Ipm 2016
Sialolithiasis/ salivary calculi atau
salivary stones
Terapi
Analgesik, antibiotik, dan Antipiretik, jika perlu
Sialogogues, pijat dan panas diaplikasikan ke daerah
yang terkena.
Bila Batu di dekat lubang saluran bisa diangkat secara
transoral tapi batu yang lebih dalam membutuhkan
operasi konvensional atau sialendoskopi.
Extravasation and retensi mucocle
dan ranula
Mucocle
Pembengkakan yang disebabkan akumulasi
saliva di tempat yang mengalami trauma
atau saluran kelenjar saliva minor yang
terhambat.
Etiologi
Karena trauma akibat kebiasaan menggigit
bibir
Sering terjadi pada bibir bawah
Gambaran klinis
Tidak menimbulkan rasa sakit
Permukaannya halus
Berwarna kebiruan yang khas
Recurent
Terapi: eksisi
Etiologi
Disebabkan trauma mekanis
Saluran saliva yang tersumbat
Gambaran klinis
Tidak nyeri
Massa yang bergerak lambat
berfluktuasi
bergerak berada di dasar mulut
Biasanya membentuk satu sisi frenulum
lingual; Lesi meluas jauh ke dalam jaringan
lunak, bisa melewati garis tengah.
Plunging ranula, mucus ekstravasasi dari
ruptur asini kelenjar sublingual melewati
sekitar posterior batas otot mylohyoid. Hal ini
menyebabkan pembengkakan yang
melibatkan submandibular triangle.
a.Ranula b. Plunging ranula
Sublingual saliva
gland ranula
Etiologi
Iskemia glandula saliva minor, trauma
lokal, manipulasi bedah atau anestesi lokal
Gambaran klinis
Pembengkakan, eritem, disertai ulserasi
Lesi dapat unilateral atau bilateral, diameter
1-3 cm
Penyembuhannya 6-10 minggu
Necrotizing
sialometaplasia
Histopatologi
Submukosa adjacent ulkus menunjukkan
nekrosis kelenjar saliva dan metaplasia
skuamosa dari epitel saluran saliva.
Metaplasia skeletal duktal menunjukkan atypia
sitologis, namun polanya dapat disalahartikan
sebagai karsinoma sel skuamosa.
Bila metaplasia ini terlihat di kelenjar saliva
yang tersisa, lesi mungkin salah untuk
karsinoma mucoepidermoid.
Necrotizing sialometaplasia,
Regezi,2012 squamous metaplasia saluran
saliva
DifferensiL Diagnosis
Karsinoma sel skuamosa, tumor glandula
saliva, infeksi kronis, ulser traumatik.
TREATMENT
Biopsi insisi
Observasi, lesi penyembuhan spontan 6-12
minggu
Cheilitis glandularis
Cheilitis glandularis adalah inflamasi kronis
yang mempengaruhi kelenjar saliva minor
labial dan ditandai secara klinis oleh edema
dan ulserasi.
Etiologinya penyakit autosomal herediter,
faktor eksternal (sinar UV), kebersihan
mulut yang buruk, merokok dan keadaan
imunokompromis, infeksi bakteri, alergi,
iritasi kronis
Gambaran klinis
Adanya edema dan ulserasi fokal
terutama terdapat pada bibir bagian bawah,
namun dapat juga terdapat pada bibir atas
dan palatal
Ciri khas lesi adalah muara kelenjar saliva
mengalami dilatasi dan tekanan yang terjadi
pada bibir dapat menimbulkan cairan mukous
atau mukopustular dari muara duktus.
Laskaris,2012
Simple
Lesi multipel tidak nyeri,
Nodul kecil yang dapat dipalpasi.
Infeksi lesi tipe simple dapat
menyebabkan perkembangan Ke
tipe superficial atau deep
suppuratif.
Superficial suppuratif
Cheilitis
ulserasi superfisial,
glandularis
Tidak nyeri
Adanya pembengkakan
indurasi bibir
Deep suppuratif
Infeksi pada jaringan yang lebih
dalam berhubungan dengan abses
dan fistula.
Terapi
Menghilangkan faktor predisposisi
Penggunaan lipbalm dan dan tabir surya
untuk yang sering terkena paparan sinar
matahari
Vermillionektomi pada kasus yang parah
Viral disease
Mumps (paramyxovirus / epidemic
parotitis)
Adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh
paramyxovirus dan ditularkan melalui saliva.
Etiologi
Paramyxovirus
Periode inkubasi 2-3 minggu mendahului
gejala klinis
Penularan melalui kontak langsung droplet
saliva
Gambaran klinis
Manifestasi utama adalah demam,malaise, sakit
kepala, menggigil dan nyeri preaurikuler dengan
pembengkakan.
Masa inkubasi 2-3 minggu
Pembengkakan terjadi maksimal 2-3 hari dan
pembengkakan hilang 10 hari kemudian .
95% gejala kasus melibatkan kelenjar parotis,
sedangkan sekitar 10% Kasus melibatkan kelenjar
submandibular bilateral dan sublingual disertai
pembengkakan kelenjar parotis
Kiri: Lokasi dan konfigurasi tipikal
bengkak terkait dengan virus
mumps.
Kanan: Lokasi biasa dan bengkak
yang berhubungan dengan abses
mandibula gigi molar.
Treatment
Perawatannya adalah simtomatik,
Melibatkan penggunaan analgesik dan
antipiretik
Burket,2015
Bacterial sialadenitis
Sialadenitis bakteri terjadi pembengkakan dan
kelenjar saliva yang terinfeksi.
Etiologi
Stapilococcus aureus
Sreptococcus viridans
Streptococcus pneumoniae
Faktor risiko
Termasuk dehidrasi, penggunaan obat xerogenic,
Penyakit kelenjar saliva, kerusakan syaraf, obstruksi
duktal, iradiasi, Dan penyakit kronis seperti
diabetes mellitus dan Sjorgen syndrome.
Burket,2015;Michael lewis
2013
Gambaran klinis
Terdapat keluhan demam, malaise, trismus,
dan disfagia.
Kelenjarnya yang membengkak, nyeri,
indurasi, dan lunak bila di palpasi.
Bila terjadi pada saluran Stensen, akan
terlihat eritema dan edematous.
Pembengkakan kelenjar
parotis kanan Sialadenitis bakteri akut dan
purulen Keluar dari duktus
Stensen.
Terapi
Terapi antibiotik dengan aktivitas beta
laktamase, seperti flucloxacillin, klindamisin
atau metronidazole.
Xerostomia
Istilah xerostomia berasal dari bahasa
yunani, xeros =kering dan stoma=mulut
Xerostomia merupakan keluhan subyektif
pada pasien berupa adanya rasa kering
dalam rongga mulutnya akibat adanya
penurunan produksi saliva (hiposalivasi)
dan atau perubahan komposisi saliva.
Etiologi
Obat-obatan
Mulut kering
Faktor lain yang mempengaruhi produksi
saliva yang memperparah xerostomia
akibat dehidrasi, keringat berlebihan,
mengunyah tembakau dan kebiasaan
bernafas melalui mulut
Gejala
Rasa kering dan lengket di mulut dan
tenggorokan
Mulut kering sakit menelan, berbicara,
mengunyah dan memakai gigi palsu.
Sensasi terbakar
Luka di mukosa oral
Lidah mudah kering, merah, kerentanan
terhadap kandidiasis, pecah-pecah disudut
mulut dan bibir.
diagnosis
Riwayat dan Pemeriksaan
Tes diagnostik
Pengukuran aliran saliva
Sialography
Biopsi
Treatment
Terapi pencegahan
Pengobatan simptomtis (paliatif)
Stimulasi saliva lokal atau topikal
Stimulasi saliva sistemik
Terapi pada gangguan sistemik yang
mendasari
Terapi