Anda di halaman 1dari 7

Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5

21040121140151 – SDL A

1. Definisi Air dan konsep sistem dan siklus hidrologi, ketersediaan, potensi dan
permasalahan

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, air didefinisikan
sebagai sumber daya alam yang terdapat di dalam dan di atas bumi, termasuk air permukaan,
air tanah, air laut, dan air atmosfer, yang memiliki nilai ekologis, sosial, dan ekonomi. Air juga
merupakan salah satu unsur penting bagi kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan,
serta berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup. Air terdiri dari berbagai
macam jenis, contohnya seperti air permukaan, air tanah, air minum, dan lainnya.

1. Air permukaan didefinisikan sebagai air yang terdapat pada permukaan bumi, baik
dalam bentuk aliran maupun dalam bentuk genangan, dan mencakup semua jenis air
yang terdapat di permukaan bumi, termasuk air sungai, air danau, air waduk, air rawa,
dan air laut yang berada pada zona pantai.
2. Air tanah didefinisikan sebagai air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di
bawah permukaan bumi. Air tanah berasal dari proses perkolasi atau infiltrasi air
permukaan yang meresap melalui pori-pori dan celah-celah di tanah atau batuan dan
kemudian terkumpul dalam lapisan bawah permukaan bumi yang disebut sebagai
akuifer.
3. Air minum didefinisikan sebagai air yang dipergunakan untuk keperluan manusia yang
langsung maupun tidak langsung akan diambil dan diminum, baik yang berasal dari
sumber air permukaan maupun sumber air tanah, yang harus memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan keselamatan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Siklus Hidrologi
Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5
21040121140151 – SDL A

Siklus hidrologi menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
adalah suatu proses alami yang melibatkan perubahan bentuk dan pergerakan air dalam sistem
lingkungan hidup, dari saat air terkumpul di permukaan bumi hingga kembali ke atmosfer
melalui penguapan dan transpirasi. Siklus hidrologi terdiri dari beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut:

1. Penguapan: Proses perubahan air menjadi uap yang terjadi di permukaan bumi, baik di
permukaan air maupun di atas permukaan tanah.
2. Transpirasi: Proses penguapan air dari permukaan daun dan tanaman yang kemudian
terhirup oleh udara.
3. Presipitasi: Proses turunnya uap air dari atmosfer ke permukaan bumi dalam bentuk
hujan, salju, atau embun.
4. Infiltrasi: Proses masuknya air hujan ke dalam tanah dan meresap menjadi air tanah.
5. Aliran permukaan: Proses air yang mengalir di permukaan tanah menuju sungai, danau,
atau laut.
6. Resapan: Proses air tanah yang naik ke permukaan bumi dan mengalir ke sungai, danau,
atau laut.
7. Penyimpanan: Proses penampungan air di dalam dan di atas bumi, seperti waduk,
bendungan, danau, dan air permukaan lainnya
Siklus hidrologi merupakan proses alami yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan
sumber daya air bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Oleh karena itu, penting bagi
masyarakat untuk memahami dan menjaga kelestarian siklus hidrologi agar sumber daya air
dapat tersedia dan berkelanjutan untuk masa depan.

Sumber Daya Air


Sumber daya air adalah sumber daya alam yang sangat penting dan vital bagi kehidupan
manusia, hewan, dan tumbuhan. Sumber daya air mencakup semua jenis air, termasuk air
permukaan seperti sungai, danau, dan laut, serta air tanah yang tersimpan di dalam tanah.
Pengertian sumber daya air meliputi tidak hanya air itu sendiri, tetapi juga lingkungan air dan
makhluk hidup yang bergantung pada air.

Pengelolaan sumber daya air adalah proses pengaturan, pengawasan, dan pengelolaan sumber
daya air secara berkelanjutan agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Pengelolaan
sumber daya air bertujuan untuk menjaga kelestarian sumber daya air serta menjamin
ketersediaan air bagi kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan. Hal ini meliputi pemantauan
Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5
21040121140151 – SDL A

kualitas air, pengendalian pencemaran, pengelolaan daerah tangkapan air, pengaturan


pengambilan air, dan pengelolaan infrastruktur air seperti bendungan, waduk, saluran irigasi,
dan jaringan pipa distribusi air.

