PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan suatu unsur yang
dibutuhkan dalam kehidupan hingga manusia pun sangat menantikan kedatangannya
(Sayyid Quthb).
Air merupakan zat yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Air yang
dimaksud adalah air tawar atau air bersih yang akan secara langsung dapat dipakai di
kehidupan. Batasan air bersih adalah air yang dapat digunakan oleh manusia untuk
keperluan sehari-harinya yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum
apabila telah dimasak. Air bersih dapat berasal dari air hujan, air permukaan, air tanah,
dan air mata air (Fety dan Yogi, 2011: 6).
Banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam kegiatan
sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan kain
sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus
memenuhi standar kualitas air bersih (Hariyono, 2011).
Air sungai merupakan saluran terbuka secara alami dipermukaan bumi untuk
menunjang pembangunan ekonomi yang hingga saat ini masih merupakan tulang
punggung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan sungai yang utama
adalah untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri maka
pencemaran air sungai telah menjadi masalah serius yang dihadapi. Air sungai
mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Berbagai aktivitas manusia
seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga menyebabkan meurunnya
kualitas air sungai. Penambahan bahan buangan dalam jumlah besar dari bagian hulu
hingga hilir sungai yang terjadi terus menerus akan mengakibatkan sungai tidak
mampu lagi melakukan pemulihan. Pada akhirnya terjadilah gangguan keseimbangan
terhadap kosentrasi faktor kimia, fisika, dan biologi dalam sungai (Sri, 2010).
Air limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi untuk
tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau aktifitas dapur,
kamar mandi dan cuci dimana kuantitasnya anatara 50-70% dari rata-rata pemakaian
air bersih 120-140 liter per orang per hari (Robert dan Roestam, 2005:170).
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM 1
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air
merupakan subtansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme
yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun
kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Pemeriksaan derajat pencemaran air secara mikrobiologi umumnya ditunjukkan
dengan kehadiran bakteri indikator seperti bakteri Coliform dan bakteri E.Coli.
Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk
mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga
dapat mengetahui air yang baik untuk digunakan.
B. Tujuan Paktikum
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari melakukan praktikum dan penulisan laporan analisis
kualitas air sungai Jole bagian hilir agar pembaca dan peneliti mengetahui adanya
kandungan bakteri Coliform dan E.Coli di air sungai Jole bagian hilir.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari melakukan praktikum dan penelitian laporan analisis
kualitas air sungai Jole bagian hilir agar pembaca dan peneliti yaitu:
1) Mengamati kondisi dan aktivitas masyarakat dalam penggunaan air sungai jole
bagian hilir.
2) Mengetahui dampak pencemaran di lingkungan sungai Jole bagian hilir .
3) Pengamatan kandungan bakteri Coliform dan E.Coli pada air sungai Jole bagian
hilir.
4) Mengetahui nilai NPM air sungai Jole bagian hilir sehingga dapat mengetahui
kadar kandungan total bakteri Coliform dan E.Coli per 100 ml.
5) Dapat meneruskan informasi apa saja dampak-dampak dalam pencemaran air
sungai Jole bagian hilir pada masyarakat-masyarakat yang tinggal atau
melakukan akivitas di sungai Jole bagian hilir.
A. Air
Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H2O.
Berdasarakan sifat fisiknya (secara fisika) secara fisika terdapat tiga macam bentuk
air, yaitu sebagai benda cair, air sebagai benda padat, dan air sebagai benda gas atau
uap. Air berubah dari suatu bentuk kebentuk lainnya tergantung pada waktu dan
tempat serta temperaturnya. Berdasarkan jenis wadah yang ditempati, air dibedakan
atas tiga jenis yaitu air permukaan, air tanah dan air udara. Air permukaan adalah air
yang terdapat dipermukaan kulit bumi baik yang terbentuk cair (air sungai, air danau
dan air laut) maupun yang terbentuk padat (es, salju dan glister). Air tanah adalah air
yang terdapat dibawah permukaan kulit bumi atau didalam tanah. Adapun air udara
adalah air yang terdapat didalam atmosfer bumi, berupa uap atau embun. Air lunak
adalah air yang kandungan garam kapurnya kecil. Sedangkan air sadah adalah air yang
kandungan garam kapurnya banyak (Dumairy,1992).
Permukaan air secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan
berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu air untuk keperluan irigasi, air untuk
keperluan pembangkit energi, air untuk keperluan industri dan air untuk keperluan
publik. Air untuk keperluan publik dibedakan atas air konsumsi domestik dan air
untuk konsumsi sosial dan komersial (Dumairy, 1992).
Air yang mengandung mikroorganisme itu disebut air yang terkena kontaminasi,
jadi air tidak steril maupun tidak bersih. Beberapa penyakit menular dapat sewaktu-
waktu meluas menjadi wabah (epidemi) karena peranan air yang cemar
(Dwidjoseputro, 2010).
Mutu air adalah kondisi air yang diukur atau diuji berdasarkan perameter-
parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya didalam air. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air
yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam
waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.
B. Sungai
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air
mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sepadan. Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian
permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi
tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.
Sungai adalah bagian dari permukaan bumi yang karena sifatnya, menjadi tempat air
mengalir. Dapat disimpulkan bahwa sungai adalah bagian dari daratan yang menjadi
tempat aliran air yang berasal dari mata air atau curah hujan. (Syarifuddin, dkk. 2000.
Sains Geografi. Jakarta: Bumi Aksara).
Berdasarkan debit airnya Sungai jole bagian hilir termasuk sungai periodik yaitu
sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau
airnya kecil.
Sungai dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian Hulu
Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya erosinya besar, arah
erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal. Palung sungai berbentuk V dan
lerengnya cembung (convecs), kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan
tidak terjadi pengendapan.
2. Bagian Tengah
Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: Arusnya tidak begitu deras, daya erosinya
mulai berkurang, arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal),
palung sungai berbentuk U (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi) dan
sering terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
3. Bagian Hilir
Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang, daya erosi kecil dengan arah
ke samping (horizontal), banyak terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-
kadang terjadi delta serta palungnya lebar.
D. Bakteri Coliform
Coliform merupakan bakteri yang memiliki habitat normal di usus manusia dan
juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya Escherechia,
Citrobacter, Klebsiella, dan Enterobacter. Beberapa definisi juga menambahkan
Serratia, Salmonella dan Shigella sebagai kelompok bakteri Coliform. Bakteri
Coliform terutama E.Coli menjadi indikasi dari kontaminasi fekal pada air minum dan
makanan. Kehadiran bakteri Coliform dinilai untuk menentukan keamanan
mikrobiologi dari pasokan air dan makanan mentah atau makanan yang diolah. (Acton,
2013).
E.Coli jika masuk ke dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak
dapat membahayakan kesehatan. Walaupun E.Coli merupakan bagian dari mikroba
normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur - galur
tertentu mampu menyebabkan gastroenteritis taraf sedang hingga parah pada
manusia dan hewan. Sehingga, air yang akan digunakan untuk keperluan sehari-hari
berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius (Suriaman, 2008).
Ciri-ciri bakteri Coliform antara lain termasuk bakteri gram negatif, berbentuk
batang, tidak membentuk spora, bersifat areob atau anaerob fakultatif, bakteri
Coliform memproduksi gas dari glukosa (gula lainnya) dan memfermentasi laktosa
menjadi asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35ºC, bakteri Coliform yang
berada di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba
yang bersifat enteropatogenik atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan (Batt,
2014).
Bakteri Coliform dibagi menjadi 2 golongan yaitu Coliform fekal yang berasal
dari tinja manusia, dan Coliform non fekal yang bukan berasal dari tinja manusia.
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM 7
Coliform fekal biasanya ditemukan di saluran usus dari kebanyakan hewan berdarah
panas, dan memiliki karakteristik yang halus guna membantu membedakan dari
jumlah Coliform lainnya. Hampir semua Coliform fekal mampu memfermentasi pada
suhu yang lebih tinggi. Bakteri Coliform mampu tumbuh baik pada beberapa jenis
substrat dan dapat mempergunakan berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik
lain sebagai sumber energi dan beberapa komponen nitrogen sederhana sebagai
sumber nitrogen, mempunyai interval suhu pertumbuhan antara, mampu menghasilkan
asam dan gas gula (Knechtges, 2011).
Penyakit yang Ditimbulkan Penyebaran bakteri Coliform dari manusia ke
manusia yang lain dapat terjadi melalui jalur fekal oral yaitu dengan cara manusia
memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses manusia atau hewan
melalui media air, tangan, ataupun lalat. Infeksi yang penting secara klinis biasanya
disebabkan oleh E.Coli, tetapi tidak menutup kemungkinan bakteri Coliform lain
seperti Salmonella sp dan Shigella sp bersifat pathogen apabila termakan. (Batt, 2014).
E.Coli dapat menyebabkan infeksi ekstraintestinal maupun intraintestinal.
Infeksi ekstraintestinal yang disebabkan oleh E.Coli seperti kolesistitis, apendisitis,
peritonitis, ataupun infeksi pada luka. Sedangkan infeksi intraintestinal biasanya
disebabkan oleh E.Coli patogen seperti E Coli. enteropatogenik dan E.Coli
enterotoksigenik yang dapat menyebabkan diare (Arnia & Efrida, 2013).
Bakteri Coliform lain seperti Klebsiella dan Citrobacter dapat menyebabkan
infeksi yang bersifat oportunistik, atau saat daya tahan tubuh dari host sedang
mengalami penurunan. Klebsiella dapat menyebabkan infeksi nosokomial dan dapat
menyerang saluran nafas serta saluran kemih. Citrobacter dapat menginfeksi ketika
keluar dari saluran cerna dan biasa menginfeksi saluran cerna (Arnia & Efrida, 2013).
E. Bakteri E.Coli
E.Coli merupakan salah satu bakteri yang termasuk ke dalam golongan Coliform
dan secara normal hidup di dalam usus besar dan kotoran manusia maupun hewan,
oleh karena itu disebut juga Coliform fekal sehingga digunakan secara luas sebagai
indikator pencemaran. E.Coli adalah bakteri gram negatif, berbentuk batang dan tidak
membentuk spora. E.Coli juga bersifat oportunistik yaitu infeksi yang disebabkan oleh
organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang kekebalan tubuh yang buruk
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM 8
(Fardiaz, 1992).
E.Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Bentuk sel mulai dari bentuk
seperti cocus hingga membentuk sepanjang ukuran Filamentous. Tidak ditemukan
spora. E.Coli merupakan bakteri batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul, suhu optimum
perumbuhan 37°C. E.Coli dapat tahan berbulan-bulan pada tanah dan di dalam air,
tetapi dapat di matikan dengan pemanasan 60°C selama 20 menit. E.Coli merupakan
penghuni normal usus. Namun seringkali menyebabkan infeksi jika jumlahnya terlalu
banyak. Penyakit yang ditimbulkan dari tercemarnya bakteri ini yaitu: pneumonia,
infeksi saluran kemih, dan infeksi luka terutama di dalam perut (Srikandi, 1993).
Dalam bidang mikrobiologi pangan, dikenal istilah bakteri indikator sanitasi.
Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan
menunjukkan bahwa pangan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia dan atau
hewan, karena bakteri-bakteri tersebut lazim terdapat dan hidup pada usus manusia.
Jadi adanya bakteri tersebut pada pangan menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih
tahap pengolahan pangan tersebut pernah mengalami kontak dengan kotoran yang
berasal dari usus manusia dan hewan. Sampai saat ini ada 3 jenis bakteri yang dapat
digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi yaitu E.Coli (Hariyadi (2005).
Ditambahkan E.Coli adalah bakteri gram negatif, motil dan nonmotil, bentuk
batang, fakultatif anaerobik dan termasuk dalam familia Enterobacteriaceae yang
tidak membentuk spora. Bakteri Coliform terutama E.Coli bertanggung jawab terhadap
aspek kesehatan masyarakat yang penting dibidang kedokteran veteriner dan manusia
(Frazier & Wethoff 1983).
E.Coli yang umumnya menyebabkan diare terjadi di seluruh dunia. Pelekatan
pada sel epitel usus kecil atau usus besar sifatnya dipengaruhi oleh gen dalam plasmid.
Sama halnya dengan toksin yang merupakan Plasmid atau Phage mediated. E.Coli
tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai. Pada media biasa
dipergunakan untuk isolasi kuman enterik. Sebagian besar E.Coli tumbuh sebagai
koloni yang mermerangi laktosa dan bersifat mikroaerofilik (Brooks et al. 2001).
C. Prosedur Kerja
a) Pembuatan media LTB,BGLB, dan EC.Medium
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media ialah Media LTB,
BGLB, Ec Medium, aquades, aluminium foil, Labu erlenmeyer, gelas ukur, pipet
volume, timbangan analitik, sendok kecil untuk pengambilan bubuk media.
