PENYELENGGARAAN
KESEHATAN LINGKUNGAN
DEPKESRI
2009
Kata Pengantar
Puji dan syu kur kita panjatkan keh adirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya , m aka upaya peningkatan kesehatan jemaah haji dapat dilaksanakan
secara terus menerus sebagaimana yang diamanahkan dalam Undang-undang Nomor
13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
Kebijakan dan pelaksanaan dalam Penyelenggaraan Ibadah Haji merupakan
tugas nasional danh menjadi tanggung jawab Pemerintah (Bab IV, pasal 8 ayat 1),
dimana Pembinaan d an Pelayanan Kesehatan lbadah Haji , dilakukan oleh menteri yang
ruang lingkup tugas dan tanggungj awabnya dibidang kesehatan.
Perjalanan ibadah haji meupakan kegiatan pada kondisi matra yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan jemaah haji, termasuk pengaruh kondisi asrama haji
keberangkatannya ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Pengaruh asrama haji,
terdiri dari pengaruh fisik bangunan, cuaca dan pengaturan kegiatan, ketersediaan
makanan yang aman dan sehat serta pengaruh dari hadimya banyak jemaah haj i dari
berbagai tempat secara bersamaan.
Buku ini b erisi pedoman teknis Penyelengaraan Kesehatan Lin gkungan
Asrama Hajj di Indonesia yang mencakup program kegiatan, standar kesehatan
lingkungan serta ac uan penilaian kesehatan lingkungan. Kami sangat berharap,
pedoman teknis ini dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan peningkatan kualitas asrama haji embarkasi di Indonesia.
Kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam
penyelesaian pedoman ini, kami sampaikan terima kasih.
Sambutan
Departemen Agama
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya upaya peningkatan pelayanan terhadap jemaah haji secara terus
menerus dapat dilaksanakan sehingga amanah undang-undang Nomor 13 Tahun 2008
untuk melaksanakan pembinaan pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji
dapat terwujud.
Pedoman Inl diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan Penyelenggaran Kesehatan Lingkungan Asrama Haji di Indonesia
sehingga pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan dengan aman, tertib, lancar dan
nyaman sesuai dengan tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah
haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur dan dapat terlaksana dengan sebaik
baiknya.
Kepada semua anggota tim dan berbagai pihak yang telah berkonstribusi
daJam penyusunan pedornan ini, disarnpaikan terirna kasih atas dedikasinya. Semoga
pedornan ini dapat berrnanfaat dalarn melaksanakan tugas Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Asrarna Haji di Indonesia.
DIREKTUR JENDERAL
PENYELENGGARAAN HAJI DAN UMRAH
Slamet Riyanto
NIP. 195207231978011001
3
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian
1. Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
2. Standar Kesehatan Lingkungan adalah spesifikasi teknis atau scsuatu yang dibakukan ,
tennasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak
yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan,
lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya.
3. Asrama haji, tennasuk asrama haji transito dan asrama haji antara, adalah temp at
penampungan sementara jemaah haji sebelum keberangkatan dan sebelum kembali ke
daerah asal sepulangnya dari Arab Saudi
4. Kesehatan Lingkungan adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko kesehatan
lingkungan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan
kesehatan
5. Petugas adalah petugas kesehatan yang melakukan pemeriksaan, penilaian,
pemantauan dan pernbinaan kesehatan lingkungan asrama haji dari unsur Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, KKP, BIBTKL PPM dan Pusat.
6. Penilaian asrama haji adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari perneriksaan dan
analisa penyeienggaraan higicne dan sanitasi asrama haji sesuai stanoar
7. Pengelola asrama haji adalah Badan Pengelola Asrama Haji (BP AH)
8. Jasa boga adalah perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan pengelolaan
makanan yang disajikan di luar tempat usaha atau dasar pesanan
9. Penjamah makanan adalah orang yang secara langsung berhubungan dengan makanan
dan peralatan mulai dari tahap persiapan, pembersihan, pengolahan, pengangkutan,
sampai dengan penyajian
10. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) adalah fasilitas yang digunakan untuk
penanganan makanan jajanan balk menetap maupun berpindah-pindah
11. Vektor adalah seranggalbinatang pengganggu yang dapat rnenularkan penyakit baik
secara mekanik (Ialat, kecoak) atau biologik (nyamuk Anopheles, Aedes, dll).
12. Seranggalbinatang pengganggu adalah serangga / binatang yang dapat menimbulkan
gangguan kenyamanan / kesehatan manusia (nyarnuk, lalat, kecoak, tikus, dll).
13. Pengendalian vektor adalah Kegiatan atau upaya mencegah / menekan / menurunkan
atau mengurangi kepadatan populasi vektor baik secara non kimia (fisik, lingkungan,
biologi) atau kimia (dengan menggunakan pestisidalinsektisida) yang membuat
vektor sulit dalam perkembangan hidupnya sehingga mati .
14. Tempat perkembangbiakan vektor adalah hngkungan atau habitat dimana merupakan
tempat hidup dan berkembang biaknya vektor.
15. Infra Stuktur adalah Kesatuan ruang dengan kesatuan bend a yang mendukung dalam
sarana dan prasarana bangunan.
16. Surveilans Faktor Resiko Lingkungan adalah pemgamatan yang berbasis pada faktor
risiko penyakit akibat lingkungan.
