Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS POLA PENGOBATAN PENYAKIT SCHISTOSOMIASIS (DEMAM

KEONG ) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TATABA KECAMATAN BUKO


KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
PERIODE 2018

JURNAL SKRIPSI

Oleh :

IVON AIMANG
NIM. 502 17 011 075

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2019

1
ANALISIS POLA PENGOBATAN PENYAKIT SCHISTOSOMIASIS (DEMAM
KEONG ) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TATABA KECAMATAN BUKO
KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI TENGAH
PERIODE 2018

Oleh :

IVON AIMANG
NIM. 502 17 011 075

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk pegetahui pola pengobatan


penyakit Schistosomiasis (demam keong) di Wilayah kerja Puskesmas Tataba
Kecamatan Buko Kabupaten Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah Periode
Tahun 2018. Hasil penelitian yang dilakukan adalah obat-obat yang digunakan
penderita Schistosomiasis di Wilayah Kerja Puskesmas Tataba Kecamatan
Buko Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi Tengah Periode 2018
yaitu Praziquantel, Paracetamol, CTM, Vitamin B6 dan Oralit. Pola pengobatan
Schistosomiasis yang ada di Kecamatan Buko dimana jumlah penderita yang
diobati 62 Orang, dengan jumlah obat Praziquantel 2.560 tablet (33,51%),
Paracetamol 1.950 tablet (25,53%), CTM 1.806 tablet (23,64%), Vit.B6 930
tablet (12,18%) dan Oralit 392 sacet (5.14%). dan Pola pengobatan dilapangan
sudah mengikuti peraturan petunjuk teknis yang ada, yang dikeluarkan oleh
Sub Direktorat Filariasis dan Schistosomiasis Direktorat P2B2 Ditjen dan PLP
Departemen Kesehatan RI, kemudian penggunaan formulir
pencatatan/pelaporan yang belum maksimal.

Kata Kunci: Schistosomiasis, Kecamatan Buko.

Abstrack : Schistosomiasis (conch fever) in the working area of Tataba


Community Health Center, Buko District, Banggai Regency, Central Sulawesi
Islands, Period 2018. Research conducted using drugs used Schistosomiasis in
the Work Area of Tataba Health Center, Buko District, Banggai Islands
Regency, Central Sulawesi Province 2018 Period namely Praziquantel,
Paracetamol, CTM, Vitamin B6 and Oralit. Schistosomiasis Treatment Pattern
in Buko Subdistrict where the number of patients suffering 62 people, with the
number of drugs Praziquantel 2,560 tablets (33,51%), Paracetamol tablets
1.950 tablets (25,53%), CTM tablets 1.806 (23,64%) , Vit. 6 930 tablets
(12,18%) and ORS 392 sachet (5,14%). and the treatment pattern in the field
has followed the existing technical regulations, issued by the Filariasis Sub-
Directorate and the Schistosomiasis Directorate P2B2 Directorate General and
PLP of the Indonesian Ministry of Health, then uses a list of records / support
that has not been maximized.

