HIDROLOGI
Oleh :
Dian Prasetyo
Program Studi S-1 Pendidikan Teknik Bangunan
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Pengembangan sistem irigasi di masa lalu dilaksanakan bila beberapa syarat dapat dipenuhi
diantaranya : adanya lahan, sumber air yang cukup, tenaga penggarap, jalan masuk, input
usaha pertanian, pemanfaat / pasar dan dana pembangunan yang memadai. Pengembangan
umumnya memanfaatkan aliran air sungai (run off water) dengan membangun bendung
melintang sungai. Efisiensi pemanfaatan air belum mendapatkan perhatian sepenuhnya.
Irigasi umumnya merupakan pemanfaat terbesar dalam pengembangan sumberdaya air
satuan wilayah sungai, berkisar antara 70% sampai 90%. Peningkatan efisiensi penggunaan
air akan sangat besar manfaatnya bagi kepentingan lain terutama pada kondisi iklim yang
sangat kering. Efisiensi penyaluran air dari sumber air ke lahan pertanian menyangkut
beberapafaktor, yaitu: kondisi prasarana dan sarana pengairan, kepiawaian pengelola
prasarana dan sarana pengairan, pelaksanaan budidaya pertanian serta mekanisme paska
panen.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak Mesir Kuno telah dikenal dengan memanfaatkan Sungai Nil. Di
Indonesia, irigasi tradisional telah juga berlangsung sejak nenek moyang kita. Hal ini
dapat dilihat juga cara bercocok tanam pada masa kerajaan-kerajaan yang ada di
Indonesia. Dengan membendung sungai secara bergantian untuk dialirkan ke sawah.
Cara lain adalah mencari sumber air pegunungan dan dialirkan dengan bambu yang
bersambung. Ada juga dengan membawa dengan ember yang terbuat dari daun pinang
atau menimba dari sungai yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang
juga.
Pada zaman Hindia Belanda sistem irigasi adalah salah satu upaya Belanda
dalam melaksanakan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) pada tahun 1830. Pemerintah
Hindia Belanda dalam Tanam Paksa tersebut mengupayakan agar semua lahan yang
dicetak untuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang
optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya.
Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertanianya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat
dilakukan manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena tempat
yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan
mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian.
Sistem irigasi yang dulu telah mengenal saluran primer, sekunder, ataupun
tersier. Tetapi sumber air belum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di
Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber sungai yang disusun
dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan, di mana para
petani diharuskan membayar uang iuran sewa pemakaian air untuk sawahnya.
Sistem ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat di ...... mereka memanfaatkan
bengunan peninggalan belanda yang membendung daerah aliran sungai (DAS) kali
BAB II
KAJIAN TEORI DAN METODOLOGI PENULISAN
A. Kajian Teori
1. Pengertian Daerah Aliran Sungai
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu
hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung
bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut
atau danau. Linsley (1980) menyebut DAS sebagai A river of drainage basin in
the entire area drained by a stream or system of connecting streams such that
all stream flow originating in the area discharged through a single outlet.
Sementara itu IFPRI (2002) menyebutkan bahwa A watershed is a geographic
area that drains to a common point, which makes it an attractive unit for
technical efforts to conserve soil and maximize the utilization of surface and
subsurface water for crop production, and a watershed is also an area with
administrative and property regimes, and farmers whose actions may affect
each others interests.
2. Definis Daerah Aliran Sungai berdasarkan Fungsi
DAS berdasarkan fungsi, yaitu pertama DAS bagian hulu didasarkan
pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan
DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi
tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan
curah hujan. Kedua DAS bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air
sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan sosial
dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kuantitas air, kualitas air,
kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada
prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau. Ketiga DAS
bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk
komponen
komponen
DAS
dan
penelusuran
5. Sistem-Sistem Irigasi
a) Irigasi Permukaan
Irigasi permukaan terjadi dimana air dialirkan pada permukaan
lahan. Di sini dikenal alur primer,sekunder, tersier. Pengaturan air ini
dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi
akan mendapat air lebih dulu.
b) Irigasi Lokal
Sistem ini didistribusikan dengan pipanisasi. Di sini juga
berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air terlebih dahulu.
