Kelompok 3
1. Olivia Riandi
2. Risma Widianti
3. Rosa Indriyani
Jenis-Jenis Racun
1. Narkotika : COC, THC, MOR, AMF,METAMF
2. Psikotropika : Bar,BZP
3. Zat Adiktif lainnya : etanol dan metanol
4. Obat : asetosal, parasetamol
5. Logam berat : timbal, merkuri, arsen
6. pestisida : gol organofosfat, gol karbamat
7. Racun dari lingkungan : CO, sianida dan formalin
NARKOTIKA
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan
obat atau bahan berbahaya.
Narkotika sendiri merupakan zat atau obat yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
COCCAINE
● Kokain akan memicu metabolisme menjadi sangat cepat, sehingga pengguna kokain akan merasa mendapatkan
banyak energi meskipun penggunaannya mampu menyebabkan fatal.
● Masa paruh 1-2 jam
● Coccaine dan metabolitnya dikeluarkan dari tubuh dalam waktu 2 hari
● Daun koka di gunakan pengobatan topikal sakit kepala menahun yang parah, sembelit, obesitas
● Terkadang digunakan untuk anestesi topical
Amphetamin (AMF/AMP)
● Berada dalam tubuh selama 2-4 jam
● Masa paruh 4-24 jam
● 30% disekresi di urin
● Digunakan untuk mengobati kondisi narcolepsy, ADHD, depresi, obesitas, memulihkan
stroke
Metamphetamin (METAMF)
● Dapat dideteksi di urin dalam 3-5 hari, dipengaruhi pH urin
● 10-20% diekskresi di urin dalam bentuk utuh
● Digunakan untuk mengobati narkolepsi (suatu kondisi dimana penderitanya akan merasakan kantuk yang berlebihan,
serta tertidur berhari-hari), dan digunakan untuk meredakan ADHD (attention deficit hyperactive disorder)
Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC)
● Digunakan untuk pemulihan multiple sclerosis untuk mengurangi kejang otot, pemulihan peradangan usus
parah agar pasien dapat makan lagiurin dalam 1-3 hari
● Pada pengguna kronis metabolit terdeteksi 1 minggu lebih
● Hampir 25% dari dosis diekskresikan melalui urin dalam 3 hari
Morfin
● Sekit ar 80% diekskresikan dalam urin dalam waktu 8 jam
● Namun dapat dideteksi juga keberadaannya 72-100 jam setelah pemberian, terutama pada pecandu
● Digunakan untuk perawatan dan kontrol pasien kanker, analgesik, pasca-operator, anestesi dan asma
01 02
PENGGOLONGAN
NARKOTIKA
03
tidak untuk terapi, berpotensi
sangat tinggi ketergantungan untuk pengembangan iptek, potensi tinggi
ketergantungan
04 03
kuat menyebabkan ketergantungan Kuat menyebabkan ketergantungan
digunakan amat terbatas pada terapi
Contohnya : diazepam, Contohnya :
klobozam, fenobarbital, penntobarbital dan
barbital, klorazepam, flunitrazepam
klordiazepoxide, dan
nitrazepam
Potensi sedang menyebabkan
Potensi ringan menyebabkan ketergantungan, banyak dipergunakan
ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dalam terapi
Barbiturat
● Short acting (secobarbital) (100 mg) : 4,5 hari
● Long acting (phenobarbital) (400 mg) : 7 hari
● Hanya sebagian kecil barbiturat (<5%) diekskresi di urin dalam bentuk utuh
Metamphetamin (METAMF)
● Dapat dideteksi di urin dalam 3-5 hari, dipengaruhi pH urin
● 10-20% diekskresi di urin dalam bentuk utuh
● Digunakan untuk mengobati narkolepsi (suatu kondisi dimana penderitanya akan merasakan kantuk yang berlebihan,
serta tertidur berhari-hari), dan digunakan untuk meredakan ADHD (attention deficit hyperactive disorder)
APA SAJA SPECIMEN YANG DIBUTUHKAN
UNTUK DETEKSI PAPARAN RACUN NARKOTIKA
dan Psikotropika ?
