Made Bagus Cahya Maha Putra Muh. Arif Rahman Definisi Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh sejenis parasit cacing dari famili shistosomatidae yang memiliki habitat pada pembuluh darah disekitar usus atau vesica urinaria. Schistosoma merupakan cacing yang mampu menginfeksi berbagai hewan vertebrata termasuk manusia. Epidemiologi Penyakit schistosomiasis di Indonesia baru dikenal pada tahun 1937 yaitu dengan ditemukannya sebuah kasus pertama oleh Buller dan Tesch dimana pada pemeriksaan histologi ditemukan adanya telur trematoda di dalam jaringan paru dan hati. Pada permulaan dibuat diagnosis sebagai paragonimus atau telur schistosoma japonicum sp. Etiologi dan Agen Penyebab Spesies cacing Schistosoma (Schistosoma hematobium; S. Mansoni; S. Intercalatum; S. Japonicum; S. Bovis; dan S. Mattheei) secara biologis maupun morfologis identik, hidup di vena dari induk semangnya dan memiliki siklus hidup yang serupa. Perbedaan utamanya adalah rincian anatomis setiap spesies, bentuk telur, dan induk semang antaranya. Schistosoma adalah trematoda dengan jenis kelamin berbeda yang hidup pada pembuluh darah induk semang definitive (berbagai jenis siput). Lokasi akhir parasit ini adalah sistem peredaran darah. Schistosoma Japonicum Morfologi jantan p: 12-20mm, l: 0,50-0,55mm, 6-8 testis dan betina p: 26mm, l: 0,3mm, uterus berisi 50-100 butir telur. Telur berhialin, subsperis/oval dilihat dari lateral, dekat salah satu kutubnya terdapat daerah melekuk tempat tumbuh semacam duri rudimenter (tombol) . telur berukuran 70-100 x 50-65 m Schistosoma Japonicum Siklus Hidup telur yang berada pada uterus morula miracidium sporokista generasi 1 dan generasi 2 serkaria bercabang ketika ada kontak dengan manusia maka akan terjadi penetrasi dan menuju ke aliran darah berkembang biak di hati. Schistosoma Japonicum Pencegahan dan Kontrol Meningkatkan pemberantasan penyakit Metode intervensi Mengadakan kerjasama lintas sektoral khususnya untuk agroengineering, kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian untuk menunjang pemberantasan Schistosoma Mansoni Morfologi Jantan: p 6,4-12mm, , duri kasar, testis 6- 9 buah dan cacing betina p: 7,2-17mm, letak ovarium di anterior pertengahan tubuh, uterus pendek diisi beberapa butir telur (1-4 butir). Telur : Berukuran 114- 175 x 45-68 m, berwarna coklat kekuningan, transparan, dekat salah satu kutubnya terdapat duri lateral yang spesifik. Schistosoma Mansoni Siklus Hidup Serkaria memiliki beberapa pasang kelenjar penetrasi pada bagian kepalanya, menembus kulit hospes pada lipatan, lubang rambut atau dibawah selaput tanduk. Perjalanan selanjutnya sama dengan S. japonicum Schistosoma Mansoni Pencegahan Pencegahan sama dengan S japonicum, pada prinsipnya penggunaan Moluscisida pada beberapa keadaan dapat efektif mengurangi atau secara lengkap memutuskan transmisi parasit, akan tetapi membutuhkan waktu lama. Program kesehatan masyarakat dengan menyediakan tempat mandi umum, mencuci pakaian serta system pembuangan yang sehat memberikan pencegahan yang baik terhadap penyakit ini. Schistosoma Haematobium Morfologi Cacing jantan gemuk, 10-15 x 0,8-1mm, ditutupi integument tuberkulasi kecil, memiliki dua batil isap berotot, yang ventral lebih besar, terdapat 4-5 buah testis besar dan betina p. silindris, 20 x 0,25 mm, batil isap kecil, ovarium terletak posterior dari permukaan tubuh. Uterus panjang sekitar 20-30 telur berkembang pada satu saat dalam uterus. Telur: berwarna coklat kekuningan, memiliki duri terminal, transparan, berukuran 112-170 x 40-70 m. Schistosoma Haematobium Siklus Hidup telur yang berada pada uterus morula miracidium sporokista generasi 1 dan generasi 2 serkaria bercabang ketika ada kontak dengan manusia maka akan terjadi penetrasi dan menuju ke aliran darah vena mesentrica inferior, tinggal dan matang dalam vena rektalis. Schistosoma Haematobium Pencegahan Mengurangi sumber infeksi dari cacing ini dilakukan dengan pengobatan penderita, terutama pengobatan massal di daerah endemik. Dapat dilakukan pencegahan dengan tiga program, yaitu: Eradikasi tuan rumah molusca Perbaikan sanitasi lingkungan Pengobatan secara efektif pada penderita Patogenesis Manifestasi Klinis Gejala klinis pada fase akut (dikenal dengan Katayama Fever) berupa demam, malaise, urticaria, dan eosinofilia. Gejala lain dapat berupa batuk, demam, letargi, diare, kekurusan, hematuria, sakit kepala, nyeri persendian dan otot, eosinofilia, splenomegali, dan hepatomegali. Infeksi Schistosoma haematobium akan menyebabkan demam disertai batuk kering yang diikuti dengan kesakitan perut ringan, hati menjadi lunak, dan eosinofilia. Pada infeksi yang berkepanjangan, S. japonicum dapat menyebabkan granuloma di perut dan karsinoma pada lambung. Infeksi kronis dari S. mansoni dan S. japonicum menyebabkan
fibrosa periportal hati dan hipertensi vena porta yang menyebabkan
ascites dan varises oesofagial. Infeksi jangka panjang dari S. haematobium menyebabkan perlukaan vesica urinaria, obstruksi renalis, infeksi kronis saluran urinari, dan kemungkinan carcinoma pada vesica urinaria . Diagnosa Schistosoma Japonicum Pemeriksaan tinja untuk menemukan telur dianggap sebagai langkah utama, sebab pemeriksaan serologi, seperti: Complement fixation, ELISA dan skin test dianggap tidak species spesific. Biopsi pada rectum sering dapat membantu penegakan diagnosa. Disamping itu miracidium hatching test dapat pula dilakukan. Diagnosa Schistosoma Mansoni Tes serologi Pemeriksaan Feces Pemeriksaan sputum Diagnosa Schistosoma Haemotobium Setelah telur dilepaskan ke dalam lumen vesica urinaria dan muncul dalam urine. Setelah telur dilepaskan ke dalam lumen usus dan ditemukan bersama tinja. Dari bahan aspirasi atau biopsi yang diperoleh melalui cytoscope atau proctoscope dan diperiksa secara Pengobatan Praziquantel merupakan obat schistosomiasis yang baru dari komponen pyrazinoquinoline, diberikan per-oral dalam sehari pemberian, ternyata cukup efekif dengan toleransi yang relatif baik diberikan per-oral dalam 3 dosis, masing- masing 20 mg/kgBB dengan waktu antara 4 jam, menghasilkan angka penyembuhan 80%. Kemoterapi lainnya, yaitu oxamniquine dan metrifonate, memiliki efektifitas tinggi, berturut- turut terhadap schistosomiasis mansoni dan schistosomiasis haematobia dan niridazole dapat mengurangi jumlah telur. Kesimpulan Schistosomiasis adalah infeksi oleh sejenis cacing trematoda yang hidup di vena mesentrika atau pembuluh darah vena kandung kemih dari inang selama siklus hidup bertahun-tahun. Yang biasa menyerang manusia yaitu kasus S. japonicum, secara alamiah manusia dan hewan sama-sama dapat menjadi induk semang. Pada kasus infeksi oleh S. bovis, dan S. mattheei induk semang utamanya adalah hewan sedangkan manusia terkadang dapat terinfeksi. spesies cacing Schistosoma secara biologis maupun morfologis identik, hidup di vena dari induk semangnya dan memiliki siklus hidup yang serupa. Perbedaan utamanya adalah rincian anatomis setiap spesies, bentuk telur, dan induk semang antaranya. THANK YOU