Anda di halaman 1dari 13

ASPEK KESEHATAN LINGKUNGAN

TRANSPORTASI
UDARA,LAUT,DAN DARAT
KEL : 13
1.RENALDI ARDIYA H
2.WINDA NURMALA SARI
• Kavana
Dari ketiga matra mana yg paling berdampak negatif bagi
lingkungan,sbg sanitarian udh ada perannya blm?
• Anis
• Bagaimana cara mengatasi tumpahan minyak yang ada di
lautan?
Pengertian
Kesehatan Lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
antara lingkungan dan manusia , ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan
sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih , sehat , nyaman dan aman serta
terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.

Menurut para ahli :


1)Slamet Riyadi :
Ilmu Kesehatan Lingkungan adalah bagian intergral dari ilmu kesehatan
masyarakat yang khusus mempelajari dan menangani hubungan manusia
dengan lingkungannya dalam keseimbangan ekologi dengan tujuan membina
dan meningkatkan derajat kesehatan maupun kehidupan sehat yang optimal.
2 ) H.J. Mukono :
Ilmu Kesehatan Lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara faktor kesehatan faktor lingkungan.

3 ) WHO(World Health Organization) :


Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

4 )HAKLI(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) :


Kesehatan Lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
TRANSPORTASI UDARA

Sebagaimana transportasi pada umumnya, transportasi udara mempunyai


fungsi ganda, yaitu sebagai unsur penunjang (servicing sector) dan unsur
pendorong (promoting sector) [Abubakar, 2000]. Peran transportasi udara
sebagai unsur penunjang dapat dilihat dari kemampuannya menyediakan
jasa transportasi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan sektor
lain, sekaligus juga berperan dalam menggerakan dinamika pembangunan.
sebagai unsur pendorong, transportasi udara juga sudah terbukti mampu
menjadi jasa transportasi yang efektif untuk membuka daerah terisolasi dan
juga melayani daerah-daerah dan pulau-pulau terpencil. Tersedianya
transportasi yang dapat menjangkau daerah pelosok termasuk yang ada di
perbatasan sudah pasti dapat memicu produktivitas penduduk setempat,
sehingga akhirnya akan meningkatkan penghasilan seluruh rakyat dan
tentunya juga pendapatan pemerintah.
Akibat transportasi Udara
• Kendaraan jalan raya, mesin kapal, lokomotif, dan pesawat adalah sumber polusi dalam
bentuk emisi gas dan partikulat yang mempengaruhi kualitas udara yang menyebabkan
kerusakan kesehatan manusia. Polutan udara beracun yang dikaitkan dengan kanker,
kardiovaskular, pernafasan dan penyakit saraf. Karbon monoksida (CO) ketika dihirup
mempengaruhi aliran darah, mengurangi ketersediaan oksigen dan bisa sangat berbahaya
bagi kesehatan masyarakat. Emisi nitrogen dioksida (NO2) dari sumber-sumber transportasi
mengurangi fungsi paru-paru, mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, pertahanan
pernapasan, dan meningkatkan risiko penyakit pernapasan. Emisi sulfur dioksida (SO2) dan
nitrogen oksida (NOx) di atmosfer berupa berbagai senyawa asam yang bila dicampur
dengan air di awan menciptakan hujan asam. Curah hujan asam memiliki efek merugikan
pada lingkungan binaan, mengurangi hasil panen pertanian, dan menyebabkan penurunan
hutan. Pengurangan visibilitas alam dengan asap memiliki sejumlah dampak buruk pada
kualitas hidup dan daya tarik lokasi wisata. Emisi partikulat dalam bentuk debu yang berasal
dari knalpot kendaraan serta dari sumber-sumber non-buang seperti kendaraan dan abrasi
jalan berdampak pada kualitas udara. Sifat fisik dan kimia dari partikel berhubungan dengan
resiko kesehatan seperti masalah pernapasan, iritasi kulit, mata radang, pembekuan darah,
dan berbagai jenis alergi.
Upaya Memaksimalkan Peran Transportasi Udara
Peran transportasi udara yang sangat besar ini tentu saja hanya dapat diperoleh
dengan dukungan berbagai pihak. Sudah saatnya transportasi udara menjadi
prioritas utama dalam upaya meningkatkan pelayanan prasarana transportasi dan
komunikasi di daerah-daerah perbatasan. banyak investor yang dalam hal ini
pengusaha transportasi udara yang berminat membuka jalur penerbangannya ke
daerah-daerah perbatasan apabila faktor kebutuhannya juga tersedia.

