Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. Nurul Jamala B., MT.

Dr. Nurul Nadjmi, ST. MT.

DISUSUN OLEH:

Annisa Putri Bachtiar (D051211019)


Avrina Dewi Nacita (D051211021)
Desy Ar’shyd Khatimah (D051211049)
Fathiyah Fatimah Bima (D051211016)
Rhaema Sari Totoan (D051211045)
Rafli Arrasyid (D051211003)

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengelolaan Sumber Daya Air”. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang bagaimana pengelolaan Sumber Daya Air bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Ibu dosen pengampu dan semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi
manfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.

Gowa, 7 Maret 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber daya air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk
flora, fauna dan kehidupan manusia di bumi dan kebutuhan manusia dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari berbeda-beda dalam bidang kehidupan. Sebagai sumber daya alam
maka dilakukan kegiatan pemeliharaan Sumber daya air penting agar mereka yang
membutuhkan air dapat memilikinya kesempatan yang sama untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya untuk sarana dan kebutuhan air minum dan sanitasi mata pencahariannya sebagai
petani untuk mengairi dan mengairi tanamannya memproduksi berbagai produk yang
proses produksinya membutuhkan air. Karena ada banyak Jika membutuhkan air, bukan
tidak mungkin tidak ada air di bumi cukup karena keberadaannya terbatas. Selain
keberadaan air di bumi terbatas, sebenarnya penyebarannya di muka bumi ini juga tidak
merata, seperti daerah kering dan gurun pasir jumlah air lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah air di daerah hutan hujan tropis.

Keberadaan air di muka bumi dapat berwujud sebagai uap air, awan, air hujan, air
laut, salju, air permukaan (mata air, air sungai, air danau, air rawa), dan air tanah. Suatu
badan air yang menjadi sumber air baku di permukaan bumi sering menerima buangan
limbah sehingga menjadi tercemar. Kondisi badan air yang air bakunya tergolong tercemar
karena tidak cukup mendapatkan pengenceran dengan air baku yang murni (H2O). Untuk
itu, keberhasilan pengelolaan air dari aspek kualitas air sangat dipengaruhi oleh interaksi
antara air dengan kualitas media yang dilalui oleh air serta pengelolaan limbah yang
dibuang ke dalam air baku di suatu badan air.

Sesuai dengan Undang-Undang Sumber Daya Air Nomor 7 Tahun 2004, Indonesia
mengadopsi Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air secara terpadu yaitu Integrated
Water Resources Management (IWRM) atau Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
(PSDAT) untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya air dalam mencapai kesejahteraan
umum dan pelestarian lingkungan. Pengelolaan sumber daya air merupakan suatu proses
yang mendorong keterpaduan antara pembangunan dan pengelolaan air, tanah, dan sumber
daya lainnya, dengan tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial ekonomi dan
memperhatikan keberlanjutan ekosistem.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
2. Lingkup Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
3. Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
4. Ilustrasi Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Sumber Daya Air


Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara
alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktifitas daratan.

Terkait dengan air dan sumber daya air (SDA) dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Air: semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, seperti
air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat
2. Sumber air: tempat atau wadah air alami dan atau buatan yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah
3. Daya air: potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber daya air yang dapat
member manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan manusia dan lingkungannya
4. Sumber daya air: air, sumber air, dan daya air yang dikandung di dalamnya.

Pengelolaan SDA Terpadu (menurut wacana Global) adalah Proses Pengelolaan SDA
yang memadukan antara sumber daya air dengan sumber daya terkait lainnya antar sektor,
antar wilayah secara berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan dan
diselenggarakan dengan pendekatan partisipatif.
Pengelolaan Sumber Daya air yang terpadu (sesuai UU 7/2004) diselenggarakan secara
menyeluruh (perencanaan, pelaksanaan, monitor dan evaluasi, konstruksi, pendayagunaan,
pengendalian), terpadu (stakeholdes, antar sektor, wilayah) dan berwawasan lingkungan
hidup (keseimbangan ekosistem dan daya dukung lingkungan) dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan (antar generasi) untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Terdapat 3 (tiga) permasalahan pokok yang dapat dirasakan sedemikian sehingga
PSDAT diperlukan yaitu masalah umum (krisis air, krisis perilaku, krisis penyelenggaraan
pengelolaan), masalah aktual (ketahanan pangan, pelayanan air bersih, banjir, pencemaran,
degradasi DAS), masalah pengelolaan masa lalu.
Perkembangan PSDAT itu sendiri terdiri dari proyek ekaguna, multiguna dan terpadu.
Yang diperlukan dalam PSDAT adalah integrasi dan interaksi antara sistem alam dan
sistem sosial