Sumber daya air memiliki beberapa karakteristik penting yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan dan pemanfaatannya. Berikut adalah beberapa karakteristik sumber daya air:
1. Terdistribusi secara tidak merata
2. Mudah tercemar
3. Berbeda dalam tingkat aksesibilitas
4. Memiliki ketergantungan yang tinggi dengan sistem ekologi
5. Memiliki nilai ekonomi yang tinggi
6. Dipengaruhi oleh perubahan iklim
Pengelolaan sumber daya air berdasarkan azas-azas yang diakui secara internasional dan
nasional, dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan. Berikut ini adalah beberapa azas
pengelolaan sumber daya air yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaan sumber
daya air:
1. Azas keberlanjutan
2. Azas partisipasi
3. Azas keadilan
4. Azas koordinasi
5. Azas keterpaduan
6. Azas subsidiaritas
7. Azas keandalan
Dengan memperhatikan azas-azas pengelolaan sumber daya air, maka pengelolaan sumber
daya air dapat dilakukan secara berkelanjutan, efektif, dan efisien, sehingga dapat memenuhi
kebutuhan manusia dan menjaga keberlangsungan hidup makhluk hidup yang bergantung pada
air. Sistem pengelolaan sumber daya air adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
mengatur, memanfaatkan, dan menjaga keberlanjutan sumber daya air. Sistem pengelolaan
sumber daya air dapat dibagi menjadi beberapa komponen, yaitu:
1. Inventarisasi sumber daya air
2. Penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air
3. Pengaturan penggunaan sumber daya air
4. Pemantauan dan pengawasan
5. Pengendalian dan pengawasan konflik
Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5
21040121140151 – SDL A

6. Pengelolaan kerjasama
7. Pengembangan dan pengelolaan infrastruktur
Selain itu terdapat permasalahan dan solusi keberlanjutan terhadap sumber daya air, mulai dari
jumlah air yang tersedia yang semakin berkurang, kualitas air yang menurun akibat
pencemaran, hingga konflik antara pengguna sumber daya air yang berbeda. Solusinya adalah
dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar sumber daya air, meningkatkan pengawasan
dan pengendalian terhadap limbah yang dibuang ke dalam sumber daya air, serta memperkuat
peraturan dan pengawasan terhadap penggunaan bahan kimia yang berpotensi mencemari air
agar terciptanya sumber daya air yang berkelanjutan.

2. Konsep dan definisi DAS,


Asdak C. (2010) dalam bukunya yang berjudul Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (DAS) mendefinisikan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai wilayah atau daerah yang
dibatasi oleh puncak-puncak pegunungan yang mengelilingi dan menyimpan air hujan yang
jatuh dan mengalirkannya ke sungai utama dan atau ke danau.

Karakteristik Daerah Pengaliran Sungai (DAS) dapat dibagi menjadi beberapa hal, yaitu:
1. Topografi
2. Hidrologi
3. Kondisi Tanah
4. Kondisi Vegetasi
5. Kondisi Iklim
6. Kondisi Sosial-Ekonomi
Karakteristik DAS merupakan faktor penting dalam pengelolaan sumber daya air, karena
dapat mempengaruhi ketersediaan dan kualitas air serta keberlanjutan pengelolaan sumber
daya air. Oleh karena itu, pengelolaan DAS perlu dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan
Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5
21040121140151 – SDL A

dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik DAS tersebut.

Pola percabangan sungai merujuk pada pola aliran sungai yang terbentuk ketika sungai tersebut
membelah dan bercabang menjadi aliran yang lebih kecil. Pola percabangan sungai dapat
berbeda-beda, tergantung pada topografi dan kondisi geologis dari wilayah yang dilalui oleh
sungai tersebut. Pola percabangan sungai yang umum ditemukan meliputi pola dendritik,
paralel, trellis, radial, dan annular.

Ekosistem sungai adalah ekosistem yang terbentuk di dalam dan sekitar sungai. Ekosistem
sungai terdiri dari berbagai organisme, termasuk ikan, serangga air, amfibi, mamalia, dan
tumbuhan. Organisme-organisme ini saling bergantung satu sama lain dalam sebuah rantai
makanan. Beberapa fungsi ekosistem daerah aliran sungai antara lain:
1. Menyediakan air bersih
2. Mengatur kualitas air
3. Mengatur iklim
4. Menyediakan sumber daya bagi kehidupan
5. Menjaga keberlangsungan hidup manusia dan hewan
Komponen DAS (Daerah Aliran Sungai) atau watershed terdiri dari beberapa elemen yang
saling terkait dan mempengaruhi kondisi dan fungsi ekosistem di dalamnya. Komponen
tersebut antara lain seperti lahan, vegetasi, air, tanah, dan topografi. Sistem pengelolaan DAS
terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
1. Inventarisasi Sumber Daya Alam
2. Pemantauan dan Evaluasi
3. Penetapan Fungsi dan Pemanfaatan Lahan
Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5
21040121140151 – SDL A

