Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SUMBER DAYA AIR

Fatma Shafira Nurul Ramadhani 175020107111013

Rafika Widya Anggraeni 175020101111006

Israf Ilyas 155020100111034

Andhika Bhagaskara 175020107111004

Anita Yuliana Rizki 175020100111023

EKONOMI SUMBER DAYA ALAM

KELAS AA

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018
BAB I

LATAR BELAKANG

1.1. Latar Belakang Masalah


Air meupakan bagian paling penting yang membuat kehidupan di bumi . semua
organisme yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air sedikitnya 60% dan aktivitas
metabolik mengambil tempat di larutan air (Enger dan Smith,2000). Air bersifat sumber daya
alam yang terbarukan dan dinamis yang artinya, sumber utama air yang berupa air hujan akan
selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya sepanjang tahun. Sumber daya air adalah
sumber daya berupa air yang berguna atau potensial bagi manusia. Kegunaan air meliputi
penggunaan di bidang pertanian, industri, rumah tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan.
Sangat jelas terlihat bahwa seluruh manusia membutuhkan air tawar.

Mengingat keberadaan air disetiap wilayah dan tempat yang didudukinya tidak selalu
tetap, maka harus dikelola dengan bijak dengan pendekatan terpadu dan menyeluruh. Terpadu
dngan mencerminkan berbagai aspek, berbagai pihak (stakeholders) dan berbagai disiplin
ilmu. Sedangkan menyeluruh mencakup yang sangat luas, melintas batas antar sumber daya,
antar lokasi, antar banyak aspek, antar para pihak hulu dan hilir, antara multi disiplin, dan
berbagai jenis tata guna lahan.

Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang berkembang cepat serta tingkat


penghidupan masyarakat yang semakin maju, banyak kawasan resapan air yang dijadikan
kawasan pemukiman dan pengembangan daerah perkotaan membuat jumlah ketersediaan air
semakin lama semakin berkurang. Mengingat ketersediaan air yang tetap dan kebutuhan air
yang cenderung semakin meningkat maka perlu dilakukan langkah-langkah pengembangan
teknologi, penyediaan air, dan pelestarian sumber daya air.

1.2. Rumusan Masalah


1. pengertian Sumber Daya Air
2. kondisi Sumber Daya Air di Indonesia
3. Aspek-Aspek Sumber Daya Air
4. karakteristik Sumber Daya Air
5. Manajemen Sumber Daya Air
6. Usaha Pelestarian dan Pengembangan Sumber Daya Air
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sumber Daya Air

Air adalah suatu senyawa yang sangat penting dan istimewa bagi kehidupan di bumi. Air
juga merupakan salah satu sumber kekuatan dan energi yang ada di bumi. Hampir 71%
permukaan bumi ditutupi oleh air. Sekitar tiga per empat bagian tubuh manusia juga terdiri
dari air, dan takkan ada makhluk hidup yang mampu bertahan hidup tanpa air.
Volume air yang terdapat di dalam tubuh manusia adalah sekitar 65% dari berat badanya, dan
volume tersebut bervariasi pada masing-masing orang, pada masing-masing organ tubuh
volume air juga bervariasi. Organ tubuh manusia yang mengandung banyak air diantaranya
adalah otak, ginjal, darah, otot, dan tulang. Dimana pada otak manusia terdapat sekitar
74,5%, pada ginjal 82,7%, darah 83%,dan tulang 22%.
Air merupakan substansi kimia yang mempunyai rumus H2O atau disebut juga
dihidrogen monoksida. Satu molekul air tersusun dari 2 atom Hidrogen yang terikat secara
kovalen dengan 1 atom Oksigen. Nama air biasanya mengacu pada keadaan cair dari
senyawa. Fase padat yang dikenal sebagai es dan fase gas disebut uap. Dan air merupakan
satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya
tersebut.
Air merupakan suatu pelarut yang penting, dimana air memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, serta beberapa jenis
gas dan banyak macam molekul organik. Air mempunyai sifat: tidak berwarna, tidak berbau,
tidak berasa pada kondisi standar yaitu pada temperatur 273,15 K (0 °C) dan tekanan 100 kPa
(1 bar). Sumber daya air adalah air dan semua potensi yang terdapat pada air, sumber air,
termasuk sarana dan prasarana pengairan yang dapat dimanfaatkan, namun tidak termasuk
kekayaan hewani yang ada di dalamnya.
Sumber daya air juga merupakan sumber daya berupa air yang berguna atau potensial
bagi manusia. Kegunaan air meliputi penggunaan di bidang pertanian, Industri, rumah
tangga, rekreasi, dan aktivitas lingkungan. Dan tentu saja yang sangat diperlukan oleh
manusia adalah air tawar. Air di bumi 97%nya adalah air asin sedangkan air tawar hanya 3 %,
itupun lebih dari 2/3 bagian air tawar di bumi berada dalam bentuk es di glasier dan es kutub.
Air tawar yang tidak membeku dapat di temukan terutama di dalam tanah berupa air
tanah, dan hanya sebagian kecil berada di atas permukaan tanah dan udara. Air Tawar adalah
sumber daya terbarukan, meski suplai air bersih terus berkurang. Permintaan air telah
melebihi suplai di beberapa bagian di dunia dan populasi dunia terus meningkat yang
mengakibatkan permintaan terhadap air bersih. Perhatian terhadap kepentingan global dalam
mempertahankan air untuk pelayanan ekosistem telah bermunculan, termasuk sejak dunia
telah kehilangan lebih dari stengah lahan basah bersama dengan nilai pelayanan
ekosistemnya. Ekosistem air tawar yang tinggi biodiversitasnya saat ini terus berkurang lebih
cepat dibandingkan dengan ekosistem laut ataupun darat.
Dalam Undang-Undang no 7. Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air menjelaskan bahwa
Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah
semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Air
permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah. Air tanah adalah air yang
terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Sumber air adalah
tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber
air yang dapat memberikan manfaat ataupun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan
manusia serta lingkungannya.

