Anda di halaman 1dari 22

]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kebutuhan masyarakat NTT akan air bersih dalam berbagai keperluan seperti
rumah tangga maupun sarana umum lainnya terus meningkat seiring dengan laju
pembangunan di berbagai bidang, serta laju pertumbuhan dan perkembangan
penduduk yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Padahal di sisi lain jumlah
ketersediaan air bersih maupun infrastruktur masih sangat terbatas, sehingga tidak
dapat memenuhi semua kebutuhan masyarakat NTT terutama di musim kemarau.
Sebagian besar wilayah NTT merupakan daerah yang mengalami kesulitan air,
bahkan dari tahun ke tahun hal yang sama selalu berulang. Saat musim kemarau
mulai tiba, masyarakat NTT terpaksa menggantungkan harapannya dari bantuan
dropping air lewat instansi teknis yang berwenang, seperti dinas pemukiman dan
perusahan air minum, karena kedua instansi tersebut merupakan perpanjangan tangan
dari pemerintah daerah setempat, bahkan wilayah-wilayah tertentu yang sulit air,
masyarakat harus membeli air bersih dengan harga yang tinggi, itupun bagi
masyarakat yang manpu secara finansial.
Bagi masyarakat yang tidak mampu terpaksa menggunakan air yang kualitasnya
tidak layak untuk keperluan sehari-hari, biasanya hal tersebut terjadi pada sungai atau
kali kecil dan embung-embung yang dangkal dimana airnya tidak terjamin dan
layak disisi kesehatan, karena bukan saja manusia yang mengkomsumsinya tetapi
juga hewan seperti kuda, sapi, kambing, serta hewan liar lainnya.
Hal-hal tersebut seandainya dibiarkan tanpa adanya penanganan yang serius, pasti
akan menimbulkan dampak negatif yang berkelanjutan bagi kesejahteraan
dan kesehatan masyarakat maupun lingkungannya, oleh karena itu kedepan perlu di
lakukan berbagai kajian mengenai potensi dan kebutuhan air bersih maupun
pelayanannya (http/www.timorexpress.com).Kalau kita cermati kondisinya NTT
beriklim tropik dan kering dengan suhu rata-rata 23-
24°C, dimana musim kemarau berlangsung cukup panjang sekitar 8-9 bulan,
sedang musim hujan rata-rata 3-4 bulan, dengan curah hujan rata-rata paling
rendah 800 mm dan paling tinggi 3.000 mm pertahun dari hujan rata-rata 100 hari
pertahun, sementara dari kondisi topografi menunjukkan, bahwa sebagian wilayahnya
terdiri atas perbukitan dan pegunungan, di mana wilayahnya mempunyai kemiringan
lebih 50° (Musakabe dalam Basri K., 2000)

1.2. rumusan masalah


1.1.1 Bagaimana kondisi dilapangan dalam pemenuhan kebutuhan pada sumber mata
air sagu
1.2.2 apa saja kendala dalam pemanfatan dilapangan dalam pemenuhan kebutuhan
domestic dan industri
1.3.3 bagaimaina peran pemerintah sekitar dalam mengatasi pemenuhan kebutuhan air
lewat sumber mata air sagu

1.3. tujuan
1.3.1 mengetahui keadaan dilapangan dan seperti apa pemenuhan kebutuhan air baku di
mata air sagu
1.3.2.mengetahui kendala yang di hadapi dalam pemanfaatam sumber daya air bagi
kebutuhan domestic dan industry di mata air sagu
1.3.3. mengetahui peran pemerintah dalam kebutahan air baku khususnya di mata air
sagu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pengertian Sumber Daya Air


