Anda di halaman 1dari 17

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN AIR TANAH

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELETARIKAN AIR


TANAH

Makalah

Disusun Untuk Mengikuti Lomba Karya Ilmiah

Untuk siswa SMA/SMK/MA Tingkat Nasional

Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Oleh :

Nia Ramadhani, NIS :

Irene Amalia Roselina, NIS :

Hafidhotur Rohmah, NIS :

MA AN-NAWAWI BERJAN PURWOREJO

2022

DUSUN BERJAN, DESA GINTUNGAN, KECAMATAN GEBANG,


KABUPATEN PURWOREJO, PROVINSI JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang tak terukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT. Dzat
Yang Maha Mengatur. Tanpa-Nya mungkin semua ini berjalan tak teratur. Tak
lupa senandung shalawat semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW.sang pemimpim umat, meluruskan jalan yang sesat. Tak lupa
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dan telah memberi kesempatan kepada kami untuk terus berkarya.

Penulisan makalah ini, dipersembahkan dalam rangka peringatan “Hari Air


Tanah Sedunia”. Penulis mengambil tema “Partisipasi Masyarakat dalam
Pelestarian Air Tanah”. Tema ini diambil karena sekarang banyak masyarakat
yang kurang kesadarannya dalam melestarikan air, padahal air berperan sangat
penting bagi kelangsungan makhluk hidup. Bayangkan jika kita mengalami
kekeringan, dan kesulitan air bersih, manusia pasti akan kesulitan mencari air
untuk kebutuhan hidupnya. Maka dari itu, untuk menghindari krisis air bersih kita
harus bersama-sama saling menjaga dan melestarikan air tanah tersebut.

Semoga dengan penulisan makalah ini dapat menggugah semangat kita


untuk melestarikan air tanah. Tak lupa penulis juga memohon maaf atas
banyaknya kekurangan yang tertulis dalam makalah ini. Semoga penulisan
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Purworejo, 8 Maret 2022

Penulis
ABSTRAK

Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi karena kurangnya partisipasi dan peran
masyarakan dalam pengelolaan air tanah. Air tanah adalah air yang terdapat dalam
lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan
salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat
mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air
sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting
terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Di
beberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai
lebih kurang 70%. Kurangnya pemahaman terhadap kondisi air tanah saat ini yang
terjadi di dalam masyarakat, menimbulkan permasalahan yang sangat merugikan
dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat itu sendiri. Untuk itu
diperlukan perencanaan pendayagunaan air tanah yang berwawasan lingkungan
didasarkan pada tahapan yang mencakup inventarisasi potensi air tanah,
perencanaan pemanfaatan, perizinan, pengawasan dan pengendalian, serta
konservasi air tanah. Inventarisasi potensi air tanah, perencanaan pemanfaatan,
perizinan, pengawasan dan pengendalian harus disesuaikan dengan prosedur yang
telah ada sehingga pemanfaatannya dapat optimal tanpa menimbulkan dampak
negatif.

Kata kunci : Air tanah, pendayagunaan air tanah, keberlanjutan sumber daya air.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MELETARIKAN AIR TANAH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Air adalah sumber kehidupan yang penting bagi kita dan hampir
semua makhluk hidup seperti manusia, hewan, maupun tumbuhan
memerlukan air. Bahkan air merupakan bagian penting dari siklus hidrologi
di atmosfer Bumi kita.

Air yang terdapat pada lapisan batuan di bawah permukaan tanah bisa
disebut dengan air tanah (UU No.7 Thn 2004). Secara umum, air memiliki
berbagai manfaat baik untuk minum, mandi, mencuci, memasak, irigasi
pertanian, dan masih banyak lagi. Air tanah yang berwujud sungai bawah
tanah dapat dijadikan lokasi penelitian alami mengenai sistem
hidrologi, biota, dan lain sebagainya. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu
banyak sekali limbah pabrik yang mencemari air sehingga masalah ini sangat
penting untuk diatasi. Jika tidak, unsur-unsur yang terkandung dalam air
Na+, K+, Cl-, NH4+, Mg+, Ca+, Fe+, atau yang lainnya akan hilang.