Keywords: Schistosomiasis, Buko District


Petunjuk teknis Pengobatan
A. PENDAHULUAN Penderita Schistosomiasis (Penyakit
Terdapatnya masyarakat dalam demam Keong), penggunaan obat
jumlah banyak menimbulkan praziquantel menurut petunjuk teknis
berbagai masalah. Masalah yang yaitu 60 mg/Kg BB diminum dua kali
timbul berupa berbagai jenis penyakit setiap 4-6 jam sehari.
seperti malaria, demam berdarah, Berdasarkan Permenkes N0.74
filariasis dan schistosomiasis. Tahun 2016 tentang Standar
Schistosomiasis (penyakit demam Pelayanan Kefarmasian di
keong) adalah salah satu penyakit Puskesmas. Oleh Direktorat Jendral
yang di temukan di negara yang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
sedang berkembang yang pada Kementerian Kesehatan Republik
umumnya cara hidup penduduknya Indonesia memutuskan indikator
berhubungan erat dengan air yang POR Nasional dengan 4 indikator
infektif dengan bibit penyakit. peresepan yaitu penggunaan obat
Schistosomiasis ini menginfeksi 230 pada pasien Schistosomiasis,
juta orang di 77 negara di dunia persetase peresepan dengan nama
dengan 600 juta orang beresiko generik, persentase peresepan
terinfeksi. Penyakit ini tersebar di antibiotik dan rata-rata jumlah obat
Negara-negara berkembang, baik per resep (Direktorat Jendral
tropic maupun subtropik yaitu China, Kefarmasian dan Alat Kesehatan,
Jepang, Philipina, Vietnam, Laos, 2016).
Tahiland, Kamboja dan Indonesia
(Anis Nurwidayati, 2015).
B. TINJAUAN PUSTAKA
Secara epidemiologi penularan
Schistosomiasis tidak terpisahkan Schistosomiasis merupakan
dari faktor perilaku atau kebiasaan penyakit kuno yang sudah sejak lama
manusia. Pada umumnya, penderita sejak manusia muncul dipermukaan
Schistosomiasis adalah mereka yang bumi, namun banyak dikalangan
mempunyai kebiasaan yang tidak masyarakat yang sama sekali tidak
terpisahkan dari air. Seringnya mengetahui penyakit ini. Jauh
kontak dengan perairan atau sebelum ditemukan di Lore Lindu,
memasuki dengan perairan yang penyakit ini diketahui pernah
terinfeksi parasit Schistosoma dan mewabah di Mesir dan China pada
kelembapan udara di lingkunganya masa lalu tahun 1500 sebelum
menyebabkan meningkatnya Masehi (SM). Penelitian yang
penderita Schistosomiasis di dalam dilakukan pionir paleopatologi Marc
masyarakat. (Rosmini, Jastal, Ningsi, Armand Ruffer tahun 1910,
2016). menemukan telur schistosoma
Hasil penelitian terdahulu oleh haematobium pada ginjal dua mumi
Joni Tandi (2017) tentang Pola dari Dinasti Firaun ke-20 Mesir (1250
Pengobatan Penderita SM-1000 SM), serta ditemukan pula
Schistosomiasis (Penyakit Demam telur schistosoma japonicum di usus
Keong) Di Desa Kaduwaa mumi yang berusia 100 tahun.
Kecamatan Lore Utara Kabupaten Temuan ini membuka mata dunia
Poso Propinsi Sulawesi Tengah. bahwa schistosomiasis telah ada di
Menunjukkan bahwa tidak terdapat lembah sungai nil sejak dulu (http://
perbedaan pola pengobatan ekspedisi. kompas. schistosoma.
penderita schistosomiasis di penyakit. kuno.di lore lindu).
Kaduwaa dan Napu keseluruhan.
3
Schistosomiasis di Indonesia D. HASIL DAN PEMBAHASAN
disebabkan oleh cacing schistosoma Tabel 1 Jumlah Penggunaan
japonicum yang hidup di hati, Obat Schistomiasis Puskesmas
sehingga penyakit ini dapat
Tataba Kecamatan Buko
menyebabkan pembesaran limfa Kabupaten Banggai Kepulauan
maupun hepar penderitanya. Parasit Provinsi Sulawesi Tengah Periode