2.2 Kondisi Sumber Daya Air di Indonesia

Di indonesia Persebaran sumber daya airnya tidak merata, hal ini seperti yang di
tunjukan dalam peta perairan indonesia, meskipun kondisi umum sumber daya air di
Indonesia ini memiliki cadangan air yang cukup besar 2530 km3 (no. 5 di dunia), namun
sebarannya tidak merata. Contohnya di wilayah barat untuk sumber daya airnya cukup besar
namun di timur dan selatan kurang. Hal ini diperparah karena bertambahnya jumlah
penduduk yang tidak merata, seperti di pulau jawa yang hanya 7% dari luas lahan di
Indonesia, sekitar 65% penduduk Indonesia tinggal di pulau ini dan potensi airnya hanya 4,5
% dari potensi air di Indonesia, sehingga hal ini ketersediaan air di tiap-tiap wilayah tidak
sama.
Seperti yang terlihat di peta perairan indonesia di atas bahwa persebaran potensi air tanah dan
air permukaan di Indonesia jika di persentasekan adalah sebagai berikut :

· Kalimantan : 30.4%
· Sumatera : 24.6%
· Papua : 23.8%
· Sulawesi : 14.8%
· Jawa dan Bali : 6.4%

Kondisi sumber daya air di Indonesia pada saat ini sangatmemprihatinkan,padahal


wilayah indonesia bukan termasuk wilayah gurun.Ada duamacam kelangkaan air, yaitu
kelangkaan air ekonomi, ketimpangan distribusisumber daya untuk berbagai alasan,termasuk
konflik politik dan etnis, dankelangkaan air fisik adalah keterbatasan akses ke sumber daya
air.Ketikapermintaan melebihi kemampuan tanah untuk menyediakan
air yangdibutuhkan,maka disebut kelangkaan fisik.

2.2. Karakteristik Sumber Daya Air

1. Dapat mencakup beberapa wilayah administratif


(cross-administrative boundary ) dikarenakan oleh faktor topografi dan geologi
2. Dipergunakan oleh berbagai aktor (multi-stakeholders)
3. Bersifat sumberdaya mengalir (flowing/dynamic resources)
4. Dipergunakan baik oleh generasi sekarang maupun generasi selanjutnya

2.3. Aspek-Aspek Sumber Daya Air

ASPEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


Pada umumnya pengelolaan sumberdaya air (khususnya air tanah) berangkat hanya dari satu
sisi saja yakni bagaimana memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari adanya air.
Namun untuk tidak dilupakan bahwa jika adanya keuntungan pasti ada kerugian. Tiga aspek
dalam penelolaan air bawah tanah yang tidak boleh dilupakan yakni aspek pemanfaatan,
aspek pelestarian dan aspek pengendalian.

