DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. Nurul Jamala B., MT.
DISUSUN OLEH:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Sumber Daya Air”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana pengelolaan Sumber Daya Air bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu dosen pengampu dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi
manfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk
flora, fauna dan kehidupan manusia di bumi dan kebutuhan manusia dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari berbeda-beda dalam bidang kehidupan. Sebagai sumber daya alam
maka dilakukan kegiatan pemeliharaan Sumber daya air penting agar mereka yang
membutuhkan air dapat memilikinya kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya untuk sarana dan kebutuhan air minum dan sanitasi mata pencahariannya sebagai
petani untuk mengairi dan mengairi tanamannya memproduksi berbagai produk yang
proses produksinya membutuhkan air. Karena ada banyak Jika membutuhkan air, bukan
tidak mungkin tidak ada air di bumi cukup karena keberadaannya terbatas. Selain
keberadaan air di bumi terbatas, sebenarnya penyebarannya di muka bumi ini juga tidak
merata, seperti daerah kering dan gurun pasir jumlah air lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah air di daerah hutan hujan tropis.
Keberadaan air di muka bumi dapat berwujud sebagai uap air, awan, air hujan, air
laut, salju, air permukaan (mata air, air sungai, air danau, air rawa), dan air tanah. Suatu
badan air yang menjadi sumber air baku di permukaan bumi sering menerima buangan
limbah sehingga menjadi tercemar. Kondisi badan air yang air bakunya tergolong tercemar
karena tidak cukup mendapatkan pengenceran dengan air baku yang murni (H2O). Untuk
itu, keberhasilan pengelolaan air dari aspek kualitas air sangat dipengaruhi oleh interaksi
antara air dengan kualitas media yang dilalui oleh air serta pengelolaan limbah yang
dibuang ke dalam air baku di suatu badan air.
Sesuai dengan Undang-Undang Sumber Daya Air Nomor 7 Tahun 2004, Indonesia
mengadopsi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu yaitu Integrated
Water Resources Management (IWRM) atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
(PSDAT) untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air dalam mencapai kesejahteraan
umum dan pelestarian lingkungan. Pengelolaan sumber daya air merupakan suatu proses
yang mendorong keterpaduan antara pembangunan dan pengelolaan air, tanah, dan sumber
daya lainnya, dengan tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial ekonomi dan
memperhatikan keberlanjutan ekosistem.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
2. Lingkup Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
3. Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
4. Ilustrasi Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
BAB 2
PEMBAHASAN
Terkait dengan air dan sumber daya air (SDA) dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Air: semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, seperti
air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat
2. Sumber air: tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah
3. Daya air: potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber daya air yang dapat
member manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan manusia dan lingkungannya
4. Sumber daya air: air, sumber air, dan daya air yang dikandung di dalamnya.
Pengelolaan SDA Terpadu (menurut wacana Global) adalah Proses Pengelolaan SDA
yang memadukan antara sumber daya air dengan sumber daya terkait lainnya antar sektor,
antar wilayah secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan dan
diselenggarakan dengan pendekatan partisipatif.
Pengelolaan Sumber Daya air yang terpadu (sesuai UU 7/2004) diselenggarakan secara
menyeluruh (perencanaan, pelaksanaan, monitor dan evaluasi, konstruksi, pendayagunaan,
pengendalian), terpadu (stakeholdes, antar sektor, wilayah) dan berwawasan lingkungan
hidup (keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan) dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan (antar generasi) untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Terdapat 3 (tiga) permasalahan pokok yang dapat dirasakan sedemikian sehingga
PSDAT diperlukan yaitu masalah umum (krisis air, krisis perilaku, krisis penyelenggaraan
pengelolaan), masalah aktual (ketahanan pangan, pelayanan air bersih, banjir, pencemaran,
degradasi DAS), masalah pengelolaan masa lalu.
Perkembangan PSDAT itu sendiri terdiri dari proyek ekaguna, multiguna dan terpadu.
Yang diperlukan dalam PSDAT adalah integrasi dan interaksi antara sistem alam dan
sistem sosial
Pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dilandaskan pada strategi yang
berupaya untuk mencapai keseimbangan dan keselarasan antara aspek ekonomi, ekologis,
dan sosial budaya untuk meningkatkan daya guna air, meminimalisir kerugian, serta
memperbaiki dan melakukan konservasi lingkungan. Adapun kebijakan dasar untuk
melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan meliputi pembangunan
dalam rangka peningkatan ekonomi, pengurangan produksi limbah, penetapan standar
mutu lingkungan, kapasitas sumber daya alam, peran serta atau partisipasi masyarakat.
Sedangkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air yang dapat
diimplementasikan adalah menjaga kelangsungan fungsi resapan air, pengendalian
pemanfaatan sumber air, pengaturan daerah sempadan sumber air, pemulihan hutan dan
lahan, penghematan air, pengendalian penggunaan air tanah, pengelolaan kualitas air,
pengendalian pencemaran air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian kerusakan
air, sistem informasi dan teknologi sumber daya air tanah, serta pemberdayaan dan
pengedukasian masyarakat.
Upaya konservasi air dalam rangka menjaga kelestarian air menjadi tuntutan utama.
Beberapa konsep konservasi telah diusulkan, mulai dari sumur resapan, lubang biopori,
embung, penghijauan, program kali bersih (PROKASIH), dan lain sebagainya, namun
sejauh ini tidak ada/belum jelas hasilnya, bahkan beberapa kegiatan ini sekedar seremonial
saja. Masalah pengelolaan air di Indonesia tidak hanya bergantung pada masalah teknis,
banyak masalah sosial, ekonomi dan lingkungan yang saling berkaitan, sehingga pada
akhirnya keputusan politis menjadi cukup penting untuk menyelesaikan masalah ini.
Seharusnya peraturan perundangan yang ada lebih memperhatikan kelangkaan air yang
saat ini menjadi isu internasional.
Menurut Modul Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu yang dikeluarkan kementrian
PUPR, terdapat beberapa persyaratan dalam penerapan pengelolaan sumber daya air
terpadu, yaitu:
1. Memiliki lembaga Pengelola SDA Wilayah Sungai yang handal dilandasi dasar hukum
yang kuat, diterima para pemilik kepentingan dan memiliki SDM yang kompeten.
2. Memiliki kebijakan, pola dan rencana pengelolaan SDA.
3. Memiliki data, model, sistem, fasilitas pengelolaan SDA.
4. Memiliki wadah koordinasi dan komunikasi antar pemilik kepentingan sebagai
perangkat manajemen partisipatif.
5. Memiliki sasaran yang jelas.
Ada pula pola pengelolaan sumber daya air yang disusun dengan mengacu pada
beberapa informasi, yaitu antara lain penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air yang
dilakukan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang bersangkutan, kebutuhan
sumber daya air bagi semua pemanfaat di wilayah sungai yang bersangkutan, keberadaan
masyarakat hukum adat setempat, sifat alamiah dan karakteristik sumber daya air dalam
satu kesatuan sistem hidrologis, aktivitas manusia yang berdampak terhadap kondisi
sumber daya air, kepentingan generasi masa kini dan mendatang, serta lingkungan hidup.
Daerah resapan air pada hakikatnya adalah sebuah daerah yang disediakan
untuk masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga
membentuk suatu aliran air di dalam tanah. Fungsi dari daerah resapan air sendiri
adalah untuk menampung debit air hujan yang turun di daerah tersebut. Secara
tidak langsung daerah resapan air memegang peran penting sebagai pengendali
banjir dan kekeringan di musim kemarau.
Sumur bor adalah salah satu proses penggalian tanah yang dilakukan agar bisa
mendapatkan sumber mata air yang berada di dalam tanah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan SDA Terpadu adalah Proses Pengelolaan SDA yang memadukan antara
sumber daya air dengan sumber daya terkait lainnya antar sektor, antar wilayah secara
berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan dan diselenggarakan dengan
pendekatan partisipatif. Pengelolaan Sumber Daya air yang terpadu diselenggarakan secara
menyeluruh , terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Purwanto, Yanuar J. 2021. Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air. Pustaka Universitas
Terbuka diakses pada 7 Maret melalui https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PWKL4221-M1.pdf.
Modul Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. 2017. Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Arruzzi. 2021. “Pengelolaan Sumber Daya Air dan Kesejahteraan Rakyat”. Diakses pada
tanggal 6 Maret melalui ekonomikerakyatan.ugm.ac.id
Harahap, Fitri Ramdani. 2022. “Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan”. Diakses
pada tanggal 6 Maret melalui Ubb.ac.id