17. Limbah adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan
18. Limbah Medis adalah sisa suatu usaha dan! atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan / atau beracun yang berasal dari kegiatan medis.
19. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan at au proses alam yang
berbentuk padat.
20. Air Iimbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan
pemukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran, pemiagaan,
apartemen dan asrama
II. TUJUAN DAN MANFAAT
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus :
a. Terwujudnya infra struktur asrama haji yang memenuhi persyaratan
kesehatan .
b. Terselenggaranya kesehatan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Tersedianya petugas penyelenggara kesehatan lingkungan asrama haji yang
profesional
d. Tenvujudnya perilaku jemaah haji, petugas serta pengelola untuk hid up bersih
dan sehat.
B. Manfaat
1. Petugas:
a. Meningkatkan pegetahuan dan keterampilan petugas dalam penyelenggaran
kesehatan lingkungan asrama haji
b. Meningkatkan tanggung jawab untuk mengatasi masalah kesehatan
lingkungan
5. Pemerintah daerah :
a. Meningkatkan akses efektif untuk perlindungan kesehatan pada jemaah haji.
b. Meningkatkan Pendapatan Aanggaran Daerah (PAD)
A. Kebijakan
1. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji dilakukan secara terpadu
antar lintas program dan sektor serta mitra.
2. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji diarahkan untuk peningkatan
kualitas kesehatan lingkungan agar memenuhi persyaratan kesehatan.
3. Penyelenggaraan asrama haj i sepenuhnya dibiayai dan dilaksanakan oleh
pemerintah pusat dan daerah.
B. Strategi
I. Meningkatkan kualitas dan kecukupan sarana dan prasarana ..
2. Meningkatkan kemampuan petugas dalam rangka penyelenggaraan kesehatan
lingkungan .
3. Meningkatkan surveilans faktor risiko lingkungan dan penyakit dalam rangka
Sistim Kewaspadaan dini.
4. Meningkatkan keIjasama lintas program, sektor, pusat dan daerah serta mitra
dalam kegiatan kesehatan hngkungan.
A. Pengorganisasian
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan asrama haji melibatkan lintas program dan
sektor serta mitra yang saling mendukung sesuai dengan peran dan fungsinya , yang
terdiri dari :
1. Pusat ( Depkes, Depag, UPT IKKPIBIBTKL PPM)
2. Provinsi (Pemda, Dinkes, Kanwil Depag, Penyedia Air Minum, PU )
3. Kabupaten I Kota (Pemda : Dinkes, Penyedia Air Minum, PU)
4. Pengelola Asrama
5. Pengelola Jasa Boga
B. Langkah-Iangkah Penyelenggaraan
C. Mekanisme Pelaporan
Hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan dilaporkan oleh KKP sebagai koordinator
pelaksana penilai selambat-lambatnya satu minggu setelah dilaksanakan penilaian
ke Direktur 1enderal PP & PL, Depkes R1 dan ditembuskan ke BPAH , Dinas
Kesehatan Provinsi, KabupateniKota serta Direktur lenderal Penyelenggara Haji
dan Umrah, Departemen Agama RI
V. Penutup
A. Bangunan
1. Lokasi asrama haji harus sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, di
antaranya bebas dari pencemaran fisik, biologi, dan kimia.
2. Lingkungan dan bangunan asrama harus bersih sehingga tidak berpotensi sebagai
temp at bersarang dan berkembang biaknya kuman, jamur patogen , serangga
penular penyakit, tennasuk jentik nyamuk, dan binatang pengerat
3. Pembagian ruang asrama harus ditata dan dipergunakan sesuai fungsinya
4. Konstruksi
a. Bangunan asrama harus kuat, utuh, dan tidak menimbulkan kecelakaan
b. Dinding
Terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersi h.k2!1 , dip-ding )'2ng kontak dengan
air harus kedap air.
c. Lantai
Terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan, lantai yan g
kontak dengan air memiliki kemiringan 3% ke arah saluran pembuangan air
limbah (SPAL).
d . Ventilasi
Luas ventilasi 15% dari luas lantai, ketinggian m inimal 2,10 meter dari lantai .
Bila pergantian udara k urang lancar dilengkapi dengan penghawaan mekanis.
e. Atap
Kuat, tidak bocor, tidak menjadi perindukan vektor, tidak teIjadi genangan
f. Langit-langit
Kuat, berwama terang, mudah dibersihkan, tinggi minimal 2,7 meter dari
lantai.
g. Pintu dan jendela
Kuat, dapat mencegah masuknya serangga, tikus , binatang pengganggu
lainnya.
3) Ventilasi diberi kawat kasa
pintu antar mang minimal 80 em dan membuka ke dua arah (two ways)
10) Pintu dibuat menutup sendiri (self closing) untuk memperlane ar lintasan
barang
11) Semua pintu penghubung dapur dibuat tembus udara dilengkapi kasa
penahan serangga dan tikus ( insect and rodent proof)
12) Jarak daun pintu ke lantai < 5 mm
13) Pintu yang berhubungan dengan kamar mandi (We) harus melalui ruang
antara (outdoor breakable)
C. Kamar tidur
1) Dinding pintu dan jendela kamar tidur yang tembus pandang harus
dilengkapi tirai
2) Perbandingan jumlah tempat tidur (TT) single (untuk satu orang) degan
iuas lantai kamar tidur sebagai berikut:
lumlah Tempat Tidur Luas. lantai Min (M L)
1 4,5
2 8
-
j -
1L
4 16
5 20
g. Mesjid
I) Konstmksi
Sesuai dengan Persyaratan Umum Bangunan
2) Fasititas
a) Harus tersedia temp at wudhu, kamar mandi /WC dan temp at sampah
Tempat wudhu menggunakan sumber air yang bersih (air PDAM,
air mata air, air sumurgali ,lsumur bor). Bila digunakan tandon air
minimal 1000 liter.
