NIM : P3.34.73.1.19.070
TREMATODA DARAH
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma joponicum
1. Schistosoma joponicum
Hospes utama pada Schistosoma joponicum ini adalah manusia dan beberapa
jenis hewan seperti tikus, babi hutan, sapi dan anjing hutan. Hospes perantara dari
cacing ini adalah keong air. Habitat keong air yang berada di danau, ladang, dan
sawah yang tidak terpakai lagi, parit diantara sawah dan didaerah hutan perbatasan
bukit serta didaerah dataran rendah.
Manusia merupakan hospes definitive dari Schistosoma joponicum sedangkan
babi, anjing, sapi, kucing dan rodensia merupakan hospes reservoir. Hospes ini
memerlukan hospes perantara seperti siput air tawar.
Parasit ini menyebabkan penyakit yaitu Oriental schistomiasis, Schistosomiasi
japonica dan penyakit Katayama atau demam keong.
a. Morfologi
b. Siklus hidup
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma mansoni
a. Morfologi
b. Siklus hidup
3) Schistosoma haemotobium
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma haematobium
Orang yang terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di air, air kencing
atau kotoran mengandung telur cacing. Telur cacing menetas dan cacing pindah ke
keong, cacing muda pindah dari keong ke manusia. Dengan demikian, orang yang mencuci
atau berenang di air di mana orang yang terinfeksi pernah buang air kecil atau buang
air besar, maka ia akan terinfeksi. Cacing atau serkaria (bentuk infektif dari
Schistosoma haematobium) menginfeksi dengan cara menembus kulit pada waktu
manusia masuk kedalam air yangmengandung serkaria. Waktu yang diperlukan untuk
infeksi adalah 5-10 menit. Setelah serkaria menembus kulit, larva ini kemudian
masuk ke dalam kapiler darah, mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung kanan,
lalu paru dan kembali ke jantung kiri, kemudian masuk ke system peredaran darah
besar, ke cabang-cabang vena portae dan menjadi dewasa di hati. Setelah dewasa,
cacing ini kembali ke vena portae dan vena usus atau vena kandung kemih dan
kemudian betina bertelur setelah berkopulasi. Cacing betina meletakkan telur di
pembuluh darah. Telur dapat menembus keluar dari pembuluh darah, bermigrasi di
jaringan dan akhirnya masuk ke lumen usus atau kendung kemih untuk kemudian
ditemukan di dalam tinja atau urine. Telur menetas di dalam air, dan larva yang
keluar disebut mirasidium. Mirasidium ini kemudian masuk ke tubuh keong air dan
berkembang menjadi serkaria.