ASPEK PEMANFAATAN
Hal ini biasanya terlintas dalam pikiran manusia jika berhubungan dengan air. Baru setelah
terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan air yang tersedia, maka manusia mulai
sadar atas aspek yang lain

ASPEK PENGENDALIAN SUMBER DAYA AIR


Agar pemanfaatan tersebut bisa berkelanjutan, maka air perlu dijaga kelestariannya baik dari
segi jumlah maupun mutunya. Menjaga daerah tangkapan hujan dihulu maupun daerah
penambilan merupakan salah satu bagian pengelolaan. Sehingga perbedaan debit air musim
kemarau dan musim hujan tidak besar. Demikian pula menjaga air dari pencemaran limbah.

ASPEK PENGENDALIAN SUMBER DAYA AIR


Perlu disadari bahwa selain memberi manfaat, air juga memiliki daya rusak fisik maupun
kimiawi akibat ulah manusia. Oleh karena itu dalam pengelolaan air tanah tidak boleh
dilupakan adalah pengendalian terhadap daya rusak yang berupa pencemaran air tanah.
Dalam pengelolaan air tanah, ketiga aspek penting tesebut, harus menjadi satu kesatuan, tidap
dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Salah satu aspek saja terlupakan akan
mengakibatkan tidak lestarinya pemanfaatan air dan bahkan akan membawa akibat buruk.
Jika semua pihak kurang benar dalam mengelola sumberdaya air, tidak hanya saat ini kita
akan menerima akibat, tetapi juga generasi mendatang.

2.4. Manajemen Sumber Daya Air

Manajemen sumber daya air adalah aktivitas merencanakan, mengembangkan,


mendistribusikan, dan mengelola penggunaan sumber daya air secara optimal. Manajemen
sumber daya air adalah subbagian dari manajemen siklus air. Dalam kondisi yang ideal,
perencanaan manajemen sumber daya air memperhatikan semua kebutuhan air dan
mengalokasikan air berbasis kesetaraan yang memuaskan semua pengguna air. Secara
praktik, hal ini jarang terjadi.
MANAJEMEN SUMBER DAYA AIR

1. Mengkonservasi sumber daya air


Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberkelanjutan
keadaan,sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai.

2. Mengendalikan daya rusak air


Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah,menanggulangi,dan memulihkan
kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya air rusak.

3. Mendayagunakan air
Pendayagunakan sumber daya air adalah upaya penatagunaan,penyediaan,penggunaan,
pengembangan dan pengusahaan sumber daya air secara optimal agar berhasil dan berdaya
guna.

2.6 Usaha Pelestarian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Dalam pelestarian dan perkembangannya terdapat beberapa masalah krusial yang


memerlukan upaya tindak lanjut segera dan penanganan terpadu yaitu :

1. Lemahnya koordinasi di antara instansi yang terkait dan kurangnya akuntabilitas,


transparansi serta partisipasi stakeholder daloam pengelolaan sumber daya air.
2. Meningkatnya konflik karena semakin terbatasnya ketersediaan air sementara kebutuhan
air semakin meningkat.
3. Kurangnya dana untuk investasi dan tidak mencukupinya dana untuk cost recorvery
4. Semakin beratnya pencemaran air.
5. Meningkatnya kerusakan kawasan vegetasi hutan lindung yang merupakan daerah
tangkapan air menyebabkan menurunnya debit aliran air sungai dan meningkatnya erosi
dan sedimentasi.
6. Kurang efektifnya pemeliharaan jaringan irigasi dan belum terjaminnya biaya untuk
rehabilitasi berkala jaringan irigasi.
7. Kurang memadainya organisasi pengelolaan tingkat wilayah sungai.
8. Kurang arukasinya data hidrologi dan kualitas air.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu reformasi kebijakan
pengelolaan sumber daya air yang memberikan perhatian khusus pada konservasi
ketersediaan sumber daya air, pengendalian kualitas air dan perlindungan sumber daya air.