Tempat wudhu menggunakan kran, dan tinggi kran dari
permukaan lantai minimal 70 em, air bekas wudhu tidak terpeeik
tidak kembali ke tubuh orang berwudhu.
Kemiringan lantai tempat wudhu minimal 3 %, agar air bekas
wudhu tidak tergenang, sehingga tida ada najis yang tertiggal
dilantai
kamar mandi/kakus hams terpisah dari tempat wudhu, sehingga
orang masih dapat menggunakan alas kaki. Tersedia air bcrsih
dalam baklember dan sabun untuk meneuei tangan .
lantai kamar mandilkakus tebuat dari bahan yang kuat, kedap air
tidak liein, mudah dibersihkan, kemiringan lantai minim al 3 %
sehingga air dapat mengalir dengan lancar ke sa luran
pembuangan.
Kakus menggunakan kakus model leher angsa
b) Lingkungan
Lingkungan sekitar mesjid bersih, diberi pagar, tidak becek dan tidak
ada genangan air serta tidak berdebu
5. 37 - 48 5
SelanJutnya setlap penambahan sampaJ dengan 1-10 tempat tJdur harus
ditambah 1 Kamar Mandil We.
Sedangkan we pengunjung l umum, sampai dengan 40 pengunjung
perempuan minimal 3 we dan untuk laki-Iaki harus disediakan minimall
we dan 2 Urinoir ( dan setiap penambahan pengunjung 40 perempuan
dan 60 laki-Iaki harus ditambah 1 we untuk perempuan , I we untuk laki
laki, dan 1 urinoir),
Untuk kamar mandil we Karyawan, perbandingan jumlah karyawan
dengan kamar mandi, jumlah we sebagai berikut:
a) Karyawan perempuan
Jumlah karyawan Jumlah kamar mandi/WC
sid 20 1
21-40 2
41-70 3
,
A. Kuantitas
Untuk kebutuhan air bersih diperlukan minimal 50 liter/orang/hari antara lain untuk
air minum, memasak makanan, keperluan sanitasi, higiene peroranganlmandi dan
wudhu .
B. Kualitas (fisik, kimiawi dan bakteriologis)
l. Standar kualitas air minum sesuai dengan tabel dibawah ini :
Kadar maksimum
No Jenis Parameter Satuan yang
Diperbolehkan
I Parameter yang berhubungan
langsung den....[an kesehatan
:3 . Pa.r~rne te r Mikrobiologi
I) E .Coli J umlah per I 00
ml sampel 0
2) Total Bakteri Koliform Jumlah per 100
ml sampel
I
b .Kimia an-organik
I) Arsen Mg/liter
0,01
2) Fluorida Mg/liter 1,5
3) Kromium (Valensi 6) Mg/liter 0,05
4) Kadmium Mg/liter 0,003
5) Nittit, (Sebagai N0 2 -) Mg/liter 3
6) Nitrat, (Sebagai NO )-) Mg/liter 50
7) Sianida Mg/liter 0,07
8) Selenium Mg/liter 0,01
PERSYARATAN HYGIENE SANIT ASI, LOKASI, BANGUNAN. PENGOLAHAN DAN PENYIMP ANAN
e. Langit-Iangit :
I). Bidang langit-Iangit harus menutup atap bangunan.
2) . Perrnukaan langit-Iangit temp at makanan dibuat, disimpan, diwadah i dan
tempat pencucian alat makanan maupun tempat cuci tangan dibuat dari
bahan yang perrnukaannya rata mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan
berwama terang.
3). Tinggi langit-langit tidak kurang 2,4 meter di atas lantai .
f. Pintu dan jendela :
1). Pintu-pintu pada bangunan yang dipergunakan untuk memasak harus
membuka ke arah luar.
2). Jendela, pintu dan lubang ventilasi di mana makanan diolah dilengkapi
kassa yang dapat dibuka dan dipasang.
3). Sernua pintu dari ruang lempm pengolahan makanan dibuat menutup
sendiri atau dilengkapi peralatan anti lalat, seperti kassa, tirai , pintu
rangkap dan lain-lain.
g. Pencahayaan :
1). Intensitas pencahayaan harus cukup untuk dapat melakukan pemeriksaan
dan pembersihan serta melakukan pekerjaan-pekerjaan secara efektif.
2). Di setiap ruangan tempat pengolahan makanan dan tempat menc uc i tangan
intensitas pencahayaan sedikitnya 10 fc (100 lux) pada titik 90 em dari
lantai.
3). Semua pencahayaan tidak boleh menimbulkan silau dan distribusinya
sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan.
4) . Cahaya terang dapat diketahui dengan alat ukur lux meter (foot candle
meter)
Cahaya silau bila mata terasa sakit bila dipakai melihat obyek yang
mendapat penyinaran. Perbaikan dilakukan dengan cara menempatkan
beberapa lampu dalam satu ruangan.
