Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA SCHISTOSOMIASIS

No. Dokumen /SOP/C/0102/II/2017


No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit Februari 2017
Halaman 1 dari 3

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian 1. Schistosomiasis adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang


disebabkan oleh cacing trematoda dari genus schistosoma (blood
fluke).
2. Terdapat tiga spesies cacing trematoda utama yang menjadi
penyebab skistosomiasis yaitu Schistosoma japonicum, schistosoma
haematobium dan schistosoma mansoni, disamping Schistosoma
mekongi dan Schistosoma intercalatum. Di Indonesia spesies yang
paling sering ditemukan adalah Schistosoma japonicum khususnya
di daerah lembah Napu dan sekitar danau Lindu di Sulawesi Tengah.
Untuk menginfeksi manusia, Schistosoma memerlukan keong
sebagai intermediate host. Penularan Schistosoma terjadi melalui
serkaria yang berkembang dari host dan menembus kulit pasien
dalam air. Skistosomiasis terjadi karena reaksi imunologis terhadap
telur cacing yang terperangkap dalam jaringan.
2. Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah untuk tatalaksana pasien
schistosomiasis yang berobat di Puskesmas Sukasari.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sukasari Nomor Tahun 2017
Tentang Standar Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan 1. Alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Timbangan Berat Badan
2. Bahan:
a. Laboratorium mikroskopis sederhana untuk pemeriksaan
specimen tinja dan darah rutin (bila tersedia)
6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya, berkaitan dengan:
a. Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan demam,
nyeri kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronchitis, nyeri abdominal.
Biasanya terdapat riwayat terpapar dengan air danau atau sungai
4-8 minggu sebelumnya, yang kemudian berkembang menjadi
ruam kemerahan (pruritic rash)
b. Pada fase kronis, keluhan pasien tergantung pada letak lesi
misalnya:
1) Buang air kecil darah (hematuria), rasa tak nyaman hingga
nyeri saat berkemih, disebabkan oleh urinary schistosomiasis
biasanya disebabkan oleh S. hematobium.
2) nyeri abdomen dan diare berdarah biasanya disebabkan oleh
intestinal skistosomiasisoleh biasanya disebabkan oleh S.
mansoni, S. Japonicum juga S. Mekongi.
3) Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata disebabkan
oleh hepatosplenic skistosomiasis yang biasanya disebabkan
oleh S. Japonicum.
c. Faktor Risiko: Orang-orang yang tinggal atau datang berkunjung
ke daerah endemik di sekitar lembah Napu dan Lindu, Sulawesi
Tengah dan mempunyai kebiasaan terpajan dengan air, baik di
sawah maupun danau di wilayah tersebut.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
a. Pada skistosomiasis akut:
1) Limfadenopati
2) Hepatosplenomegaly
3) Gatal pada kulit
4) Demam
5) Urtikaria
6) Buang air besar berdarah (bloody stool)
b. Pada skistosomiasis kronik:
1) Hipertensi portal dengan distensi abdomen,
hepatosplenomegaly
2) Gagal ginjal dengan anemia dan hipertensi
3) Gagal jantung dengan gagal jantung kanan
4) Intestinal polyposis
5) Ikterus
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang pemeriksaan tinja
secara langsung untuk melihat telur dan atau larva cacing dalam tinja
dan sedimen urin (bila tersedia)
4. Petugas melakukan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan penunjang.
5. Petugas melakukan tatalaksana sesuai penyakit dan tingkat
keparahan.
a. Pengobatan diberikan dengan dua tujuan yakni untuk
menyembuhkan pasien atau meminimalkan morbiditas dan
mengurangi penyebaran penyakit
b. Prazikuantel
1) Untuk S. mansoni, S. haematobium, S. intercalatum: dosis 40
mg/kg badan per hari oral dan dibagi dalam dua dosis perhari
2) Untuk S. japonicum, S. mekongi: dosis 60 mg/kg berat badan
per hari oral dan dibagi dalam tiga dosis perhari
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Setelah 4 minggu dapat dilakukan pengulangan pengobatan.
2) Pada pasien dengan telur cacing positif dapat dilakukan
pemeriksaan ulang setelah satu bulan untuk memantau
keberhasilan pengobatan
6. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi kepada pasien dan
keluarga mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
a. Hindari berenang atau menyelam di danau atau sungai di daerah
endemik skistosomiasis.
b. Minum air yang sudah dimasak untuk menghindari penularan
lewat air yang terkontaminasi.
7. Bagan Alir

Tatalaksana Schistosomiasis

SOP/UKP/PAD/BPU/44 2
8. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang BP Umum, RGD 24 jam, Ruang MTBS
10. Dokumen Terkait Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen

Tatalaksana Schistosomiasis

SOP/UKP/PAD/BPU/44 3

Anda mungkin juga menyukai