A. Pengertian Glositis
Glositis adalah keadaan dimana permukaan lidah terlihat lebih halus atau licin
karena bintil-bintil lidah (papillae) nampak menghilang akibat peradangan.
Selain itu, seperti halnya peradangan pada bagian tubuh lain, bengkak, lunak dan
adanya perubahan warna pada lidah juga terjadi pada glositis.
Gambar 1. Glositis
B. Klasifikasi
1. Glositis Akut
Glositis akut dapat berkembang secara tiba-tiba disertai dengan gejala
yang cukup parah. Glositis jenis ini biasanya terjadi akibat reaksi alergi
terhadap sesuatu yang masuk ke dalam mulut.
2. Glositis Kronis
Glositis kronis terjadi karena peradangan dalam jangka waktu lama
(kronis) dan dapat berkaitan dengan kondisi atau penyakit lain yang sedang
terjadi dalam tubuh.
3. Idiopathic Glossitis
Inflamasi pada membran mukosa dan otot lidah secara keseluruhan.
4. Atrophic Glossitis (Hunter’s Glossitis)
Ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi
ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah).
Perasaan lidah terbakar yang menyebar ke bagian mulut lain yang biasanya
dipicu oleh adanya ulserasi. Glositis atrofi menyebabkan bintil-bintil pada lidah
menjadi hilang sehingga mengubah tekstur Lidah terlihat licin dan mengkilat
baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling
sering biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada
penderita anemia.
Gambar 2. Herpetic
Geometric Glossitis
6. Benign Migratory Glossitis
Ditandai dengan eritema yang dikelilingi garis putih serpiginosa dan
hiperkeratotik.
Gambar 3. Benign
Migratory Glossitis
C. Etiologi
Penybab glossitis bermacam-macam, bisa lokal dan sistemik. Penyebab glossitis dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Penyebab local
a. Bakteri dan infeksi virus
b. Trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar, gigi atau peralatan gigi
c. Iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makanan yang pedas ataupun makan
yang berbumbu.
d. Alergi dari pasta gigi dan obat kumur
2. Penyebab sistemik
a. Kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik
b. Keadaan kekurangan gizi (malnutrisi ) yaitu kekurangan asupan vitamin B12, defesiensi
Fe
c. Penyakit kulit seperti oral lichen, erytema multiform, aphtous ulcers, dan pemphigus
vulgaris
d. Infeksi seperti syphilis and human immunodeficiencyvirus (HIV) kemungkinan
memberikan tanda bahwa glossitis ini merupakan gejala yang pertama kali akan
muncul nantinya.
D. Manifestasi klinik
Setiap gejala yang terjadi pada glositis dapat berupa gejala ringan
maupun berat, serta dapat berlangsung sementara maupun permanen. Gejala-
gejala tersebut terjadi dengan cepat dan dapat berkembang. Beberapa gejala yang
terjadi saat mengalami glositis antara lain:
1. Bengkak pada lidah. Apabila bengkak terus terjadi dan ukuran lidah semakin
lama semakin membesar, hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya
jalan napas sehingga penderita akan kesulitan bernapas dan dapat berakibat
fatal.
2. Kesulitan saat menggigit, mengunyah, atau berbicara karena ukuran lidah
menjadi lebih besar dari sebelumnya.
3. Rasa sakit pada area lidah.
4. Permukaan atau tekstur lidah menjadi licin.
5. Warna lidah berubah menjadi pucat ataupun merah terang.
E. Pemeriksaan diagnosa
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk glositis, antara lain:
1. Memeriksa apakah lidah mengalami pembengkakan yang dapat terlihat dari
ukuran lidah yang lebih besar dari ukuran normal, perubahan warna lidah
menjadi pucat atau merah terang, serta timbulnya rasa sakit pada lidah.
2. Perabaan lidah menggunakan jari untuk mengamati tekstur permukaan lidah,
karena glositis umumnya ditandai dengan bintil-bintil pada lidah yang
nampak hilang sehingga mengakibatkan perubahan tekstur pada permukaan
lidah.
3. Pemeriksaan riwayat kesehatan serta gaya hidup untuk memastikan
penyebab terjadinya radang pada lidah.
4. Pemeriksaan darah ataupun air liur (saliva) dapat dilakukan untuk
memastikan penyebab peradangan yang terjadi pada lidah Anda karena
glositis dapat menjadi sebuah gejala bahwa tubuh Anda sedang mengalami
penyakit atau keadaan lain.
F. Penatalaksanaan
Prinsip dalam pengobatan glositis adalah untuk meredakan rasa sakit dan
pembengkakan yang terjadi pada lidah. Pengobatan glositis bermacam-macam
dan disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Beberapa cara untuk melakukan hal
tersebut, antara lain:
Menjaga kesehatan rongga mulut dengan cara menyikat gigi dua kali
sehari (setelah sarapan dan sebelum tidur) serta melakukan pembersihan sela-sela
gigi menggunakan benang gigi (dental floss) setidaknya sekali dalam sehari.
Perubahan pola makan untuk mengatasi permasalahan nutrisi yang dapat
menjadi penyebab terjadinya glositis. Suplemen juga dapat dikonsumsi apabila
tubuh memerlukan tambahan nutrisi.
Menghindari kontak dengan faktor penyebab glositis sebagai tanda reaksi
alergi yang terjadi dalam tubuh Anda misalnya seperti tembakau, makanan-
makanan pedas, maupun alkohol.
Konsultasikan pada dokter gigi apabila terdapat gigi yang tajam, kawat
gigi yang tajam, maupun gigi tiruan yang tidak pas untuk menghindari faktor-
faktor tersebut semakin menyebabkan peradangan pada lidah.
Penggantian pasta gigi maupun obat kumur yang menyebabkan alergi dan
peradangan pada lidah.
Penggunaan antibiotik, anti-virus, anti-jamur, ataupun obat-obatan lain
yang sesuai dengan penyebab terjadinya peradangan pada lidah.
Glositis atau peradangan pada lidah dapat hilang atau sembuh apabila
penyebabnya dapat tertangani dengan tepat.
G. Terapi
Tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi peradangan. Perawatan
biasanya tidak memerlukan rawat inap kecuali lidah bengkak sangat
parah. Baik kebersihan mulut perlu, termasuk menyikat gigi menyeluruh
setidaknya dua kali sehari, dan flossing sedikitnya setiap hari. Kortikosteroid
seperti prednison dapat diberikan untuk mengurangi peradangan glossitis. Untuk
kasus ringan, aplikasi topikal (seperti berkumur prednison yang tidak ditelan)
mungkin disarankan untuk menghindari efek samping dari kortikosteroid ditelan
atau disuntikkan. Antibiotik, obat anti jamur, atau anti mikroba lainnya mungkin
diresepkan jika penyebab glossitis adalah infeksi. Anemia dan kekurangan gizi
harus diperlakukan, sering dengan perubahan pola makan atau suplemen lainnya.
Hindari iritasi (seperti makanan panas atau pedas, alkohol, dan tembakau)
untuk meminimalkan ketidaknyamanan.
H. Komplikasi
1. Ketidaknyamanan
Karena pasien kesulitan dalam menelan, mengunyah dan berbicara yang
disebabkan karena lidah mengalami pembengkakan.
2. Airway Obstruksi
Udara yang masuk melalui mulut tersumbat karena lidah mengalami
pembengkakan sehingga udara tidak bisa masuk.
3. Disfagia
Disfagia (dysphagia) adalah kondisi medis di mana pasien mengalami
kesulitan dalam menelan makanan.Kondisi ini biasanya menjadi tanda adanya
masalah pada tenggorokan atau kerongkongan.Sebagian pasien dengan
disfagia mengalami kesulitan menelan beberapa jenis makanan tertentu dan
cairan. Pada kasus lain, pasien mengalami gangguan mekanisme menelan
parah.Kondisi ini terjadi karena dua alasan. Pertama, adanya masalah pada
otot dan saraf tenggorokan atau kerongkongan, dan kedua, terjadinya
penyumbatan pada tenggorokan atau kerongkongan.
4. Disfonia
Disfonia adalah istilah medis untuk gangguan produksi suara. Orang yang
menderita disfonia dapat mengeluarkan suara serak atau tidak ada suara sama
sekali. Ada banyak penyebab disfonia, baik karena keganasan atau non-
keganasan (non- kanker).
I. Pencegahan
1. Kesehatan mulut yang baik (gigimenyeluruh menyikat gigi dan
2. flossing dan pembersihan profesional reguler dan pemeriksaan) mungkin
membantuuntuk mencegah gangguan ini.
3. Minimalkan iritasi atau cedera di mulutbila memungkinkan.
4. Hindari penggunaan berlebihanmakanan atau zat yang mengganggumulut atau
lidah.
ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS
Tn. J umur 40 tahun datang masuk di ruang poli THT Rumah Sakit
Bahteramas Kendari dengan keluhan lidahnya terasa sakit, panas dan rasa terbakar
merah gelap dan adanya ulserasi. Klien juga mengatakan nafsu makannya berkurang
dengan adanya penyakitnya dan sulit untuk menelan. Skala nyeri 6 , TTV : TD
PENGKAJIAN
Analisa Data :
Klien mengatakan:
mengunyah.
DO :
Skala nyeri : 6
TTV :
TD : 128/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°C
DS : Ketidakmampuan Ketidakseimbangan
makannya berkurang
DO :
ulserasi
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (Proses Infeksi). Ditandai
Intervensi Keperawatan
KEPERAWATAN
karakteristik,
indikator Awal Akhir
durasi, frekuensi,
Melaporkan 2 4
kualitas, intensitas
nyeri yang atau beratnya nyeri
pencetus.
Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
Pastikan perawatan
analgesik bagi
pasien dilakukan
dengan pemantauan
yang ketat.
Monitor TTV
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik pertama
kali
Berikan informasi
tentang nyeri
seperti penyebab
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasi dengan
orang terdekat
maupun tim
kesehatan lainnya
mengimplementasi
kan tindakan
penurunan nyeri.
Status nutrisi
Tentukan jumlah
cairan
Anjurkan pasien
pelan.
Beri obat-obatan
sebelum makan
(penghilang rasa
sakit)
pasien terkait
dengan perawatan
mulut sebelum
makan.
Monitor
kecenderungan
terjadinya
penurunan dan
kenaikan berat
badan.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Ana dkk. 2018. Nanda-I Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2018-2020. Jakarta: ECG
Nurjannah, Intasari, Tumanggor, Roxsana Devi. 2013. Pengukuran Outcomes
Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Nurjannah, Intasari, Tumanggor, Roxsana Devi.2013. Nursing Intervension
Classification (NIC). Yogyakarta : Moco Media.
Riskhy, Muhammad Wahyu. 2016. Patologi Indra Pendengaran. Diambil dari :
https://fdokumen.com/document/makalah-patofisiologi-glossitis-patologiinder
a -pengecap.html
Wijaya, Romel Ciptoadi. 2015. Referat Glositis. Diambil dari : https://www
.scribd.com/document/259017464/Referat-Glossitis