2.6.1 Usaha Pelestarian Air


Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan
sumber air beserta lingkungan keberadaanya terhadap kerusakan atau gangguan yang
disebabkan oleh daya alam, termasuk kekeringan yang disebabkan oleh tindakan manusia.
Perlindungan dan pelestarian sumber air sebagaimana dimaksud adalah :

 Pemeliharaan fungsi resapan air dan daerah tangkapan air;


 Pengendalian pemanfaatan sumber air;
 Pengisian air pada sumber air;
 Pengaturan prasarana dan sarana sanitasi;
 Perlindungan sumber air dalam hubungannya dengan kegiatan pembangunan dan
pemanfaatan lahan pada sumber air;
 Pengendalian pengolahan tanah di daerah hulu;
 Pengaturan daerah sempadan sumber air;
 Rehabilitasi hutan dan lahan; dan
 Pelestarian hutan lindung, kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam.

Upaya perlindungan dan pelestarian sumber air tersebut dijadikan dasar dalam
penatagunaan lahan dilaksanakan melalui pendekatan teknis, sosial, ekonomi, dan budaya.
Dan usaha tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

A. Pengawetan Air
Pengawetan air ditujukan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air.
Pengawetan air dapat dilakukan dengan cara :

1. Menyimpan air yang berlebihan disaat hujan untuk dapat dimanfaatkan pada waktu
diperlukan.
2. Menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif dan;
3. Mengendalikan penggunaan air tanah.

B. Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air


Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air ditujukan untuk
mempertahankan dan memulihkan kualitas air yang masuk dan yang ada pada sumber-
sumber air. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki kualitas air pada sumber air
dan prasarana sumber daya air. Pengendalian pencemaran air dilakukan dengan cara
mencegah masuknya pencemaran air pada sumber air dan prasarana sumber air.

C. Pengendalian Daya Rusak Air


Pengendalian daya rusak air adalah upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan
memulihkan terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan daya rusak air, yang meliputi
banjir, erosi dan sedimentasi, longsor tanah, amblesan tanah, perubahan sifat dan kimiawi,
biologi dan fisika air, terancamnya kepunahan jenis tumbuhan dan satwa, dan wabah
penyakit.

Pengendalian daya rusak air ini diutamakan pada upaya pencegahan melalui
perencanaan pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh dalam
pola pengelolaan sumber daya air.

D. Pencegahan Daya Rusak Air.


Pencegahan dilakukan baik melalui kegiatan fisik dan/atau non fisik maupun melalui
penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai. Pencegahan ini lebih lebih diutamakan pada
kegiatan non fisik. Yang dimaksud dengan kegiatan fisik adalah pembangunan sarana dan
prasaran serta upaya lainnya dalam rangka pencegahan kerusakan/bencana yang diakibatkan
oleh daya rusak air, kegiatan non fisik adalah kegiatan penyusunan dan/atau penerapan piranti
lunak yang meliputi antara lain pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian,
penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai adalah penyelarasan antara upaya kegiatan
konservasi di hulu dengan pendayagunaan di hilir.

E. Penatagunaan Sumber Daya Air.


Penatagunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (1)
ditujukan untuk menetapkan zona pemanfaatan sumber air dan peruntukan air pada sumber
air .Zona ini digunakan sebagi acuan untuk : penyusunan atau peeubahan RTRW atau
perubahan RTRW, rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai yang
bersangkutan. Penetapan zona pemanfaatan sumber daya air dilakukan dengan :

1. Mengalokasikan zona untuk fuungsi lindung dan budi daya;


2. Menggunakan dasar hasil penelitian dan pengukuran secara teknis hidrologis;
3. Memperhatikan ruang sumber air yang dibatasi oleh garis sempadan sumber air;
4. Memperhatikan kepentingan bebagai jenis pemanfaatan;
5. Melibatkan peran masyarakat sekitar dan pihak lain yang berkepentingan; dan
6. Memperhatikan fungsi kawasan.
Penetapan peruntukan air pada sumber air pada setiap wilayah sungai dilakukan
dengan memperhatikan :

1. Daya dukung sumber air;


2. Jumlah dan penyebaran penduduk serta proyeksi pertumbuhannya;
3. Perhitungan dan proyeksi kebutuhan sumber daya air;
4. Pemanfaatan air yang sudah ada.