Mengukur 10 fc dengan lux meter pada posisi 1 x yaitu pad a angka
100, atau pada posisi lOx pada angka 10.
Catatan : 1 skala lux = 10., berarti 1 foot candle = 10 lux.
Untuk perkiraan kasar dapat digunakan angka hitungan sebagai
berikut :
1 watt menghasilkan I candle cahaya sebagai sumber atau 1 watt
menghasilkan 1 foot candel padajarak 1 kaki (30 ern) atau I watt
menghasilkan '/J foot candle pada jarak 1 meter atau 1 watt
menghasilkan '/3 x 1'2 = 116 foot candle pad a jarak 2 meter atau 1 watt
menghasilkan '/J x '/J = 119 foot candle padajarak 3 meter.
Maka lampu 40 watt menghasilkan 40/6 = 6,8 foot candle pada jarak 2
meter atau 40/9 = 4,5 foot candle padajarak 3 meter.
h. Ventilasil penghawaan :
1). Bangunan at au ruangan tempat pengolahan makanan harus dilengkapi
dengan ventilasi yang dapat menjaga keadaan nyaman.
2). Sejauh mungkin ventilasi harus cukup ( 20% dari luas lantai) untuk :
a). Mencegah udara dalam ruangan terlalu panas
b)' Mencegah terj adinya kondensasi uap air atau lemak pada lantai,
dinding atau langit-langit.
c). Membuang bau, asap dan pencemaran lain dari ruangan
I. Ruangan pengolahan makanan :
1). Luas untuk tempat pengolahan makanan harus cukup untuk bekerja pada
pekeIjaannY:l oengml murl~h nan pfisipn ~ear mf'ngl-}indari k,=,mungkinan
kontaminasi makanan dan memudahkan pembersihan.
2). Luas lantai dapur yang bebas dari peralatan sedikitnya 2 (dua) meter
persegi untuk setiap orang bekerja.
Contoh :Luas ruangan 4 x 5 m 2 = 20 m 2 .
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
Jadi 20/6 = 3,3 m2 /0rang berarti memenuhi syarat.
Luas ruangan 3 x 4 m 2 = 12 m 2 .
Jumlah pekerja di dapur 6 orang
J adi 12/6 = 2 m 2 /orang. Keadaan ini belum memenuhi syarat,
karena kalau dihitung dengan peralatan kerja di dapur belum
mencukupi.
3). Ruang pengolahan makanan tidak boleh berhubungan langsung dengan
jamban, peturasan dan kamar mandi.
4). Untuk kegiatan pengolahan dilengkapi sedikitnya meja kerja, lemaril
temp at penyimpanan bahan dan makanan jadi yang terlindung dari
gangguan tikus dan hew an lainnya.
31 - 60 orang 2 buah
n. Kamar mandi :
1). J asaboga harus dilengkapi kamar mandi dengan air kran mengalir dan
sa luran pembuangan air limbah yang memenuhi pedoman plumbing
Indonesia.
2). Jumlah harus mencukupi kebutuhan paling sedikit 1 (satu) buah untuk 1
10 orang dengan penambahan 1 (satu) buah setiap 20 orang.
o. Tempat sampah :
Tempat-tempat sampah seperti kantong plastiklkertas, bak sampah tertutup
harus tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin
dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan
tercemarnya makanan oleh sampah.
Penanggung jawab jasaboga harus memeli hara semua bangunan dan
fasilitas/alat-alat dengan baik untuk menghindari kemungkinan terj adinya
pencemaran terhadap makanan, akumulasi debu atau jasad renik, meni n gkatnya
suhu, akumulasi sampah , berbiaknya serangga, tikus dan genangan-genangan
aIr.
(1). Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, pem1ukaan halus dan
mudah dibersihkan
(2) . Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan larutan
kaporit 50 ppm atau air panas 80C selama 2 menit
f). Tempat cuei tangan :
Tersedia tempat cuci tangan yang pennukaannya halus dan mudah
dibersihkan
Setiap ruangan pengolahan makanan dilengkapi I (satu) buah tempat
cuci tangan yang diletakkan dekat pintu.
g). Penyimpanan makanan :
Untuk penyjmpanan makanan yang cepat busuk harus tersedia
sedikitnya 1 (satu) buah lem ari es (kulkas) yang khusus dipergunakan
untuk keperluan tersebut.
c). Ruang pengolahan makanan :
(l). Tempat mema5ak makanan hams terpisah secara j elas of'.ngan
tempat penyjapan makanan matang.
(2). Tersedia ru angan tempat pengolahan makanan yang terpisah dari
ruangan tempat penyjmpanan bahan makanan mentah
(3) . Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai suhu
10C sampai -SoC dengan kapasitas yang cukup memadai sesuai
dengan jenis makanan yang digun akan.
d). Alat angkut dan wadah makanan :
(1). Tersedia kendaraan pengangkut makanan yang khusus dengan
konstruksi tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut
makanan jadi.
(2). Alatltempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat dari
bahan kedap air, pennukaan halus dan mudah dibersihkan.
(3) . Pada setiap kotak yang dipergunakan sekali pakai untuk mewadahi
makanan harus mencantumkan nama perusahaan dan nomor lzin
Usaha serta Laik Hygiene Sanitasi.