Sumber daya air adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat
dimanfaatkan oleh kegaitan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat
berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti air
laut, air hujan, air tanah dan air permukaan. Air permukaan adalah sumber air yang
paling banyak digunakan oleh masyarakat. Air permukaan juga menjadi perhatian
utama saat ini karena ketersediaan air permukaan semakin terbatas/langka. Air
dengan segala pemanfaatannya bagi kehidupan mulai dari tingkat molekular hingga
ekosistem global, terlalu rendah jika hanya mendapatkan instrumental value. Air
adalah kehidupan dan sumber kehidupan, dimana setiap kehidupan memiliki
instrinsic value sehingga air tidak dapat dinilai apalagi dikelola sebatas ‘barang’.
Air lebih dari sekedar sebagai nilai sosial, ekonomi, religius, kultural dan
lingkungan. (Sanim, 2011:6)
Mata air Karst menurut White (Eko Haryono, 2004) mata air Karst adalah air yang
keluar dari akuifer karst terutama pada aktivitas hasil pelarutan di permukaan atau
bawah permukaan bumi. Adapun Jenis-jenis mata air Karst akibat dari struktur
geologi menurut White (Eko Haryono, 2004) antara lain:
1. Bedding springs, contact springs: mata air Karst yang muncul pada bidang
perselingan formasi batuan atau perubahan jenis batuan.
2. Fracture springs: mata air Karst yang keluar dari bukaan suatu joint atau
kekar atau retakan di batuan karbonat.
3. Descending springs : mata air Karst yang keluar jika ada lorong conduit
dengan arah aliran menuju ke bawah.
4. Acending springs : mata air Karst yang keluar jika ada lorong conduit dengan
arah aliran menuju ke atas. Apabila debitnya sangat besar sering disebut
sebagai vauclusian spring.
Jenis aliran mata air di daerah Karst menurut White (Eko Haryono, 2004) antara
lain yakni berupa aliran diffuse dan aliran conduit. Aliran diffuse yaitu aliran mata
air yang melalui dan mengikuti ruang antar butir batuan sedangkan aliran conduit
yakni aliran mata air yang keluar melalui sebuah lorong goa atau pembulu pada
batuan.
2.2.1. Pengertian Air Bersih

1. Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air
minum (Permenkes RI No. 32 Tahun 2017). Akhir- akhir ini sulit medapatkan air
bersih. Penyebab susah mendapatkan air bersih adalah adanya pencemaran air
yang disebabkan oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu
adanya pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya
kualitas mata air dari pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur yang
terkikis terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang
langka (Asmadi, Khayan and Kasjono, 2011)
Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci,
memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk
kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan
kualitas (Asmadi, Khayan and Kasjono, 2011)
Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air
bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan
air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat.

Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara

150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung
pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat (Chandra,
2012)
2. Sumber Air Bersih
Menurut (Chandra, 2012) air yang diperuntukan bagi konsumsi
manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasa-batasan sumber
air yang bersih dan aman tersebut, antara lain :
a. Bebas dari kontaminan atau bibit penyakit

b. Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun


c. Tidak berasa dan berbau
d. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga.
e. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau

Departemen Kesehatan RI.

Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-


bahan kimia berbahaya, dan sampah atau limbah industri. Air yang berada dari
permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak
sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa (hujan), air permukaan, dan
air tanah (Chandra, 2012)
a. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber air utama di bumi.
Walau pada saat pretisipasi merupakan air yang paling bersih,
air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer.
Pencemaran yang berlangsung diatmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya, karbon dioksida, nitrogen, dan amonia.
b. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan-badan air semacam sungai,


danau, telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal
dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Air hujan tersebut kemudian akan
mengalami pencemaran baik oleh tanah, sampah, maupun lainnya.
c. Air tanah

