Anda di halaman 1dari 22

SCHISTOSOMIASIS

Kelompok 10 :

Yosita Freda Maharani (J410180058)

Afifah Dyah Widya Hastuti


(J410180101)

Fitria Nugraheni (J410180114)


Apa itu Schistosomiasis?
● Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit zoonotik yang menurut cara penularan/
transmisinya diklasifikasikan pada golongan metazoonosis. (CDC, 2018)

● Schistosomiasis, juga dikenal sebagai bilharzia, adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing
parasit.

● Schistosomiasis adalah masalah kesehatan masyarakat yang berkaitan erat dengan masalah
sosial budaya dan kemiskinan. Pada umumnya orang yang terinfeksi adalah orang-orang yang
mempunyai kehidupan dekat dengan perairan atau tidak terpisahkan dengan lingkungan air
Schistosomiasis adalah suatu penyakit yang ditularkan melalui air (water-borne-disease) yang
biasanya didapat karena berenang dalam air yang mengandung induk semang antaranya yaitu
siput
Etiologi dan agen penyebab
• Schistosomiasis disebut juga bilharziasis karena pertama kali ditemukan
trematoda dewasa oleh Theodor Bilharz pada tahun 1851 di vena messenterica
pada manusia di Kairo, Mesir. Nama lain penyakit ini disebut juga Katayama
syndrome.
• Penyakit ini bersifat kronis yang disebabkan oleh cacing Trematoda dari genus
Schistosoma. Saat ini dikenal 6 spesies yaitu Schistosoma hematobium, S.
mansoni, S. intercalatum, S. japonicum, S. bovis, dan S. mattheei. Schistosoma
hematobium, S. mansoni, dan S. intercalatum memiliki induk semang utamanya
adalah manusia, dan terkadang dapat juga menyerang hewan.
•Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh
sejenis parasit cacing dari famili shistosomatidae yang
memiliki habitat pada pembuluh darah disekitar usus
atau vesica urinaria.

• Schistosoma merupakan cacing yang mampu


menginfeksi berbagai hewan vertebrata termasuk
manusia. Hewan yang mampu bertindak sebagai inang
definitif untuk cacing ini sangat luas karena bersifat non
spesific hospest. S. japonicum selain menginfeksi
manusia juga dapat menginfeksi hewan mamalia.
Schistosomiasis dapat ditularkan dari manusia ke hewan
mamalia dan dari hewan mamalia ke manusia melalui
perantaraan siput Oncomelania hupensis lindoensis.
Siklus hidup
Cara Transmisi

● Penularan schistosomiasis terjadi apabila larva serkaria yang berada dalam air
menemukan inang definitif, dengan kata lain transmisi penyakit schistosomiasis pada
manusia terjadi apabila manusia berada pada lingkungan perairan yang sudah
mengandung larva serkaria dari Schistosoma.
● Beragam siput yang bertindak sebagai induk semang antara yang masing-masing
beradaptasi dengan galur lokal dari parasit yaitu :
1. Siput Bulinus sp. merupakan inang antara untuk S. haematobium adalah siput akuatik
yang akan berbiak di perairan yang airnya tidak terlalu banyak seperti kolam atau
saluran irigasi.
2. Siput Biomphalaria sp. yang merupakan inang antara dari S. mansoni
dapat ditemukan di perairan serupa, tetapi dapat juga berkembang pesat
di danau dan perairan deras.
3. Siput Oncomelania sp. merupakan inang antara S. japonicum yang bersifat
amfibi sehingga banyak dijumpai di tepian kanal irigasi, saluran drainase,
ataupun daerah-daerah tergenang.
4. Sumber utama penularan S. haematobium adalah anak kecil terinfeksi
yang buang air kecil di perairan
5. S. mansoni dan S. japonicum sumber utamanya adalah kontaminasi feses
hewan/ manusia yang terbawa air.
● Faktor penting yang berhubungan dengan penyebaran penyakit ini antara lain proyek
perluasan dan pengembangan sistem perairan, pembuatan danau buatan, dan sistem
irigasi.
● Faktor tersebut memicu pertumbuhan populasi siput sebagai inang antara. Perpindahan
populasi manusia juga dapat menyebarkan penyakit ini.
● Sebagai contoh adalah adanya arus urbanisasi dari desa ke kota, transmigrasi, dan
perpindahan turis wisata. Karena penyakit ini menular melalui siput sebagai induk
semang antara yang menyukai tempat-tempat berair, maka penyakit ini banyak terjadi
pada daerah dengan curah hujan yang cukup tinggi atau pada daerah yang memiliki
danau atau kolam dengan populasi ternak yang cukup tinggi.
Epidemiologi dan Penyebaran Penyakit

