Anda di halaman 1dari 18

Makalah Kimia Amami

DISUSUN OLEH :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ari Nurmawati
Assela Iga Mashita
Cahyono Tri Wahyudi
Cendani Laras
Chita Asparingga
Conasitha Prasiwi Wibowo

A.102.09.07
A.102.09.08
A.102.09.09
A.102.09.10
A.102.09.11
A.102.09.12

AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA


2014

BAB I

PENDAHULUAN

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air


merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada
kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi
malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk
keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota,
maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Air sebagai komponen lingkungan hidup akan mempengaruhi dan dipengaruhi
oleh komponen lainnya. Air yang kualitasnya buruk akan mengakibatkan lingkungan
hidup menjadi buruk sehingga akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan
manusia serta mahluk hidup lainnya. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya
guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari sumberdaya air
yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya alam. Untuk mendapat
air yang baik sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal,
karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil
kegiatan manusia, sehingga secara kualitas, sumberdaya air telah mengalami
penurunan. Demikian pula secara kuantitas, yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan yang terus meningkat.
Badan Air adalah kumpulan air yang besarnya antara lain bergantung pada
relief permukaan bumi, kesarangan batuan pembendungnya, curah hujan, suhu,
misalnya sungai, rawa, danau, laut, dan samudra.
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi,terjadinya peredaran ,
sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
hubungannya dengan makhluk-makhluk hidup. Karena perkembangan yang ada maka

ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu yang mempelajari sirkulasi air. Jadi
dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu untuk mempelajari; presipitasi (precipitation),
evaporasi dan transpirasi (evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan
air tanah (groun water). Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana
air diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut.

BAB II

ISI
A. Pengertian Badan Air beserta Karakteristik
Pengertian badan air menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kumpulan
air yang besarnya antara lain bergantung pada relief permukaan bumi, kesarangan
batuan pembendungnya, curah hujan, suhu, misalnya sungai, rawa, danau, laut, dan
samudra. Badan air dicirikan oleh tiga komponen utama, yaitu komponen hidrologi,
komponen fisika-kimia, dan komponen biologi. Penilaian kualitas suatu badan air
harus mencakup ketiga komponen tersebut, yaitu :
1. Air Permukaan
Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air
tanah.Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa,
dan badan air lain, yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah.Sekitar
69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es/salju, dan
sisanya berasal dari air tanah. Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air
permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat
sedikit. Air hujan biasanya besifat asam, dengan nilai pH sekitar 4,2. Hal ini
disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer.Setelah
jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan
melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah.
Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama,
yaitu badan air tergenang dan badan air mengalir.
a.
Perairan tergenang
Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa, dan
sebagainya.Perairan

tergenang,

khususnya

danau,

biasanya

mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas


cahya dan perbedaan suhu pada kolom air yang terjadi secara
vertikal. Arus air danau dapat bergerak ke berbagai arah. Paerairan
danau biasanya memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal.
Stratifikasi ini tergantung pada kedalaman dan musim.

Berdasarkan intensitas cahaya yang masuk ke perairan,


stratifikasi

vertikal

kolom

air

pada

perairan

tergenang

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

Lapisan eufotik, yaitu lapisan yang masih mendapatkan cukup

cahaya matahari.
Lapisan kompensasi, yaitu lapisan dengan intensitas cahaya

sebesar 1% dari intensitas cahaya permukaan.


Lapisan profundal, yaitu lapisan di bawah lapisan kompensasi,
dengan intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak ada
cahaya (afotik).
Tiupan angin dan perubahan musim yang mengakibatkan
perubahan intensita cahaya matahari dan perubahan suhu dapat
mengubah atau menghancurkan stratifikasi vertikal kolom
air.Fenomena perubahan stratifikasi vertikal ini dapat diamati
dengan jelas pada perairan tergenang yang terdapat di wilayah
ugahari yang memiliki empat musim.

b.

Perairan mengalir
Salah satu contoh perairan mengalir adalah sungai. Sungai
dicirikan oleh arus yang searah relatif kencang, dengan kecepatan
berkisar antara 0,1 1,0 m/detik, serta sangat dipengaruhi oleh
waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya
terjadi percampuran massa air secara menyeluruh dan tidak
terbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan
tergenang. Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi

merupakan

fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora


dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.

2. Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah.Air tanah
ditemukan pada akifer.Pergerakan air tanah sangat lambat; kecepatan arus berkisar
antara 10-10 10 -3.Air tanah biasanya memiliki kandungan besi relatif tinggi. Jika
air tanah mengalami kontak dengan udara dan mengalami oksigenasi, ion ferri pada
ferri m/detik dan dipengaruhi oleh porositas, permeabilitas dari lapisan tanah, dan
pengisian kembali air. Karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air
permukaan adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal yang sangat
lama, dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang lama
tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran. Jika
laju pengambilan air tanah pada akifer melebihi laju pengisiannya maka akan terjadi
penurunan volume air tanah dan penambahan volume udara yang besarnya setara
dengan volume air yang dikeluarkan dari akifer. Kondisi ini memunkinkan terjadinya
penurunan muka tanah. Pengambilan air tanah akan mengubah aliran air tanah.
Bersamaan dengan keluarnya air dari akifer, tekanan hidrostatik air tanah mengalami
penurunan sehingga aliran air tanah dari arah laut akan mengisi daerah yang disedot
airnya tersebut.
Air tanah yang berasal dari lapisan deposit pasir memiliki kandungan
karbondioksida tinggi dan kandungan bahan terlarut rendah. Air tanah yang berasal
dari lapisan deposit kapur juga memiliki kadar karbondioksida yang rendah, namun
memiliki nilai TDS yang tinggi. hidroksida [Fe(OH)3] yang banyak terdapat dalam
air tanah akan teroksidasi menjadi ion ferro, dan segera mengalami presipitasi serta
membentuk warna kemerahan pada air. Oleh karena itu, sebelum digunakan untuk
nernagai kebutuhan, sebaiknya air tanah yang baru disedot didiamkan terlebih dahulu
selama beberapa saat untuk mengendapkan besi.
B. Jenis jenis badan air
Jenis-jenis Badan Air adalah :

a. Badan air golongan A, yaitu badan air yang airnya digunakan sebagai
air minum tanpa pengolahan yang berarti.
b. Badan air golongan B, yaitu badan air yang airnya dapat digunakan
sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan dapat digunakan
untuk keperluan lain, tetapi tidak memenuhi golongan A
c. Badan air golongan C, yaitu badan air yang airnya digunakan untuk
keperluan perikanan dan peternakan, dan dapat digunakan untuk
keperluan lain, tetapi tidak memenuhi golongan A dan B.
d. Badan air golongan D, yaitu badan air yang airnya digunakan untuk
keperluan pertanian dan keperluan lain, tetapi tidak memenuhi
golongan A, B dan C.
e. Badan air golongan E, Yaitu badan air yang tidak memenuhi kualitas
air golongan A, B, C dan D
C. Pengertian siklus hidrologi
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya
peredaran , sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya,
termasuk

hubungannya

dengan

makhluk-makhluk

hidup.

Karena

perkembangan yang ada maka ilmu hidrologi telah berkembang menjadi ilmu
yang mempelajari sirkulasi air. Jadi dapat dikatakan, hidrologi adalah ilmu
untuk mempelajari; presipitasi (precipitation), evaporasi dan transpirasi
(evaporation), aliran permukaan (surface stream flow), dan air tanah (groun
water).
Siklus Hidrologi adalah suatu proses yang berkaitan, dimana air
diangkut dari lautan ke atmosfer (udara), ke darat dan kembali lagi ke laut.

Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan masuk ke


dalam tanah (infiltrasi). Bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi
lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir ke daerah-daerah yang
rendah, masuk ke sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Tidak semua butir air
yang mengalir akan tiba ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan
menguap dan kembali ke udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah
keluar kembali segera ke sungai-sungai (disebut aliran intra=interflow). Tetapi
sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) yang akan
keluar sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang ke permukaan tanah di
daerah-daerah yang rendah (disebut groundwater runnof = limpasan air
tanah).
Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus
bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dan sebagainya. Kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer)
dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu

akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)


dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; makin datar lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah perpindahan. Sungai-sungai bergabung satu sama lain
dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar
daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun
yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses
perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus
hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di
bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya.
D. Pembagian Siklus Hidrologi
Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3 jenis
sebagai berikut :
1. siklus pendek adalah air laut yang menguap melalui proses kondensasi
berubah menjadi butir-butir air yang halus atau awan dan selanjutnya
hujan langsung jatuh ke laut.
2. siklus sedang adalah air laut yang menguap lalu di bawa oleh angin
menuju daratan dan melalui proses kondensasi berubah menjadi awan
lalu jatuh sebagai hujan di daratan dan selanjutnya meresap ke dalam
tanah kemudian kembali ke laut melalui sunagai-sungai atau saluransaluran air.