Air tanah (ground water) berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan
bumi yang kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan
mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses-proses yang telah dialami air
hujan tersebut, didalam perjalannya ke bawah tanah, membuat tanah menjadi lebih
baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.
Air tanah memiliki beberpa kelebihan dibandingkan dengan sumber lain.
Pertama, air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu proses
purifikasi atau penjernihan. Persediaan air tanah juga cukup tersedia sepanjang
tahun, saat musim kemarau sekalipun. Sementara itu, air tanah juga memiliki
beberapa kerugian atau kelemahan dibandingkan sumber lainnya. Air tanah
mengandung zat-zat mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang
tinggi dari zat-zat mineral semacam magnesium, kalium, dan logam berat seperti
besi.
3. Persyaratan Kuantitas dan Kualitas Air

Sifat fisik air dapat dianalisa secara visual dengan pancaindra. Misalnya,
air keruh atau berwarna dapat dilihat, air berbau dapat dicium. Penilaian tersebut
tentunya bersifat kualitatif. Misalnya, bila tercium bau berbeda, rasa air pun akan
berbeda, rasa air pun berbeda atau bila air berwarna merah, bau yang akan
tercium pun pasti sudah dapat ditebak. Cara ini dapat digunakan untuk
menganalisis air secara sederhana karena sifat-sifat air saling berkaitan (Kusnaedi,
2010).
Ada beberapa persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam sistem
penyediaan air bersih. Persyaratan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut
(Kusnaedi, 2010):
a. Syarat Kuantitatif
Persyaratan kuantitatif dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari
banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Selain itu, jumlah air yang dibutuhkan sangat tergantung pada tingkat kemajuan
teknologi dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Berdasarkan pada Peraturan
Menteri Dalam Negri Nomor 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum, standar kebutuhan pokok air sebesar
60 liter/orang/hari.
Penyediaan air bersih harus memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan
air bersih yang terbatas memudahkan untuk timbulnya penyakit di masyarakat.
Kebutuhan air bervariasi untuk setiap individu dan bergantung pada keadaan
iklim, standar kehidupan dan kebiasaan masyarakat
1) Syarat Fisik

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa(tawar). Warna dipersyaratankan dalam air bersih untuk masyarakat karena
pertimbangan estetika. Rasa asin, manis, pahit, asam dan sebagainya tidak boleh
terdapat dalam air bersih untuk masyarakat. Bau yang bisa terdapat pada air
adalah bau busuk, amis, dan sebagainya. Bau dan rasa biasanya terdapat bersama-
sama dalam air. Suhu air sebaiknya sama dengan suhu
o
udaraatau kurang lebih 25 C. Sedangkan untuk jernih atau tidaknya

air dikarenakan adanya butiran-butiran koloid daribahan tanah liat. Semakin


banyak mengandung koloid maka air semakin keruh.

2) Syarat Kimia

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Secara kimia, air bersih tidak boleh terdapat zat-zat yang
beracun, tidak boleh ada zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
tidak mengandung zat- zat yang melebihi kadar tertentu sehingga menimbulkan
gangguan teknis, dan tidak boleh mengandung zat kimia tertentu sehingga dapat
menimbulkan gangguan ekonomis.

Salah satu peralatan kimia air bersih adalah kesadahan. Menurut (Chandra,
2006), air untuk keperluan air minum dan masak hanya diperbolehkan dengan
batasan kesadahan 50-150 mg/L. Kadar kesadahan diatas 300 mg/L sudah
termasuk air sangat keras.
3) Syarat Bakteriologis

Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman patogen dan parasitik seperti
kuman-kuman typus, kolera, dysentri dan gastroenteris. Karena apabila bakteri
patogen dijumpai pada air minum maka akan menganggu kesehatan atau timbul
penyakit. Untuk mengetahui adanya bakteri patogen dapat dilakukan dengan
pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E. Coli yang merupakan bakteri
indikator pencemaran air. Secara bakteriologis, total Coliform yang diperbolehkan
pada air bersih yaitu 0 koloni per 100

ml air bersih. Air bersih yang mengandung golongan Coli lebih dari kadar
tersebut dianggap terkontaminasi oleh kotoran manusia.
4) Syarat Radioaktif