schistosomiasis memiliki habitat pada 2018
pembuluh darah di sekitar usus.
Parasit ini muncul dari siput (keong)
No Jenis Obat Jumlah
untuk mencemari air tawar, dan
kemudian menginfeksi manusia 1 Praziquantel 2.562 Tab
ataupun hewan mamalia yang
2 Paracetamol 2.220 Tab
kulitnya bersentuhan dengan air.
Schistosoma selain menginfeksi 3 CTM 2.220 Tab
manusia juga dapat ditularkan dari
manusia ke hewan mamalia dan dari 4 Vit. B6 2.220 Tab
hewan mamalia melalui perantara 5 Oralit 2.280 Sachet
keong oncomelania hupensis,
lindoensi. Infeksi schistosomiasis
dapat menyebabkan anemia dan Tabel 2 Persentase
penyakit kronis yang merusak Penggunaan Obat Schistomiasis
pertumbuhan dan perkembangan Puskesmas Tataba Kecamatan
kognitif, merusak organ dan Buko Kabupaten Banggai
meningkatkan resiko penyakit lain. Kepulauan Provinsi Sulawesi
Bersama malaria, schistosomiasis Tengah Periode 2018
merupakan salah satu penyakit
parasit paling merusak secara sosio- No Jenis Obat Jumlah
ekonomi di dunia. Menurut WHO 1 Praziquantel 22,28 %
diperkirakan lebih dari 200 juta orang
di seluruh dunia terinfeksi dengan 2 Paracetamol 19,30 %
cacing yang penularannya melalui 3 CTM 19,30 %
keong tersebut. Schistosomiasis
endemis di 74 negara berkembang 4 Vit. B6 19,30 %
terutama di daerah pedesaan dan 5 Oralit 19,82 %
diperkirakan terdapat 650 juta orang
tinggal di daerah endemis (Hadidjaja
P, 1985:73). Pengelompokan Data Pasien
Schitosomiasis Berdasarkan Jenis
C. METODE PENELITIAN Kelamin
Penelitian ini adalah penilitian
analisis deskriptif dengan metode Jenis
No Jumlah Persentase
retsopektif. Penelitian ini kelamin
menggunakan pendekatan kualitatif
yakni prosedur penelitian yang 1 Laki-laki 28 45,26 %
menghasilkan data-data deskriptif. 2 Perempuan 34 54,84 %
Pengelompokan Data Pasien tablet, Vit. B6 sebanyak 2.220 tablet dan
Berdasarkan Usia Oralit sebanyak 2.280 sachet.
Berdasarkan data sekunder yang
No Usia Jumlah terlihat pada tabel 2 persentase
penggunaan obat Schistosomiasis
1 5-15 Tahun 13 pasien
Kecamatan Buko adalah persentase
2 18-24 Tahun 8 pasien obat Praziquantel adalah 22,28%,
persentase obat Paracetamol adalah
3 26-33 tahun 4 Pasien 19,30%, persentase CTM adalah
4 35-41 Tahun 13 Pasien 19,30%, persentase obat Vit.B6 adalah
19,30% dan persentase obat Oralit
5 42-49 Tahun 10 Pasien adalah 19,82%.
6 51-60 Tahun 14 Pasien Hasil identifikasi data yang
dilakukan di Laboratorium
Schistosomiasis di Wilayah Kerja
Hasil Analisis Rasionalitas Puskesmas Tataba Kecamatan Buko
Penggunaan Obat Oleh Pasien Kabupaten Banggai Kepulauan Provinsi
Schistosomiasis Sulawesi Tengah Periode 2018,
diperoleh data bahwa jumlah pasien
yang terdiagnosa menderita
Schistosomiasis berjumlah 62 pasien.
Pencatatan data tersebut diambil dari
dokumen rekam medik pada pasien
yang meliputi diagnosa penyakit
Schistosomiasis, jenis kelamin, umur
pasien, catatan penggunaan obat dalam
bentuk formulir pengobatan penderita
penyakit Schistosomiasis data diperoleh
Penelitian pola pengobatan terebut kemudian dikelompokkan dalam
penderita Schistosomiasis dan rekam beberapa bagian sesuai dengan
medik di Wilayah Kerja Puskesmas karakteristik pasien yang meliputi jenis
Tataba Kecamatan Buko Kabupaten kelamin, umur pasien, dari usia anak-
Banggai Kepulauan Provinsi Sulawesi anak sampai usia lanjut. Selain itu
Tengah Periode 2018. Bedasarkan data menganalisis rasionalitas penggunaan
sekunder yang dikumpulkan, diperoleh obat pasien schistosomiasis meliputi
bahwa seluruh penduduk di Kecamatan ketepatan obat, ketepatan cara
Buko yang harus diobati berjumlah 62 penggunaan obat (ketepatan dosis,
orang. Pengobatan dengan ketepatan frekuensi, pemberian dan
menggunakan Praziquantel sebesar ketepatan lama pemberian) dan
22,28% penduduk di Kecamatan Buko ketepatan penderita.
yang diobati. Dalam pengobatan Berdasarkan identifikasi data
tersebut penderita diberi tambahan obat yang telah dilakukan di Laboratorium
Paracetamol, CTM, Vit B6 dan Oralit Schistosomiasis Kecamatan Buko
berdasarkan efek samping yang muncul, diperoleh data bahwa jumlah penderita
antara lain panas, alergi dan buang air. Schistosomiasis sebanyak 62 orang
Berdasarkan data sekunder pada dengan jumlah pederita laki-laki 28
tabel 1 jumlah obat Praziquantel yang orang dan perempuan 34 orang. Dari
diberikan di Kecamatan Buko adalah hasil yang diperoleh menunjukkan
2.562 tablet, Paracetamol sebanyak bahwa jumlah persentase pasien
2.220 tablet, CTM sebanyak 2.220 Schistosomiasis terbanyak berdasarkan
jenis kelamin yaitu perempuan 54,84%
5
dan laki-laki 45,16% dapat dilihat pada umur 48 tahun dengan berat badan 35 Kg
tabel 3. dosis I Praziquantel 1 3/4 dan dosis II 1 3/4.
Berdasarkan data tersebut dapat Dan usia 28 tahun dengan berat badan 45
diketahui bahwa jumlah penderita Kg dosis I Praziquantel 2 1/4, dosis II 2 1/4,
Schistosomiasis terbanyak pada kelompok dengan jarak waktu 4-6 jam dalam sehari.
usia 51-60 tahun sebanyak 14 pasien Obat efek samping diberikan Paracetamol,
(22,58%), 35-41 tahun dan 5-15 tahun CTM dan Vitamin B6. Untuk pemakaian 3
sebanyak 13 pasien (20,97%), dan hari. Pada stadium kronis yaitu sakit perut,
kelompok terendah usia 42-49 tahun disentri dilatasi pembuluh darah abdomen,
sebanyak 10 pasien (16,13%), 18-24 ikterus, udema, asites, hematemesis,
tahun sebanyak 8 pasien (12,90%) dan anemia dan emasiasis. Usia 32 tahun
26-33 tahun sebanyak 4 pasien (6,45%). dengan berat badan 70 Kg dosis I 3 1/2
Dapat dilihat pada tabel 4. dan dosis II 3 1/2 dengan jarak waktu 4-6
Dari hasil analisis rasionaltas jam dalam sehari. Obat efek samping
penggunaan obat oleh pasien penderita yang diberikan yaitu Paracetamol, Vitamin
schistosomiasis dapat dilihat pada tabel 5, B6, CTM dan Oralit, diberikan selama 3
bahwa pada gejala klinis stadium invasi hari pemakaian. Dengan pengertian
yaitu kelainan kulit dapat berupa eritema bahwa pola pengobatan penderita
yang disertai perasaan gatal dan gatal Schistosomiasis sudah rasional dilakukan
ditempat serkaia masuk, gejala pertama di Kecamatan Buko secara keseluruhan,
timbul beberapa jam setelah infeksi, karena sudah mengikuti aturan petunjuk
selanjutnya dapat terjadi alergi yang dapat teknis yang ada, yang dikeluarkan oleh
timbul oleh adanya hasil metabolik Sub Direktorat Filariasis dan
schistosomula atau cacing dewasa dan Schistosomiasis Direktorat P2B2 Ditjen
dapat disertai demam, lemah, melaise, PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI.
anoreksia, mual, muntah, sakit kepala dan Pengobatan penyakit Schistosomiasis di
nyeri tubuh, sakit perut karena diare. Kecamatan Buko menggunakan obat
Pasien dengan usia yang berbeda, Praziquantel. Praziquantel bekerja dengan
berumur 12 tahun dengan berat badan 30 cara mengobati semua bentuk
Kg dosis 1 Praziquantel diberikan 1 1/2, schistosomiasis dan infeksi cestoda
dosis kedua 1 1/2 diminum sehari dengan seperti sisticercosis. Permeabilitas
jarak waktu 4-6 jam. Dan usia yang kedua membran sel terhadap kalsium meningkat.
yaitu umur 15 tahun dengan berat badan Menyebabkan parasit mengalami
35 Kg dengan dosis 1 Praziquantel 1 3/4, kontraktur dan paralisis. Praziquantel
dosis kedua 1 3/4 dengan jarak waktu 4-6 mudah diabsorbsi pada pemberian oral
jam. dantersebar sampai ke cairan
Obat efek samping yang diberikan serebospinal. Kadar yang tinggi dapat
yaitu Paracetamol dengan dosis 500 mg dijumpai dalam empedu. Obat
untuk dewasa dan untuk anak 12 tahun dimetabolisme secara oksidatif dengan
diberikan dosis 240-360 mg. CTM 4 mg sempurna menyebabkan waktu paruh
dan Oralit, dengan jumlah obat untuk 3 menjadi pendek. Metabolit tidak aktif dan
hari pemakaian. Pada stadium bertelur dikeluarkan melalui urin dan empedu.
yaitu stadium klinik kedua dimulai dengan Pengobatan Schistosomiasis pada
perletakan telur pertama didalam darah dasarnya adalah mengurangi dan
dan dikeluarkannya telur melalui mukosa. mencegah kesakitan dan mengurangi
Keluhan yang terjadi pada stadium ini sumber penular. Sebelum ditemukan obat
adalah demam, melaise, berat badan yang efektif, bebagai jenis obat telah
menurun. Pada stadium ini terdapat dipakai untuk mengurangi penderita
pasien dengan usia 26 tahun berat badan schistosomiasis misalnya hycanthone,
65 Kg dengan dosis I Praziquantel 3 1/4 niridazole, amocante dan sebagainya.
dan dosis II 3 1/4. Usia 35 tahun dengan Obat-obat tersebut tidak efektif dan
berat badan 70 Kg dengan dosis beberapa sangat toksik. Pada saat ini obat
Praziquantel 3 3/4 dan dosis II 3 3/4, dan yang dipakai adalah Praziquantel.
Praziquantel sangat efektif terapi cukup besar dengan efek samping
terhadap semua bentuk schistosomiasis, dan toksisitas yang efektif rendah
baik dalam fase akut kronik maupun yang (Siswandono, 1995). Mekanisme kerja
sudah mengalami spelenomegali atau CTM adalah menghambat efek histamin
bahkan yang mengalami komplikasi lain. pada pembuluh darah bronkis dan
Obat tersebut sangat manjur dan efek bermacam-macam efek polos, selain itu
samping ringandan hanya diperlukan I klorfeniramin maleat dapat merangsang
dosis yaitu 60mg/KgBB yang dibagi dua walapun menghambat susunan saraf
dan diminum dalam tenggang waktu 4-6 pusat. Klorfeniramin maleat memberikan
jam. Praziquantel merupakan derivat efek samping walaupun juga bersifat
Pirazino – Isokulnolin, obat ini merupakan serius dan kadang-kadang hilang bila
antelmintik berspektrum lebar efektif pengobatan diteruskan. Efek samping
terhadap cestoda dan trematoda pada yang sring terjadi adalah sedatif,
hewan dan manusia, Praziquantel gangguan saluran cerna, mulut kering.
berbentuk kristal tidak berwarna dan Kontraindikasi dari klorfeniramin maleat ini
rasanya pahit. menimbulkan aktivitas antikolinergik yang
Berdasarkan analisis penelitian dapat memperburuk asma bronkial,
didapat analisis data untuk pola retensi urin, glukoma, klorfeniramin
pengobatan schistosomiasis dengan memiliki interaksi alkohol, depresan saraf
memberikan obat Praziquantel yaitu pusat, anti kolinergik.
pengobatan dilakukan dengan cara Berdasarkan penelitian lapangan
memberikan obat kepada pasien sesuai yang telah dilakukan mengenai informasi
dosis yang sudah ditentukan sesuai lisan tentang pola pengobatan
dengan berat badan. Sasaran penduduk Scihstosomiasis masa lalu adalah
yang diberi pengobatan adalah penduduk perawatan dari penderita dirawat di rumah
yang positif telur cacing schistosoma masing-masing. Pada masing-masing
(penderita), penderita yang gejala klinis desa dicatat dalam satu daftar penderita
positif dangan tinja positif pada schistosomiasis dalam bentuk formulir.
pemeriksaan sebelumnya, anggota Penderita Schistosomiasis bukan dalam
keluarga yang positif telur cacing bentuk baku status pasien seperti yang
schistosoma. terjadi di rumah sakit pada umumya.
Disamping obat khusus Sehingga saat ini masih banyak
Praziquantel disediakan juga obat umum kekurangan dalam perawatan dan cara
untuk mengatasi reaksi samping yang mengatasi penderita penyakit
mungkin timbul biasanya sakit kepala, Schistosomiasis, akibatnya masih banyak
pusing, mual, sakit perut, gatal- yang mengalami penyakit
gatal/kelainan pada kulit. (petunjuk teknis Schistosomiasis.
pegobatan schistosomiasis). Obat umum
yang digunakan untuk mengatsi reaksi E. KESIMPULAN
samping adalah Paracetamol, CTM dan 1. Obat-obat yang digunakan penderita
Vitamin B6. Paracetamol yang bekerja
Schistosomiasis di di Wilayah Kerja
sebagai metabolit fanasatin dengan efek
Puskesmas Tataba Kecamatan Buko
antipiretik, efek analgesik Paracetamol
dan fanasetin dengan salisilat yaitu Kabupaten Banggai Kepulauan
menghilangkan atau mengurangi nyeri Provinsi Sulawesi Tengah Periode
ringan sampai sedang. Keduanya 2018 yaitu Praziquantel,
menurunkan suhu tubuh dengan Paracetamol, CTM, Vitamin B6 dan
mekanisme yang dijaga berdasarkan efek Oralit.
sentral seperti salisilat. Paracetamol 2. Pola pengobatan Schistosomiasis
diabsorbsi cepat dan sempurna sampai yang ada di Kecamatan Buko dimana
saluran cerna. jumlah penderita yang diobati 62
CTM adalah turunan akilamin yang Orang, dengan jumlah obat
merupakan antihistamin dengan indeks Praziquantel 2.562 tablet (22,28%),
7
Paracetamol 2.220 tablet (19,30%), Tengah Indonesia. Jakarta :
CTM 2.220 tablet (19,30%), Vit.B6 Fakultas Kedokteran Universitas
2.220 tablet (19,30%) dan Oralit Indonesia.
2.280 tablet (19,82%). 9. Hasyim Hamzah, (2008).
3. Pola pengobatan dilapangan sudah Manajemen Penyakit lingkungan
mengikuti peraturan petunjuk teknis Berbasis Wilayah. Jurnal
yang ada, yang dikeluarkan oleh Sub Manajemen Pelayanan Kesehatan :
Direktorat Filariasis dan Vol 11 no 2.
Schistosomiasis Direktorat P2B2 10. Hasbullah, J. (2006). Sosial
Ditjen dan PLP Departemen Kapital Menuju Keunggulan Budaya
Kesehatan RI, kemudian Manusia Indonesia. Jakarta : MR-
penggunaan formulir United Press.
pencatatan/pelaporan yang belum 11. Hubungan Aspek Sosial
maksimal. Budaya dan Kesehatan. Online:
file:///D:/download/hubungan-
aspek-sosial-budaya-dan.html. (di
F. DAFTAR PUSTAKA akses tanggal 12 Juni 2013).
1. Anisa Nurwidayati. 2015. Stategi 12. J,Mawardi M. (2007). Peranan
Pegendalian Hospes Perantara Sosial Kapital Dalam
Schistosomiasis. Jurnal Spirakel. Pemberdayaan Masyarakat.
Sulawesi Tengah. Vol. 7. No. 2. 38 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
– 45. Politik, USU. (volume III) .
2. Anderson, Foster. (2009). 13. Jastal. (2008). Analisis
Antropologi Kesehatan. Jakarta : Spasial Epidemiologi
Penerbit Universitas Indonesia. Schistosomiasis Dengan
3. David, 2011. Farmakologi- Menggunakan Penginderaan Jauh
antelmintik. diakses tanggal 28 Dan Sistem Informasi Geografis Di
Februari 2019. Sulawesi Tengah : Laporan Balai
4. Direktorat Jendral Kefarmasian dan Litbangkes P2B2 Donggala.
Alat Kesehatan. 2017. Laporan 14. Kasnodiharjo. (1994).
Akuntabilitas Kinerja. 2016. Penularan Schistosomiasis dan
Jakarta. Kementrian Kesehatan Penanggulangannya – Pandangan
Republik Indonesia. dari Perilaku. Badan penelitian dan
5. Djkeky,R.Djhotn. (2002). Penerapan Ilmu pengembangan kesehatan. Jakarta
Antropologi kesehatan Dalam : Jurnal Cermin Dunia Kedokteran
Pembangunan Kesehatan Masyarakat No 96.
Papua. Jurnal Antropologi Papua ISSN- 15. Kalangie, N. (1993).
1693-1099. vol 1 no 1 Agustus. Kebudayaan Dan Kesehatan.
6. Joni Tandi, 2017. Pola Pengobatan
Pengembangan Pelayanan
Penderita Schistosomiasis (Penyakit
Demam Keong) Di Desa Kaduwaa Kesehatan Primer Melalui
Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso Pendekatan Sosiobudaya. Jakarta.
Propinsi Sulawesi Tengah. STIFA Pelita Penerbit Megapoln.
Mas Palu. Palu. Diakses tanggal 28 januari 16. Marimbi, H. (2009). Sosiologi
2019.
dan Antropologi Kesehatan.
7. E.K.M, Masinambow. (1997). Yogyakarta: Penerbit Nuha Medika.
Koenjaraningrat dan Antropologi di 17. Mulyanto D. (2008).
Indonesia. Jakarta : Penerbit Antropologi Marx, Karl Marx
Asosiasi Antropologi Indonesia Tentang Masyarakat Dan
Bekerjasama dengan Yayasan Kebudayaan : Jakarta. Penerbit
Obor Indonesia. buku Ultimus.
8. Hadidjaja, P. (1985).
Schistosomiasis di Sulawesi
18. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu manusia. (diakses, tanggal 28
Kesehatan Masyarakat, Prinsip- November 2012).
Prinsip Dasar. Jakarta : Penerbit 29. Siklus penularan
PT Rineka Cipta. Jakarta. 2003. schistosomiasis. Online :
19. Notoatmodjo, S. (2007). www.tanyadokter.com/disaese.as?/
Promosi Kesehatan & Ilmu id. (diakses tanggal 12 Oktober
Perilaku. Jakarta : Penerbit PT 2012.
Rineka Cipta. 30. Lingkungan Sosial dan
20. Notoatmodjo, S. (2011). Budaya. Online :
Kesehatan Masyaraka Ilmu dan http://massofa.wordpress.com.peng
Seni. Jakarta : Penerbit PT Rineka ertian-lingkungan-sosial-budaya. (di
Cipta. akses, tanggal 08 November 2012)
21. Poerwanto, H. (2000). .
Kebudayaan Dan lingkungan 31. Pengertian Etnomendisin. Online :
Dalam Perspektif Antropologi. (http://
Yogyakarta : Penerbit Pustaka chenmank.blogsstool.com/etnomedisi. (di
akses tanggal 08 November 2012)
Pelajar.
22. Rooger, M Keesing & Samuel
Gunawan. (2006). Antropologi
Budaya Suatu Perspektif
Kontemporer. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
23. Rosmini, Jastal, Ningsi. 2016.
Faktor Resiko Kejadian
Schistosomiasis di Sulawesi
Tengah, Indonesia. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Jakarta.
24. Sarwono, Solito.(2004).
Sosiologi Kesehatan Beberapa
Konsep dan Aplikasinya.
Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada
University Press.
25. Satori, D & Komariah, A.
(2009). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung. Penerbit
Alvabeta.
26. Sudomo, M & Pretty M.D
Sasono. (2007). Pemberantasan
Schistosomiasis Di Indonesia.
Jakarta : Buletin Penelitian
Kesehatan vol. 35 no I. Depkes.
27. Sejarah schistosomiasis.
Online :
http://ekspedisi.kompas.com.schist
osomiasis.penyakitkuno.diLore.
Lindu. (di akses tanggal 07 Oktober
2012).
28. Perilaku kesehatan. Online :
http://id. Wikipedia.org//wiki/perilaku

Anda mungkin juga menyukai