Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH HIDROLOGI

ALIRAN AIR TANAH

KELOMPOK 4
Disusun oleh :
Dave Fernando Indotjoa 325140172
Alida Danar Saputra 325140174
Swendrinata Suwardi S 325140150
Kornelius Afandi 325140100
Angela Kurokawa 325140050
Reyner Kwandy 325140169

Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Tarumanagara
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan
agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk
hubungannya dengan mahkluk-mahkluk hidup. Karena perkembangannya yang begitu
cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelohan sumberdaya-sumberdaya air rumah
tangga yang merupakan pengembangan, agihan, dan penggunaan sumberdaya-
sumberdaya air secara terencana. Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi,
pengendalian banjir, drainase, tenaga air, dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih
dahulu mengadakan survei kondisi-kondisi hidrologi yang cukup.

Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup
banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer
merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau, air
dalam tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan, yakni
sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.

Air tanah merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat
ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya abiotik
yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua
kegiatan hidup manusia bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan
untuk keperluan minum, memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa
kita jadikan titik tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan
yang ada dibumi.

Namun pada kenyataannya, dewasa ini penggunaan air terus meningkat. Laju
pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan penggunaan air juga turut
meningkat. Akibatnya, kelangkaan air bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau
seperti sekarang ini, banyak sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan
air bersih. Kelangkaan air bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera
ditanggulangi.
Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini. Dengan
harapan para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air bagi
kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga
ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

B.Tujuan

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:

Mengkaji permasalahan- permasalahan tentang hidrologi serta membahas


permasalahannya mengenai aliran air tanah tersebut secara lebih mendalam lagi.
BAB II

ISI MAKALAH

A.Dasar Teori

Aliran air tanah merupakan salah satu rangkaian proses dalam siklus hidrolgi.

Air tanah merupakan air yang bergerak di dalam tanah mengisi ruang-ruang antar butir
tanah atau dalam retakan-retakan batuan. Aliran air tanah merupakan salah satu
rangkaian proses dalam siklus hidrologi. Sumber utama air tanah adalah air hujan yang
terinfiltrasi, dikurangi, penguapan dari permukaan tanah dan transpirasi. Berikut ini
diuraikan beberapa sumber yang mengisi air tanah:

Air Meteoric (Meteoric Water atau Vados Water), yaitu air yang berasal dari atmosfer
baik secara langsung seperti rembesan (infiltrasi) dari hujan , maupun secara tidak
langsung seperti rembesan air danau, sungai, atau saluran buatan.

Air Magmatis (Magmatis Water) atau air juvenile, yaitu air yang berasal dari magma
berupas gas yang masuk ke dalam pori- pori bumi bagian dalam.

Air Konat (Connate Water ) adalah air yang asal mulanya dari batuan sedimen/
gunung. Air konat disebut juga air fosil (Fossil Water). Air ini mempunyai salinitas
(tingkat keasinan) tinggi dibandingkan dengan air di daerah laut.

Keberadaan air tanah sangat tergantung pada sifat lapisan batuan yang ada di
bawahnya. Lapisan batuan yang mudah dilalui oleh disebut “lapisan permeable”, terdiri
dari batuan-batuan lepas, seperti kerikil atau pasir. Lapisan ini disebut juga sebagai
“lapisan akuifer”.

Lapisan batuan yang tidak dapat dilalui air disebut “lapisan inpermeabel” atau
“lapisan kedap air” yang terdiri dari tanah bertekstur lempung. Adanya lapisan bebatuan
yang berbeda ini mengakibatkan perbedaan daya tamping lapisan batuan terhadap air.
Air tanah dapat dibedakan menajdi:

 Air tanah dangkal ( air freatis) adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap
air dan biasanya tidak begitu dalam. Air ini banyak dimanfaatkan untuk sumur
galian.

 Air tanah dalam (air artesis) adalah air tanah yang terletak di antara dua lapisan
kedap air, seperti air yang berasal dari pegunungan. Umumnya air ini terletak
pada lapisan akuifer dengan jumlah air yang relative besar. Jika tekanan air
sangat besar, maka air akan memancar, baik melalui rekahan maupun sumur
artesis.