3. siklus panjang adalah air laut yg menguap setelah menjadi awan


melalui proses kondensasi, lalu terbawa oleh angin ke tempat yang
lebih tinggi di daratan dan terjadilah hujan salju atau es di
pegunungan-pegunungan yang tinggi.
Berikut ini merupakan siklus hidrologi secara skematis:
Siklus pendek : Air laut uap air embun awan hujan laut darat
Siklus sedang : Air laut uap air embun awan hujan air tanah sungai
kembali ke laut Siklus panjang : Air laut uap air embun awan Kristal
dibawa ke puncak hujan es gletser mencair mengalir ke sungai
kembali ke laut.
E. Penggolongan atau Klasifikasi air
Berdasarkan pasal 7, penggolongan air menurut peruntukannya dapat
dibedakan menjadi:
1. Air golongan A
Air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Air golongan B
Air yang dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah menjadi air
minum dan keperluan rumah tanga lainnya.
3. Air golongan C
Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan-perikanan
dan peternakan.
4. Air golongan D
Air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha diperkotaan,industry dan listrik tenaga air.
Pengolongan air yang diatas masih termasuk dalam bagian air badan
air atau air permukaaan,dimana pada air badan air ini memiliki batas syarat
yang disesuaikan dengan peruntukannya.Selain bahan-bahan beracun,adanya
pencemaran zat organic diketahui antara lain dengan memeriksa kadar

oksigen terlarut (dissolved oxygen=DO),kebutuhan biologic akan oksigen


(biologycal oxygen demand = BOD),kebutuhan kimiawi akan oksigen
(chemicaloxygendemand=COD).
Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self
purification).Bila kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologic
oleh mikroorganisme yang ada di dalam air dengan kebutuhan oksigen terlarut
menjadi hasil uraian yang stabil.Dari zat organic diuraikan menjadi senyawa
nitrat sulfat,karbonat,fosfat dan sebagainya oleh bakteri aerob.Akan tetapi bila
bahan pencemar organiknya terlalu tinggi,oksigen terlarut yang ada akan
makin berkurang sampai menjadi nol.Akibatnya yang bekerja adalah bakteri
anaerob,dengan hasil akhir nitrit,amonia,asam sulfide dan sebagainya yang
manimbulkan

bau,dalam

hal

ini

terjadi

pembusukan.

BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan


zat organic dalam air secara biologic,sampai menjadi senyawa yang
stabil.Makin tinggi kadar zat organic dalam air,makin tinggi angka BOD
nya.begitu pula kadar DO dapat dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran
organic.Sedangkan angka COD menunjukan banyaknya oksidator kuat yang
diperluakan untuk mengoksidir zat organic dalam air,dihitung sebagai
oksigen.
Menurut peraturan ini (Pasal 8) klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4
(empat) kelas, yakni:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air
minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya

dapat

digunakan

untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan


air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan


ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan
tersebut
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaan tersebut.
F. Pencemaran air dan pengolahannya secara sederhana
KRITERIA TEKNIK PENGELOLAAN AIR LIMBAH
1. Pemilihan sistem
Terdapat dua macam sistem dalam pengelolaan

air

limbah

domestik/permukiman yaitu:
a. Sanitasi sistem setempat atau dikenal dengan sistem sanitasi on-site
yaitu sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam
persil atau batas tanah yang dimiliki, fasilitas ini merupakan fasilitas
sanitasi individual seperti septik tank atau cubluk b. Sanitasi sistem
terpusat atau dikenal dengan istilah sistem off-site atau sistem
sewerage, yaitu sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada
diluar persil atau dipisahkan dengan batas jarak atau tanah yang
menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah

rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.


Kelebihan sistem setempat:
- Menggunakan teknologi sederhana - Memerlukan biaya yang rendah
- Masyarakat dan tiap-tiap keluarga dapat menyediakannya sendiri Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakat - Manfaat dapat

dirasakan secara langsung


Kekurangan sistem setempat:
- Tidak dapat diterapkan pada semua daerah misalnya tergantung
permeabilitas tanah, tingkat kepadatan dan lain-lain.
- Fungsi terbatas pada buangan kotoran manusia dan tidak menerima
limbah kamar mandi dan air limbah bekas mencuci
- Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan

b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off-site)