Air minum tidak boleh mengandung zat yang menghasilkan bahan-bahan


yang mengandung radioaktif seperti sinar alfa, gamma, dan beta
2.2.peraturan dan perundang-undangan
Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi koridor penting bagi pelaksanaan SPAM.
Pemerintah daerah dalam sistem otonomi daerah bertanggung jawab penuh
dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat di daerahnya masing-
masing, termasuk pelayanan air minum.
meningkatnya jumlah penduduk yang mempunyai akses air minum bersih
sebesar 80 % pada tahun 2015. Berdasarkan UU No.32/2004 tentang Pemerintah
Daerah dan UU No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemeritah Daerah, serta pada PP 16 tahun 2005 yang menyebutkan
bahwa pengembangan SPAM untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat
di wilayahnya merupakan wewenang dan tanggung jawab pemerintah
kabupaten/kota
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

 Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor. 18/PRT/M/2007 Tentang Sistem


Penyediaan Air Minum.

 Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor. 20/PRT/M/2007 Tentang


Kebijakan dan Strategi PengembanganSistem Penyediaan Air Minum.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 294/PRT/M/2005


Tentang Badan Pendu Berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negri
Nomor 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis
dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum, standar kebutuhan pokok air
sebesar 60 liter/orang/hari.
 kung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BP2SPAM
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 lokasi penengamatan

Tinjauan terhadap aspek teknis dilakukan terhadap masing-masing wilayah pelayanan yang melayani
Kota Kupang, yang meliputi area pelayanan, sumber air baku, bangunan penangkap air, sistem
pegolahan, reservoir, sistem transmisi dan distribusi serta sambungan pelayananMata Air Sagu
dengan koordinat E 10°12'4.70", S 123°34'53.20" elevasi + 137,31 m terdapat di Kelurahan
Batuplat, Kecamatan Alak

Gambar 3.1. Gambar Spam Sumber Mata Air Sagu

(Sumber : Rencana Induk SPAM Kota Kupang PU.050/217.1/KTRP/PERENC/PLP-AB/KK/VI/2015)

3.2 pemenuhan air baku pada suber mata air sagu

Saat ini pelayanan air bersih untuk Kota Kupang dilayani oleh Perusahaan Daerah
Air Minum Kabupaten Kupang melalui 23.991 sambungan pelayanan (data PDAM
Kabupaten Kupang) dan PDAM Kota Kupang dengan 7.500 sambungan pelayanan
(berdasarkan data PDAM Kota Kupang Bulan September 2015). Dengan total 31.291
sambungan pelayanan tersebut, maka cakupan pelayanan saat ini mencapai 41,34% atau
sebesar 156.455 jiwa dari total jumlah penduduk Kota Kupang sebesar 378.425 jiwa pada
tahun 2013.

Selain PDAM Kota Kupang Pelayanan Air Bersih untuk Kota Kupang adalah PDAM
Kabupaten Kupang, kebutuhan air bersih masyakat Kota Kupang dilayani oleh
swasta melalui tangki-tangki air minum. Selain itu, beberapa instansi/badan usaha
memenuhi kebutuhan air bersihnya secara mandiri.

Sumber air baku yang digunakan berasal dari mata air, sumur bor, dan bendungan Tilong.
Hampir semua air baku tersebut didistribusikan tanpa melalui pengolahan, kecuali
air baku yang berasal dari bendungan Tilong yang diolah dengan sistem konvensional
kemudian masuk ke IPA Tulun.

Sistem transmisi dan distribusi dilakukan secara gravitasi, pemompaan, dan variasi antara
gravitasi dan pemompaan. Pada saat musim hujan pelayanan sistem transmisi dan
distribusi yang secara gravitasi dilakukan selama 24 jam. Untuk musim kemarau
dilakukan secara bergilir sedangkan untuk sistem pemompaan, baik musim hujan
maupun kemarau distribusi dilakukan secara bergilir.

Air minum atau air bersih bagi setiap makluk hidup, terutama manusia sangatlah
diutamakan dalam kehidupannya.

Pemerintah Kota Kupang sudah menyediakan satu Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM), akan tetapi semenjak Kota adminidtratif menjadi Kotamadya Daerah Tinggkat II
Kupang dan sekarang menjadi Kota Kupang aset Pengelolaan Air Minum yang berada
diwilayah Administratif Kota Kupang tidak diserah terimakan, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan air bersih saat ini Kota Kupang dilayani oleh 2 unit pengelola air bersih yaitu
PDAM Kabupaten Kupang dan PDAM Kota

Kupang. Sumber air bersih untuk warga Kota Kupang yang dikelola oleh Pemerintah
Kabupaten

Kupang berasal dari 22 sumber, yang terdiri dari 10 sumur pompa dan 12
mata air.
Selain mata air yang ada di Kota Kupang, juga terdapat mata air di sekitar Kota Kupang
yaitu Kabupaten Kupang yang menjadi sumber air untuk warga kota, yaitu mata air
Baumata (186,00 l/detik), Tarus (98 l/detik), Oeekam (11 l/detik), dan Oenesu (80 l/detik).
Mata air tersebut diatas pada umumnya mengalirkan air bersih ke daerah pelayanan secara
grafitasi. Selain itu, lokasi sumber air bersih yang berasal dari sumur pompa antara lain
Namosain, Kelapa Lima, Sikumana, Oetona I, Ootona II, Penfui dan Tabun.
Menurut data bulan Oktober 2015, Kota Kupang baru terlayani sebesar 31.491
pelanggan atau 41,61% dari jumlah penduduk tahun 2013, terbagi atas PDAM Kota
Kupang melayani 7.500 pelanggan dan PDAM Kabupaten Kupang melayani 23.991
pelanggan.
Pemanfaatan Air Bersih dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini dikarenakan
jumlah penduduk meningkat dan tingkat kebutuhan masyarakat akan air bersih semakin
besar, akan tetapi hal ini berbanding terbalik dengan ketersediaan su mber air yang ada.
Pada tabel diwah ini diperlihatkan Banyaknya Rumah tangga menurut fasilitas Air Minum,
Sumber Air minum dan jarak dari sumber pencemar.

Tabel.3.1. Persentase Banyaknya Rumah tangga menurut Fasilitas Air Minum, 2012 -
2013

No. Fasilitas Air Minum Banyaknya Rumah


2012 2013
1 2 3 4
1 Sendiri 53,92 52,80
2 Bersama 42,67 42,71
3 Umum 3,41 4,13
4 Tidak Ada - 0,36
Jumlah 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota

Tabel. 3. 2. Persentase Banyaknya Rumah tangga menurut Sumber Air Minum, 2012 –
2013

No. Sumber Air Minum Banyaknya Rumah


2012 2013
1 2 3 4
1 Air Kemasan 3,61 5,56
2 Air Isi Ulang 20,85 27,02
3 Ledeng Meteran 42,98 38,17
4 Ledeng Eceran 0,31 0,28
5 Sumur Bor / Pompa /Sumur 22,22 24,16
6 Sumur Tak Terlindung 5,26 1,27
7 Mata Air Terlindung 0,44 0,52
8 Mata Air Tak Terlindung 0,54 0,74
9 Lainnya 3,79 2,28
Jumlah 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Kupang 2014
Tabel. 3.3. Persentase Banyaknya Rumah tangga yang Sumber Air Minumnya
dari Pompa/Sumur/Mata Air menurut Jarak Pompa/ Sumur/Mata Air ke Tempat
Penampungan Kotoran Tinja terdekat (m), 2012-2013.

