Anda di halaman 1dari 20

SAMPUL

PROPOSAL PENELITIAN

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMBUANG


SAMPAH PLASTIK DI KAWASAN PESISIR PANTAI LUMPUE
KECEMATAN BACUKIKI BARAT KOTA PAREPARE TAHUN 2021

Maghfira Nurul Islamiah


218240013

Dosen Pengampu :
Rini Anggraeni, SKM, M.Kes.

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan syukur kehadiat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas yang telah diberikan, yaitu sebuah proposal penelitian yang berjudul
“Gambaran Perilaku Masyrakat Dalam Membuang Sampah Plastik Kawasan
Pesisir Pantai Lumpue Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare Tahun 2021”.
Penulis menyadari bahwa Proposal Penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna, maka apabila terdapat kesalahan ataupun kekurangan dalam penulisan
Proposal ini, dengan senang hati penulis mengharap kritik dan saran dari ibu
Dosen serta pembaca untuk memperbaiki dan menyempurnakan Proposal ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
semua pihak, baik bagi pembaca maupun kami sendiri.

Parepare, 12 Juni 2021

Maghfira Nurul Islamiah

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI............................................................................................4
A. Sampah...................................................................................................................4
B. Sampah Plastik.......................................................................................................6
C. Dampak Sampah Plastik Pada Kawasan Pesisir...................................................10
D. Tinjauan Pengolaan Sampah Plastik.....................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................13
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................13
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................13
C. Populasi dan Sampel............................................................................................13
D. Variabel dan Definisi Operasional........................................................................14
E. Hipotesis Penelitian..............................................................................................16
F. Instrumen Penelitian.............................................................................................16
G. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data....................................................................16
H. Teknik Analisis Data............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kawsasan pesisir sering sekali menjadi tempat pembuangan limbah baik
itu imbah padat maupun limbah cair yang berasal dari industri, rumah tangga,
dan pertanian di darat yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan. Dampak yang terjadi antara lain kerusakan ekosistem mangrove,
padang lamun, terumbu karang, kehidupan dari jenis-jenis biota laut yang
hidup di dalamnya, dan abrasi(Cordova, 2017).

Salah satu bahan pencemar yang memberikan dampak negatif pada


lingkungan pesisir adalah plastik. Berdasarkan kementrian lingkungan hidup
dan kehutanan bahwa dari 80% sampah yang berasal dari daratan 90%
persennya merupakan sampah plastik. Menurut surono, 2013 sampah plastik
terus berkembang setiap tahunnya yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi, industri dan juga jumlah populasi penduduk. kebutuhan plastik
terus meningkat hingga mengalami kenaikan rata-rata 200 ton per tahun.
Tahun 2002, tercatat 1,9 juta ton, tahun 2003 naik menjadi 2,1 juta ton,
selanjutnya tahun 2004 naik lagi menjadi 2,3 juta ton per tahun. Pada tahun
2010, kebutuhan plastik sekitar 2,4 juta ton, dan pada tahun 2011 meningkat
menjadi 2,6 juta ton. Akibat dari peningkatan penggunaan plastik tersebut,
maka dampaknya adalah bertambah pula sampah plastik. Adapun jumlah
sampah plastik yang lolos ke laut mencapai 1,29 juta ton(Gumilang, 2015).

Plastik adalah polimer hidrokarbon rantai panjang yang terdiri atas jutaan
monomer yang saling berikatan dan tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme. Sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000
tahun untuk dapat terurai. Sampah plastik dapat menimbulkan pencemaran
terhadap tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah(Wikan N, 2018).

Sampah plastik selain menyebabkan pencemaran, juga bisa


mengakibatkan penurunan kualitas perairan, kerusakan ekosistem, lambatnya

1
pertumbuhan ikan dan kerugian ekonomi bagi nelayan serta masyarakat yang
bermatapencaharian di sektor pesisir. Kerusakan ekosistem di laut tentunya
dapat menghilangkan mata pencaharian nelayan tangkap dan pedagang ikan.
Mengingat usaha kelautan dan perikanan adalah kegiatan berbasis sumber
daya alam.

Berdasarkan asumsi Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), setiap hari


penduduk Indonesia menghasilkan 0,8 kg sampah per orang atau secara total
sebanyak 189 ribu ton sampah/hari. Dari jumlah tersebut, 15% berupa
sampah plastik atau sejumlah 28,4 ribu ton sampah plastik/ hari. Jumlah
konsumsi plastik berpengaruh signifikan terhadap sampah plastik yang
dihasilkan.