Tidak ada satu pun makhluk hidup di muka Bumi ini yang dapat hidup
tanpa air. Mengapa air begitu penting? Lebih dari 80% tubuh makhluk hidup
tersusun atas air. Air tersebut berperan untuk melarutkan zat-zat kimia di
dalam sitoplasma, menjaga tekanan osmosis dan kelembapan tubuh, serta
sebagai tempat terjadinya berbagai proses kimia di dalam tubuh makhluk
hidup. Bagi ekosistem darat, air menentukan kelembapan udara yang
berpengaruh besar terhadap kehidupan organismenya. Air juga merupakan
tempat hidup organisme dalam ekosistem perairan. Oleh karena itu, sebagai
masyarakat yang baik kita harus bisa menjaga Bumi dari berbagai
pencemaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peran masyarakat dalam pelestarian air tanah?
2. Bagaimanakah kondisi yang akan terjadi apabila kurangnya partisipasi
masyarakat dalam upaya pelestarian air tanah?
C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang pentingnya melestarikan air tanah;
2. Mengetahui peran masyarakat dalam melestarikan air tanah;
3. Menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan terutama dalam upaya
melestarikan air tanah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Air Tanah


Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang-ruang antara butir-butir tanah yang membentuk itu dan didalam retak-retak
dari batuan. Yang terdahulu disebut air lapisan dan yang terakhir disebut air celah
(fissure water) (Mori dkk., 1999). Keberadaan air tanah sangat tergantung
besarnya curah hujan dan besarnya air yang dapat meresap kedalam tanah. Faktor
lain yang mempengaruhi adalah kondisi litologi (batuan) dan geologi setempat.
Kondisi tanah yang berpasir lepas atau batuan yang permeabilitasnya tinggi akan
mempermudah infiltrasi air hujan kedalam formasi batuan. Dan sebaliknya,
batuan dengan sementasi kuat dan kompak memiliki kemampuan untuk
meresapkan air kecil. Dalam hal ini hampir semua curah hujan akan mengalir
sebagai limpasan (runoff) dan terus ke laut. Faktor lainnya adalah perubahan
lahan-lahan terbuka menjadi pemukiman dan industri, serta penebangan hutan
tanpa kontrol. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi infiltrasi terutama bila
terjadi pada daerah resapan (recharge area) (Usmar dkk., 2006).
2.1.1. Siklus Hidrologi
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km3
air yang terdiri
dari 97,5 % air laut, 1,75% berbentuk es, dan 0,73% berada di daratan sebagai air
sungai, air danau, air tanah dan sebagainya. Pemanfaatan air untuk berbagai
macam keperluan tidak akan mengurangi kuantitas air yang ada di muka bumi ini,
tetapi setelah dimanfaatkan maka kualitas air akan menurun. Air di bumi ini
mengulangi suatu sirkulasi yang terus menerus yakni penguapan, persipitasi dan
pengaliran keluar (outflow). Air yang ada di permukaan tanah, sungai, danau, dan
laut selalu mengalir dan dapat berubah wujud menjadi uap air sebagai akibat
pemanasan oleh sinar matahari dan tiupan angin yang kemudian menguap dan
mengumpul membentuk awan. Pada tahap ini terjadi proses kondensasi yang
kemudian turun sebagai titik-titik hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
Sebelum tiba ke permukaan bumi sebagaian langsung menguap ke udara dan sebagian
tiba ke permukaan bumi. Sebagian dari air yang jatuh ke bumi akan tertahan oleh
tumbuh-tumbuhan dimana sebagian akan menguap dan sebagian lagi akan jatuh atau
melalui dahandahan mengalir sebagai air permukaan yang kemudian menguap kembali
akibat sinar matahari. Sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi), dimana
bagian lain yang merupakan kelebihan akan mengisi lekuk-lekuk permukaan tanah,
kemudian mengalir ke daerah-daerah yang rendah, masuk ke sungai-sungai dan
akhirnya ke laut. Dalam perjalanan ke laut sebagian akan menguap dan kembali ke
udara. Sebagian air yang masuk ke dalam tanah keluar kembali segera ke sungai-sungai
(interflow). Sebagian besar akan tersimpan sebagai air tanah (groundwater) dengan
mengisi tanah/bebatuan dekat permukaan bumi yang kemudian disebut akuifer dangkal,
dan sebagian lagi terus masuk ke dalam tanah untuk mengisi lapisan akuifer yang lebih
dalam. Proses ini berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Lokasi pengisian (recharge
area) dapat jauh sekali dari lokasi pengambilan airnya (discharge area).yang akan keluar
sedikit demi sedikit dalam jangka waktu yang lama ke permukaan tanah di daerah-
daerah yang rendah (groundwater runoff) limpasan air tanah. Sirkulasi antara air laut
dan air darat yang berlangsung terusmenerus secara kontinu ini disebut siklus hidrologi
(hydrologic cycle) (Mori dkk., 1999).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Jenis Penulisan


Penulisan makalah ini bersifat deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis
adalah metode atau cara kerja dalam suatu pemecahan masalah dengan cara
mendeskripsikan, menggambarkan, menjelaskan dan menganalisis situasi dan
kondisi suatu obyek permasalahan dari sudut pandang penulis berdasarkan hasil
telaah pustaka yang menunjang (studi literatur).
3.2 Fokus Penulisan
Obyek permasalahan adalah industri pengolahan udang yang menghasilkan
limbah cangkang udang (Penaeus sp.) dan industri percetakan koran yang
menghasilkan limbah cair yang mengandung logam berat berbahaya yaitu timbal
(Pb). Penulis mencoba memberikan solusi dari kedua permasalahan tersebut
dengan cara memanfaatkan limbah industri pengolahan udang sebagai penyerap
logam berat timbal (Pb) pada limbah cair industri percetakan koran.
Penulisan fokus pada sintesis nano kitosan dan mekanismenya dalam mengikat
ion logam timbal (Pb) dalam limbah cair.

3.3 Sumber Data


Sumber data yang digunakan pada studi ini adalah sumber data sekunder. Data
sekunder dapat diperoleh dari pustaka yang menunjang seperti textbook, jurnal,
dokumentasi, data lembaga penelitian maupun data instansi terkait yang relevan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui studi literal (studi kepustakaan). Studi
kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data berupa data
sekunder yang berhubungan dengan topik dan masalah yang terkait dengan
pemanfaatan limbah cangkang udang sebagai resin pengikat logam berat timbal
(Pb) dalam menanggulangi limbah cair industri.
3.5 Analisis Data
Proses menganalisis data dilakukan setelah seluruh data terkumpul. Analisis data
dilakukan dengan cara membaca, mempelajari, menelaah dan membandingkan
berbagai sumber pustaka serta menginterpretasikan hasil analisis, sehingga dapat
menjawab semua permasalahan. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari
permasalahan yang telah terjawab.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Pembagian Air Tanah


Air tanah merupakan air yang tersimpan pada lajur jenuh hingga kemudian
bergerak ke berbagai lapisan dan batuan tanah di Bumi sampai air tersebut
keluar sebagai mata air, atau terkumpul dalam satu danau, kolam, sungai, dan
laut. Batas atas lajur jenuh air disebut juga muka air tanah atau water table
(Fetter, 1994). Sejumlah besar air juga tersimpan sebagai air tanah di bawah
permukaan Bumi, yaitu di dalam pori-pori batuan sedimen dan pertahanan
batuan diperkirakan sekitar sepersepuluh cadangan air tanah telah
dimanfaatkan secara luar oleh banyak penduduk di berbagai negara melalui
pemakaian sumur-sumur bor atau mesin, kurang dari 1,5 juta miliar orang
memanfaatkan air tanah namun, cadangan air tanah semakin menipis
sehingga semakin sulit diperoleh.
Bedasarkan letaknya, air tanah dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Air Tanah Freatik adalah air tanah pada permukaan dangkal dimana
letaknya tidak jauh dari permukaan tanah dan berada diatas lapisan kedap
air. Contoh: air sumur.
2. Air Tanah Dalam (Artesis) adalah air yang terletak dianatar lapisan akuifer
dan batuan kedap air. Contoh: pada sumur artesis.

Berdasarkan asalnya, dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:


1. Air Tanah Meteorit (Vados) adalah air tanah yang berasal dari proses
presipitasi (hujan) awan yang tercampur dengan debu meteorit yang
kemudian mengalami kondensasi.
2. Air Tanah Baru (Juvenil) adalah air tanah yang berasal dari dalam Bumi
karena tekanan intruksi magma.
3. Air Konat adalah air tanah yang terkurung pada lapisan batuan purba.
Air tanah adalah bagian dari siklus hidrologi atau daur air yang
terus berjalan berulang, siklus air di Bumi dan atmosfer merupakan siklus
hujan alami yang menghasilkan air bersih cukup untuk mendukung
kehidupan di Bumi. Akan tetapi, bertambahnya penduduk membuat
kebutuhan air semakin meningkat serta terjadinya polusi kotoran makhluk
hidup yang menurunkan kualitas air bersih diberbagai tempat di dunia.
3
Lebih dari /4 bagian permukaan planet Bumi ditutupi oleh
air, sebagian besar berupa air garam. Hanya sekitar 2,5% yang berupa air
tawar, sekitar 70% dari air tawar ini yang terdapat di kawasan kutub
dalam bentuk lembaran-lembaran es raksasa.
Berikut data beberapa negara yang memiliki pasokan air bersih
paling rendah, antara lain:
1. Kongo 51%
2. Guinea 48%
3. Madagaskar 47%
4. Uritrea 46%
5. Guinea Ekuatorial 44%
6. Burkina 42%
7. Oman 39%
8. Chad 27%
9. Afganistan 13%

Negara tersebut merupakan Negara yang memiliki jumlah air


terendah. Hal ini disebabkan karena tempat tersebut mengalami
kekeringan atau bahkan karena pencemaran air.

B. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air Tanah


Berikut faktor-faktor yang memengaruhi kualitas air tanah :
1. Curah Hujan
Curah hujan merupakan faktor utama yang mempengaruhi potensi air
tanah, maka semakin banyak curah hujan, semakin banyak pula cadangan
air tanah. Namun sebaliknya, bila curah hujan sedikit, begitupun dengan
cadangan air tanah yang juga akan sedikit.
2. Material Bebatuan
Bebatuan sifatnya tidak menyerap air, namun biasanya air hujan akan
sampai ke tanah untuk diserap melalui celah celah bebatuan. Walau tidak
bersifat menyerap, namun bebatuan dapat membantu mengunci
keberadaan air tanah di dalam permukaan tanah.
3. Geomorfologi / Lereng
Faktor kemiringan lahan juga menjadi unsur yang mempengaruhi potensi
air tanah. Semakin datar sebuah permukaan tanah, maka air akan semakin
mudah disimpan di dalamnya. Namun sebaliknya, bila tingkat kemiringan
semakin besar, maka air bukan tersimpan, tapi justru mengalir ke tempat
yg lebih rendah.
4. Vegetasi
Pepohonan memiliki fungsi menyerap air hujan yang turun, untuk
kemudian disimpan di dalam tanah. Semakin banyak pepohonan, maka
semakin banyak air yang diserap dan tersimpan di dalam tanah.

Adapun akibat dari semakin berkurangnya air tanah, sebagai berikut :