(4). Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus
mencantumkan nama perusahaan dan nom or izin usaha serta Laik
hygiene sanitasi di temp at penyajian yang mudah diketahui umum
e) . Fasilitas ganti pakaian :
(1). Bangunan harus dilengkapi dengan temp at penyimpanan dan ganti
pakaian yang cukup
(2). Fasilitas ganti pakaian tersebut ditempatkan sedemikian rupa
sehingga mencegah kontaminasi terhadap makanan
2. Jasaboga Pesawat Udara
a. Kriteria :
Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan urnurn internasional dan
pesawat udara dengan pengolahan yang rnenggunakan dapur khusus dan
rnernperkerjakan tenaga kerja.
b. Persyaratan:
b). Ventilasi/penghawaan:
(I). Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat
pembuang asap, cerobong asap, saringan lemak yang dapat dibuka
dan dipasang UI1tuk dibersihkan secara berkala
(2). Ventilasi rnangan dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan
yang dapat menjaga kenyarnanan rnangan
c). Fasilitas pencucian alat dan bahan :
(1). Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut dalam
makanan seperti stainless steel.
(2). Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci tangan harns
mernpunyai kekuatan tekanan sedikitnya 15 psi (1,2 kglcrn 2)
d). Ruang pengolahan rnakanan :
(1). Tersedia lernari penyirnpanan dingin untuk rnakanan secara
terpisah sesuai dengan jenis rnakananlbahan rnakanan yang
digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah
dengan suhu yang dapat rnencapai kebutuhan yang disyaratkan.
(2). Tersedia gudang tempat penyirnpanan makanan untuk bahan
makanan kering makanan terolah dan bahan yang tidak mudah
membusuk
(3). Rak-rak penyimpanan makanan harns mudah dipindah-pindah
dengan menggunakan roda-roda penggerak sehingga ruangan
mudah dibersihkan.
3. Makanan j adi
a. Makanan tidak rusak, busuk atau basi yang ditandai dan rasa, bau, berlendir,
berubah wama, berjamur, berubah aroma atau adanya pengotoran lain
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang berlalcu
c. Angka kuman E. Coli pada makanan harus O/gr contoh makanan
d. Angka kuman E. Coli r~n<l millllm an h(lT1 !S n/gr r.ontoh rninuman
e. lumlah kandungan logam berat residu pestisida, tidak boleh melebihi ambang
batas yang diperkenankan menurut ketentuan yang berlaku.
1). eelemeklapron
2) . Tutup rarnbut
Pengawasan dan pembinaan pengelola makanan di luar asrama haji dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku .
A. Limbah Domestik
I. Jamban / Peturasan
a. Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air minum,
dan pennukaan tanah yang ada di sekitar jamban.
b. Menghindarkan berkembangbiaknyaltersebarnya cacing tambang pad a
perm ukaan tanah.
c. Tidak memungkinkan berkembang biaknya lalat dan serangga lain;
d. Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau dan pemandangan yang
tidakmenyedapkan.
e. Mengusahakan kontruksi yang kuat.
f. Jarak antara jamban dan sumber air minimall 0 meter.
g. Jamban yang dipergunakan sebaiknya jamban leher angsa
h. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja
dan air buangan masuk dan mengalam ~ dekomposisi.
1. Dilengkapi dengan air yang mengalir
2. Air limbah
a. Sa luran pembuangan air limbah tertutup dengan kisi ya ng terbuat
logam sehingga mudah dibersihkan.
b. Air limbah yang berasal dari setiap ruangan disalurkan ke instalasi
pengolahan limbah ( IP AL ) sebelum di buang kesaluran pembuangan
umum.
c. Tidak mencemari sumber air bersih
d. Tidak menyebar/meresap ke seluruh arah pennukaan tanah
e. Kualitas air limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Kepetusan menteri Iingkungan Hidup ) 12 Tahun 2003
Tentang B a k u M utu A Ir l'1mbah domestl'k
No Parameter S atu an Kadar maksim um
l. pH mg/I 6-9
2. BOD mg/I 100
3. TSS mg/I 100
4. Minyak dan Mg/I 10
lemak
B. Limbah medis
1. Benda tajam harus dikumpulkan 'b ersamaan, baik yang terkontaminasi ataupun
tidak, dimasukan dalam kontainer.
2. Kontainer yang digunakan harus anti robek, biasanya terbuat dari logam atau
plastik berdensitas tinggi dan pas dengan tutupnya. Kontainer itu harus kokoh dan
impenniable agar dapat menahan benda tajam dan cairan residu yang keluar dari
spuit tetap dalam kontainer.
3. Untuk menurunkan risiko kerusakan, kontiner harus taban banting (sulit
dibukaldipecahkan) dan jarum serta spuit harus dibuat tidak berguna lagi . lika
kontainer plastik atau logam tidak tersedia atau terlalu mabal, sebaiknya
menggunakan kontainer yang dibuat dari kardus padat (WHO, 1997), kemasan
tersebut untuk memudahkan pengangkutan dan harus dilapisi dengan plastik.
4. Kassalpembalut, kapas, bekas pecahan vial, flacon, botol infus dimasukan dalam
temp at tersendiri.
5. Limbah medis yang berasal dari poliklinik dibawa ke tampat pengolahan limbah
yang ditunjuk, tidak boleh dibuang ke tempat penampungan sementara(TPS).