2.6.2 Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Air

A. Arah Kebijakan
Berdasarkan peraturan terkait dan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan
nasional, arah kebijakan dalam pengelolaan sumber daya air sebagai berikut:
1. Mewujudkan sinergi dan mencegah konflik antar wilayah, antar sektor, dan antar generasi
dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional, persatuan, dan kesatuan bangsa.
2. Mendorong proses pengelolaan sumberdaya air yang terpadu antar sektor dan antar
wilayah yang terkait di pusat, propinsi, kabupaten/kota dan wilayah sungai.
3. Menyeimbangkan upaya konservasi dan pendayagunaan sumberdaya air agar terwujud
kemanfaatan air yang berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh rakyat baik pada generasi
sekarang maupun akan datang.
4. Menyeimbangkan fungsi sosial dan nilai ekonomi air untuk menjamin pemenuhan
kebutuhan pokok setiap individu akan air dan pendayagunaan air sebagai sumberdaya
ekonomi yang memberikan nilai tambah optimal dengan memperhatikan biaya pelestarian
dan pemeliharaannya.
5. Melaksanakan pengaturan sumber daya air secara bijaksana agar pengelolaan sumber
daya dapat diselenggarakan seimbang dan terpadu.
6. Mengembangkan sistem pembiayaan pengelolaan sumberdaya air yang
mempertimbangkan prinsip cost recovery dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
7. Mengembangkan sistem kelembagaan pengelolaan sumberdaya air yang membuka akses
partisipasi masyarakat serta mewujudkan pemisahan fungsi pengatur (regulator) dan
fungsi pengelola (operator).

B. Pembiayaan Pembangunan Sumber Daya Air


Dana infrastruktur sumber daya air dianggarkan di tingkat pemerintah pusat melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan di tingkat daerah melalui Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penganggaran di tingkat pusat dilakukan melalui
koordinasi antara lembaga-lembaga yang melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS) dalam mengembangkan Rencana Kerja Pemerintah tahunan. APBN
dapat bersumber dari mata uang lokal, pinjaman, dan hibah dari Negara/lembaga donor.

C. . Saluran Irigasi Hemat Air


Peningkatan kebutuhan air pada daerah yang padat industri serta pada daerah
pertanian tidak merata di Indonesia padahal ketersediaan air melalui siklus n tidakmerata
pula. Oleh karena itu, untuk keseimbangan neraca air perlu dikembangkan berbagi teknologi
yang dapat menghemat pemankaian air.

1. Saluran pendistribusian air yang efisien sehingga tingkat kebocoran dan kehilangan
air dapat dikurangi.
2. Sistem pengairan sawah yang efisien, mengingat pada saat ini persawahan
merupakan pemakai air yang dominan.
3. Sistem pengairan sawah secara konvensional yang boros air perlu diperbaiki dan
perlu dikembangkan teknik pengairan dengan system saluran atau pipa yang hemat
air.
Selain itu telah di aplikasikan berbagai teknologi bangunan pengairan yaitu bending,
pintu air, dan saluran yang sesuai dengan kondisi sungai-sungai di Indonesia yang
mengandung muatan sedimen.

D. Embung
Di daerah Indonesia yang relatif kering diterapkan teknologi konvensional yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan adalah aplikasi waduk kecil atau embung. Embung (waduk
kecil) merupakan bangunan penampung air berteknologi sederhana dan berukuran kecil.
Bangunan ini bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan air selama musim kemarau bagi
penduduk, ternak, dan lading. Embung juga mempunyai manfaat untuk konservasi lahan dan
sumber daya air.
Bangunan ini sangat cocok dikembangkan di daerah yang mempunyai kondisi alam
sebagai berikut :

1. Curak hujan sedikit dan berlangsung pendek, sedangkan musim kemarau panjang (7-9
bulan/tahun).
2. Topografi berbukit rapat dan dataran rendah sangat sempit sehingga sulit mencari
tempat untuk pembangunan waduk besar.
3. Secara geologis batuan dasar umumnya bersifat lolos air.
Penganggaran di tingkat daerah prosesnya sama dengan proses penganggaran di
tingkat pusat. Sumber untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pinjaman atau hibah yang dianggarkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain itu, anggaran untuk Pemerintah Daerah
dapat berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi
Hasil (DBH) yang dilaksanakan berdasarkan undang-undang yang berlaku.

BAB III

PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR

Sektor industri bisa dikatakan sebagai tiang perekenomian di suatu daerah apabila
pada sektor tersebut berjalan dengan baik sesuai potensi yang ada dan mendapatkan
keuntungan bagi masyarakat untuk membantu meningkatkan perekonomian. Kegiatan proses
produksi disebut juga dengan perindustrian yang telah diatur pada pasal 1 butir (2)
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang perindustrian, menyatakan bahwa industri
adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan dengan nilai yang lebih tinggi untuk
penggunannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

Sektor ini bisa dibagi menjadi tiga kelompok yaitu industri besar, industri sedang,
industri kecil. Menurut konsep Badan Pusat Statistik (BPS) industri besar adalah
perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih, industri sedang adalah
perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20 s/d 99 orang, industri kecil adalah perusahaan
dengan jumlah tenaga kerja antara 5 s/d 19 orang dan industri rumah tangga mempunyai
tenaga kerja kurang dari 5 orang.