Akuifer dapat dibedakan menjadi beberapa tipe, yakni:

 Akuifer tidak tertekan, dimana batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman
dan bentuk muka bumi air tanah sangat tergantung pada keadaan di permukaan
tanah, luas daerah tangkapan air, debit air, dan banyaknya sumur.

 Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga “akuifer artesis”, yakni suatu lapisan
air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air.

 Akuifer setempat, merupakan lapisan air yang lokasinya setempat-setempat


mengikuti lapisan kedap air yang keberadaanya juga demikian.

 Akuifer semi tertekan, merupakan akuifer tertekan yang dibatasi oleh lapisan
yang agak tembus air.

Daerah- daerah yang banyak mengandung air (akuifer) di antaranya adalah


daerah dataran awal alluvial, daerah antar gunung berapi, daerah kapur, dan daerah
delta/gosong pasir. Di daerah pantai, air tanah tawar banyak dijumpai pada bekas beting
pantai atau tanggul alam gosong pasir (Natural Levee). Lahan ini biasanya digunakan
untuk areal permukiman karena tersedia air tanah dangkal yang tawar.
Secara alamiah, tinggi permukaan air tanah akan naik-turun (berfluktasi), namun
tetap dalam keadaan seimbang. Fluktasi permukaan air tanah terjadi karena:

 Adanya kegiatan pengambilan air tanah untuk konsumsi manusia (rumah tangga),
industri, dan pertanian.

 Adanya pergantian musim, sehingga pada musim hujan tinggi muka air tanah
mengalami kenaikan ,tetapi pada musim kemarau cenderung menurun secara
bertahap.

Air tanah mempuntai peranan cukup besar untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Penduduk biasanya mengambil air dari air tanah dangkal untuk kebutuhan domestik dan
pertanian, sedangkan industri biasanya memerlukan air tanah dalam jumlah banyak
sehingga mengambil air tanah dalam, yaitu dari sumur artersis.

Bila air tanah tanah dangkal dan air tanah dalam diambil secara berlebihan, maka
sumber air tanah akan berkurang. Akibatanya, terjadi penurunan tanah dan penerobosan
air asin ke dalam air tanah pada daerah pesisir. Terjadinya industri air laut menyebabkan
penyediaan air bersih terganggu karena air tawar tercemari oleh air laut. Upaya untuk
membersihkannya kembali memerlukan waktu bertahun-tahun. Oleh karena itu,
berbagai cara harus dilakukan guna mencegah dan mengendalikan terjadinya industri
laut.
Dalam pembuatan kawasan konservasi airtanah ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu :

Kondisi Geologi

Air tanah terdistribusi dan terakumulasi di lapisan-lapisan batuan yang


mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup besar . Selain itu lapisan-lapisan
batuan/litologi merupakan sumber utama dari mineral-mineral dan unsure-unsur kimia,
apalagi setelah terjadinya proses pelapukan apabila litologi tersebut telah berubah
menjadi tanah. Proses pelarutan oleh adanya air terutama di bagian luarnya akan
berlangsung lebih sempurna dalam pembentukan unsure-unsur yang terlarut dalam air,
sehingga meningkatkan kualitas airtanah.

Lingkungan
Ketersediaan lingkungan ideal baik itu lingkungan alam (kawasan hulu) maupun
lingkungan binaan (kawasan hilir) merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi
pembuatan kawasan konservasi airtanah. Lingkungan ideal ini diartikan bahwa ada
keseimbangan antara kebutuhan airtanah dan suplai/ketersediaan airtanah bagi
pemenuhan kebutuhan akan air.