C. Sampah
I. Tempat sampah untuk m enampung sampah sementara dibuat dari bahan yang
kuat, kedap air, memiliki permukaan yang halus di bagian dalam dan tidak mudah
berkarat.
2. Sebaiknya dipisahkan tempat sampah untuk sampah basah (garbage) dengan
sampah kering (waste), sampah bahan berbahaya harus dipisahkan mi s : battery
bekas
3. Didalam ruangan perlu disediakan tempat sampah dalam bentuk konteiner yang
kedap air dan tertutup
4. Diluar ruangan terdapat konteiner yang dapat menampung seluruh sarnpah Dari
tempat sampah diruangan
5. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan
makanan dan makanan jadi yang cepat mernbusuk.
6. Sampah harus sudah dibu ang dalam waktu 1 x 24 jam dari TPS.
7. Kantong sampah yang telah penuh di tempatkan di temp at yang mudah d ijangkau
oleh kendaraan pengangkut sampah.
8. Rasio temp at sampah di kamar 1 : 10 jemaah haji , Rasio temp at sampah di dapur
1 : 20
V. Pengendalian Vektor
A. Jenis vektor yang mungkin ditemukan di asrama haji antara lain: nyamuk. lalat,
kecoak, tikus.
B. Jenis Penyakit bersumber seranggalbinatang pengganggu antara lain:
l. Malaria, Demam berdarah dengue, Japanese encephalitis dan Ch ikungunya
ditularkan nyamuk
2. Diare, disentri dan typhus ditularkan lalat dan kecoak.
3. Pes dan leptospirosis, ditularkan oleh tikus.
C. Persyaratan pengendalian vektor :
1. Diupayakan tidak ada hama atau vektor
2. Tindakan pengendaIian diJakukan bila :
a. Ada keluhan Igangguan kenyamananlkesehatan dari jemaah di asram a.
b. Pertimbangan atau kesehatan adanya hama atau vektor di asrama haji.
3. Indikator kepadatan vektor :
a. Lldt;x nyamuk Aedes atgypli . COlltailltl Index <.s %
b. Index kepadatan lalat : Maksimal 8 ekor !fly grill (100 x 100 cm) dalam
pengukuran 30 menit.
c. Index kepadatan kecoak : Maksimal 2 ekor Iplate (20 x 20 cm) dalam
pengukuran 24 jam.
d . Tikus: Srtiap ruangan di asrama haji harus bebas tikus.
4. Cara pelaksanaan pengendalian vektor di asrama haji :
Pengendalian vektor di asrama haji dapat dilakukan secara non kimia
(fisikimekanis/lingkungan) dan kimia
a. Non kimia .
l)Nyamuk
(ventilasi)
k) Pembuatan pintu dua lapis
I) Mengalirkan angin yang kencang pada dinding atas sampai bawah
pintu sehingga lalat ! serangga terjatuh bila masuk kedalam
ruangan.
m) Penggunaan insektisida yang diizinkan untuk pengendalian lalat
n) Bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah > 2 ekor / block grill
perlu dilakukan pengendalian dengan insektisida
3) Kecoak
a) Kebersihan dapur dan tempat sampah
b. Kimia
1) Melakukan penyemprotan, pengasapan, perangkap umpan,
membubuhkan larvasida.
2) Menggunakan bahan kimia pestisida /insektisida yang diizinkan untuk
nyamuk, lalat, kecoak, tikus dan serangga atau pengganggu lainnya).
b. Frekwensi pemantauan :
Pengamatan vektor: nyamuk, lalat, kecoak dan tikus dilakukan
1 minggu sebelum operasional haji dan setiap minggu pada saat
operasional haji.
2) Kepadatan kecoak.
a) Alat: Plate ukuran 20 x 20 cm dengan ketebalan 1 cm dan
pennukaan rata.
b) Cara kerja :
Pengukuran kepadatan lalat berdasarkan bionomik/perilaku
lalat.
Menyiapkan alat
Tentukan lokasi pengamatan (dapur, kamar mandi, gudang,
Jisb yang diliuga lernpal porensial kecoak.
Pengamatan secara visual dengan melihat adanya kotoran atau
kapsul telur (ooteka) kecoak.
Letakkan plate yang seluruh pennukaan diberi attractant.
Biarkan selarna 24 jam
Hitung banyaknya kecoak yang menempel di pennukaan plate.
counter dlsb
. b) Cara keIja :
Menyiapkan alat
Tentukan lokasi pengarnatan
Hitung banyaknya temp at penampungan air bersih yang ada di
dalam dan diliar as ram a haji .
Arnati dan catat jumlah countainer yang terdapat jentik Aedes .
4) Kepadatan tikus.
a) Alat : Senter, alat-alat tulis, tas lapangan, fonnulir pengarnatan
tikus.
b) Cara kerja
Menyiapkan alat
Tentukan lokasi pengamatan (di dalam dan diluar) ban gunan
asrama haj i
Pengamatan secara visual dengan melihat tanda-tanda
keberadaan tikus (Iubang tanah, bangkai tikus, kotoran tikus,
bekas keratan.
Amati dan catat dalam fonnu lir pengamatan
Indikator : Karena Asrama haji harus bebas tikus, maka setiap
titik pengamatan tidak terdapat tanda-tanda kepadatan tikus.
Apabila salah satu titik pengamatan terdapat tanda-tanda
keberadaan tikus dilakukan upaya pengendalian.
KUESIONER
PEDOMANPENNYELENGGARAAN
DI INDONESIA
DEPKES RI
2009
Variabel Penilaian
l. 4.
2. 5.
3. 6.
1
2
4
5 6
1
Lantai a. Kuatlutuh
b. Bersih
c. Pertemuan lantai dan dinding
berbentuk konus/!er!gkung
d. Kedap Air
e. Rata
f. Tidak Licin
g. Mudah dibersihkan
2 Dinding a. Rata
b. Bersih
c. Berwama Terang
d. Mudah dibersihkan
NO Variabel KornDonen
YA TIDAK
I ~
vllnadinilai
1 2 3 4 5
1 PDAM
2 Sumur galilPompa
3 Air kemasan
I
1
Tidak berwama 15 TCll)
2
T idak berasa dan bau
3 Persyaratan fisik
3
Tidak keruh 5 NTU)
4
0
Temperatur (suhu udara i 3 C)
I I I I
:..:: f :..::
Ul 0 ..,
Ul 0
@ x c:I
0
U RA I A N c:I
X c:I
0
U RAIAN
0 c:I 0 c:I
I
MAKANAN KARYAWAN
PENGHAWAAN
PERPIPAAN
II. CARA PENILAIAN Penilaian adalah merupakan jumlah penyimpangan yang terjadi
It
yaitu dengan cara menjumlahkan nilai bobot yang bertanda X
1. Semua penyimpangan pada obyek yang berbobot 4 dan 5 harus segera diperbaiki
tanpa melihat nilai pemeriksaan (score). Obyek ini segera dapat diperbaiki selama
lamanya dalam waktu 10 (sepuluh) hari.
2. Jika nilai pemeriksaan (score) mencapai 85% lebih (penyimpangan antara 15 atau
kurang), maka semua penyimpangan yang berbobot 1 dan 2 harus dapat diperbaiki
segera sampai waktu pemeriksaan.
3. Jika nilai pemeriksaan (score) mencapai 70-85% (penyimpangan antara 16 - 30) maka
obyek yang berbobot 1 dan 2 harus dapat diperbaiki segera tidak lebih dari 30 hari.
4. Jika nilai pemeriksaan (score) di bawah 70% (penyimpangan di atas 30) maka kepada
pengusaha diminta untuk menghentikan kegiatannya, dan segera memperbaiki diri
dalam waktu 24 jam. Bila tidak dapat memenuhi peringatan tersebut dapat berakibat
pencabutan semen tara izin usaha dari Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota.
1. Sumber makanan merupakan tempat yang telah diawasi atau terdaftar. Keutuhannya
baik, layak, tidak rusak, busuk atau jelas merupakan makanan manusia.
2. Wadah orisinil, kemasan asli, mempunyai label dan telah terdaftar.
3. Suhu penyimpanan sesuai dengan persyaratan untuk setiap tahap dan jenis makanan
daging _5C, ikan OC, sayuran 1QC buah dan minumam 10C - 15C.
4. Tersedia AC yang berfungsi, kipas angin, jendela yang- terbuka atau exhauster.
5. Tersedia termometer yang dapat memantau suhu ruangan penyimpanan atau alat
penyimpanan.
6. Suhu pencairan makanan secara perlahan pada suhu 10C sampai kekenyalan
makanan jadi menjadi normal kembali (thawing)
7. Makanan terhindar / ditutup dari cemaran debu, kotoran serangga atau hewan lain .
Makanan yang sudah sisa tidak disimpan untuk disajikan ulang, tetapi dipisah dan tidak
untuk disajikan .
58
8. Makanan diperlakukan secara hati-hati dalam mengolah , membawa, menyimpan dan
mengangkut makanan, seperti memindah makanan, membagi. mewadahi dalam dos ,
hidangan dan lain-lain .
9. Menangani makanan malang dan es dengan alai pengaman seperti sarung langan
khusus I plastik yang bersih atau alai lainnya . Makanan mentah yang masih akan
dimasak I dipanaskan secara lerbalas dapal dipegang dengan tangan .
10. Sekop es cream, sendok, pisau pemolong disimpan dengan baik dan lerlindung
kebersihannya .
11 . Karyawan lidak berpenyakit seperti kulil, infeksi nafas, bisul, koreng, baluk-baluk alau
kalau luka lerbuka harus segera ditutup dengan plester lahan air .
12. Tangan dicuci bersih, peril aku yang sehat seperli tidak memegang rambul , hidung,
kuping , gigi I mulut atau bagian tubuh lainnya. Kuku pende,k, bersih, lerhindar dari
bersin dan sebagainya.
13. Pakaian sebaiknya seragam, bersih, rambul dipotong pendek atau tertutup topi .
14. Kebersihan peralatan, konstruksi , pemeliharaan dan perletakannya bebas dari noda,
karat, sisa makanan, kerusakan I penyok dan aman digunakan, serta lidak
menyebabkan bahaya atau kecelakaan selama pemakaian .
15. Kebersihan, konstruksi. pemeliharaan dan ~erletak;:!nny;:! Terbeb<l" ri;:!ri !<erusakan I
penyok dan aman digunakan lidak menimbulkan bahaya / kecelakaan .
16. Dibual dengan konstruksi yang baik, kuat, aman dan bersih serta dipelihara dan
digunakan secara baik.
alat pengukur suhu sampai 100 e
D
17. Untuk desinfeksi dengan air panas
Unluk desinfeksi dengan chlor alat pengukur sisa chlor sId 0,02 ppm
18. Penyediaan, penyimpangan yang terlindung dari cemaran I debu dan berada dalam
keadaan terkemas serta cara pembagiannya langsung untuk pemakai.
19. Tidak pernah menggunakan alat yang sekali pakai untuk dipergunakan ulang walau,pun
telah dicuci kembali.
20. Tersedia bak pencuci awal tersendiri, dilaksanakan proses pemisahan sampah
sebelum pencucian, dilakukan perendaman I pengguyuran serta penggosokan
detergent I bahan pembersih lain.
21. Keadaan air bersih secara fisik , dialirkan melalui saluran dan suhu normal.
22 . Tersedia bak I lempat desinfeksi tersendiri dan dijaga kebersihannya. Desinfeksi air
panas dengan suhu minimal 80 - 100C, atau chlor aktif dengan kadar 50 - 100 ppm .
23. Tempal penirisan, lap pengering dijaga kebersihannya, bahan lap lidak menimbulkan
noda I sisa benang, tempal penirisan bebas kumulasi debu I endapan.
24 . Konstruksi, keutuhan bentuk dan kebersihannya yang bebas dCiri sisa-sisa makanan I
lemak dan bahan pencuci.
25. Kebersihannya secara umum dan bebas dari sisa-sisa bahan pencucian.
26 . Cara penyimpanan lerlindung dari pencemaran , ruangan penyimpanan yang tidak
mudah berdebu, rak-rak alau tempal penyimpanan yang bersih dan ditata teratur
sehingga lerlihat apik. Ruangan bebas dari lalal, kecoa , tikus dan hewan lainnya.
27. Sumber air panas dialirkan melalui saluran I kran, demikian pula sumber air dingin .
59
28. Saluran tertutup, pengalirannya lancar, tidak menimbulkan rembesan di permukaan
tanah I genangan atau lembab. Air kotor dibuang ke sarana sendiri atau ke riol I got
kota.
29. Sambungan yang baik tidak bocor, bebas hubungan dengan pipa air kotor atau sumber
pengotoran lainnya.
30. Pip a air bersih terlindung dari kebocoran , hubungan langsung dengan pipa air kotor, air
bak yang membalik atau terkontaminasi air kotor lainnya.
31 . Tempat cuci tangan bersih, berfungsi, dilengkapi sabun dan pengering tangan dan
disediakan tempat sampah yang tertutup dan dipelihara kebersihannya .
32 . Kamar toilet dilengkapi dengan pintu yang dapat menutup sempuma, dinding rapat air,
dipelihara secara fisik dan kebersihannya, serta tidak pernah ada kotoran di lubang
WC. Dilengkapi tempat cuci tangan dan bak sampah tertutup.
33 . Bak sampah tersedia cukup memadai dan diberi tutup, dipelihara kebersihannya, tidak
dapat dijamah lalat, tikus atau hewan lainnya . Dibersihkan sesering mungkin dan setiap
hari dikosongkan dari sam,pah.
34 . Halaman bersih, tidak ada tumpukan sampah, puing atau barang-barang tidak terpakai
lainnya. Permukaannya kering dan bebas genangan I comberan .
35. Semua konstruksi bangunan dirancang anti lalat. kecoa dan tiki IS maurun hAW<'!fl lain
seperti burung atau hewan pengerat, seperti bahan yang tidak berlubang, celah sempit
atau dinding rangkap atau ventilasi yang terbuka tanpa screen ataupun lubang-Iubang
pembuang air limbah.
36 . Lantai dibuat dengan konsruksi yang kuat, aman dengan bahan tegel , parselen atau
keramik I bahan ked'ap air. Pemeliharaan fisik diselenggarakan secara teratur dan terus
menerus , seperti perbaikan yang rusak, pecah dan sebagainya . Kebersihannya dijaga
setiap saat dan selalu kering dan tidak licin .
37. Dinding dan langit-Iangit dibuat dengan konstruksi dan design yang aman, kuat dan
tidak lembab dan tidak menyerap debu. Bagian dinding yang kena percikan air dilapisi
tegel, porselen atau keram ik I bahan kedap air lain setinggi percikan (Ik. 2 meter).
Pemeliharaan fisik diselenggarakan dengan baik dan terus menerus , seperti perbaikan
kerusakan , pecah, lepas dan sebagainya .
60
IV. PENGOLAHAN LlMBAH
NO Variabel Komponen
YA TIDAK
~an, dinll_.
1 2 3 4 5
1 Limbah domestiR
Ilamban dari leher angsa dan dilengRapi dengan air
penyiraman dan untul:l pembersih badan yang CURUP
2 Rasio I : 10
a. lamban
3 Tersedia septic tanR dengan lubang peresapan yang
~ memenuhi syarat I:lesehatan
I
I 4 Septic t anl:l jauh dari sumber air minimal 10 meter)
NO Variabel Komponen
VA TIDAK
I ~an,cfinilai
1 2 3 4 5
F. Pen,encfallan Velttor
1 Diupayakan bebas jentik nya muk Aedes (AB] di Asrama
haji tidak melebihi 5 %)
I
3 Kontruksi bangunan tidak memungkinkan sebagai tempat
masuknya Iperkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoak , tikus