Terdapat kurang lebih 17 perusahaan yang ada di daerah tersebut. Pabrik tersebut
telah beroperasi selama 20tahun namun sangat disayangkan 5 tahun terakhir limbah tersebut
terlihat mencemari sungai yang biasa umtuk warga melakukan aktivitas disana. Menurut
brundtland dalam (Eko, 2016) pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses yang
berkelanjutan mengenai pembangunan seperti (lahan, kota, bisnis, masyarakat dsb) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
generasi di masa yang akan datang”. Dalam hal ini permasalahan yang akan dihadapi
adalah bagaimana cara untuk memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan
kebutuhan pembangunan perekonomian dan keadilan sosial.

Sungai Dawe yang berada di Kabupaten Kudus tepatnya di Desa Ngembalrejo,


Kecamatan Bae, terdapat sungai yang keruh sejak beberapa tahun yang lalu. Sejumlah desa
yang terdampak dari pencemaran limbah ini antara lain adalah Desa Ngembalrejo, Desa
Hadipolo, Desa Golantepu, Desa Mejobo, dan Desa Temolus. Kegiatan industri limbah itu
berasal dari pabrik tahu yang ada di Dukuh Kemang, Dukuh Karangbener, Kecamatan Bae,
Kudus. Menurut Supaat, ketua RT 02 RW 06 Dukuh Boto Kidul, Desa Ngembalrejo
mengatakan bahwa akibat limbah industri pabrik tahu ini telah mencemari sungai yang
menimbulkan warna keruh dan berbusa sejak tahun 2015 dan menimbulkan bau tidak sedap
hingga ke perumahan warga. Ada juga beberapa sumur warga terkontamnasi akibat dari
tercemarnya sungai tersebut. Padahal dulunya Sungai Dawe merupakan sungai bersih yang
sebagian warga masih memanfaatkannya untuk mencuci baju, mandi, atau memancing namun
beberapa tahun belakangan dengan adanya limbah pabrik ini masyarakat tidak lagi
beraktivitas di dekat sungai tersebut. Beberapa warga memakai sumur hanya untuk mencuci
baju, tidak lagi buat konsumsi karena imbas dari limbah tersebut sehingga warga
harus membeli air isi ulang untuk konsumsi sehari-sehari yang lebih higienis. Ditambah lagi
pada saat sekarang, atau musim kemarau. Sungai menjadi keruh dan bau menyengat
sangat dikeluhkan oleh warga dekat bantaran sungai tersebut.

Warga meminta supaya pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi


permasalahan pencemaran air ini, selain itu juga warga telah memberi masukan kepada
pengelola pabrik tahu agar tidak lagi membuang limbah pada sungai namun tidak ada titik
terang. (Tribun Jateng, 2017) Pelaksana tugas (Plt) Dinas Perumahan, Kawasan
Pemukiman, dan Lingkungan Hidup (PKLH) Kabupaten Kudus, Abdul Halil dalam
menindak lanjuti permasalahan pencemaran lingkungan Sungai Dawe di Desa
Ngemabalrejo ini meminta kepada pihak pengusaha tahu untuk membuat surat IMB
(Izin Mendirikan Bangunan). Baik izin usaha maupun lingkungan sehingga pihaknya dapat
membuat anggaran untuk pembuatan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal
untuk pengusaha. Halil mengatakan bahwa pihaknya akan segera mencari tahu dengan cara
langsung terjun ke lapangan. Sebab, banyak pengusaha yang tidak paham bagaimana cara
mengolah limbah, hal tersebut merupakan akibat dari tidak punya surat izin lingkungan.

Kalau pengusaha tersebut telah membuat surat seharusnya pencemaran lingkungan ini
tidak pernah terjadi karena tentu sebelum mendirikan bangunan sudah dijelaskan diberi
pemahaman tentang cara mengolah limbah. Jika pencemaran lingkungan ini terus
menerus terjadi maka pihaknya tidak segan untuk menutup pabrik tahu tersebut.