Specimen yang dapat digunakan untuk deteksi keracunan etanol adalah urin, darah,dan
saliva untuk mengecek kadar alkohol dalam tubuh.
Contoh keracunan zat adiktif :
2. Keracunan methanol
Seseorang mengalami keracunan methanol karena meminum miras oplosan(etanol yang
dicampur dengan methanol)atau terpapar methanol dalam jangka waktu yang lama sehingga
menyebabkan asidosis metabolik. Metanol masuk ke dalam tubuh manusia dengan berbagai cara
yaitu : inhalasi, oral, dan kulit.
Specimen yang dapat digunakan untuk deteksi keracunan methanol adalah darah.
Pemeriksaan darah dilakukan untuk menemukan methanol dengan metode kromatografi, namun
apabila tidak tersedia maka diperiksa kadar bikarbonat, osmolar gap, dan anion gap.
OBAT
1. Asetosal
Aspirin adalah nama lain dari asam asetilsalisilat (asetosal), obat pereda nyeri jenis analgesik.
Keracunan aspirin dapat terjadi ketika kita mengonsumsi aspirin dalam dosis tinggi, atau terjadi
perlahan setelah berulang kali minum aspirin dalam dosis rendah.
Specimen yang dapat digunakan untuk deteksi keracunan asetosal untuk diagnosis
keracunan aspirin adalah darah. Keracunan dapat didiagnosis lewat tes darah, Pengukuran pH
darah (berapa banyak asam dalam darah) dan kadar karbon dioksida atau bikarbonat dalam
darah.
Contoh keracunan obat :
2. Paracetamol
Keracunan paracetamol disebabkan karena akumulasi dari salah satu metabolitnya yaitu N-
acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang dapat terjadi karena overdosis, pada pasien
malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik.
Specimen yang dapat digunakan untuk deteksi keracunan paracetamol adalah darah dan
urin untuk tes fungsi hati (SGOT, SGPT, PT, INR, bilirubin) dan fungsi ginjal (kreatinin dan urea)
LOGAM BERAT
Logam berat adalah kelompok unsur logam yang pada tingkat tertentu menjadi
bahan beracun dan sangat berbahaya bagi makhluk hidup. Logam berat
diantaranya adalah timbal (Pb), merkuri (Hg), dan arsenik (As)
Logam berat dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui
kulit, dengan udara yang dihirup, dan mengkonsumsi makanan yang
mengandung logam berat
Faktor resiko keracunan logam berat :
1. Kecerobohan dalam penggunaan bahan kimia dengan
mengabaikan teknik keselamatan
2. orang yang tinggal atau bekerja di lingkungan industri
logam berat.
3. percobaan bunuh diri
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung logam berat,
5. minum air mentah yang memungkinkan mengandung
logam berat, Akibatnya komponen toksik terkumpul dalam
organ, dan mengakibatkan pertahanan imun lemah
Keracunan Timbal
Timbal adalah logam berat yang beracun. Logam ini terbentuk secara
alami di kerak bumi. Logam timbal dapat ditemukan di lingkungan
sekitar kita mulai dari pertambangan hingga pabrik. Timbal juga dapat
ditemukan dalam cat berbasis timah, termasuk cat di dinding rumah
Darah
1. Darah 2. Urine
Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi Pemeriksaan urine, untuk
kadar arsenik dalam darah, mendeteksi mendeteksi kadar arsenik
kadar elektrolit dalam tubuh, terutama dalam urine
kalsium dan magnesium, serta
menghitung jumlah sel darah
1. Darah 2. Urine
Keracunan organofosfat dapat terjadi melalui kulit, mata, mulut jika tertelan, dan hidung
jika terhirup dengan dosis berlebih. Keracunan organofosfat melalui kulit terjadi jika zat
ini berbentuk cairan dan tumpah di kulit, atau melalui pakaian yang terpapar
organofosfat. Keracunan melalui saluran pencernaan dapat terjadi karena makanan
terpapar organofosfat atau jika zat ini terbawa angin masuk ke mulut.
Yang termasuk dalam golongan ini ialah pestisida berbahan aktif Acephate,
Chlorpyrifos, Dimethoate, Diazinon, dan lain-lain.
Golongan Karbamat
Karbamat merupakan salah satu jenis pestisida yang banyak digunakan untuk membasmi hama
buah dan sayur. Golongan karbamat adalah racun saraf yang bekerja dengan cara menghambat
kolinesterase (ChE). Jika pada golongan organofosfat hambatan tersebut bersifat irreversible
(tidak dapat dipulihkan), pada karbamat hambatan tersebut bersifat reversible (dapat dipulihkan).
Yang termasuk dalam golongan ini ialah pestisida berbahan aktif Aldicarb, Benfuracarb,
Carbaryl, Carbofuran, dan lain-lain.
Keracunan karbamat terjadi karena zat karbamat telah tertelan, terhirup, atau terserap melalui
kulit.
Specimen yang digunakan untuk deteksi keracunan pesitisida
Darah
Untuk pemeriksaan kadar cholinesterase dalam darah. Cholinitesrase adalah enzim hati
yang digunakan untuk membantu menentukan apakah fungsi hati masih baik atau tidak.
Ketika kadar cholinesterase menurun, ada gangguan fungsi hati. Paparan pestisida
dapat menyebabkan penurunan aktivitas enzim Cholinesterase didalam plasma darah
dan sel darah merah yang berperan dalam menjaga keseimbangan sistem saraf dengan
nilai normal 3990-10800 U/L.
RACUN DARI
LINGKUNGAN
1. CO (Karbon Monoksida)
Keracunan karbon monoksida adalah kondisi saat karbon monoksida yang beredar di dalam
darah menyebabkan timbulnya keluhan atau gejala tertentu. Keracunan karbon monoksida
bisa terjadi akibat menghirup gas karbon monoksida dalam jumlah banyak. Karbon
monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari beragam proses, termasuk pembakaran batu
bara, kayu, dan penggunaan bahan bakar pada kendaraan bermotor. Gas ini tidak berbau,
berwarna, dan tidak bisa dirasakan.
Specimen yang digunakan untuk deteksi karbon monoksida adalah darah untuk
pemeriksaan analisa gas darah untuk melihat kadar carboxyhemoglobin yang ada di dalam
darah.
2. Sianida
Keracunan sianida adalah kondisi saat seseorang tanpa sengaja menghirup,
menelan sianida atau melalui kontak kulit. Sianida adalah senyawa kimia yang sering
digunakan untuk :
Membasmi hama dan serangga
Berbagai industri seperti kertas, tekstil, plastik, atau pertambangan.
Selain itu, sianida juga bisa ada dalam asap rokok atau asap hasil pembakaran
plastik.
Specimen yang digunakan untuk deteksi keracunan sianida adalah darah. Untuk
memastikan apakah pasien mengalami keracunan sianida, akan dilakukan tes darah.
Keracunan Formalin
Formalin adalah bahan kimia yang tidak berwarna,
berbau tajam, dan mengandung formaldehid sekitar 37%
FORMALIN dalam air, dan bahan kimia yang banyak digunakan di
banyak industri dan produk rumah tangga, zat kimia ini
biasa dijadikan campuran berbagai produk, seperti cat,
perekat, kosmetik, produk farmasi, produk kayu,
disinfektan, antiseptik, dan rokok. Meski umum
ditemukan pada produk-produk rumah tangga dan
industri, bahan kimia satu ini membawa bahaya buruk
bagi kesehatan.
FAKTOR RESIKO KERACUNAN FORMALIN