Anda di halaman 1dari 21

SIKLUS GIZI

KESEHATAN MASYARAKAT
1. Mengidentifikasi permasalahan
penting yang berkaitan
dengan gizi

2. Menentapkan tujuan
7. Mengevaluasi umum (goal)
program

3. Mendefinisikan tujuan
khusus (objektif) untuk
tujuan umum

6. Mengimplementasikan
4. Menetapkan target
program
kuantitatif

5. Menyusun
program

Gambar 1.1. Siklus Gizi Kesehatan Masyarakat


?
Tujuan

Digunakan untuk meringkas sebuah proses


berulang dan kontinyu yang dimulai dari
identifikasi permasalahan kesehatan
masyarakat dalam suatu populasi (tingkat
lokal, nasional, atau regional) dan
menghasilkan program kerja yang didesain
untuk memecahkan permasalahan

Berbasis
evidens
Langkah 1. Mengenali problem terkait gizi
yang penting

1 Permasalahan kesehatan masyarakat apa yang penting di


negara atau di suatu wilayah ?

2 Mengukur kesehatan dan kualitas hidup, morbiditas dan


mortalitas, insidens, dan prevalensi
* Morbiditas  Keadaan sakit; terjadinya penyakit atau
kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup.
Kelompok spesifik yang terkena  usia, kelompok sosio
ekonomi, wilayah geografik, dan kelompok etnik

3 Tinjauan berbasis evidens terhadap keterkaitan antara gizi


dan permasalahan  memerluka tinjauan secara sistematis
terhadap semua evidens & appraisal penelitian yg kritis
Pengembangan keterampilan appraisal
1 Apakah arah penelitian sudah jelas dan tepat dalam pertanyaan yang
diajukan?

2 Sudahkah mendeskripsikan metode yang digunakan untuk:


- Mengakses ukuran pajanan (exposure measure) yang utama (mis. BB, asupan
makanan, asupan energi, sikap)
- Mengakses ukuran hasil akhir (outcome measure) yg utama
- Mengakses variabel lain?

3 Sudahkah memberitahukan tentang kesahihan (validitas) ukuran yg digunakan


- Bias informasi
- Bias desirabilitas sosial
- Kerangka waktu yang relevan
4 - Sudahkah dijelaskan bagaimana cara mendapatkan sampel?
- Kerangka pengambilan sampel
- Angka respons
- Prosedur seleksi
5 - Sudahkah di uraikan standarisasi wawancara atau pengumpulan data
Pengembangan keterampilan appraisal

6 Sudahkan mereka mempresentasekan data (tabel) dengan cara yang jelas

7 Dalam diskusi yg lakukan apakah menunjukkan sikap yg objektif terhadap kekuatan


dan kelemahan pada rancangan penelitian ?
- Sudahkah berpikir tentang dampak kesalahan cara yang telah di gunakan dalam
penelitian ?
- Bersikap sangat skeptis jika para penulis laporan menyatakan bahwa telah
melaksanakan suatu penelitian yg sempurna

8 Apakah konklusi yang ada mencerminkan hasil yang dipresentasikan


4 Apakah faktor-faktor gizi yang teridentifikasi relevan dengan
target populasi?

a. Apakah hasil riset mengidentifikasikan tingkat konsumsi yang


mungkin berbahaya atau memungkinkan? Dapatkah estimasi
risiko tersebut diterjemahkan menjadi tingkat konsumsi?

b. Berapa tingkat konsumsi dalam target populasi?


 Data tersedia. Apakakah representatif?
 beresiko dan tidak berisiko, apakah sama?

c. Apakah konsumsi berada dalam kisaran yang menunjukkan


kemungkinan untuk mengalami perubahan yang
menguntungkan?
 Jika menguntungkan tidak perlu ada program baru!

d. Apakah dapat dipercaya bahwa angka konsumsi dapat berubah


dari tingkat yg sekarang menjadi tingkat yg dianjurkan u/
memberikan manfaat? (pertimbangkan cost benefit)

e. Model relevansi yg teoritis  kendala yg menghalangi


perubahan?  banyak aspek yg perlu dipertimbangkan.
Langkah 2. Menetapkan tujuan umum dan arah
yang luas

Goal harus jelas  arah program gizi


masyarakat ad/ memperbaiki outcome
kesehatan yang berkaitan dengan gizi
Langkah 3. Mendefinisikan tujuan khusus
(objektif)
Mengidentifikasi faktor-faktor kunci yg merupakan
determinan penting dan sumber keragaman dalam
menetapkan tujuan umum pada target populasi.