Drainase
Kemampuan drainase suatu kawasan konservasi airtanah, baik itu drainase alam
(sungai) maupun buatan merupakan urat nadi bagi kestabilan bagi kawasan konservasi
airtanah. Dengan adanya drainase yang baik maka prose pengaliran air (air tanah
maupun air permukaan) akan dapat terkontrol dengan baik sehingga akan tercipta
hubungan dua arah yang harmonis antara kawasan hulu dan hilir dengan kawasan
konservasi air tanah sebagai titik sentralnya.

Dalam perencanaan dan pengembangan wilayah, penyediaan kawasan konservasi


bagi airtanah merupakan hal yang perlu perhatian khusus. Seberapa besar ketersediaan
airtanah bagi kawasan hilir yang merupakan titik sentral dalam perencanaan dan
pengembangan wilayah dan bencana yang mungkin ditimbulkan oleh air (dalam hal ini
air tanah) menjadi acuan penting dalam proses perencanaan dan pengembangan
wilayah.
Dengan adanya kawasan konservasi airtanah diharapkan dapat dilakukan
pengendalian dan kontrol serta penanggulangan sejak awal terhadap bencana airtanah
yang terjadi. Misalnya, untuk masalah penurunan muka airtanah dan intrusi air laut
dapat dilakukan beberapa metode yang dapat dilakukan yaitu :

-Pengurangan atau penyusunan kembali pola pemompaan

-Pemasukan kembali air tawar (Direct Recharge)

-Pemompaan air laut/asin

-Pembuatan subsurface barrier

Sedangkan untuk menjaga kuantitas dan kualitas airtanah, dengan adanya


kawasan konservasi airtanah dapat dilakukan kontrol yang efektif terhadap airtanah
sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pengendalian terhadap kawasan hulu dan
hilir sedini mungkin.

Keuntungan air tanah yaitu:

1. Pada umumnya bebas dari bakteri pathogen

2. Dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut

3. Paling praktis dan ekonomis untuk mendapatkan dan membaginya

4. Tempat penampungan air yang alami

Kerugian air tanah yaitu:

Air tanah sering kali mengandung banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca, dll

Biasanya membutuhkan pemompaan untuk menariknya ke permukaan.


Studi Kasus

Menurut data terakhir, jumlah air permukaan bersih yang disuplai untuk sektor
industri hanya sekitar 3,5 meter kubik di tahun 2003, yakni hanya 1 persen dari volume
yang dibutuhkan untuk kegiatan industri. Ini berarti bahwa semua air yang dibutuhkan
disuplai dari air tanah.

Ketergantungan air tanah juga terjadi di masyarakat. Diketahui bahwa 41 persen


warga Jakarta masih tergantung pada air tanah. Di saat jumlah penduduk Jakarta terus
meningkat, jumlah eksploitasi air tanah juga makin tinggi sehingga mengganggu
keseimbangan air tanah.

Di sisi lain, Delinom dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI mengatakan, "Dari
hasil penelitian kami pada air tanah dangkal, telah terdeteksi kandungan nitrat yang
sangat tinggi di beberapa tempat. Kegiatan manusia sehari-hari telah memengaruhi
kualitas air tanah di daerah ini."

Masalah lain, berdasarkan analisa karbon, umur air tanah lebih muda dari tahun
1985. Adanya Chloro Fluroro Carbon (CFC) dan Sulfur Hydro Fluoride di air tanah
menandakan adanya rembesan air tanah dangkal, amblesan tanah yang makin intensif,
dan intrusi air laut pada air tanah dangkal.

Delinom mengungkapkan, untuk mengatasi permasalahan air tanah, perlu analisis


lengkap tentang mengapa masalah air tanah terjadi. Perlu dilihat faktor penyebab (soal
populasi dan pendapatan masyarakat), tekanan (jumlah konsumsi air tanah), fakta
masalah, dan responnya.

Ia menyusun empat rekomendasi untuk mengatasi masalah air tanah di Jakarta.


Pertama adalah keseriusan upaya mengelola air tanah secara berkelanjutan dan upaya
konservasinya serta mengubah pandangan bahwa air tanah adalah sumber daya yang
tidak bisa diperbarui.