B. Lingkup Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu


Pengelolaan sumber daya air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber
daya air, dan pengendalian daya rusak air.
Tujuan utama dalam pola dan rencana pengelolaan sumber daya air adalah untuk
keamanan dan ketahanan sumber daya air itu sendiri. Ketahanan air (water security) adalah
ketersediaan baik kuantitas maupun kualitas air untuk kehidupan, kesehatan, dan untuk
keberlanjutan ekosistem itu sendiri. Ketersediaan air yang memadai baik kuantitas dan
kualitasnya dapat mendukung ketahanan pangan dan ketahanan energi.
Lingkup Pengelolaan SDA Terpadu merangkum suatu upaya-upaya (merencanakan,
melaksanakan, memantau dan mengevaluasi) dalam penyelenggaraan konservasi -
pendayagunaan - pengendalian daya rusak SDA, dengan tujuan:
1. Menjaga kelangsungan keberadaan daya dukung, daya tampung, daya fungsi SDA.
2. Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan
kebutuhan pokok kehidupan masyarakan secara adil.
3. Mencegah, menanggulangi, dan memulihkan akibat kerusakan kualitas lingkungan
yang diakibatkan oleh daya rusak air.

Pendayagunaan sumber daya air adalah upaya penatagunaan, penyediaan,


penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar
berhasil guna dan berdaya guna. Tujuan dari pendayagunaan sumber daya air adalah
Memanfaatkan SDA secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
pokok kehidupan masyarakat secara adil.
Lingkup Pendayagunaan Sumber Daya Air sebagai berikut:
a) Penatagunaan SDA.
1. Penetapan zona pemanfaatan SDA dgn memperhatikan fungsi lindung.
2. Penetapan zona pemanfaatan SDA dgn memperhatikan fungsi
pemanfaatan.
3. Penetapan peruntukan air pada sumber air.
b) Penyediaan SDA.
1. Penyediaan air untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Penyediaan air untuk kebutuhan air bagi pertanian rakyat dalam
3. sistema irigasi yang sudah ada.
4. Penyediaan air untuk kebutuhan lain, misalnya untuk sanitasi dan lain lain.
c) Penggunaan SDA.
1. Penggunaan SDA untuk kebutuhan pokok sehari-hari.
2. Penggunaan SDA untuk pertanian rakyat dalam sistem irigasi yang sudah
ada.
3. Penggunaan SDA untuk kebutuhan lain, misalnya untuk sanitasi.
d) Pengembangan SDA.
1. Pengembangan SDA permukaan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
2. Pengembangan air tanah pada cekungan air tanah untuk memenuhi berbagai
kebutuhan.
3. Pengembangan air hujan untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
4. Pengembangan air laut yang berada di darat untuk memenuhi berbagai
kebutuhan.
e) Pengusahaan SDA.
1. Penggunaan air pada lokasi tertentu sesuai persyaratan yang ditentukan
dalam izin.
2. Penggunaan wadah air pada suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang
ditentukan dalam izin.
3. Pemanfaatan daya air pd suatu lokasi tertentu sesuai persyaratan yang
ditentukan dalam izin
C. Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Pengelolaan sumber daya air secara berkelanjutan dilandaskan pada strategi yang
berupaya untuk mencapai keseimbangan dan keselarasan antara aspek ekonomi, ekologis,
dan sosial budaya untuk meningkatkan daya guna air, meminimalisir kerugian, serta
memperbaiki dan melakukan konservasi lingkungan. Adapun kebijakan dasar untuk
melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan meliputi pembangunan
dalam rangka peningkatan ekonomi, pengurangan produksi limbah, penetapan standar
mutu lingkungan, kapasitas sumber daya alam, peran serta atau partisipasi masyarakat.
Sedangkan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air yang dapat
diimplementasikan adalah menjaga kelangsungan fungsi resapan air, pengendalian
pemanfaatan sumber air, pengaturan daerah sempadan sumber air, pemulihan hutan dan
lahan, penghematan air, pengendalian penggunaan air tanah, pengelolaan kualitas air,
pengendalian pencemaran air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian kerusakan
air, sistem informasi dan teknologi sumber daya air tanah, serta pemberdayaan dan
pengedukasian masyarakat.
Upaya konservasi air dalam rangka menjaga kelestarian air menjadi tuntutan utama.
Beberapa konsep konservasi telah diusulkan, mulai dari sumur resapan, lubang biopori,
embung, penghijauan, program kali bersih (PROKASIH), dan lain sebagainya, namun
sejauh ini tidak ada/belum jelas hasilnya, bahkan beberapa kegiatan ini sekedar seremonial
saja. Masalah pengelolaan air di Indonesia tidak hanya bergantung pada masalah teknis,
banyak masalah sosial, ekonomi dan lingkungan yang saling berkaitan, sehingga pada
akhirnya keputusan politis menjadi cukup penting untuk menyelesaikan masalah ini.
Seharusnya peraturan perundangan yang ada lebih memperhatikan kelangkaan air yang
saat ini menjadi isu internasional.
Menurut Modul Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu yang dikeluarkan kementrian
PUPR, terdapat beberapa persyaratan dalam penerapan pengelolaan sumber daya air
terpadu, yaitu:
1. Memiliki lembaga Pengelola SDA Wilayah Sungai yang handal dilandasi dasar hukum
yang kuat, diterima para pemilik kepentingan dan memiliki SDM yang kompeten.
2. Memiliki kebijakan, pola dan rencana pengelolaan SDA.
3. Memiliki data, model, sistem, fasilitas pengelolaan SDA.
4. Memiliki wadah koordinasi dan komunikasi antar pemilik kepentingan sebagai
perangkat manajemen partisipatif.
5. Memiliki sasaran yang jelas.

