Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Sri Wati Utami

NIM : P3.34.73.1.19.070

TREMATODA DARAH

Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma joponicum

1. Schistosoma joponicum
Hospes utama pada Schistosoma joponicum ini adalah manusia dan beberapa
jenis hewan seperti tikus, babi hutan, sapi dan anjing hutan. Hospes perantara dari
cacing ini adalah keong air. Habitat keong air yang berada di danau, ladang, dan
sawah yang tidak terpakai lagi, parit diantara sawah dan didaerah hutan perbatasan
bukit serta didaerah dataran rendah.
Manusia merupakan hospes definitive dari Schistosoma joponicum sedangkan
babi, anjing, sapi, kucing dan rodensia merupakan hospes reservoir. Hospes ini
memerlukan hospes perantara seperti siput air tawar.
Parasit ini menyebabkan penyakit yaitu Oriental schistomiasis, Schistosomiasi
japonica dan penyakit Katayama atau demam keong.

a. Morfologi

Cacing dewasa menyerupai Schistosoma mansoni dan Schistosoma


haemotobium. Namun pada Schistosoma joponicum tidak memiliki integumentary
tuberculation.
Cacing jantan memiliki panjang 12-20 mm, diameter 0,5-0,55 mm, integument
ditutupi dengan duri-duri yang sangat halus dan lancip, lebih menonjol pada daerah
batil isap dan kanalis ginekoporik, memiliki 6-8 buah testis.

Gambar 1. Morfologi Schistosoma joponicum


Cacing betina memilik panjang ± 26mm dan dengan diameter ± 0,3mm. letak
ovarium yaitu pada pertengahan tubuh, kelenjar vitellaria terbatas didaerah lateral ¼
bagian posterior tubuh. Uterus merupakan saluran yang panjang dan berisi 50-100
butir telur.
Telurnya memiliki lapisan hialin, subsperis atau oval jika dilihat dari lateral,
dekat salah satu kutub terdapat daerah melekuk tempat tumbuh semacam duri
rudimenter (tombol); berukuran (70-100) x (50-65) m. telur cacing ini diletakkan
dengan memusatkan pada vena kecil pada submukosa maupun mukosa organ yang
berdekatan. Tempat telur Schistosoma joponicum biasa ada percabangan vena
mesenterika superior yang mengalirkan darah dari usus halus.
Telur-telur jenis Schistosoma joponicum lebih besar dan lebih bulat dibanding
dengan jenis lainnya, berukuran 70-100 mm dan lebarnya 55-64 mm. Kerangka di
telur Shistosoma joponicum lebih kecil dan kurang mencolok jika dibandingkan
dengan spesies lainnya.
Gambar 2. Telur Schistosoma joponicum

b. Siklus hidup

Gambar 3. Siklus hidup Schistosoma joponicum


Schistosoma hidup terutama didalam vena mesenterika superior, dimana tempat
ini cacing betina akan menonjolkan tubuhnya dari yang jantan atau
meninggalkan yang jantan untuk bertelur didalam venula-venula mesenterika kecil
pada dinding usus. Telur berbentuk oval hingga bulat dan memerlukan waktu
beberapa hari untuk berkembang menjadi mirasidium matang didalam kerangka telur.
Massa telur menyebabkan adanya penekanan pada dinding venula yang tipis, yang
biasanya dilemahkan oleh sekresi dari kelenjar histolitik mirasidium yang masih
berada didalam kulit telur. Dinding itu kemudian sobek, dan telur menembus lumen
usus yang kemudian keluar dari tubuh. Pada infeksi berat, beribu-ribu cacing
ditemukan pada pembuluh darah.
Selanjutnya jika kontak dengan siput sesuai, larva menembus jaringan lunak
dalam 5-7 minggu, membentuk generasi pertama dan kedua dari sporokista. Pada
perkembangan selanjutnya dibetuk serkaria yang bercabang. Serkaria ini dikeluarkan
jika siput berada pada atau dibawah permukaan air. Dalam waktu 24 jam, serkaria
menembus kulit. Tertembusnya kulit ini sebagai hasil kerja dari kelenjar penetrasi
yang menghasilkan enzim proteolitik, menuju aliran kapiler, ke dalam sirkulasi vena
menuju jantung kanan dan paru-paru, terbawa sampai ke jantung kiri menuju sirkulasi
sistemik. Tidak sepenuhnya rute perjalanan ini diambil oleh Schistosoma muda pada
migrasi mereka dari paru-paru ke hati. Schistosoma merayap melawan aliran darah
sepanjang arteri pulmonalis, jantung kanan dan vena cava menuju kehati melalui vena
hepatica. Infeksi dapat berlangsung dalam jangka waktu yang tidak terbatas.
Menetasnya telur berlangsung didalam air walaupun dipengaruhi kadar garam,
pH, suhu dan aspek penting lainnya. Migrasi Schistosoma joponicum dimulai dari
masuknya cacing tersebut kedalam pembuluh darah kecil, kemudian ke jantung dan
sistem peredaran darah. Cacing yang sedang bermigrasi jarang menimbulkan
kerusakan atau gejala, tetapi kadang menimbulkan reaksi hebat pada tubuh penderita.
2) Schistosoma mansoni

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma mansoni

Hospes dan nama penyakit

Hospes definitifnya adalah manusia, sedangkan hospes reservoirnya adalah


kera, Baboon dan hewan pengerat. Hospes perantaranya adalah keong air tawar genus
Biomphalaria sp. dan Australorbis sp. Habitat cacing ini adalah vena kolon dan
rectum. Pada manusia cacing ini dapat menyebabkan Skistosomiasis usus, Disentri
mansoni dan Skistosomiasis mansoni

a. Morfologi

Bentuk cacing dewasa seperti Schistosoma haematobium, tetapi ukurannya


lebih kecil. Cacing betina panjangnya 1.7 – 7.2 mm. Kelenjar vitelaria meluas
ke pinggir pertengahan tubuh. Ovariumnya di anterior pertengahan tubuh, uterus
pendek berisi 1 – 4 butir telur. Cacing jantan panjangnya 6.4 – 12 mm, gemuk dengan
bagian ventral terdapat ginaekoforalis, testes 6– 9 buah dan kulit terdiri dari duri-duri
kasar. Telur berbentuk lonjong, berwarna coklat kekuning-kuningan, dinding hyalin,
berukuran 114 - 175 x 45 – 64 mikron. Pada satu sisi dekat ujung terdapat duri agak
panjang, telur berisi mirasidium.
Gambar 4. Morfologi dan telur Schistosoma mansoni

b. Siklus hidup

Gambar 6. Siklus hidup Schistosoma mansoni


Manusia terinfeksi oleh serkaria di air tawar melalui penetrasi pada kulit.
Serkaria masuk tubuh melalui sirkulasi vena ke jantung, paru-paru dan
sirkulasi portal. Setelah tiga minggu serkaria matang dan mencapai vena mesenterika
superior usus halus lalu tinggal disana serta berkembang biak. Telur yang dikeluarkan
oleh cacing betina di dalam usus menembus jaringan sub mukosa dan mukosa lalu
masuk kedalam lumen usus dan keluar bersama tinja. Telur yang berada di air tawar
menetas dan melepaskan mirasidium yang kemudian berenang bebas mencari hospes
perantaranya yaitu keong. Dalam tubuh keong mirasidium berkembang menjadi
sporokista 1 dan 2 kemudian menjadi larva serkaria yang ekornya bercabang.
Serkaria selanjutnya akan mencari hospes definitif dalam waktu 24 jam.

3) Schistosoma haemotobium

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Strigeidida
Genus : Schistosoma
Spesies : Schistosoma haematobium

Hospes dan nama penyakit


Hospes definitif dari cacing ini adalah manusia, kera dan baboon. Hospes
perantaranya adalah keong air tawar bergenus Bulinus sp, Physopsis sp, dan Biomphalaria sp.
Penyakit yang disebabkan oleh cacing ini adalah skistosomiasis vesikalis,
hematuriskistosoma, bilharziasis urinarius. Cacing ini tidak ditemukan di Indonesia.
a. Morfologi
Cacing dewasa jantan gemuk berukuran 10-15 x 0,8-1 mm. Ditutupi integumen
tuberkulasi kecil, memiliki dua batil isap berotot, yang ventral lebih besar. Di sebelah
belakang batil isap ventral, melipat ke arah ventral sampai ekstremitas kaudal,
membentuk kanalis ginekoporik. Di belakang batil isap ventral terdapat 4-5 buah
testis besar. Porus genitalis tepat di bawah batil isap ventral. Cacing betina panjang
silindris, ukuran 20x0,25 mm. Batil isap kecil, ovarium terletak posterior dari
pertengahan tubuh. Uterus panjang, sekitar 20-30 telur berkembang pada saat dalam
uterus. Kerusakan dinding pembuluh darah oleh telur mungkin disebabkan oleh
tekanan dalam venule, tertusuk oleh duri telur dan mungkin karena zat lisis yang
keluar melalui pori kulit telur sehingga telur dapat merusak dan menembus dinding
pembuluh darah.

Gambar 8. Morfologi Schistosoma haemotobium


a. Siklus hidup

Gambar 10. Siklus hidup Schistosoma haemotobium

Orang yang terinfeksi buang air kecil atau buang air besar di air, air kencing
atau kotoran mengandung telur cacing. Telur cacing menetas dan cacing pindah ke
keong, cacing muda pindah dari keong ke manusia. Dengan demikian, orang yang mencuci
atau berenang di air di mana orang yang terinfeksi pernah buang air kecil atau buang
air besar, maka ia akan terinfeksi. Cacing atau serkaria (bentuk infektif dari
Schistosoma haematobium) menginfeksi dengan cara menembus kulit pada waktu
manusia masuk kedalam air yangmengandung serkaria. Waktu yang diperlukan untuk
infeksi adalah 5-10 menit. Setelah serkaria menembus kulit, larva ini kemudian
masuk ke dalam kapiler darah, mengalir dengan aliran darah masuk ke jantung kanan,
lalu paru dan kembali ke jantung kiri, kemudian masuk ke system peredaran darah
besar, ke cabang-cabang vena portae dan menjadi dewasa di hati. Setelah dewasa,
cacing ini kembali ke vena portae dan vena usus atau vena kandung kemih dan
kemudian betina bertelur setelah berkopulasi. Cacing betina meletakkan telur di
pembuluh darah. Telur dapat menembus keluar dari pembuluh darah, bermigrasi di
jaringan dan akhirnya masuk ke lumen usus atau kendung kemih untuk kemudian
ditemukan di dalam tinja atau urine. Telur menetas di dalam air, dan larva yang
keluar disebut mirasidium. Mirasidium ini kemudian masuk ke tubuh keong air dan
berkembang menjadi serkaria.

Anda mungkin juga menyukai