Faktor kebutuhan yang dimaksud disini sudah pasti adalah tersedianya lapangan
terbang yang memadai serta berjalannya kegiatan ekonomi atau lainnya seperti
pariwisata yang memungkinkan adanya kebutuhan transportasi dari dan ke daerah
tersebut. Dan yang tidak kalah penting adalah kemauan pemerintah sebagai
pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tepat
menyangkut transportasi udara.
TRANSPORTASI DARAT
Masalah kemacetan dan polusi (pencemaran) dari sistem transportasi darat
memang merupakan problema yang sulit dicari solusinya. Untuk itu,
perencanaan sistem transportasi haruslah menjadi prioritas dalam upaya
menanggulangi hal tersebut, terutama dalam menekan dampak negatif bagi
lingkungan. Memang, dampak sektor transportasi terhadap lingkungan perlu
dikendalikan dengan melihat semua aspek yang ada di dalam sistem
transportasi, mulai dari perencanaan sistem transportasi, model
transportasi, sarana, pola aliran lalu lintas, jenis mesin kendaraan dan
bahan bakar yang digunakan.

Dampak negatif dari masalah sistem transportasi ini adalah tingginya kadar
polutan akibat emisi (pelepasan) dari asap kendaraan bermotor. Hal ini bisa
menjadi ancaman serius bila dibiarkan begitu saja, bukan saja bagi
lingkungan yang kita diami, lebih jauh ini bisa mengakibatkan menurunnya
derajat kesehatan masyarakat dengan berjangkitnya penyakit saluran
pernapasan akibat polusi udara.
• Program langit biru (PLB) yang pernah dicanangkan oleh Pemkot Bandung dalam rangka
menekan tingkat pencemaran udara di Kota Bandung, pada praktiknya sulit untuk
diterapkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Terbukti dengan masih banyaknya
masyarakat yang menggunakan mobil pribadi atau kendaraan roda dua dibandingkan
dengan menaiki kendaraan umum. Transportasi massal merupakan pilihan yang lebih baik
dibandingkan dengan transportasi individual. Dengan mengurangi jumlah sarana
transportasi (kendaraan) sekecil mungkin dan dalam waktu tempuh yang sekecil mungkin
akan diperoleh efisiensi yang tertinggi, sehingga pemakaian total energi per penumpang
akan sekecil mungkin, dan intensitas emisi pencemar yang dikeluarkan akan berkurang.

• Aspek perencanaan perkotaan dan sistem transportasi akan menjadi faktor generik
dampak yang umumnya timbul, khususnya penggunaan energi, pencemaran udara-
termasuk dalam mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Selama aspek sistem
transportasi yang memadai dan sesuai terlaksana dalam konteks perencanaan kota –
melalui manajemen transportasi– efisiensi energi dan pencegahan dampak bagi
lingkungan dapat dilakukan
• Dampak bagi lingkungan:
Perencanaan sistem transportasi yang kurang matang, bisa menimbulkan
berbagai permasalahan, diantaranya kemacetan dan tingginya kadar
polutan udara akibat berbagai pencemaran dari asap kendaraan bermotor.
Dampak yang dirasakan akibat menurunnya kualitas udara perkotaan
adalah adanya pemanasan kota akibat perubahan iklim, penipisan lapisan
ozon secara regional, dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yang
ditandai terjadinya infeksi saluran pencernaan, timbulnya penyakit
pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam darah, dan menurunnya kualitas air
bila terjadi hujan (hujan asam).
Polutan (bahan pencemar) yang ada di udara–seperti gas buangan CO
(karbon monoksida)– lambat laun telah memengaruhi komposisi udara
normal di atmosfer. Hal ini dapat memengaruhi kondisi lingkungan dengan
adanya dampak perubahan iklim. Ketidakpastian masih banyak dijumpai
dalam “model prediktif” yang ada sekarang, antara lain mengenai respons
alam terhadap kenaikan temperatur bumi sendiri, serta disagregasi
perubahan iklim global ke tingkat regional, dan sebagainya.
TRANSPORTASI LAUT
Pelayaran dikenal sebagai salah satu urat nadi transportasi, telah terjadi peningkatan
pesat dalam pemanfaatannya antara lain untuk keperluan pergerakan penumpang dan
barang, ekspedisi (penjelajahan), eksplorasi sumber daya bahari, dan lain-lain. Seiring
dengan perkembangan jaman, sifat dan jenis kegiatan kemaritiman, teknologi pelayaran
dan kelautan serta peningkatan volume kegiatan kemaritiman, maka berbagai aspek
untuk menunjang kelancaran, keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kesehatan
pelayaran,

Masalah-masalah yang biasa timbul berkaitan dengan pelayaran atau sistem


angkutan di Indonesia antara lain wilayah perairan, kebijakan pemerintah,
keamanan dan keselamatan, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, kemajuan
teknologi, pemeliharaan kapal, navigasi dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan dan
kajian sementara terhadap permasalahan yang ada, penulis mencoba melakukan
identifikasi dengan memfokuskan pada masalah kebijakan pemerintah tentang
sertifikasi kesehatan tenaga kerja pelayaran(pelaut) dalam menunjang keselamatan
pelayaran.
Akibat Transportasi Laut
• Dari pelabuhan dan terminal bandara operasi dapat mencemari sungai, danau, rawa dan
lautan. Karena permintaan untuk jasa pengiriman meningkat, emisi transportasi laut
merupakan segmen yang paling penting dari kualitas air. Efek utama dari operasi
transportasi laut pada kualitas air terutama timbul dari pengerukan, limbah, ballast
water, dan tumpahan minyak. Pengerukan adalah proses pendalaman saluran pelabuhan
dengan menghapus sedimen dari tempat tidur dari badan air. Pengerukan adalah penting
untuk menciptakan dan memelihara kedalaman air yang cukup untuk operasi pengiriman
dan aksesibilitas pelabuhan.

• Kegiatan pengerukan memiliki dampak negatif dua kali lipat pada lingkungan laut. Mereka
memodifikasi hidrologi dengan menciptakan kekeruhan yang dapat mempengaruhi
keanekaragaman hayati laut. Sedimen yang terkontaminasi dan air yang diangkat oleh
pengerukan memerlukan tempat pembuangan dan teknik dekontaminasi. Limbah yang
dihasilkan oleh operasi kapal di laut atau di pelabuhan menyebabkan masalah lingkungan
yang serius, karena mereka dapat mengandung tingkat yang sangat tinggi dari bakteri yang
dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat serta ekosistem laut ketika dibuang di
perairan.
Selain itu, berbagai jenis yang mengandung logam sampah dan plastik yang tidak
mudah terurai. Mereka dapat bertahan pada permukaan laut untuk jangka waktu
yang lama dan dapat menjadi hambatan serius untuk navigasi maritim di perairan
darat dan di laut, serta mempengaruhi operasi berlabuh. Ballast water (air yang
mengalir disamping/badan kapal) yang diperlukan untuk mengendalikan stabilitas
kapal dan rancangan dan memodifikasi pusat gravitasi mereka dalam kaitannya
dengan kargo dibawa dan variansi dalam distribusi berat. Ballast water dibuang di
region yang mungkin berisi spesies air invasif yang bila dibuang di region lain
mungkin berkembang dalam lingkungan laut dan mengganggu ekosistem laut
alami. Ada sekitar 100 spesies local yang spesifik tercatat di Laut Baltik. Spesies
invasif telah mengakibatkan perubahan besar dalam ekosistem perairan dekat
pantai, khususnya di laguna pantai dan muara. Tumpahan minyak utama dari
kecelakaan kapal kargo minyak adalah salah satu masalah yang paling serius dari
polusi dari kegiatan transportasi maritim.

Anda mungkin juga menyukai