Gambar 1. Ilustrasi tata cara Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Ada pula pola pengelolaan sumber daya air yang disusun dengan mengacu pada
beberapa informasi, yaitu antara lain penyelenggaraan pengelolaan sumber daya air yang
dilakukan oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang bersangkutan, kebutuhan
sumber daya air bagi semua pemanfaat di wilayah sungai yang bersangkutan, keberadaan
masyarakat hukum adat setempat, sifat alamiah dan karakteristik sumber daya air dalam
satu kesatuan sistem hidrologis, aktivitas manusia yang berdampak terhadap kondisi
sumber daya air, kepentingan generasi masa kini dan mendatang, serta lingkungan hidup.

D. Ilustrasi Penerapan Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu

Contoh pengelolaan sumber daya air adalah sebagai berikut:

a) Menyediakan dan menjaga daerah-daerah resapan air

Daerah resapan air pada hakikatnya adalah sebuah daerah yang disediakan
untuk masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona jenuh air sehingga
membentuk suatu aliran air di dalam tanah. Fungsi dari daerah resapan air sendiri
adalah untuk menampung debit air hujan yang turun di daerah tersebut. Secara
tidak langsung daerah resapan air memegang peran penting sebagai pengendali
banjir dan kekeringan di musim kemarau.

Gambar 2. Lubang Resapan Biopori

Untuk memperbaiki dan menambah daerah resapan air bisa dilakukan


dengan cara-cara berikut :

1) Menentukan vegetasi yang tepat untuk ditanam di daerah resapan. Beberapa


diantaranya adalah bambu, beringin, bisbul (sejenis kesemek), rambutan,
nangka, manggis, dan matoa.
2) Memperbaiki kondisi tanah agar mudah menyerap air
3) Membuat lubang biopori. Pembuatan lubang biopori dapat dilakukan oleh
secara pribadi di rumah-rumah sehingga jika dilakukan secara kolektif akan
menambah jumlah resapan air di kota besar.
4) Menambah ruang terbuka hijau, misal taman kota.
5) Membuat sumur resapan
6) Menjaga agar luas daerah resapan air tidak terkonversi menjadi bangunan-
bangunan yang tidak ramah lingkungan.
b) Membuat Sumur Bor (artesis) untuk persediaan air dalam tanah

Gambar 3. Contoh Sumur Bor

Sumur bor adalah salah satu proses penggalian tanah yang dilakukan agar bisa
mendapatkan sumber mata air yang berada di dalam tanah.