"Pengelolaan air tanah di DKI jakarta harus lebih memerhatikan pada masalah
yang terjadi di daerah imbuhan (resapan). Daerah imbuhan yang tidak luas tersebut
harus dijaga agar tidak rusak karena tingkah laku manusia yang tidak ramah
lingkungan," tambah Delinom.

Menurut Delinom, secara kualitatif, masalah air tanah di Jakarta sudah terganggu
sejak air tanah diresapkan di daerah imbuhan. Dengan demikian, kondisi lingkungan
daerah imbuhan juga harus dikelola sehingga lebih baik.

Hal lain adalah perlunya mengelola daerah luapan, zona di mana air dikeluarkan
atau dipakai. Berdasarkan analisis pada krisis air di daerah luapan, penurunan kualitas
air diakibatkan karena polusi limbah domestik dan kegiatan industri.

“Pengelolaan air tanah harus meliputi dua aspek penting, yakni aspek fisik dan
teknik dan aspek sosial dan nonteknis," imbuh Delinom. Aspek fisik misalnya
pengelolaan tutupan lahan dan konservasi mata air, sementara aspek sosial adalah
kesadaran pengelolaan air.

Delinom mengatakan, Jakarta harus mampu mengurangi ketergantungannya pada


air tanah dan mencari alternatif pengelolaan air. Salah satunya dengan memanfaatkan
air sungai yang dikelola kembali, dan dengan demikin menuntut manajemen lingkungan
mata air dan aliran sungai.
Analisis Studi Kasus

Berdasarkan data yang didapatkan, pengelolaan air tanah di DKI Jakarta harus lebih
memperhatikan pada masalah daerah imbuhan (resapan). Imbuhan sangat
mempengaruhi resapan yang ada di lingkungan sekitar sehingga apabila daerah tersebut
dapat dikelola dengan lebih baik maka diharapkan dapat mengurangi jumlah
ketergantungan air tanah yang terjadi pada masyarakat.

Pengelolaan air tanah yang dikelola dengan kurang baik dapat menyebabkan
menurunnya kualitas air tanah itu sendiri, seperti contoh penyebabnya ialah kurangnya
ruang terbuka hijau yang secara alamiah menjadi penyaring sekaligus penampung untuk
air hujan serta ekploitasi tanah oleh rumah tangga dan industri yang berada khususnya
di daerah DKI Jakarta itu sendiri.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang
mempersatukan kumpulan air yang terdapat pada permukaan.

Ada beberapa macam air tanah

Air Meteoric (Meteoric Water atau Vados Water), yaitu air yang berasal dari atmosfer
baik secara langsung seperti rembesan (infiltrasi) dari hujan , maupun secara tidak
langsung .

Air Magmatis ( Magmatis Water) atau air juvenile, yaitu air yang berasal dari magma
berupas gas yang masuk ke dalam pori- pori bumi bagian dalam.

Air Konat (Connate Water ) adalah air yang asal mulanya dari batuan sedimen/
gunung. Air konat disebut juga air fosil (Fossil Water).

Keuntungan air tanah yaitu:

1. Pada umumnya bebas dari bakteri pathogen

2. Dapat dipakai tanpa pengolahan lebih lanjut

3. Paling praktis dan ekonomis untuk mendapatkan dan membaginya

4. Tempat penampungan air yang alami

Kerugian air tanah yaitu:

Air tanah sering kali mengandung banyak mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca, dll

Biasanya membutuhkan pemompaan untuk menariknya ke permukaan.


DAFTAR PUSTAKA

http://sains.kompas.com/read/2011/11/11/21512047/Empat.Rekomendasi.Atasi.Masalah
.Air.Tanah.Jakarta

https://syafasiti.wordpress.com/2015/06/09/hidrologi-lingkungan-studi-kasus-air-tanah/

https://id.wikipedia.org/wiki/Air_tanah

http://perkuliahan-dahliani.blogspot.co.id/2015/06/makalah-hidrologi.html

http://laksmipuspita.blogspot.co.id/2013/11/makalah-air-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai