TRANSPORTASI
UDARA,LAUT,DAN DARAT
KEL : 13
1.RENALDI ARDIYA H
2.WINDA NURMALA SARI
• Kavana
Dari ketiga matra mana yg paling berdampak negatif bagi
lingkungan,sbg sanitarian udh ada perannya blm?
• Anis
• Bagaimana cara mengatasi tumpahan minyak yang ada di
lautan?
Pengertian
Kesehatan Lingkungan adalah suatu ilmu dan seni dalam mencapai keseimbangan
antara lingkungan dan manusia , ilmu dan juga seni dalam pengelolaan lingkungan
sehingga dapat tercapai kondisi yang bersih , sehat , nyaman dan aman serta
terhindar dari gangguan berbagai macam penyakit.
Faktor kebutuhan yang dimaksud disini sudah pasti adalah tersedianya lapangan
terbang yang memadai serta berjalannya kegiatan ekonomi atau lainnya seperti
pariwisata yang memungkinkan adanya kebutuhan transportasi dari dan ke daerah
tersebut. Dan yang tidak kalah penting adalah kemauan pemerintah sebagai
pengambil keputusan untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tepat
menyangkut transportasi udara.
TRANSPORTASI DARAT
Masalah kemacetan dan polusi (pencemaran) dari sistem transportasi darat
memang merupakan problema yang sulit dicari solusinya. Untuk itu,
perencanaan sistem transportasi haruslah menjadi prioritas dalam upaya
menanggulangi hal tersebut, terutama dalam menekan dampak negatif bagi
lingkungan. Memang, dampak sektor transportasi terhadap lingkungan perlu
dikendalikan dengan melihat semua aspek yang ada di dalam sistem
transportasi, mulai dari perencanaan sistem transportasi, model
transportasi, sarana, pola aliran lalu lintas, jenis mesin kendaraan dan
bahan bakar yang digunakan.
Dampak negatif dari masalah sistem transportasi ini adalah tingginya kadar
polutan akibat emisi (pelepasan) dari asap kendaraan bermotor. Hal ini bisa
menjadi ancaman serius bila dibiarkan begitu saja, bukan saja bagi
lingkungan yang kita diami, lebih jauh ini bisa mengakibatkan menurunnya
derajat kesehatan masyarakat dengan berjangkitnya penyakit saluran
pernapasan akibat polusi udara.
• Program langit biru (PLB) yang pernah dicanangkan oleh Pemkot Bandung dalam rangka
menekan tingkat pencemaran udara di Kota Bandung, pada praktiknya sulit untuk
diterapkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Terbukti dengan masih banyaknya
masyarakat yang menggunakan mobil pribadi atau kendaraan roda dua dibandingkan
dengan menaiki kendaraan umum. Transportasi massal merupakan pilihan yang lebih baik
dibandingkan dengan transportasi individual. Dengan mengurangi jumlah sarana
transportasi (kendaraan) sekecil mungkin dan dalam waktu tempuh yang sekecil mungkin
akan diperoleh efisiensi yang tertinggi, sehingga pemakaian total energi per penumpang
akan sekecil mungkin, dan intensitas emisi pencemar yang dikeluarkan akan berkurang.
• Aspek perencanaan perkotaan dan sistem transportasi akan menjadi faktor generik
dampak yang umumnya timbul, khususnya penggunaan energi, pencemaran udara-
termasuk dalam mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas. Selama aspek sistem
transportasi yang memadai dan sesuai terlaksana dalam konteks perencanaan kota –
melalui manajemen transportasi– efisiensi energi dan pencegahan dampak bagi
lingkungan dapat dilakukan
• Dampak bagi lingkungan:
Perencanaan sistem transportasi yang kurang matang, bisa menimbulkan
berbagai permasalahan, diantaranya kemacetan dan tingginya kadar
polutan udara akibat berbagai pencemaran dari asap kendaraan bermotor.
Dampak yang dirasakan akibat menurunnya kualitas udara perkotaan
adalah adanya pemanasan kota akibat perubahan iklim, penipisan lapisan
ozon secara regional, dan menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yang
ditandai terjadinya infeksi saluran pencernaan, timbulnya penyakit
pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam darah, dan menurunnya kualitas air
bila terjadi hujan (hujan asam).
Polutan (bahan pencemar) yang ada di udara–seperti gas buangan CO
(karbon monoksida)– lambat laun telah memengaruhi komposisi udara
normal di atmosfer. Hal ini dapat memengaruhi kondisi lingkungan dengan
adanya dampak perubahan iklim. Ketidakpastian masih banyak dijumpai
dalam “model prediktif” yang ada sekarang, antara lain mengenai respons
alam terhadap kenaikan temperatur bumi sendiri, serta disagregasi
perubahan iklim global ke tingkat regional, dan sebagainya.
TRANSPORTASI LAUT
Pelayaran dikenal sebagai salah satu urat nadi transportasi, telah terjadi peningkatan
pesat dalam pemanfaatannya antara lain untuk keperluan pergerakan penumpang dan
barang, ekspedisi (penjelajahan), eksplorasi sumber daya bahari, dan lain-lain. Seiring
dengan perkembangan jaman, sifat dan jenis kegiatan kemaritiman, teknologi pelayaran
dan kelautan serta peningkatan volume kegiatan kemaritiman, maka berbagai aspek
untuk menunjang kelancaran, keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kesehatan
pelayaran,
• Kegiatan pengerukan memiliki dampak negatif dua kali lipat pada lingkungan laut. Mereka
memodifikasi hidrologi dengan menciptakan kekeruhan yang dapat mempengaruhi
keanekaragaman hayati laut. Sedimen yang terkontaminasi dan air yang diangkat oleh
pengerukan memerlukan tempat pembuangan dan teknik dekontaminasi. Limbah yang
dihasilkan oleh operasi kapal di laut atau di pelabuhan menyebabkan masalah lingkungan
yang serius, karena mereka dapat mengandung tingkat yang sangat tinggi dari bakteri yang
dapat berbahaya bagi kesehatan masyarakat serta ekosistem laut ketika dibuang di
perairan.
Selain itu, berbagai jenis yang mengandung logam sampah dan plastik yang tidak
mudah terurai. Mereka dapat bertahan pada permukaan laut untuk jangka waktu
yang lama dan dapat menjadi hambatan serius untuk navigasi maritim di perairan
darat dan di laut, serta mempengaruhi operasi berlabuh. Ballast water (air yang
mengalir disamping/badan kapal) yang diperlukan untuk mengendalikan stabilitas
kapal dan rancangan dan memodifikasi pusat gravitasi mereka dalam kaitannya
dengan kargo dibawa dan variansi dalam distribusi berat. Ballast water dibuang di
region yang mungkin berisi spesies air invasif yang bila dibuang di region lain
mungkin berkembang dalam lingkungan laut dan mengganggu ekosistem laut
alami. Ada sekitar 100 spesies local yang spesifik tercatat di Laut Baltik. Spesies
invasif telah mengakibatkan perubahan besar dalam ekosistem perairan dekat
pantai, khususnya di laguna pantai dan muara. Tumpahan minyak utama dari
kecelakaan kapal kargo minyak adalah salah satu masalah yang paling serius dari
polusi dari kegiatan transportasi maritim.