Pembuatan LTB dilakukan oleh masing-masing perwakilan disetiap kelompok
dan dibuat untuk 7 kelompok sebanyak 400 ml tabung. Setiap kelompok membutuhkan
45 ml media LTB dan jumlah LTB yang akan digunakan untuk membuat 400 ml media
LTB yaitu 14,24 gram.
A. Hasil
Berdasarkan hasil pemeriksaan analisis bakteriologis kualitas air sungai Jole bagian
hilir yang dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Dasar Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Tompotika Luwuk pada tanggal 17 Mei - 12 Mei sebagai berikut:
Tabel 1
Hasil Pemeriksaan Analisis Bakteriologis Kualitas Air Sungai Jole Bagian Hilir
Kecamatan Luwuk Selatan Kabupaten Banggai
Pemeriksaan Bakteriologis
10 1 0,1
No. Hasil ml ml ml MPN/100 ml
1. Total Coliform 3 3 3 >2400
2. Total E.Coli 3 0 0 23
Sumber: data primer,2019
B. Pembahasan
Praktikum analisis kualitas air sungai Jole bagian hilir yang kami lakukan yaitu uji
perkiraan, uji penegasan, dan uji penguat untuk mendeteksi adanya bakteri Coliform dan
E.Coli .
Uji perkiraan menggunakan media Lauryl Triptose Broth dalam hal ini uji
perikaraan dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya mikroorganisme pada air
dengan indikator ada atau tidaknya gelembung dalam waktu 1×24 jam. Berdasarkan hasil
yang kami peroleh dalam uji ini, diketahui semua 9 seri tabung positif. Dapat disimpulkan
untuk uji perkiraan perkiraan pada sampel air 9 seri tabung itu ditemukan mikroba yang
mampu memfermentasikan laktosa dimana berarti mikroba tersebut menghasilkan gas
pada tabung Durham. Terbentuknya gelembung gas dalam tabung Durham disebabkan
karena adanya mikroba pembentuk gas (Fardiaz, 1992). Didukung oleh sumber lain bahwa
timbulnya gas disebabkan karena kemampuan bakteri Coliform yang terdapat pada sampel
air dalam memfermentasikan laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48
jam dan pada suhu 45ºC (Pelczar dan Chan, 2006).
Tahap kedua yaitu uji penegasan ini menggunakan media Briliant Green Bile Broth,
pengujian ini untuk meliahat total bakteri Coliform yang tekandung dalam sampel.
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum analisis kualitas air di sungai Jole bagian hilir dapat
disimpulkan bahwa:
Jumlah bakteri Coliform pada sampel air sungai Jole bagian hilir adalah >2400
sel/100 ml sedang jumlah bakteri E.Coli pada sampel air sungai Jole bagian hilir adalah 23
sel/100 ml. Kualitas air pada sampel yang diuji tidak layak pakai karena kadar kandungan
bakteri Coliform sangat tinggi dan tak layak dikonsumsi ataupun dipakai untuk kebutuhan
atau kegiatan sehari-sehari.
B. Saran
Mahasiswa harus melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang kebersihan
lingkungan dan air bersih layak pakai serta menjaga kesehatan dan alam agar pengetahuan
masyarakat meningkat dan dapat mencegah serta meningkatkan derajat kesehatan dan
sanitasi lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan membuat saringan
limbah industri dan membuat septi tank di setiap jamban.
Masyarakat harus lebih sadar dengan kebersihan lingkungan dan air, agar tetap
terjaga kesehatan dan sanitasi lingkungan. Serta peran pemerintah yang lebih penting agar
sanitasi lingkungan di daerah sungai Jole bagian hilir tetap bersih dan terjaga.
Arnia & Efrida, dkk, 2013. Identifikasi Kontaminasi Bakteri Coliform pada Daging Sapi
Segar yang Dijual di Pasar Sekitar Kota Bandar Lampung. Medical Journal of
Lampung University.43-50.
Fardiaz, dkk, 1992. Skripsi anis akhwan Dhafin Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan
Eschericia Coli. UIN Malang.
PP RI NO. 82 TAHUN 200I Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Siagian, dkk, 2002. Laporan Analisis Air Endang Purwanti. UIN Maliki Malang.