BAB IV

SOLUSI PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR

a) Mengetahui keuntungan dari pengurangan limbah

Menurut kebanyakan ahli ekonomi setuju bahwa terdapat 3 kateogri manfaat untuk setiap
proyek, yaitu primary, secondary, dan intangible benefits. Primary benefits dapat diartikan
sebagai akumulasi nilai keuntungan suatu produk dan pelayanan yang didapatkan asli dan
secara langsung dari sutau proyek. Secondary benefit bisanya disebut sebagai keuntungan
tidak langsung selama mereka cenderung memutuskan siapa yang tidak menggunakan output
dari sebuah produk secara langsung. Beberapa percaya bahwa pengolahan limbah masuk
kedalam kategori keuntungan ini, seperti komunitas yang menggunakan air bersih dari hilir
sungai setelah melalui proses pengolahan air terlebih dahulu. Sementara, intangible benefit
merupakan keuntungan yang tidak dapat diperkecil lagi selama tidak ada nilai dollar yang
dapat ditetapkan oleh mereka, walaupun dapat dikatakan bahwa mereka ada. Contohnya,
pengolahan limbah dapat meningkatkan moral dari komunitas berdasarkan kepemilikannya
atas sungai yang bersih.

Menurut teori engineer, keuntungan dari pengolahan limbah secara langsung berhubungan
dengan nilai dari air dan berkaitan dengan tanah di hilir sungai, mencakup tiga hal, yaitu :

- Rendahnya harga dari air di hilir,

- Berkurangnya bahan bahaya untuk konsumen dan terkontaminasinya hilir sungai,

- Serta meningkatnya kesempatan yang terkait dengan penggunaan tanah dan air di
hilir.

b) Tahu metode apa yang diambil untuk mengurangi limbah

Polusi tidak akan ada lagi tanpa adanya langkah serius dari program pemerintah, yang dapat
diketahui melalui perhitungan pendapatan nasional bruto serta tanpa adanya sosialisasi atau
pencerdasan kepada masyarakat di dan sekitar badan sungai. Terdapat dua solusi dalam
mengatasi dilema polusi yakni :

- Mengatur kebijakan mengenai polusi oleh pihak yang terkait

- Memperbolehkan pasar bebas untuk mengatasi masalah suplai dan permintaan


yang sekarang ini dinilai tidak seimbang.

c) Menghitung pengelolaan limbah

Beberapa instalasi pengolahan limbah, terutama yang berukuran lebih kecil dapat membayar
fasilitas pengolahan limbah dari cadangan atau keuntungan yang dihasilkan. Akan tetapi
terdapat beberapa industry yang menangani pengolahan limbah dengan pinjaman dari bank,
atau asuransi industry, ataupun melalui stakeholders lain yang berkaitan. Kemungkinan yang
menarik lagi adalah untuk memperoleh pengurangan polusi dari menjual obligasi pendapatan
industri. Tipe pembiayaan ini adalah sebagai berikut:

- Bunga pinjaman yang lebih kecil hingga 1 – 2% dari pembiayaan yang lain

- Korporasi mendepresiasi peralatan di tingkat yang lebih cepat (periode 5 tahun)

- Kongres memperbolehkan pengeluaran sebuag investasi kredit pajak

- Perusahaan dapat mengurangi pembayaran sewa sebagai beban bunga

- Pembelian peralatan dapat dibuat tanpa biaya penjualan

Hewson and Cook (1970) memberikan tabel (Table 5.4) yang memberikan informasi yang
dibuat oleh Confederation British Indutries¸dimana meberikan indikasi dari range tipikal dari
harga untuk setiap 1000 m3 untuk kesepakatan penukaran efluen dari berbagai proses industri
ke saluran kota.

Daftar pustaka :

- http://pengolahanair-bersih.blogspot.com/2014/08/pengertian-air-dan-sumber-daya-
air_27.html

- http:/www.sipil.Undip.ac.id/index.php?view=article&catid37Munir,Moch. (2003).
Geologi. Malang: Bayumedia Publishing

- http://pasca.uns.ac.id/?p=307

- Mardikawati,Dewi. Pencemaran Lingkungan di Sungai Dawe Akibat Kegiatan


Pembuangan Limbah Industri Pabrik Tahu (Kabupaten Kudus). Universitas
Muhammadiyah : Yogyakarta

- Www. Kaskus.co.id

Anda mungkin juga menyukai