4. Penataan Ruang
5. Rehabilitasi dan Reklamasi Lahan
3. Definisi Lautan dan Pesisir
Laut sebagai kesatuan massa air yang terbuka secara bebas dan seluruh isinya, termasuk
mineral, biota, serta segala sesuatu yang ada di dalamnya, serta dasar dan ruang di atasnya,
yang berada dalam lingkup wilayah negara dan di luar teritorial negara Indonesia yang
merupakan perluasan dari wilayah daratan dan wilayah laut di bawah kedaulatan negara.
Wilayah pesisir adalah daerah daratan yang secara langsung berbatasan dengan laut dan
dipengaruhi oleh proses oseanografi, termasuk perairan pedalaman hingga batas yang diatur
oleh peraturan perundang-undangan.
4. Potensi Sumberdaya Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Sumber daya pesisir adalah sumber daya alam yang terdapat di wilayah pesisir dan memainkan
peranan penting dalam kehidupan masyarakat pesisir serta negara. Beberapa sumber daya
pesisir yang penting antara lain pantai, terumbukaranh, hutang mangrove, padang lamun, dan
ikan. Potensi sumber daya pesisir secara umum dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Sumber daya hayati: Meliputi sumber daya ikan, udang, lobster, kepiting, kerang, dan
biota laut lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan dan bahan baku
industri.
2. Sumber daya mineral: Meliputi sumber daya mineral yang terdapat di laut seperti
minyak bumi, gas alam, batu bara, dan garam.
3. Sumber daya energi: Meliputi sumber daya energi alternatif seperti energi gelombang
laut, energi pasang surut, dan energi angin laut.
4. Sumber daya wisata: Meliputi pantai, terumbu karang, hutan mangrove, dan biota laut
lainnya yang menjadi objek wisata alam dan menarik minat wisatawan.
Beberapa permasalahan dan pencemaran yang terjadi di kawasan pesisir antara lain seperti
pencemaran air laut, kerusakan ekosistem terumbu karang, overfishing, perubahan iklim dan
pembangunan pesisir yang tidak terencana.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 27


Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, mendefinisikan
wilayah pesisir sebagai daerah daratan yang secara langsung berbatasan dengan laut dan
mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses oseanografi, termasuk di dalamnya perairan
pedalaman sampai dengan batas-batas yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Izzatunnisa Sayyida Utari Tugas Rangkuman P5
21040121140151 – SDL A

Sedangkan laut di definisikan sebagai laut teritorial, zona pengelolaan sumberdaya laut, dan
laut lepas.

5. Karakteristik Sumberdaya Air di Daerah Pesisir


Karakteristik sumber daya air kawasan pesisir dapat bervariasi tergantung pada kondisi
geografis dan lingkungan di setiap wilayah pesisir. Namun, beberapa karakteristik umum dari
sumber daya air kawasan pesisir adalah salinitasi, pengaruh pasang surut, ketersediaan air
tawar, kondisi lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Pengelolaan Berkelanjutan Lingkungan Pesisir adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga
dan meningkatkan kualitas lingkungan pesisir secara berkelanjutan, sehingga dapat
memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang optimal bagi masyarakat yang
tinggal di wilayah pesisir. Pengelolaan berkelanjutan lingkungan pesisir melibatkan berbagai
pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, pengusaha, dan organisasi masyarakat sipil.

DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2019 tentang Sumber Daya Air
3. Chay Asdak - Hidrologi dan Pengelolaan Daerah aliran Sungai(Bab I)
4. UU Nomor 27 Tahun 2007_ Pengelolaan Wilayah Pesisir
6. Sumberdaya Air di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Delinom Robert, M. Indonesian
Institute of Sciences (LIPI) Pusat Penelitian Geoteknologi. 2007 dalm Jurnal Sosioteknologi
Edisi 13 Tahun 7, April 2008 oleh Siti Kusumawati Azhari dan Tri Sulistyaningtyas (resensi
buku)

Anda mungkin juga menyukai