Poin objektif gizi yg disoroti  tidak hilang ketika


disandingkan dengan objektif lain.
Contoh
Tinjauan umum: mengurangi kematian ibu
Tinjauan khusus: peningkatan keamanan pangan,
pengurangan beban penyakit infeksi
• Contoh
• Tujuan umum dalam mengurangi angka
mortalitas akibat penyakit jantung
• Tujuan kusus : perbaikan akses terhadap
pelayanan kesehatan, penurunan kadar
kolesterol serum, penurunan tekanan darah,
peningkatan aktifitas fisik dan memperbanyak
konsumsi sayur dan buah
Langkah 4. Menetapkan target kuantitatif

• Bagaimana mendefinisikan target tersebut?


 Harus berdasarkan evidens
 identifikasi aspek makanan yg berdampak besar pd populasi target.
 target pola makan 250g/hari tetapi yang diajukan 400g/ hari sebagai target

• Apakah target jelas dan dapat dicapai?


target : meningkatkan sayuran dan buah  jenis sayur dan buah yg mana?
Bagaimana kandungannya?

• Berapa jangka waktu yg ditetapkan untuk target?


Asupan buah meningkat  berapa lama sehingga bisa terjadi perubahan?

• Apakah targer dapat dipantau?


 apakah perubahan dapat dipantau?
Langkah 5. Menyusun program
Yang harus diperhatikan dalam menyusun program kerja:

Model precede-procede
1. Mengidentifikasi a. Predisposisi (pemicu) Fortifikasi dan
faktor penentu b. Reinforcing penguat suplementasi
c. Enabling (pendorong)

Sebelum memutuskan dan mengembangkan program, beberapa


hal yang perlu diperhatikan:
a. Pendidikan dan arus informasi yg memadai.
b. Akses ekonomi dan politik
c. Pengetahuan, sikap, dan persepsi
d. Keterampilan
e. Faktor sosial dan lingkungan
f. Pelatihan bagi para profesional
g. Tindakan regulasi (pelabelan, fortifikasi) apakah diperlukan
regulasi yg baru
h. Tindakan ekonomi (subsidi, harga, pajak, dan kebijakan
impor, ekspor)
Langkah 5. Menyusun program
2. Mengkaji untung - Manfaat atau kerugian intervensi
rugi atau - Target paling rentan (apakah target
kemungkinan menjangkau kelompok)
dampak - Ukuran efek yang diperkirakan
- Potensi untuk sukses

3. Mengkaji - Mengkaji kebutuhan, secara:


kebutuhan dan - normatif (pakar menentukan sesuai
kendala dalam standar
masyarakat - perasaan (dirasakan o/ individu atau
masyarakat)
- Ungkapan (kebutuhan yg dirasakan
berkembang menjadi permintaan)
- Komparatif (ketika suatu kumunitas
melihat adanya kekurangan jika
dibandingkan dengan area lain
- Kendala potensial terhadap pencapaian
target
-- Akses, dana, kontrol???
Langkah 5. Menyusun program
- Perlu kerangka konsep u/ mengembangkan
4. Mengidentifikasi
metode
model teoritis yg
tepat Persyaratan demografi, psikososial, layanan
kesehatan, komunitas, dan kebijakan publik
a. Mengidentifikasi kriteria pembuat keputusa
5. Mengidentifikasi - Keefektifan
dan mengkaji - Keterjangkauan
pilihan; - Akseptabilitas / dapat diterima
memutuskan apa - Biaya
yg akan b. Mempertimbangkan jenis intervensi yg tepat
dilakukan - Kebijakan
- Program ditujukan u/ individu or kelompok
- Program yg ditujukan pada tingkat
lembaga yg menkaji penyebab utama
(persediaan makanan, akses, dan
ketersediaan produsen, penjaja, dan
pemerintah)
- Program yg ditujukan untuk mengkaji
penyebab dasar (kemiskinan &
ketidaksetaraan
Langkah 5. Menyusun program

Indikator yang akan digunakan untuk


6. Memilih indikator mengkaji efektivitas intervensi perlu
untuk evaluasi diidentifikasi
Langkah 6. Penerapan

Menyusun
Dalam rencana penerapan biaya
harus dipertimbangkan
segala sesuatu untuk
melaksanakn program serta
cara untuk menyingkirkan Merencanakan
kendala: proyek

Tempat dan waktu


Siapa yg direkrut dan dilatih? (SDM)
Perlengkapan dan sumber daya
Kerangka waktu dan manajemen
pengaturan kegiatan
Langkah 7. Evaluasi
Tujuan khusus dalam evaluasi program adalah memberikan informasi
yang dapat digunakan untuk menilai tercapai tidaknya tujuan umum.
Evaluasi Proses dan evaluasi dampak.