No. Jarak Banyaknya Rumah


2012 2013
1 2 3 4
1 ≤ 10 m 21,57 11,42
2 > 10 m 69,25 60,49
3 Tidak Tahu 9,18 28,09
Jumlah 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Kupang 2014

3.1.1.Wilayah Pelayanan

Tinjauan terhadap aspek teknis dilakukan terhadap masing-masing wilayah pelayanan yang
melayani Kota Kupang, yang meliputi area pelayanan, sumber air baku, bangunan
penangkap air, sistem pegolahan, reservoir, sistem transmisi dan distribusi serta sambungan
pelayanan
Wilayah Pelayanan I

Wilayah I melayani daerah Oetete, Oebobo, Kuanino, Airnona, Oepura, Eltari, dan
sekitarnya. Jumlah sambungan pelayanan sebesar 4.752 unit, yang terdiri dari sambungan
rumah, komersial, sosial dan instansi pemerintah. Sumber air yang digunakan berasal dari
mata air dan sumur bor. Tidak ada sistem pengolahan, air dari mata air maupun sumur bor
secara langsung didistribusikan kepelangan PDAM.

Sistem transmisi dan distribusi merupakan gabungan sistem gravitasi dan pemompaan.
Beberapa pipa transmisi dialirkan ke reservoir dahulu sebelum ditransmisikan/didistribusikan
ke konsumen
1. Mata Air
Sagu
Mata Air Sagu dengan koordinat E 10°12'4.70", S
123°34'53.20" elevasi + 137,31 m terdapat di Kelurahan
Batuplat, Kecamatan Alak dengan variasi debit antara 30 L/det
sampai dengan 140 L/det. Kapasitas terpasang sebesar 140
L/det, sebagian digunakan untuk air minum, dan sisanya
dimanfaatkan untuk irigasi.
Sistem pengambilan menggunakan broncaptering dengan P : 15
m, L : 5 m, t:1,9 m. Mata air Sagu dialirkan secara gravitasi
Broncaptering Sagu menuju reservoir Sagu dan Reservoir RSU.
Sumber air baku yang
digunakan saat ini berasal dari 3 mata air, yaitu Mata Air Sagu (Wilayah I), Mata Air Oepura
(Wilayah III) dan Mata Air Baumata (Wilayah VII).

Jadual Pengatura Aliran


Pada kondisi saat ini, pengaliran air dari PDAM Kabupaten Kupang belum dilakukan secara
kontinyu (belum 24 jam operasional), di bawah ini adalah jadual pengaturan aliran/distribusi
air minum di setiap wilayah :
Tabel 3. 7 Jadual Pendistribusian Air Tiap Wilayah

Wilayah Musim Jumlah Keterangan

Normal Kemarau Langganan

I Tiap hari Empat kali 4.752 Sumber air :


seminggu 1. M. A. Haukolo
2. M.A. Oeleu
3. M. A. Oepura
4. Pompa Sikumana
II Tiap hari Tiga kali 4.534 Sumber air :
seminggu 1. Oepura
2. Air Sagu
3. Res. Polla
4. Pompa Oetona
III Tiap hari Empat kali 1.918 Sumber air :
seminggu 1. M. A. Dendeng
2. Air Sagu
3. Pompa Oetona
IV Dua kali Satu kali 4.556 Sumber air :
seminggu seminggu 1. M.A. Bautama
2. Res. Polla
3. Pompa P2AT
4. Pompa SMKK
V Lima kali Lima kali 1.509 Sumber air :
seminggu seminggu 1. Res. Manulai
2. Pompa Alak
3. Pompa Namosain
VI Lima kali Satu kali 1.199 Sumber Air : M.A.Kolhua
seminggu seminggu
VII Dua kali Satu kali 3.154 Sumber Air :
seminggu seminggu 1.Baumata
2.Bonem
3.Pompa RSS Oesapa
VIII Tiap hari Tiap hari 1.541 Sumber Air : Air Sagu
IX Empat kali Empat kali Sumber Air : Pompa
seminggu seminggu Oenesu
Sumber : PDAM Kabupaten Kupang

Anda mungkin juga menyukai