EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
SCHISTOSOMIASIS
● Schistosomiasis merupakan penyakit parasitik yang disebabkan oleh infeksi cacing yang tergolong
dalam kelas trematoda, genus Schistosoma. Penyakit ini merupakan penyakit zoonosis sehingga
sumber penularan tidak hanya pada penderita manusia saja tetapi semua hewan mamalia yang
terinfeksi.
● Penyakit ini disebabkan oleh cacing (trematoda) dari genus Schistosoma. Ada lima spesies yang
secara medis penting: Schistosoma haematobium, S. mansoni, S. japonicum, S. mekongi, dan S.
intercalatum. Kebanyakan schistosomiasis manusia disebabkan oleh S. haematobium, S.
mansoni, dan S. japonicum.
BESARAN MASALAH PENYAKIT
SCHISTOSOMIASIS
• Pada tahun 2013 dari 4 desa yang disurvei di Lembah Lindu Kecamatan
Lindu Kabupaten Sigi dengan jumlah penduduk yang di periksa 3.788 jiwa,
yang mengumpulkan tinja 3.222 jiwa terdapat 23 jiwa yang positif
Schistosomiasis.
Penularan schistosomiasis terjadi dengan cara larva cacing Schistosoma
menembus kulit, masuk ke tubuh manusia dan tumbuh menjadi dewasa,
bertelur, lalu telurnya keluar bersama tinja. Jika penderita schistosoma buang
air besar sembarangan maka telur Schistosoma akan tersebar di tanah dan
lingkungan menetas menjadi larva dan masuk ke dalam tubuh keong
Oncomelania. Larva ini juga dapat masuk ke dalam tubuh hewan mamalia
seperti sapi, kerbau, kuda, dan anjing. Hewan-hewan ini dapat menjadi sumber
penularan dengan menyebarkan telur Schistosoma melalui tinjanya.
Tanda/gejala penyakit Schistosomiasis
FASE KRONIK
FASE AKUT
berkaitan dengan lokasi organ yang
Fase akut berlangsung selama 14 terinfeksi. Jika cacing parasit ini
hingga 84 hari, dengan gejala meliputi menyerang organ hati atau pencernaan,
gatal dan ruam (saat cacing pertama kali maka gejala yang timbul dapat berupa
masuk ke dalam kulit), demam, nyeri diare atau konstipasi, perdarahan pada
kepala, nyeri otot dan sendi, serta sesak tinja, tukak lambung dan usus, fibrosis
napas. hati, hingga tekanan darah tinggi pada
vena porta dan seluruh pembuluh darah
pada sistem pencernaan.
Diagnosis/pemeriksaan laboratorium
penyakit Schistosomiasis
● Anamnesis
Pasien schistosomiasis akan mengalami keluhan abdominal dan urogenital. Gejala bersifat nonspesifik
seperti demam, malaise, myalgia, batuk nonproduktif, diare, dan hematuria.
● Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan nyeri perut disertai hepatomegali dan splenomegali. Pada
kondisi penyakit yang lebih berat, dapat ditemukan cairan bebas di abdomen.
● Diagnosis Banding
Diagnosis banding schistosomiasis cukup luas karena gejala bisa sangat tidak spesifik.
● Pemeriksaan Penunjang
Baku emas penegakkan diagnosis schistosomiasis adalah pemeriksaan mikroskopik. Diagnosis
ditegakkan dengan adanya telur Schistosoma pada feses atau urin.
Riwayat alamiah/perjalanan
penyakit Schistosomiasis
Cara infeksi pada manusia adalah dengan jalan serkaria menembus kulit pada waktu manusia masuk
ke dalam air yang mengandung serkaria. Waktu yang diperlukan untuk menginfeksi adalah 5- 10
menit. Setelah serkaria menembus kulit terjadi perubahan menjadi bentuk schistosomula yang
kemudian masuk ke dalam kapiler darah, beredar mengikuti aliran darah masuk ke jantung kanan,
lalu ke paru dan kembali ke jantung kiri; yang kemudian akan masuk ke sistem peredaran darah
besar, cabang vena porta dan menjadi dewasa di hati (3-6 minggu). Setelah dewasa cacing ini
kembali ke vena porta dan vena usus atau vena vesica urinaria dan kemudian cacing betina bertelur
setelah berkopulasi
Telur dengan cangkang (kulit) yang keras dikeluarkan oleh cacing betina di dalam pembuluh darah.
Telur tersebut kemudian menembus endotel, membran basemen vena, masuk ke jaringan seperti usus
(S.mansoni dan S.japonicum) dan vesica urinaria (S.haematobium) dan akhirnya keluar bersama
tinja / urin. Beberapa penelitian imunologis menemukan bahwa jumlah telur yang keluar bersama
feses berhubungan dengan status imunologis hospes. .
Cara pencegahan dan pengobatan
penyakit Schistosomiasis
Belum ada vaksin atau obat yang dapat mencegah terjadinya penyakit schistosomiasis.
Jika sedang bepergian ke daerah dengan kasus schistosomiasis yang tinggi, sebaiknya
menghindari mendayung, mencuci, atau berenang di air tawar. Kamu juga dapat
menggunakan sepatu boots anti air jika harus melewati aliran air tawar atau sungai.
Apabila air minum berasal dari sumber air yang mungkin terkontaminasi, jangan lupa
untuk merebus dan menyaring air tersebut sebelum dikonsumsi.