Kelebihan sistem ini adalah:
- Menyediakan pelayanan yang terbaik
- Sesuai untuk daerah dengan kepadatan tinggi
- Pencemaran terhadap air tanah dan badan air dapat dihindari
- Memiliki masa guna lebih lama
- Dapat menampung semua air limbah
Kekurangan sistem terpusat:
- Memerlukan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang tinggi
- Menggunakan teknologi yang tinggi
- Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan
- Manfaat secara penuh diperolah setelah selesai jangka panjang
- Waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan
- Memerlukan pengelolaan, operasi dan pemeliharaan yang baik
Adapun persyaratan untuk masing-masing pemilihan adalah sebai berikut:
a. Sistem on site diterapkan pada:
Kepadatan < 100 org/ha Kepadatan > 100 org/ha sarana on site
dilengkapi pengolahan tambahan seperti kontak media dengan atau tanpa
aerasi .
Jarak sumur dengan bidang resapan atau cubluk > 10 m
Instalasi pengolahan lumpur tinja minimal untuk melayani penduduk
urban > 50.000 jiwa atau bergabung dengan kawasan urban lainnya
b. Sistem off site diterapkan pada kawasan:
Kepadatan > 100 org/ha
Bagi kawasan berpenghasilan rendah dapat menggunakan sistem septik
tank komunal (decentralized water treatment) dan pengaliran dengan
konsep perpipaan shallow sewer. Dapat juga melalui sistem kota/modular
bila ada subsidi tarif.
Bagi kawasan terbatas untuk pelayanan 5001000 sambungan rumah
disarankan menggunakan basis modul. Sistem ini hanya menggunakan 2
atau 3 unit pengolahan limbah yangg paralel.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan pengolahan air limbah
adalah:
- Kepadatan penduduk
- Sumber air yang ada
- Permeabilitas tanah

- Kemiringan tanah
2.

Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem On-Site


Pada sistem on site ada dua jenis sarana yang dapat diterapkan yakni

sistem individual dan komunal. Pada skala individual sarana yang digunakan
adalah septik dengan varian pada pengolahan lanjutan untuk efluennya yakni :
1. Dengan bidang resapan
2. Dialirkan pada small bore sewer
3. Dengan evapotranspirasi
4. Menggunakan filter
Sedangkan tinja dari septik tank akan diangkut menggunakan truk penyedot
tinja dan diolah di IPLT (Instalasi Pengolahan Limbah Tinja).
3. Alternatif Teknologi Sanitasi Sistem Off -Site
Pengolahan sanitasi sistem terpusat terutama bertujuan untuk
menurunkan kadar pencemar di dalam air buangan. Ada beberapa tingkat
pengolahan yang umumnya dilakukan untuk mengolah air buangan agar tidak
berbahaya bagi lingkungan yaitu :
a. Pengolahan fisik seperti:

penyaringan

sampah

dari

aliran,

pengendapan pasir, pengendapan partikel discrete.


b. Pengolahan biologis yang dapat terdiri dari proses anaerobik dan/atau
proses aerobik, serta

pengendapan flok hasil proses sintesa oleh

bakteri
c. Pengolahan secara kimia dengan pembubuhan disinfektan untuk
mengontrol bakteri fekal dari effluent hasil pegolahan sebelumnya.
d. Di bagian bawah dari pengolahan air limbah adalah sisa lumpur yang
terbentuk dan harus dikendalikan serta diolah sehingga aman terhadap
lingkungan
Sumber Pencemaran Air
Sumber pencemaran ( polutan ) dapat berupa suatu lokasi tertentu ( point
source ) atau tak tertentu/ tersebar ( non point / diffuse source). Sumber pencemar
point source misalnya knalpot mobil, cerobong asap pabrik , dan saluran limbah
industri. Pencemar yang berasal dari point source bersifat local. Efek yang

