Anda di halaman 1dari 4

QUIZ Ke – 1.

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

NAMA : ARYA SARDI


NIM : 18310125
KELAS :A

SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan pengelolaan sumber daya air menurut prinsip IWRM.
2. Sebutkan dan jelaskan aspek – aspek dalam pengelolaan sumber daya air.
3. Sebutkan dan jelaskan permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konservasi kualitas dan lonservasi
kuantitas.
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konservasi teknis dan konservasi
vegetative, berikan masing –masing contohnya.

PENYELESAIAN

1. Pengelolaan sumberdaya air secara terpadu adalah suatu proses yang


mengedepankan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya terkait lainnya
secara terkoordinasi dalam rangka memaksimalkan resultan ekonomi dan
kesejahteraan sosial secara adil tanpa mengorbankan kelanjutan
(sustainability) ekosistem yang vital. Prinsip-prinsip pengelolaan air secara
terpadu ini dikembangkan sebagai respon terhadap pola pengelolaan
sumberdaya air yang diterapkan selama ini yang cenderung terpisah-pisah
sehingga menimbulkan berbagai persoalan seperti banjir, intrusi air laut
karena pengambilan air tanah yang berlebihan, pencemaran, dan sebagainya.
Keterpaduan ini mencakup dua komponen besar, yaitu keterpaduan pada
system alam dan keterpaduan pada
sistem manusia.
2. Pada komponen system alam (natural system), setidaknya ada enam aspek
keterpaduan yang diperlukan, yaitu:
a) Keterpaduan berbagai kepentingan yang berkaitan dengan air diantaranya
daerah hulu dan hilir;
b) Keterpaduan diantara pengelolaan kuantitas dan kualitas;
c) Keterpaduan diantara pengelolaan air permukaan dan air bawah tanah;
d) Keterpaduan diantara penggunaan lahan dan pengelolaan air (berkaitan
dengan siklus
hidrologi);
e) Keterpaduan diantara pengelolaan “green water” (air yang digunakan
untuk evapotranspirasi) dan “blue water” (air yang mengalir di sungai atau
air di akuifer);
f) Keterpaduan diantara pengelolaan air tawar dengan pengelolaan daerah
pantai.

Pada komponen system manusia (human system) setidaknya ada empat


aspek keterpaduan yang diperlukan, yaitu:

a) Keterpaduan antara sector dalam pembuatan kebijakan nasional (cross-


sectorral integration in national policy development). Kebijakan sumberdaya
air perlulah terintregasi baik dengan kebijakan pembangunan ekonomi,
sosial, maupun kebijakan pembangunan sektoral. Sebaliknya kebijakan
ekonomi dan social perlulah memperhitungkan implikasinya terhadap
sumberdaya air;

b) Keterpaduan semua stakeholders dalam perencanaan dan pengambilan


keputusan, Keterpaduan dalam aspek ini merupakan elemen kunci dalam
menciptakan keseimbangan
dan keberlanjutan penggunaan air. Realitasnya adalah bahwa masing-masing
stakeholders
mempunyai kepentingan yang berbeda dan sering bertentangan (konflik)
satu sama lain;
c) Keterpaduan diantara pengelolaan air dan air limbah. Aspek penting disini
adalah bagaimana air limbah bias menjadi penambahan yang bermanfaat
terhadap aliran air atau
suplai air. Tanpa pengelolaan yang terkoordinasi aliran air kimbah akan
mencemari air tawar dan mengurangi suplai efektif yang tersedia.

3. Permasalahan Sumber Daya Air:


1. Pengaruh Global Climate Change. Pengaruh global climate change
seperti “efek rumah kaca”, pemanasan global dan sebagainya
menyebabkan semakin sering dan semakin besarnya intensitas “extreme
climate events” sebagaimana dua kejadian yang berlawanan yang kita
alami akhir-akhir ini yaitu LaNina (fenomena /curah hujan dengan
intensitas tinggi yang berlangsung lama disuatu tempat) dan ElNino
( fenomena sebaliknya /kekeringan).
2. Kerusakan Daerah Aliran Sungai. Semakin meluasnya degradasi DAS
dan semakin tingginya sedimentasi akibat pembabatan hutan dan praktek
pertanian serta perkebunan yang tidak mengikuti aspek konservasi tanah
dan air yang didorong oleh tekanan kependudukan dan meningkatnya
kegiatan ekonomi dan tata guna tanah serta tata ruang yang tidak
kondusif.
3. Kerusakan Sumber Air. Menyempitnya  sungai-sungai karena tingginya
tingkat kandungan lumpur akibat erosi dan sedimentasi yang disebabkan
rusaknya DAS maupun akibat sampah yang dibuang penduduk disekitar
sungai. Sungai yang menyempit akan menyebabkan melimpahnya aliran
sungai diwaktu banjir. Adanya situ-situ yang dikonversi menjadi daerah
pemukiman menyebabkan semakin menurunnya resapan untuk “recharge”
air tanah.  Tercemarnya sumber-sumber air seperti sungai, danau, dan
waduk oleh limbah industri, penduduk maupun pertanian.
4. Krisis Air.Semakin meningkatnya kekurangan air dan konflik antar
pemakai tentang penggunaan air yang terjadi terutama pada musim
kemarau di daerah-daerah rawan air meskipun siklus curah hujan relative
sama dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena disatu sisi pasokan air
alamiah (curah hujan) relatif sama tapi kualitas air yang secara alamiah
mengalir di sungai menurun akibat menurunnya fungsi resapan dari DAS
serta pencemaran air sungai akibat prilaku bahwa sungai adalah tempat
pembuangan segala macam sampah dan limbah yang paling gampang.
Disisi lain, kebutuhan air semakin meningkat akibat pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan ekonomi, sehingga telah terjadi ketidak
seimbangan  antara pasokan air dan kebutuhan akan air.
5. Perilaku boros air, tidak peduli dan tidak ramah lingkungan. Perilaku
masyarakat yang boros air dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari ,
demikian juga pembuangan sampah padat dan limbah cair ke air dan
sumber air tidak saja menyebabkan penyempitan sungai tetapi juga
menebarkan bau tidak sedap disepanjang sungai/kanal.

4. Konservasi adalah segenap proses pengelolaan suatu tempat agar makna


kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik. Juga merupakan
pemeliharaan dan perlindungan sesuatu yang dilakukan secara teratur untuk
mencegah kerusakan.
- Kuantitas yang dimaksud dalam konservasi adalah kawasan, kawasan itu
sendiri mempunyai pengertian yakni wilayah dengan fungsi utama
lindung atau budidaya (UU no 32 tahun 2009) tentang kawasan lindung
- Kualitas merupakan ekosistem yang terdapat pada kawasan lindung
sebagai penjaga dan pemelihara kawasan hutan lindung

5. Konservasi vegetatif :
Adalah suatu cara pengelolaan lahan miring dengan menggunakan tanaman
sebagai sarana konservasi tanah (Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah
ini selain untuk mencegah atau mengendalikan bahaya erosi juga dapat
berfungsi memperbaiki struktur tanah, menambahkan bahan organik tanah,
mencegah proses pencucian unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur
tanah. Contoh : penghutanan kembali, wanatani (agroforesty).

Konservasi teknis :
Merupakan metode konservasi tanah berupa perlakuan fisik mekanik
maupun bangunan yang diberikan pada tanah untuk menghambat aliran
permukaan serta menampung dan menyalurkannya. Contoh : Bendungan,
waduk.

Anda mungkin juga menyukai