1. Penurunan muka air tanah
Hal ini jika dibiarkan akan menyebabkan terjadinya penurunan dataran
tanah, yang ke depannya dataran tanah bisa terendam air laut karena
ketinggian dataran yang terus berkurang.
2. Terjadi kemiringan bangunan, jembatan, atau jalan.
Air tanah yg terus menerus disedot akan meninggalkan ruang kosong di
dalam permukaan tanah, sehingga lama kelamaan akan mengakibatkan
amblesnya permukaan tanah, yang juga berpengaruh pada tingkat
kemiringan bangunan, jalan, atau jembatan, yang tentunya juga
berhubungan erat dengan keselamatan jiwa masyarakat di suatu tempat.
3. Pencemaran air tanah
Biasanya pencemaran terjadi pada air tanah yg bersumber dari air tanah
dangkal. Tanpa sadar pencemaran mungkin terjadi karna sumur yang
berdekatan dengan septictank, kontaminasi kimiawi yang berlebih akibat
kandungan unsur tanah, atau akibat kegiatan industri, dan lainnya.
4. Intrusi air laut
Peristiwa ini merupakan perembesan air laut ke daratan. Hal ini akan
membuat air tanah bercampur dengan air asin, dan mengubah rasanya yg
tadinya tawar menjadi asin, sehingga tidak bisa untuk dikonsumsi.
C. Upaya Pelestarian Air Tanah
Masyarakat juga memiliki kewajiban dalam pengelolaan sumber daya air,
yaitu:
1) melindungi dan memelihara kelangsungan fungsi Sumber Daya
Air;
2) melindungi dan mengamankan Prasarana Sumber Daya Air;
3) melakukan usaha penghematan dalam penggunaan Air;
4) melakukan usaha pengendalian dan pencegahan terjadinya
pencemaran air;
5) melakukan perbaikan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan yang ditimbulkan;
6) memberikan akses untuk penggunaan Sumber Daya Air dari
Sumber Air yang berada di tanah yang dikuasainya bagi
masyarakat;
7) memberikan kesempatan kepada pengguna Air lain untuk
mengalirkan Air melalui tanah yang dikuasainya;
8) memperhatikan kepentingan umum; dan
9) melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berikut adalah beberapa cara melestarikan air tanah :
1. Melindungi lingkungan sumber air tanah
Cara melestarikan air tanah yang pertama yakni melindungi lingkungan
sumber air tanah. Perlindungan tersebut dimaksudkan agar air tanah
terhindar dari berbagai faktor pencemaran air seperti sampah dan zat kimia
berbahaya. Dengan melindungi sumber air tanah dari pencemaran, maka
air tanah dapat terjaga kelestariannya.
2. Melakukan konservasi air tanah
Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan membuat sumur resapan.
Sumur resapan ini berfungsi sebagai resapan air hujan yang jatuh ke
permukaan bumi. Dengan adanya sumur resapan, air hujan akan terserap
dengan cepat ke dalam tanah dan tidak menimbulkan genangan di
permukaan. Selain itu, manfaat sumur resapan yakni dapat dijadikan
sebagai cadangan air saat musim kemarau. Konservasi yang efektif
biasanya meliputi suatu paket langkah pengendalian yang terdiri dari :
a. Perlindungan dan Pelestarian Sumber Air, antara lain :
1) Pemeliharaan kelangsungan fungsi resapan air;
2) Pengendalian pemanfaatan sumber air;
3) Pengaturan daerah sempadan sumber air;
4) Rehabilitasi hutan dan lahan.
b. Pengawetan Air, antara lain :
1) Menyimpan air yang berlebihan dimusim hujan;
2) Penghematan air;
3) Pengendalian penggunaan air tanah.
3. Tidak menimbun sampah di dekat sumber air tanah
Menimbun sampah atau membuka tempat pembuangan akhir sampah di
dekat sumber air tanah dapat merusak kebersihan air tanah. Ketika
timbunan sampah terkena air hujan, maka air hujan akan membawa
kotoran- kotoran yang kemudian terserap ke dalam tanah. Air tanah bisa
saja menjadi keruh, tidak jernih lagi dan berbau tak sedap. Oleh sebab itu,
kita tidak boleh menimbun sampah di dekat sumber air tanah agar
kebersihan air tanah tetap terjaga.
Masih berhubungan dengan sampah, hendaknya kita bisa mengurangi
produksi sampah dengan cara mendaur ulang sampah terutama sampah
plastik. Sampah plastik membutuhkan waktu puluhan tahun agar terurai.
Hal ini dapat mencemari sumber air maupun tanah itu sendiri. Kegiatan
lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi sampah yakni
membawa tas belanja sendiri ketika hendak ke pasar, mengurangi
pembelian produk- produk yang menggunakan banyak plastik dan
membawa air minum sendiri ketika bepergian.
4. Menggunakan air tanah secara bijak
Setiap orang harus bijak dalam menggunakan air. Kita tidak bisa
mengeksplorasi air tanah secara berlebihan karena dapat mengancam
kelestarian air. Kita bisa melakukan penghematan air di mulai dari rumah
sendiri. Beberapa contoh kegiatan menghemat air yaitu menutup keran
secara rapat setelah digunakan untuk menyiram bunga atau mencuci
piring, tidak membuka keran secara longgar ketika mengalirkan air tanpa
menampungnya dan tidak boros air ketika mandi atau mencuci pakaian.
Dengan menghemat penggunaan air di rumah, maka kelestarian air tanah
bisa tetap terjaga dan kita terhindar dari bencana kekeringan saat musim
kemarau.
5. Mengurangi penggunaan zat kimiawi
Bahan kimia yang terlarut di dalam air bisa terserap ke dalam tanah dan
akhirnya mencemari sumber air tanah. Air tanah yang ada tidak dapat
digunakan karena tercemar oleh zat kimia. Jika sumber air tercemar maka
yang akan mengalami kerugian adalah manusia itu sendiri.
Manusia bisa saja kekurangan sumber air bersih. Tidak hanya manusia,
hewan ternak juga akan kekurangan air, tanaman di lahan pertanian juga
akan mengalami kekeringan. Jika sudah demikian, lagi- lagi manusia yang
mengalami kerugian.
6. Melakukan edukasi pada masyarakat
Berbagai permasalahan tentang air seperti kekurangan air bersih dan
pencemaran air disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
ketidakpahaman masyarakat tentang cara melestarikan air. Oleh karena itu,
masyarakat perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya menjaga
kelestarian air.
Edukasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan
dan seminar- seminar baik untuk masyarakat perkotaan maupun penduduk
di desa. Masyarakat juga dapat diajak untuk bergotong royong melakukan
kerjabakti membersihkan lingkungan dari sampah yang mencemari air
tanah. Dengan demikian, kesadaran masyarakat akan mulai terbangun dan
dapat berperan aktif dalam melestarikan sumber air.
7. Melindungi dan melestarikan hutan
Seperti yang telah kita pahami, bahwa hutan memiliki peran penting dalam
ketersediaan air tanah. Akar- akar pohon di hutan dapat membantu
menyerap air hujan yang jatuh di tanah. Air tersebut disimpan dan dapat
dijadikan cadangan air ketika musim kemarau. Apabila hutan gundul,
maka kita sendiri yang akan kesulitan memperoleh air bersih.
Untuk itu, kita harus melindungi hutan dari penebangan pohon secara liar
dan juga kebakaran hutan. Rehabilitasi hutan yang rusak perlu dilakukan
secara berkelanjutan. Setiap orang juga bisa memulai menanam pohon di
rumah dan di lingkungan tempat tinggal. Berbagai kegitan yang kita
lakukan untuk melindungi hutan sama saja melestarikan keberadaan
sumber air bersih.
8. Melakukan perawatan pipa air
Agar air tanah dapat digunakan, maka air harus dipompa dari dalam tanah
dan dialirkan menuju ke permukaan. Untuk mengalirkan air, masyarakat
biasanya menggunakan pipa. Pipa- pipa yang digunakan untuk
mengalirkan air harus dirawat secara berkala. Perlu dilakukan pengecekan
pada pipa secara rutin untuk mengetahui kondisi pipa. Jika ada pipa yang
bocor atau rusak maka harus segera diganti.
Apabila tidak melakukan pengecekan terhadap pipa air, kita tidak akan
tahu jika ada pipa yang bocor. Pipa yang bocor ini bisa menyebabkan
pemborosan air. Air yang keluar dari lubang pipa bocor akan terbuang
secara sia- sia, padahal kebutuhan air sangatlah banyak. Hal itu akan
mempengaruhi kuantitas air sehingga kita bisa saja mengalami kekurangan
air.
Dengan adanya peran serta masyarakat dalam pengelolaan sumber daya
air, diharapkan sumber daya air dapat dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat, sebagaiman diamanatkan dalam undang-undang
dasar.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Air merupakan salah satu siklus hidrologi di atmosfer bumi kita, air tidak
pernah berkurang maupun bertambah hanya berpindah tempat karena
siklus hidrologi, kebutuhan air terus meningkat seiring berjalannya waktu
ditambah menipisnya ketersediaan air bersih akibat kotoran maupun
limbah yang dihasilkan oleh manusia.

B. Saran
1. Masyarakat
Agar masyarakat tahu cara melestarikan dan penanggulangan
penipisan air tanah.
2. Pemerintah
Pemerintah harus tahu cara pencegahan penipisan dan mengurangi
penggunaan pompa air dari dasar tanah, dan dapat melakukan edukasi
pada masyarakat cara pelestarian air tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Pujiyanto, Sri. 2015. Rujukan Kilat. Solo. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Pujiyanto, Sri, dkk. 2019. Menjelajah Dunia Biologi. Solo. PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Rahardjo, Budi Sentot. 2020. Kimia Berbasis Eksperimen. Solo. PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
https://www.gramedia.com/literasi/airtanah
https://www.pdamdepok.co.id/berita/view?id=64

Anda mungkin juga menyukai