Namun air yang disebarkan hanya terbatas sekali atau secara lokal.
c) Irigasi dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprotan air atau
sprinkle. Air yang disemprotkan akan seperti kabut, sehingga tanaman
mendapat air dari atas, daun akan basah terlebih dahulu, kemudian
menetes ke akar.
d) Irigasi Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja secara perseorangan yang
banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus
menenteng ember.
e) Irigasi Pompa Air
Air di ambil dari sumur dalam dan dinaikan melalui pompa air,
kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau
saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
B. Metodologi Penulisan
1. Tempat
Waktu
2. Metode
a. Metode
b. Teknik Pengumpulan data : penulis melakukan observasi
BAB III
PEMBAHASAN
A. Sistem Pemanfaatan Daerah Aliran Sungai Kali Gunting
Sungai Kali Gunting adalah salah satu Sungai di Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang, yang berpusat di kawasan Pegunungan Wonosalam. Panjang
daerah aliran sungai Kali Gunting 12,875 Km dan mempunyai debit max 61,635 dan
min 1,829. Sepanjang daerah aliran sungai kali gunting banyak terdapat bangunanbangunan irigasi, seperti di desa Gedangan kecamatan Mojoagung, terdapat sebuah
bangunan bendungan yang berfungsi sebagai penaham sedimen dan pengairan irigasi.
10
Terdapat dua bangunan bagi yang membagi saluran irigasi ke lahan persawaan
dan mengarah ke permukiman warga. Pada bangunan bagi yang mengarah ke lahan
persawaan, saluran irigasi ini hambir mengairi sekitar 30 ha lahan persawaan yang
terbagi dalam parit-parit kecil. Kemudian bagunan bagi yang kedua mengarah ke arah
pemukiman warga, lebih dari 50 kepala keluarga yang dilewati saluran irigasi ini,
Debit air yang mengalami penurunan yang terjadi di DAS Kali Gunting di
tengarai oleh beberapa sebab, diantaranya :
a. Perencanaan bentuk penggunaan lahan dan praktek pengelolaan yang tidak
sesuai,
b. Pertambahan jumlah penduduk baik secara alami maupun buatan,
c. Kemiskinan dan kemerosotan ekonomi akibat keterbatasan sumber daya
manusia, sumber alam dan mata pencaharian,
d. Kelembagaan yang ada kurang mendukung pelayanan kepada para petani di
hulu / hutan,
e. Kebijakan perlindungan dan peraturan legislatip, tidak membatasi kepemilikan
/ penggunaan lahan,
f. Ketidakpastian penggunaan hak atas tanah secara defakto pada lahan hutan.
Kerusakan DAS terjadi dibanyak tempat dengan kuantitas yang berbeda sehingga
menimbulkan :
a. Penurunan kapasitas produksi sumber lahan akibat erosi tanah dan timbulnya
perubahan kondisi hidrologi, biologi, kimia dan sifat fisik tanh,
11
b. Pengurangan kualitas dan atau kuantitas air permukaan dan air tanah sehingga
menambah resiko kerusakan akibat banjir di hilir,
c. Pengurangan kualitas dan atau kuantitas sumber biomassa alam dan
mengurangi perlindungan terhadap penutup permukaan lahan oleh tanaman,
d. Penurunan genetik, jenis dan keragaman ekosistim didalam dan diluar DAS,
e. Kerusakan ekosistim terumbu karang di sekitar pesisir pantai.
12
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pelaksanaan dapat disimpulkan bahwasanya irigasi yang diterapkan di Desa
Gedangan Kecamatan Mojoagung cukup baik, sehingga dapat memenuhi kebuutuhan air
untuk lahan persawahan di desa tersebut sehingga meningkatkan hasil / produksi pertanian di
desa tersebut.
SARAN
Saran yang dapat kami sampaikan untuk masyarakat desa tersebut sebaiknya menjaga
aliran irigasi agar tidak rusak, dan sering-sering membersihkan saluran irigasi agar air
mengalir dengan lancar dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
pertumbuhan dan perkembangannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dan selalu
menjaga bangunan-bangunan air yang menjadi komponen utama saluran irigasi tersebut,
khusunya pintu-pintu air.
13
LAMPIRAN
14
15
DAFTAR PUSTAKA
http://id.m.wikipedia.org/wiki/irigasi
https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=lahan_pertanian&action=edit&redlink=1
16