Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI

“ Sistem Hidrologi DAS”

Nama : Dinda Aulia Zahra


NIM : 3211419054
Prodi : Geografi
Dosen : Drs. Suroso, M. Si.
Dr. Edy Trihatmoko, S.Si., M.Sc.

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai memiliki peran yang sangat penting bagi siklus hidrologi,
kemampuannya menjaga dan menjadi tempat untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir
sebagai sumber kehidupan menjadi jaminan yang akan menyatukan komponen biotik
dan abiotik dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Semua proses hidrologi
berlangsung di DAS, sehingga DAS merupakan laboratorium alami dari ilmu hidrologi.
Unsur air, vegetasi, tanah, dan manusia harus berkesinambungan, sehingga dapat
memberikan manfaat sebesar – besarnya bagi manusia. Keseimbangan ini menyangkut
antar berbagai kepentingan baik pada masa kini maupun akan datang, meliputi
kepentingan ekologi, ekonomi, produksi, dan kelestarian lingkungan. Keberlangsungan
sistem hidrologi DAS sangat dipengaruhi oleh kondisi DAS tersebut. Degradasi
kawasan DAS akan menyebabkan terganggunya sistem hidrologi DAS. DAS
merupakan satu kesatuan ekosistem yang saling berhubungan. Dalan hal ini jika terjadi
gangguan pada satu bagian saja maka akan membawa dampak untuk bagian lainnya.
Terganggunya sistem hidrologi DAS akan menyebabkan berbagai hal buruk untuk
keberlangsungan makhluk hidup dan lingkungan. Pengelolaan DAS penting dilakukan
untuk menjaga keseimbangan sistem hidrologi DAS.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem hidrologi DAS?
2. Apa faktor yang dapat menganggu sistem hidrologi DAS dan bagaimana
dampaknya?
3. Bagaimana upaya untuk menjaga keseimbangan sistem hidrologi DAS?
4. Apa zona dalam sistem hidrologi DAS yang sesuai dengan DAS Mikro Bodri?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sistem hidrologi DAS.
2. Untuk mengetahui faktor yang dapat mengganggu sistem hidrologi DAS dan
dampaknya.
3. Untuk mengetahui upaya untuk menjaga keseimbangan hirologi DAS.
4. Untuk mengetahui zonasi sistem hidrologi DAS di DAS Mikro Sungai Bodri.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Sistem Hidrologi DAS


Sistem hidrologi DAS menggambarkan pengintegrasian proses – proses
hidrologis di DAS dalam kaitanya dengan sifat responsif suatu DAS. Sistem hidrologis
DAS dikendalikan oleh karakteristik spasial DAS, yaitu iklim, topografi, geologi,
tanah, vegetasi, dan penggunaan lahan. Untuk analisis hidrologi, suatu DAS dinyatakan
sabagai satu satuan spatial di mana permasalahan hidrologi perlu diselesaikan, sehingga
dikenal konsep satu DAS satu satuan wilayah pengelolaan. Dalam pemodelan
hidrologi, DAS dilihat sebagai sebuah sistem yang di dalamnya mempunyai beberapa
sub-sistem, seperti sub-sistem aliran (hidrologi), sub-sistem tata guna lahan, sub-sistem
kelembagaaan, dan sub-sistem sosial budaya. Sebagai sistem hidrologi, Daerah Aliran
Sungai (DAS) menerima input berupa curah hujan kemudian memprosesnya sesuai
dengan karakteristiknya menjadi aliran. Hujan yang jatuh dalam satu DAS sebagian
akan jatuh pada permukaan vegetasi, permukaan tanah atau badan air.

Pada skema tersebut, yang merupakan input adalah curah hujan. DAS berperan
sebagai pemroses. Menurut jenis dari DAS, proses-proses hidrologi ini bervariasi
menurut ruang dan waktu dalam batas DAS. Dalam hal ini DAS berfungsi sebagai
penangkap hujan (Cathment), penampung hujan (Storeage), dan pengalir air
(Drainage). Sedangkan output dalam skema tersebut antara lain adalah debit sungai
yang meliput hidrograf banjir, erosi dan sedimentasi, kualitas air, serta runoff yang
berupa overlandflow, interflow, baseflow. Zonasi DAS sebagai sistem hidrologi
dibedakan menjadai 4, yaitu kawasan pabrikan sungai, kawasan distribusi air ( outlet ),
kawasan pemakai air, serta kawasan pelepasan air.
2. Faktor yang dapat mengganggu sistem hidrologi DAS dan dampaknya
- Perubahan penggunaan lahan
Perubahan penggunaan lahan dapat berpengaruh pada kondisi hidrologi yang
berada di wilayah sungai tersebut. Berkurangnya areal hutan, pengelolaan tanaman
yang kurang baik di lereng-lereng bukit serta kurang tepatnya penggunaan lahan
menjadi faktor utama terjadinya erosi di daerah hulu. Perubahan tata guna lahan
yang tidak terkendali ini akan dapat menyebabkan volume aliran air permukaan
meningkat luar biasa dan kecepatan aliran air permukaan meningkat secara tajam,
sehingga daya kikis dan daya angkutnya menjadi luar biasa terhadap lapisan
permukaan tanah (proses erosi butiran-butiran tanah). Apabila kondisi ini dibiarkan
secara terus menerus, maka banyaknya tanah dan lumpur yang terbawa ke dalam
sungai akan mengakibatkan sedimentasi. Kondisi ini menyebabkan laju erosi,
pencucian hara dan penurunan kesuburan tanah semakin cepat. Apabila laju erosi
ini sangat besar maka akan terjadi penurunan kinerja suatu sistem persungaian yang
mana akan mengurangi daya tampung atau kapasitas sungai menjadi berkurang.

- Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng akan sangat berpengaruh terhadap laju aliran permukaan.
Tingkat kemiringan lereng sangat berpengaruh terhadap tingkat penampungan
volume air. Semakin tinggi tingkat kemiringan lereng yang berarti curam,
diasumsikan dapat menampung volume air yang masuk, sedangkan jika lerengnya
landai maka air akan langsung diteruskan ke daerah sekitar sungai. Hal ini dapat
menyebabkan banjir.

3. Upaya untuk Menjaga Keseimbangan Sistem Hidrologi DAS


Untuk menjaga keseimbangan sistem hidrologi DAS maka
penataan/pengelolaan ruang di kawasan DAS sangat perlu dilakukan. Tujuan
pengelolaan DAS adalah mengendalikan hubungan timbal balik antara sumberdaya
alam dan lingkungan DAS dengan kegiatan manusia. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menjaga kelestarian fungsi lingkungan agar tidak terjadi degradasi sumberdaya alam
sekaligus kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan DAS dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut.
- Penetapan garis sepadan sungai selebar 50 meter, sesuai dengan UU RI no 26, 2007
dan PP no 28, 2008 membebaskan segala bangunan pada garis sepadan sungai, dan
menjadikan ruang ini sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Wilayah ini dapat
difungsikan sebagai tambahan daerah resapan air.
- Penataan terhadap kemiringan badan sungai dengan cara mengurangi kecuraman
dengan membuat teras atau sengkedan.
- Pembuatan pemodelan sitem hidrologi DAS
Pemodelan digunakan untuk mensimulasi proses hidrologi di tempat-tempat yang
diperlukan.

4. Sistem Hidrologi DAS Mikro Sungai Bodri

DAS Mikro yang dipetakan termasuk ke dalam sub DAS Bodri bagian tengah. Hal ini
dapat dilihat dari lokasi DAS Mikro, serta morfologinya. Vegetasi di beberapa titik di
kawasan ini terlihat masih cukup lebat. Vegetasi yang cukup lebat ini dapat dimanfaatkan
sebagai daerah resapan air.

Dalam kaitannya dengan siklus hidrologi, DAS Mikro yang dipetakan termasuk ke
dalam kawasan distribusi air (outlet). Kawasan ini biasanya difungsikan sebagai kawasan
penyangga. DAS tengah biasanya dapat menyebarkan / mendistribusikan air dengan baik.
Hal ini dapat dilihat dari percabangan aliran sungai yang menyebar luas. Ini tentunya sangat
bermanfaat untuk pengairan lahan pertanian. Pada kawasan DAS Mikro ini terdapat
bendungan Juwero. Keberadaan bendungan ini tentunya dapat memampung air hujan,
mencegah banjir, serta mengalirkan air untuk kebutuhan pertanian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem hidrologi DAS menggambarkan pengintegrasian proses – proses
hidrologis di DAS dalam kaitanya dengan sifat responsif suatu DAS. Sebagai sistem
hidrologi, Daerah Aliran Sungai (DAS) menerima input berupa curah hujan kemudian
memprosesnya sesuai dengan karakteristiknya menjadi aliran. Untuk analisis hidrologi,
suatu DAS dinyatakan sabagai satu satuan spatial di mana permasalahan hidrologi perlu
diselesaikan, sehingga dikenal konsep satu DAS satu satuan wilayah pengelolaan.
Keberlangsungan sistem hidrologi DAS sangat dipengaruhi oleh kondisi DAS tersebut.
Terganggunya sistem hidrologi DAS akan menyebabkan berbagai hal buruk untuk
keberlangsungan makhluk hidup dan lingkungan. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengelolaan DAS seperti penataan ruang agar sistem hidrologi DAS dapat berlangsung
secara lancar.

B. Saran
DAS mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan. Semua proses
hidrologi berlangsung di DAS, sehingga DAS merupakan laboratorium alami dari ilmu
hidrologi. Mengingat fungsi DAS yang sangat vital maka kita semua perlu untuk
menjaga kelestarian kawasan DAS. Dalam hal ini diperlukan sinergitas antar semua
pihak yaitu masyarakat, pemerintah, serta pihak pengelola DAS untuk bersama – sama
menjaga kelestarian DAS.
Daftar Pustaka

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogjakarta : Gadjah
Mada University Press.

Nidejovi. 2020. “Siklus Air DAS sebagai Dasar Pemodelan Hidrologi”.


http://limnologi.lipi.go.id/newsdetail.php?id=1023

( Diakses pada Senin, 20 September 2020 )

Pawitan, Hidayat, 1998. Tinjauan Penelitian dan Pemodelan Hidrologi Daerah Aliran Sungai.
Bahan Diskusi Program Penelitian pada Baiai Teknologi Pengelolaan DAS Solo, 22
Januari, 21 hlm.

Rahardjo, Parino. 2011. Rehabilitasi Ekosistem Daerah Aliran Sungai Dengan Pendekatan
Penataan Ruang ( Kasus Das Paremang Kabupaten Luwu Sulawesi Selatan ). Seminar
Enviromental Talk: Toward A Better Green Living, Mercu Buana University , Jakarta
Indonesia 9-13 maret 2011.

Susilawati. 2014. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi


Di SUB DAS CIRASEA. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu
perpustakaan.upi.edu.

Anda mungkin juga menyukai