● Schistosomiasis merupakan salah satu penyakit infeksi parasit pada manusia yang
menyebar luas di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
schistosomiasis menempati 40% dari keseluruhan penyakit di daerah tropis.
Penyebaran schistosomiasis sangat luas di daerah tropis maupun subtropis.
Diperkirakan penyakit ini menginfeksi 200 sampai 300 juta orang pada 79 negara dan
sebanyak 600 juta orang mempunyai resiko terinfeksi. Schistosomiasis merupakan
parasit yang biasa ditularkan melalui kontak dengan air. Penyakit ini kebanyakan
menyerang anak-anak usia 14 tahun.

● S. mansoni (hepatik/intestinal) menyebar di daerah Sahara Afrika dan Timur Tengah,


tetapi juga dapat ditemukan di Pulau karibia, Brazil, Venezuela, dan pantai Suriname.
● S. haematobium (urinari) berisiko pada lebih dari 50% negara di Afrika
(prevalensi tinggi pada daerah Afrika Timur, lebih tepatnya di danau
Malawi), Kepulauan Madagascar dan Mauritus, daerah Timur Tengah,
dan beberapa area di India.
● S. japonicum (hepatik/intestinal) menyebar di daerah Asia Timur, Asia
Tenggara, dan Pasifik Barat, dan banyak ditemukan di Cina, Indonesia,
dan Filipina.
● S. intercalatum (hepatik/intestinal) ditemukan di daerah hutan pada
Afrika bagian tengah dan barat.
● Schistosoma haematobium dan S. mansoni tersebar dari hulu sungai Nil di Afrika
Tengah sampai ke hilirnya yaitu Mesir.
● S. japonicum ditemukan di negara Asia Timur dan Asia Tenggara seperti Jepang,
Cina, Filipina, Thailand, dan Indonesia.
● Infeksi campuran dengan spesies hewan dan manusia sering muncul di Asia dan di
Afrika. Hibridisasi secara alamiah telah terjadi antara S. mattheei dan S.
haematobium di Afrika Selatan dan antara S. haematobium dengan S. intercalatum
di Kamerun.
● Schistosoma mansoni memiliki penyebaran yang paling luas meliputi 52 negara di
Afrika, mediterania timur, Karibia, dan Amerika Selatan. Schistosoma mansoni
merupakan satu-satunya spesies yang dikenal di benua Amerika. Infeksi oleh
spesies ini menyebar di daerah Brazil, Venezuela, Suriname, Puerto Rico,
Dominika, dan pulau-pulau Antilla. Diduga Schistosoma dibawa ke Amerika
karena perdagangan budak belian dari benua Afrika.
● Schistosomiasis menyebar dan merupakan penyakit penting di Cina, Afrika,
Amerika Selatan, dan Asia Tenggara. Di Indonesia schistosomiasis pada manusia
hanya ditemukan didaerah dataran tinggi Lembah Napu (desa Wuasa, Maholo,
Winowanga, Alitupu, dan Watumaeta) dan Danau Lindu (desa Anca, Langko,
Tomado, dan Puroo), Sulawesi Tengah yang disebabkan oleh cacing Schistosoma
japonicum dengan induk semang antara Oncomelania hupensis lindonensis. Di
Jakarta pernah dilaporkan seseorang terinfeksi oleh parasit ini dan diduga
mendapatkan infeksinya dari Kalimantan Tengah.
Di wilayah dunia manakah
schistosomiasis terjadi?
● Afrika: kontak dengan air tawar di selatan dan sub-Sahara Afrika
- termasuk danau dan sungai besar serta badan air yang lebih
kecil - harus dianggap sebagai risiko penularan schistosomiasis.
Penularan juga terjadi di wilayah Mahgreb Afrika Utara dan
lembah Sungai Nil di Mesir dan Sudan.
● Amerika Selatan: Brasil, Suriname,
● Venezuela Karibia: Republik Dominika, Guadeloupe, Martinik,
Saint Lucia (risiko di Karibia sangat rendah)
● Timur Tengah: Iran, Irak, Arab Saudi, Yaman, Tiongkok Selatan,
Sebagian Asia Tenggara dan Filipina, Laos
● Penyakit ini hanya ditemukan di provinsi Sulawesi Tengah yaitu
di dataran tinggi Lindu, Napu dan Bada yang khusus disebabkan
oleh Schistosoma Juponicum.
Tanda & Gejala

● Dalam beberapa hari setelah terinfeksi, Anda mungkin mengalami ruam


atau kulit gatal.
● Demam, menggigil, batuk, dan nyeri otot dapat dimulai dalam 1-2 bulan
setelah infeksi.
● Kebanyakan orang tidak memiliki gejala pada fase awal infeksi ini.
● Kontak langsung pada kulit oleh serkaria dapat menyebabkan kegatalan dan ruam
pada kulit yang biasa disebut swimmers itch.
● Gejala klinis dapat terlihat terlihat setelah 23 minggu, namun kebanyakan tidak
memperlihatkan gejala klinis (asimptomatis).
● Schistosoma haematobium, S. mansoni, dan S. japonicum memiliki masa inkubasi
8 sampai 12 minggu dihitung dari mulai larva memasuki tubuh sampai cacing
mencapai feses/ urin penderita
● Infeksi Schistosoma dapat menimbulkan gejala-gejala yang bersifat umum
seperti gejala keracunan, demam, disentri , penurunan berat badan,
penurunan nafsu makan, gejala saraf, kekurusan dan lambatnya
pertumbuhan pada anak-anak.
● Sedang pada penderita yang sudah kronis dapat menimbulkan
pembengkakan hati dan limpa serta sirosis hati yang umumnya berakhir
dengan kematian
● Gejala klinis pada fase akut (dikenal dengan Katayama Fever) berupa demam,
malaise, urticaria, dan eosinofilia. Gejala lain dapat berupa batuk, demam,
letargi, diare, kekurusan, hematuria, sakit kepala, nyeri persendian dan otot,
eosinofilia, splenomegali, dan hepatomegali.
Pencegahan
● Hindari berenang atau mengarungi air tawar saat Anda berada di negara
tempat terjadinya schistosomiasis. Berenang di laut dan di kolam renang
yang diklorinasi aman.
● Minum air bersih.
● Air yang digunakan untuk mandi harus dididihkan selama 1 menit untuk
membunuh serkaria, dan kemudian didinginkan sebelum mandi untuk
menghindari panas. Air yang disimpan di tangki penyimpanan setidaknya
selama 1 - 2 hari harus aman untuk mandi.
● Pengeringan handuk yang kuat setelah terpapar air dalam waktu singkat dan
tidak disengaja dapat membantu mencegah parasit masuk ke kulit. Namun,
jangan hanya mengandalkan pengeringan handuk yang kuat untuk mencegah
schistosomiasis.
TERIMA KASIH
Daftar Pustaka

● Ardilasunu Wicaksono, drh. 2010. Schistosomiasis . Bogor : Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian
● CDC, 2018. Parasites – Schistosomiasis. https://www.cdc.gov/parasites/schistosomiasis/ diakses pada
1 april 2021
● Nurwidayati , Anis, Phetisya Pamela Frederika Sumolang dan Mohammad Sudomo. 2019. Fluktuasi
Schistosomiasis di Daerah Endemis Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-2018. Sulawesi Tengah : Balai
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Donggala Labuan Panimba, Labuan, Donggala, Sulawesi
Tengah.

Anda mungkin juga menyukai