Manfaat penyediaan sumur bor:

1) Sumber air gratis


2) Merupakan air dengan kualitas yang baik bagi tubuh
3) Air tanah bisa disimpan di dalam toren air

c) Melakukan netralisasi kandungan limbah industri

Gambar 4. Proses Netralisasi

Proses netralisasi merupakan suatu reaksi yang bertujuan untuk menetralkan


pH atau keasaman air limbah sampai menjadi netral. Hal ini dimaksudkan agar
proses pengolahan air limbah secara biologis dapat berjalan dengan baik.
d) Pembangunan dan rehabilitasi tampungan air seperti waduk dan bendungan

Gambar 5. Waduk dan Bendungan

Bendungan atau waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada


permukaan tanah yang dimaksudkan untuk menyimpan/ menampung air saat terjadi
kelebihan air/musim penghujan, kemudian air yang melimpah tersebut
dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan berbagai keperluan lainnya pada saat
musim kemarau.

Beberapa manfaat waduk atau bendungan antara lain:

1) Menyimpan Cadangan Air


2) Mencegah Banjir
3) Menyediakan Irigasi
4) Menjadi Tempat Wisata
5) Menyediakan Energi untuk Pembangkit Listrik
6) Menyediakan Tempat Budidaya Perikanan
7) Menjadi Tempat Konservasi Tumbuhan dan Hewan
8) Menyediakan Arena Olahraga Air
9) Memudahkan Transpotasi di Pedalaman
10) Menyediakan Sumber Daya Hayati yang Dapat Dimanfaatkan
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan SDA Terpadu adalah Proses Pengelolaan SDA yang memadukan antara
sumber daya air dengan sumber daya terkait lainnya antar sektor, antar wilayah secara
berkelanjutan tanpa harus mengorbankan lingkungan dan diselenggarakan dengan
pendekatan partisipatif. Pengelolaan Sumber Daya air yang terpadu diselenggarakan secara
menyeluruh , terpadu dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan mewujudkan
kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Pengelolaan sumber daya air adalah upaya


merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan konservasi
sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air. Tujuan
utama dalam pola dan rencana pengelolaan sumber daya air adalah untuk keamanan dan
ketahanan sumber daya air itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Yanuar J. 2021. Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air. Pustaka Universitas
Terbuka diakses pada 7 Maret melalui https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-
content/uploads/pdfmk/PWKL4221-M1.pdf.

Modul Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. 2017. Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

Arruzzi. 2021. “Pengelolaan Sumber Daya Air dan Kesejahteraan Rakyat”. Diakses pada
tanggal 6 Maret melalui ekonomikerakyatan.ugm.ac.id

Harahap, Fitri Ramdani. 2022. “Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan”. Diakses
pada tanggal 6 Maret melalui Ubb.ac.id

Kementrian PUPR. 2017. Modul 3 Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.


Anonim. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Prov Banten, 2012. Pengelolaan DAS Terpadu.
Diakses pada 6 maret 2023 melalui https://dishutbun.bantenprov.go.id/read/article-
detail/berita/89/Pengelolaan-DAS-Terpadu.html
Armus, R., Tumpu, M., Tamim, T., Affandy, N. A., Syam, M. A., Hamdi, F., ... & Mansida,
A. (2021). Pengembangan Sumber Daya Air. Yayasan Kita Menulis. Diakses pada
6 Maret 2023 melalui
https://books.google.co.id/books?id=yS9CEAAAQBAJ&printsec=frontcover&hl
=id
Nasrullah, Abdi. (2021). Tugas 1 RINGKASAN MATERI PENGELOLAAN SDA
TERPADU. Universitas Bina Darma. Diakses pada 6 Maret 2023 melalui
http://eprints.binadarma.ac.id/9304/1/TUGAS%201%20COMBINE.pdf
Purwanto, M. Y. J., & Susanto, A. (2016). Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air. Buku
Materi Pokok Universitas Terbuka, PWKL, 4221. Diakses pada 6 Maret 2023
melalui http://repository.ut.ac.id/4313/1/PWKL4221-M1.pdf
Syafri, Irwan & S, Novianingrum Ekarina. (2013). Penyusunan Pola Pengelolaan Sumber Daya
Air. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Diakses pada 6 Maret
2023 melalui
https://pustaka.pu.go.id/storage/biblio/file/20210107151323PNW.pdf

Anda mungkin juga menyukai