Persoalan 1. Tujuan umum seringkali lebih mudah diukur


yg sering dibandingkan target
muncul 2. Target mungkin lebih sulit diukur (diperlukan staf terlatih
u/ melakukan pengukuran lapangan yg lebih spesifik.
3. Evaluasi proses (apakah program terlaksana?)
4. Jika program tidak terlaksana, target tidak dapat
terpenuhi. Jika program program terlaksana , perubahan
belum tentu tercapai sesuai target dan tujuan umum
CONTOH KASUS : SIKLUS  GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

 Mengidentifikasi Masalah
• Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) merupakan 
masalah kesehatan
yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang seriu
s. Data WHO tahun 2005, tercatat ada
130 negara di dunia mengalami masalah GAKY,
sebanyak 48 % tinggal di Afrika dan 41 %
di Asia Tenggara dan sisanya d
iEropa dan Fasifik Barat. Banyak negara di dunia yang
berhasil dalam penanggulangan
GAKY, seperti Amerika Serikat, Negara-negara di Eropa
Timur, Republik Rakyat China dan lain-
lain, akan tetapi banyak pula Negara yang kurang
berhasil, pada umumnya di Asia dan Afrika salah
satu diantaranya  adalah Indonesia.
CONTOH KASUS : SIKLUS  GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)
 Mengidentifikasi Masalah

• Survei Nasional Pemetaan GAKY di seluruh Indonesia pada tahun 1998 ditemukan
33 % Kecamatan di Indonesia masuk kategori endemik, 21 % endemik ringan, 5 % endemik
sedang dan 7 %  endemik berat. Prevalensi GAKY anak sekolah dasar
nasional pada tahun 1990 sebesar 27,7  % terjadi penurunan menjadi
 9,3 % pada tahun 1998. Namun pada tahun 2003 kembali
meningkat menjadi 11,1 %. Pada tahun 1998, Kepulauan Maluku dan Nusa
Tenggara Timur tercatat sebagai daerah yang di kategorikan sebagai daerah
gondok endemic berat, yaitu angka   prevalensi Total Goiter Rate (TGR) lebih dari 30%,
disusul oleh propinsi Sumatera Barat dan Propinsi Sulawesi Tenggara
yang merupakan daerah gondok dengan endemik sedang (TGR 20% - 29,9%). Di
Sumatera Barat ditemukan prevalensi pembesaran kelenjar gondok anak sekolah
yang masih tinggi yaitu berkisar dari 12 % -44,1%
dan ditemukan TGR juga tinggidi daerah pantai.3 Propinsi dengan TGR yang terendah tahun
1996/1998 adalah Riau yaitu 1,1%  sedangkan  tahun 2003 Sulawesi Utara yaitu 0,7%.

• Berdasarkan hasil survey pemetaan GAKI di Provinsi Sulawesi Tenggara akhir tahun 2003,
prevalensi TGR pada anak usia sekolah sebesar 10,6% yang tersebar di 5 kabupaten/kota
dari 110 kecamatan yang ada. Dari kelima kabupaten/kota daerah penyebaran GAKI,
terdapat tiga kabupaten yang merupakan daerah endemic berat yaitu Kabupaten Konawe,
Kabupaten Buton, dan Kbupaten Muna, dua derah endemic sedang yaitu Kabupaten Kolaka
dan Kota Baubau.
CONTOH KASUS : SIKLUS  GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

 Mengidentifikasi Masalah

• Berdasarkan hasil survey pemetaan GAKI di


Provinsi Sulawesi Tenggara akhir tahun 2003,
prevalensi TGR pada anak usia sekolah sebesar
10,6% yang tersebar di 5 kabupaten/kota dari 110
kecamatan yang ada. Dari kelima kabupaten/kota
daerah penyebaran GAKI, terdapat tiga
kabupaten yang merupakan daerah endemic
berat yaitu Kabupaten Konawe, Kabupaten
Buton, dan Kbupaten Muna, dua derah endemic
sedang yaitu Kabupaten Kolaka dan Kota Baubau.
2.      Menetapkan Tujuan Umum
Menurunkan angka prevalensi GAKY
3.      Menetapkan tujuan Khusus
a.       Menurunkan angka gondok total (Total Goitre Rate/TGR) dan angka gondok nyata (Visible
Goitre Rate/VGR)
b.      Mencegah timbulnya kasus kretin pada bayi baru lahir di daerah endemic sedang dan berat
4.      Menetapkan Target Kuantitatif
1.      90 % rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium cukup (>30ppm)
2.      Ibu hamil dan menyusui di daerah endemic berat dan sedang
5.      Menyusun Program
1.      Program distribusi kapsul yodium bagi masyarakat
2.      Bebas bayi lahir kretin
6.      Mengimplementasikan Program
1.      Distribusi kapsul minyak beryodium pada kota/kabupaten endemic GAKY berat dan sedang
(TGR ≥ 20%), untuk kelompok ibu, 1 kapsul 200 mg yodium pada masa kehamilan dan 1 kapsul pada
masa menyusui.
2.      Peningkatan konsumsi aneka ragam bahan pangan yang bersumber dari laut dengan
melakukan penyuluhan gizi seimbang , mengurangi konsumsi pangan yang menghambat
penyerapan yodium. 
7. Evaluasi Program
– A. evaluasi proses
– B evaluasi dampak

Anda mungkin juga menyukai