Dari 65 juta ton timbunan sampah per tahun di Indonesia, Parepare


menyumbang 26 ribu ton per tahun. Menurut Hasil penelitian Sulfadli
menyebutkan, penduduk Parepare sebanyak 142.097 jiwa (BPS 2017),
memproduksi sampah sebanyak 14.918.700 kg , tahun 2018 mencapai
21.909.010 kg, dan dalam periode Januari – Juni 2019 sebanyak 11.518.610
kg. produksi sampah ini akan terus meningkat tiap bulan dan tahun. Titik
tekan dari penelitian ini adalah 80 persen dari produksi sampah itu adalah
sampah plastik(Hajarinanda, 2020).

Dalam perkembangannya, wilayah pesisir di pantai lumpue Kota


Parepare mengalami pengembangan untuk berbagai macam kepentingan dan
peruntukan, seperti kegiatan pariwisata bahari, pemukiman dan maritim serta
pengembangan budidaya laut dan perikanan. Dengan aktivitas-aktivitas
manusia tersebut tentunya akan mempengaruhi kebutuhan sampah plastik di
wilayah pesisir. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut maka peneliti
tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai Gambaran Perilaku Masyrakat
Dalam Membuang Sampah Plastik Kawasan Pesisir Pantai Lumpue
Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang telah diungkapkan dapat diketahui
rumusan masalahnya adalah Bagaimana Gambaran Perilaku Masyrakat
Dalam Membuang Sampah Plastik Kawasan Pesisir Pantai Lumpue
Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare Tahun 2021 ?

C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gambaran Perilaku Masyrakat Dalam Membuang
Sampah Plastik Kawasan Pesisir Pantai Lumpue Kecamatan Bacukiki Barat
Kota Parepare Tahun 2021.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, dapat memberikan pengalaman bagi penulis dalam
meneliti tentang Gambaran Perilaku Masyrakat Dalam Membuang
Sampah Plastik Kawasan Pesisir Pantai Lumpue Kecamatan Bacukiki
Barat Kota Parepare
2. Manfaat Bagi Pembaca
Dengan penelitian ini, dapat menambah wawasan pembaca tentang
bagaimana perilaku masyarakat dalam membuang sampah, sehingga
kedepannya dapat lebih mengerti tentang bagaimana pengelolaan sampah
serta dapat menjaga dan melestarikan kawasan pesisir Kota Parepare.

3
BAB II LANDASAN TEORI

A. Sampah
1. Pengertian Sampah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari
manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Depkes RI, 2008).
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga,
pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri,
puingan bahan bangunan dan besibesi tua bekas kendaraan bermotor.
Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah
terpakai . Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau
sampah. Jumlah atau volume sampah sebanding dengan tingkat konsumsi
terhadap barang atau material yang digunakan sehari-hari(Hermiyanty,
Wandira Ayu Bertin, 2017).

2. Sumber Sampah

Sampah dapat bersumber dari berbagai aktivitas seperti rumah tangga,


sampah pertanian, sampah sisa bangunan, sampah dari perdagangan dan
perkantoran, serta sampah dari industri. Sampah yang paling banyak
dihasilkan berasal dari sampah rumah tangga.

3. Jenis Sampah

Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan,


yaitu:

a. Sampah organik atau basah Sampah basah adalah sampah yang


berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur,
sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi (membususk atau hancur) secara alam

4
b. Sampah anorganik atau Sampah kering adalah sampah yang tidak
dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : logam, besi, kaleng,
plastik, karet, botol, kaca.
c. Sampah berbahaya, Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia.
Contohnya : baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah
nuklir. Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


tentang Pengelolaan Sampah, jenis sampah yang dikelola terdiri atas :

a. Sampah rumah tangga adalah Sampah yang berasal dari kegiatan


sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik.
b. Sampah sejenis adalah sampah rumah tangga Sampah yang berasal
dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas
sosial, fasilitas umum, dan atau fasilitas lainnya.
c. Sampah spesifik adalah Sampah yang mengandung B3, limbah B3,
sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran bangunan,
sampah yang secara teknologi belum dapat diolah dan atau sampah
yang timbul secara tidak periodik
4. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk


menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir .
Spesifikasi timbulan sampah menurut SK SNI S-04-1993-03 untuk kota
sedang sebesar 2,75- 3,25 liter/orang/hari atau 0,7-0,8 kg/orang/hari dan 1
kg/orang/hari untuk kota besar. Sedangkan menurut SNI 19-3983-1995
besar timbulan sampah kota kecil sebesar 2,5-2,75 liter/orang/hari atau
0,625-0,70 kg/orang/hari.

Kegiatan penanganan sampah seperti yang dimaksud dalam Pasal 22


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, meliputi :

5
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah
dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah;
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan
atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara
aman.

B. Sampah Plastik
1. Pengertian Sampah Plastik

Menurut Kumar (2011), plastik adalah salah satu makromolekul yang


dibentuk dengan proses polimerisasi. Polimerisasi adalah proses
penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses
kimia menjadi molekul besar (makromolekul atau polimer). Plastik
merupakan senyawa polimer yang unsur penyusun utamanya adalah
Karbon dan Hidrogen. Untuk membuat plastik, salah satu bahan baku yang
sering digunakan adalah naphta, yaitu bahan yang dihasilkan dari
penyulingan minyak bumi atau gas alam.

Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk


pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif dan sebagainya. Semakin
lama penggunaaanya semakin meningkat dan tentunya setelah tidak dapat
digunakan lagi akan menjadi sampah plastik(Purwaningrum, 2016).

2. Jenis Plastik

6
Plastik dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu thermoplastic
dan termosetting. Thermoplastic adalah bahan plastik yang jika dipanaskan
sampai temperatur tertentu akan mencair dan dapat dibentuk kembali
menjadi bentuk yang diinginkan. Sedangkan termosetting adalah plastik
yang jika telah dibuat dalam bentuk padat, tidak dapat dicarikan kembali
dengan cara dipanaskan (Kumar dkk, 2011).

Berdasarkan sifat kedua kelompok plastik tersebut, thermoplastic


adalah jenis plastik yang memungkinkan untuk didaur ulang. Jenis plastik
yang dapat didaur ulang diberi kode berupa nomor untuk memudahkannya
dalam mengidentifikasi dan penggunaannya.

a. Polyethylene Terephthalate (PET/PETE)

Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk serat sintetis (sekitar


60 %), dalam pertekstilan PET biasa disebut dengan polyester (bahan
dasar botol kemasan 30 %). Botol jenis PET/PETE ini
direkomendasikan hanya sekali pakai. Terlalu sering dipakai, apalagi
digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker).
Biasanya, pada bagian bawah kemasan botol plastik, tertera logo daur
ulang PET.

b. High Density Polyethylene (HDPE)

High Density Polyethylene (HDPE) merupakan salah satu bahan


plastik yang aman digunakan karena kemampuan untuk mencegah
reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan
atau minuman yang dikemasnya. HDPE memiliki sifat bahan yang
lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan terhadap suhu tinggi jika
dibandingkan dengan plastik dengan kode PET. Biasanya dipakai
untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware, galon air
minum, kursi lipat.

7
c. Polyvinyl Chloride (PVC)

Bahan ini lebih tahan terhadap bahan senyawa kimia, minyak, dll.
Polyvinyl Chloride (PVC) mengandung diethylhydroxylamine
(DEHA) yang dapat bereaksi dengan makanan yang dikemas dengan
plastik berbahan PVC ini saat bersentuhan langsung dengan makanan
tersebut, titik lelehnya 70–140ºC. Plastik ini bisa ditemukan pada
plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol, pipa, konstruksi
bangunan.

d. Low Density Polyethylene (LDPE)

Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah kuat, agak tembus cahaya,
fleksibel dan permukaan agak berlemak. Pada suhu di bawah 60oC
sangat resisten terhadap senyawa kimia, daya proteksi terhadap uap air
tergolong baik, akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti
oksigen. Plastik ini dapat didaur ulang, baik untuk barang-barang yang
memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, dan memiliki resistensi yang baik
terhadap reaksi kimia. Biasanya plastik jenis ini digunakan untuk
tempat makanan, plastik kemasan, botol yang lunak.

e. Polypropylene (PP)

Karakteristik PP adalah botol transparan yang jernih atau berwarna.


Polypropylene (PP) lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak. Titik lelehnya
165ºC. Biasanya dipakai untuk tempat menyimpan makanan, botol
minum dan terpenting botol minum untuk bayi, kantong plastik, film,
automotif, mainan mobil-mobilan, ember.

f. Polystyrene (PS)

Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan


bahan styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut
bersentuhan. Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk

8
kesehatan otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang
berakibat pada masalah reproduksi, pertumbuhan dan sistem syaraf,
juga bahan ini sulit didaur ulang. Bila didaur ulang, bahan ini
memerlukan proses yang sangat panjang dan lama. Bahan ini biasa
dipakai pada sebagian bahan tempat makan styrofoam, tempat CD,
karton tempat telor, dan lain-lain.

g. Other

Bahan dengan tulisan Other berarti dapat berbahan SANstyrene


acrylonitrile, ABS–acrylonitrile butadiene styrene, PC–polycarbonate,
nylon. PC–polycarbonate, dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu
Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi
merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan
produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas. Dianjurkan untuk
tidak dipergunakan untuk tempat makanan ataupun minuman karena
Bisphenol-A dapat berpindah ke dalam minuman atau makanan jika
suhunya dinaikkan karena pemanasan.

3. Dampak Bahaya Penggunaan Plastik dan Sampah Plastik

Dampak plastik terhadap lingkungan. antara lain adalah tercemamya


tanah, air tanah, dan makhluk bawah tanah; racun+acun dari partikel
plastik yang masuk kedalam tanah akan membunuh hewan-hewanpengurai
di dalam tanah seperti cacing; PCB yang tidak dapat terurai rneskipun
termakan oleh binatang maupun tanaman akan menjadi racun berantai
sesuai urutan nantai makanan; kantong plastik akan mengganggu jalur air
yang meresap ke dalam tanah; menurunkan kesuburan tanah karena plastik
juga menghalangi sirkulasi udara didalam tanah dan ruang gerak makhluk
bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah; kantong plastik yang sukar
diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan akan mudah diterbangkan
angin hingga ke laut sekalipun; hewan-hewan dapat terjerat dalam
tumpukan plastik; hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan

9
anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tensebut makanan dan
akhimya mati karena tidak dapat mencernanya; ketika hewan mati,
kantong plastik yang berada didalam tubuhnya tetap tidak akan hancur
menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya; pembuangan sampah
plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pndangkalan
sungai dan penyumbatan aliran sungai sehingga menyebabkan banjir.
((Wibowo, D.N)

C. Dampak Sampah Plastik Pada Kawasan Pesisir


Di laut, sampah plastik dapat terfragmentasi menjadi ukuran mikro dan
nano sehingga plastik ukuran tersebut memungkinkan untuk dikonsumsi oleh
biota laut dan invertebrata. Selain itu, plastik yang terfragmentasi dapat
dengan mudah menyebar di lingkungan laut yang tidak terjamah sekalipun
sampai kedalaman 2000. Kondisi ini menyebabkan terganggunya sistem
metobalisme, iritasi sistem pencernaan hingga menimbulkan kematian pada
biota laut.

Lembaga Ocean Conservancy mengemukakan bahwa 28% ikan di


Indonesia mengandung plastik (Karnila, 2015). Selain itu, pencemaran
sampah plastik di laut turut menyumbang kematian pada terumbu karang.
Dampak sampah plastik pada ekosistem laut sangat banyak seperti,
menganggu perkembangan terumbu karang, jumlah ikan yang terus menurun
serta air laut yang semakin keruh.

Dampak sampah plastik pada pariwisata pantai sangat mempengaruhi


jumlah pengunjung dan banyaknya pengunjung yang mengeluh dengan
keberadaan sampah plastik di pantai. Dampak sampah plastik pada
pemukiman juga begitu banyak seperti sampah plastik yang tersebar di
samping-samping rumah warga(Djaguna et al., 2019).

Dampak yang akan timbul apabila sampah tidak ditangani


dengan baik ini akan tampak pada 3 aspek :

10
1) Aspek kesehatan

Sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit


seperti serangga, tikus, cacing, jamur dan lain-lain. Vektor-vektor tersebut
dapat menimbulkan penyakit seperti diare, kolera, typus, dan lain
sebagainya.

2) Aspek lingkungan

Untuk aspek lingkungan sampah dapat mengganggu estetika


lingkungan, penurunan kualitas udara, serta apabila sampah dibuang
ke badan air akan menyebabkan terjadinya pencemaran air.

3) Aspek sosial masyarakat


Dalam hal sosial masyarakat pengolahan sampah yang kurang
baik dapat mencerminkan status keadaan sosial masyarakat
serta keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan
menurunkan hasrat turis untuk datang berkunjung

D. Tinjauan Pengolaan Sampah Plastik


Perlu diketahui bahwa sampah plastik sangat sulit untuk hancur.
Dibutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun agar terurai. Oleh karena itu,
diperlukan solusi alternatif agar keberadaan sampah plastik dapat ditangani
dengan baik. Alternatif penanganannya antara lain dengan 6 R, sebagai
berikut:

1. Reuse (Memanfaatkan ulang)

Menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan dahulu untuk


tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan bahan awal. Contohnya: memakai
sampah plastik sebagai bahan baku kerajinan, ban bekas dikemas menjadi
tempat duduk, dan sebagainya.

2. Recycle (Mengolah kembali)

11
Memanfaatkan barang bekas dengan mengolah materinya untuk
digunakan lebih lanjut. Contoh: sampah organik diolah menjadi kompos.

3. Reduce (Mengurangi)

Merupakan semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi


produksi sampah. Contoh: pergi belanja membawa keranjang/tas belanja dari
rumah.

4. Replace (Mengganti)

Menggantikan dengan bahan yang bias dipakai ulang sebagai upaya


mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah. Contoh:
membungkus kue menggunakan daun pisang.

5. Refill (Mengisi kembali)

Mengisi kembali wadah-wadah produk kemasan yang habis dipakai.


Contoh: memanfaatkan botol parfum untuk diisi kembali dengan parfum isi
ulang.

6. Repair (Memperbaiki)

Melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi


sampah. Contoh: sandal yang talinya putus, diperbaiki kembali dengan tali
yang baru, tanpa perlu beli sandal baru selama masih layak.

Di samping alternatif solusi di atas, dilansir dari berbagai sumber, saat ini
juga sedang dikembangkan pemanfaatan sampah plastik sebagai sumber
energi.

12
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
memberikan gambaran lebih detail mengenai suatu gejala berdasarkan data
yang ada, menyajikan data, menganalisis, dan menginterpretasi. penelitian
deskriptif adalah penelitian yang menggunakan observasi, wawancara atau
angket mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang sedang kita
teliti. Melalui angket dan sebagainya kita mengumpulkan data untuk menguji
hipotensis atau menjawab suatu pertanyaan. Melalui penelitian deskriptif ini
peneliti akan memaparkan yang sebenarnya terjadi mengenai keadaan
sekarang ini yang sedang diteliti(Masturoh & Anggita, 2018).

Penelitian dilakukan dengan metode survey dimana metode survey


adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu
yang alamiah, tetapi penelitian dilakukan dalam pengumpulan data, misalnya
dengan mengedarkan kuesioner, wawancara dan sebagainya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian in berada di lingkungan kawasan pesisir pantai lumpue
Kecematan Ujung Kota Parepare dimana penelitian dilaksanakan pada bulan
Juni-Juli 2021.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi diartikan sebagai seluruh unsur atau elemen yang menjadi
objek penelitian. Elemen populasi ini biasanya merupakan satuan analisis
dalam penelitian. Populasi merupakan himpunan semua hal yang ingin
diketahui, sebagai contoh seluruh pegawai perusahaan, himpunan pekerja,
dan seluruh anggota organisasi. Populasi dalam penelitian dapat pula
diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang karakteristiknya akan
diteliti. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau dianalisis.

13
Populasi dalam penelitian ini adalah 299 warga RW 01 Kelurahan Lumpue
Kecamatan Bacukki Barat Kota Parepare
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan. Pada
penelitian ini dilakukan pengambilan sampel secara non-problability
sampling dengan teknik quota sampling . Teknik non probability sampling
adalah cara pengambilan sampel dengan semua objek atau elemen dalam
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel. Hasil penelitian tidak dijadikan untuk melakukan generalisasi.
Menurut Sugiyono (2014:124) mengatakan bahwa total sampling adalah
teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
Dalam penilitian ini sampel yang digunakan yaitu quota sampling
dimana yang menjadi sampelnya adalah 171 warga rw 01 Kelurahan
Lumpue Kecamatan Bacukiki.

D. Metode Pengumpulan Penelitian


Metode dalam penelitian ini adalah : Angket (Questionnaire) (Sugiyono,
2018:124) yang merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi kesepakatan pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Angket ini merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis data
Moleong (2001) menyatakan bahwa pencatatan sumber data melalui
wawancara atau pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya. Jenis data dapat dikelompokkan
menjadi:

14
a. Data primer Data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga
sebagai data asli atau data baru yang up to date. Untuk mendapatkan
data primer, peneliti dapat mengumpulkannya dengan menggunakan
teknik wawancara, observasi, diskusi kelompok terarah, dan
penyebaran kuesioner.
b. Data sekunder. Data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber
yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, lembaga,
laporan, dan lain-lain.
2. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, studi
literasi, wawancara dan observasi lapangan. Dalam penelitian ini studi
literasi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran umum lalu
meverifikasinya di lapangan. Lalu melakukan pengamatan atau survey
dimana metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah, tetapi penelitian dilakukan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan melakukan wawancara berdasar
kuesioner

F. Teknik Analisis Data


Data yang telah diperoleh kemudian dikumpulkan, diolah sesuai
dengan tujuan dan kerangka konsep penelitian. Kemudian dilakukan
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan dengan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan data yang diperoleh melalui


kuesioner.
2. Coding, yaitu member kode masing-masing jawaban untuk
mempermudah pengolahan data.
3. Tabulasi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian,
kemudian dimasukkan dalam table yang sudah disiapkan.
4. Data, yaitu proses pemindahan data kedalam media komputer.

15
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan :

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah suatu teknik analisis data terhadap satu

variabel secara mandiri, tiap variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan

variabel lainnya. Analisis univariat biasa juga disebut analisis deskriptif

atau statistik deskriptif yang berujuan menggambarkan kondisi

fenomena yang dikaji. Analisis univariat merupakan metode analisis

yang paling mendasar terhadap suatu data. Hampir dipastikan semua

laporan, baik laporan penelitian, praktek, laporan bulanan, dan

informasi yang menggambarkan suatu fenomena, menggunakan analisis

univariat. Model analisis univariat dapat berupa menampilkan angka

hasil pengukuran, ukuran tendensi sentral, ukuran

dispersi/deviasi/variability, penyajian data ataupun kemiringan data.

Angka hasil pengukuran dapat ditampilkan dalam bentuk angka,

atau sudah diolah menjadi prosentase, ratio, prevalensi. Ukuran

tendensi sentral meliputi perhitungan mean, median, kuartil, desil

persentil, modus. Ukuran disperse meliputi hitungan rentang, deviasi

rata-rata, variansi, standar deviasi, koefisien of variansi. Penyajian data

dapat dalam bentuk narasi, tabel, grafik, diagram, maupun gambar.

Kemiringan suatu data erat kaitannya dengan model kurva yang

dibentuk data.(Masturoh & Anggita, 2018)

16
DAFTAR PUSTAKA

Cordova, M. R. (2017). Pencemaran Plastik Di Laut. Oseana, 42(3), 21–30.


https://doi.org/10.14203/oseana.2017.vol.42no.3.82

Djaguna, A., Pelle, W. E., Schaduw, J. N., Manengkey, H. W., Rumampuk, N. D.,
& Ngangi, E. LA. (2019). Identifikasi Sampah Laut Di Pantai Tongkaina
Dan Talawaan Bajo. Jurnal Pesisir Dan Laut Tropis, 7(3), 174.
https://doi.org/10.35800/jplt.7.3.2019.24432

Gumilang, A. P. (2015). Menyelamatkan Laut dari Plastik. (2015).

Hajarinanda, A. (2020). ANALISIS KUALITAS PERAIRAN PANTAI LUMPUE,


SALO KARAJAE DAN TELUK PAREPARE. 2507(February), 1–9.

Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Model Reward System dalam


Praktik Ecobrick pada Siswa SDN Sindurejan dan SDN Tamansari Kota
Yogyakarta. Journal of Chemical Information and Modeling, 8(9), 1–58.

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:


Pusat Pendidikan Sumber daya Kesehatan.

Purwaningrum, P. (2016). Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik Di


Lingkungan. Indonesian Journal of Urban and Environmental Technology,
8(2), 141. https://doi.org/10.25105/urbanenvirotech.v8i2.1421

Wikan N, R. (2018). Dampak Pencemaran Air Laut Akibat Sampah Kelestaraian


Laut Di Indonesia. Jurnal Universitas Muhammadiyah, 1–13.

17

Anda mungkin juga menyukai