ditimbulkan berdasarkan karakteristik spasial kualitas air. Volume pencemar dari point
source biasanya reaktip tetap.
Sumber pencemar non point source dapat berupa point source dalam jumlah
yang banyak. Misalnya ; limpasan dari daerah pertanian yang mengandung pestisida
dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman ( domestik ) dan limpasan dari daerah
perkotaan.
1. Bahan Pencemar
Bahan pencemar (polutan ) adalah bahan bahan yang bersifat asing bagi
alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan
ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut, berdasarkan cara
masuknya ke dalam lingkungan. Polutan dikelompokan menjadi dua yaitu polutan
alamiah dan polutan antropogenik. Polutan alamiah adalah polutan yang memasuki
suatu lingkungan ( misalnya badan air) secara alamiah misalnya akibat letusan gunung
berapi, tanah longsor, banjir, dan fenomena alam yang lain. Polutan yang memasuki
suatu ekosistem secara alamiah sukar dikendalikan.
Polutan antropogenik adalah polutan yang masuk ke dalam air akibat
aktivitas manusia, misalnya kegiatan domestik ( rumah tangga ), ( kegiatan urban
perkotaan ), maupun kegiatan industri. Intansitas polutan antropogenik dapat
dikendalikan dengan cara mengontrol aktivitas yang menyebabkan timbulnya polutan
tersebut. Bahan pencemar atau polutan adalah bahan bahan yang bersifat asing bagi
alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatnan
ekosistem sehingga menggangu penentuan ekosistem tersebut .
Berdasarkan sifat toksiknya, polutan / pencemar dibedakan menjadi dua ,
yaitu polutan tak toksik ( non- toxic pollutans ) dan polutan toksik ( toxic pollutans).
1. Polutan tak toksik
Polutan /pencemar tak toksik biasanya telah berada pada ekosistem secara alami.Sifat
destruktif pencemar ini muncul apabila berada dalam jumlah yang berlebihan sehingga
dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem melalui perubahan proes fisika-kimia
perairan. Polutan tak toksik terdiri atas bahan- bahan tersuspensi dan nutrient.
2. Polutan toksik
Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian ( lethal ) maupun bukan kematian
(sub- lethal), misalnya terganggunya pertumbuhan , tingkah laku, dan karakteristik

morfologi berbagai organisme akuatik. Polutan toksik ini biasanya berupa bahanbahan yang bukan bahan alami, misalnya pestisida, detergen, dan bahan artificial
lainnya. Mason ( 1993 ) mengelompokan pencemar toksik menjadi lima, sebagai
berikut :
a. Logam ( metals), meliputi :lead ( timbale ), nikel, cadmium, zinc, copper, dan
merkuri. Logam berat diartikan sebagai logam dengan nomor atom 20, tidak
termasuk logam alkali, alkali tanah, lantanida, dan aktinida.
b. Senyawa organik, meliputi pestisida organoklorin, hebisida, PCB, hidrokarbon
alifatik berklor, pelarut ( solvent ), surfaktan rantai lurus, hidrokarbon
petroleum, aromatic polinuklir, dibenzodioksin berklor, senyawa
organometalik, fenol, dan formaldehida. Senyawa ini berasal dari kegiatan
industri, pertanian, dan domestic
c. Gas misalnya klorin dan ammonia
d. Anion, misalnya sianida, flousida, sulfide, dan sulfat.
e. Asam dan alkali

BAB III
PENUTUP
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang
banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat tetap bermanfaat bagi hidup dan
kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Hal ini berarti bahwa
pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan generasi sekarang dan
mendatang. Agar air dapat bermanfaat secara berkelanjutan dengan tingkat
mutu yang diinginkan, maka pengendalian pencemaran air menjadi sangat
penting. Pengendalian pencemaran air merupakan salah satu segi pengelolaan
lingkungan hidup.

Daftar pustaka :
Arie,

herlambang.

2006.

Pencemaran

Air

dan

Strategi

Menanggulanginya. Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT JAI Vol 2,


No 1 2006
Siti Fatimah, dkk. 2007. PEMANFAATAN AIR SUNGAI PROGO
UNTUK

MEMENUHI

KEBUTUHAN

AIR

MINUM

KABUPATEN

SLEMAN. Program Studi Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta


Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 Tentang : Pengendalian
Pencemaran Air
http://www.sanitasi.or.id/ppsp/wp-content/uploads/pdf/air-limbah/4_dasardasar_teknik_dan_pengelolaan_air_limbah.pdf&sa=U&ei=0ngBVYT4K8nJu
AS324GQAw&ved=0CBUQFjAF&sig2=G0nxo8pT3FBfmbiR5IUMYQ&usg
=AFQjCNFZHeP_E1bCL4n_jSa-tT1eR5u9JQ diakses pada 19 maret 2015
pukul 16.30 WIB
http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JAI/article/view/57/10&sa=U&ei=tHsBVf
2YAcSiugTSkoKwAg&ved=0CA0QFjAB&sig2=FzrkqKyXV8bP6W8HJ9kSo
A&usg=AFQjCNGM3a5LERLb07PKIf3M1gaiB3sSug diakses pada 19 maret
2015 pukul 16.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai