih yang harus memenuhi baku mutu tertentu sebagai bahan baku untuk
air bersih. Air baku dapat diperoleh dari beberapa sumber air seperti air
hujan, air tanah, mata air dan air permukaan. Dalam perencanaan, sebelum
menentukan sumber air baku mana yang dipakai harus diperhatikan kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas sumber air baku tersebut. Hal ini dikarenakan
masing-masing sumber air baku memiliki karakter yang berbeda sehingga
perlu direncanakan dengan baik (Wahyudianto .F, 2020).
A. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi yang tidak
mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Terdiri dari air sungai, air rawa, air
danau, dan air waduk. Air sungai merupakan alternatif sumber air yang
paling mudah diperoleh karena kondisinya yang mudah dijangkau dan
terletak dekat dengan pemukiman masyarakat. Fluktuasi air sungai tinggi
karena dipengaruhi oleh air hujan. Dari segi kualitasnya air sungai banyak
yang tidak memenuhi syarat sebagai air bersih
B. Air Hujan
Sumber air baku yang berasal dari air hujan pada umumnya digunakan
sebagai suplemen, bukan sumber utama. Hal ini dikarenakan curah
hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dengan demikian pemanfaatannya
sebagai sumber air baku terbatas pada daerah dengan curah hujan
tinggi. Selain itu hal yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan
tempat penangkapan air hujan, kualitas air serta pengelolaannya yang
tepat.
C. Air Tanah Air
tanah merupakan air yang terdapat dalam lapisan tanah. Lapisan yang
dimaksud disebut akuifer,yang mampu menampung air dalam
kuantitas besar. Pada beberapa daerah tertentu air tanah sering
dimanfaatkan sebagai sumber air baku mengingat kuantitasnya besar.
Kuantitas dan kontinuitas air tanah dipengaruhi oleh luasnya daerah
resapan, sehingga berkurangnya ruang resapan mengakibatkan
kuantitas dan kontinuitasnya juga berkurang. Air tanah terdiri dari air
tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air.
1. Air tanah dangkal Terjadi karena proses peresapan air dari
permukaan tanah. Terdapat pada kedalaman kurang lebih 15
meter dari permukaan. Sebagai sumur untuk sumber air bersih
cukup baik dari segi kualitas tetapi kuantitas sangat tergantung
pada musim.
2. Air tanah dalam Berada di bawah lapisan kedap air. Pengambilan
dilakukan dengan pengeboran. Umumnya terdapat pada
kedalaman 80-300 meter dibawah permukaan tanah. Dapat
terjadi artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar.
3. Mata Air Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan
sumber air yang sangat potensial karena pada umumnya
berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem penampung
secara gravitasi.
2.2. Debit Aliran
Debit aliran sungai diberi notasi Q, adalah jumlah air yang mengalir
melalui tampang lintang sungai tiap satu satuan waktu, yang biasanya
dinyatakan dalam meter kubik per detik (m3/dtk). Debit sungai dalam
air. Debit aliran diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran dan
(Metly.S,2019):
Q = V . A……………………………………………..…………..
2.1
Dimana :
l
v= …………………..……………...…………………..…….. (2.2)
t
Dimana :
Kebutuhan Air bersih Kebutuhan air bersih dan pemakaian air bersih
merupakan hal pokok yang harus diketahui dalam sebuah sistem penyedian
air minum. Kebutuhan air dipengaruhi oleh besarnya populasi penduduk,
tingkat ekonomi, kebudayaan dan skala perkotaan. Kebutuhan air dapat
dibagi menjadi kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domesti
2.3.1. Kebutuhan domestik
meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni rumah.
Tingkat kebutuhannya bervariasi sesuai dengan kondisi pemukiman,
banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni dan tidak adanya
perhitungan pemakaian air.
2.3.2. Kebutuhan non domestic
adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk keperluan selain
rumah tangga dan sambungan kran umum. Contoh dari kebutuhan non
domestik seperti penyedian air bersih untuk perkantoran, perdangan dan
fasilitas sosial.
2.3.3. Kebutuhan Air Total
Kebutuhan ait total adalah kebutuhan air baik domestic dan non
domestic ditambah kehilangan air
Qr = Qd + Qa……………………………………………………(2.2)
Dimana :
1. Peta jaringan.
2. Elevasi wilayah
3. Node/Junction
4. Panjang pipa
5. Diameter pipa
6. Jenis pipa
3. Velocity (kecepatan)
4. Unit headloss
5. Pipe status
6. dan lainnya
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
INDENTIFIKASI MASALAH
PENGUMPULAN DATA
ANALISA DATA
SELESAI
3.2. Waktu Penelitan
Dalam Penelitian ini alat dan bahan yang akan di gunakan adalah
sebagai berikut :
1. Alat
Alat yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. meter
b. Handphone
c. Alat tulis
2. Bahan
Bahan yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Epanet 2.0
b. Google Earth
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan