A. Pengertian
Neurotik adalah pola tingkah laku yang ditunjukkan seseorang yang
merasa dirinya mengalami kesulitan menghadapi kecemasan dan konflik
(Alwisol, 2012). Gangguan jiwa neurotik merupakan kegagalan dalam
penyesuaian diri secara emosianal karena suatu konflik tak-sadar yang tidak
dapat diselesaikan sehingga mengakibatkan kecemasan yang timbul akan
diubah dan muncullah gejala-gejala subyektif yang mengganggu. Pendapat
lain yang dikemukakan menerangkan bahwa gangguan jiwa neurotik terjadi
hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya
masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa
belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit (Kuntjojo,
2009).
Dapat disimpulakan bahwa gangguan jiwa neurotik adalah gangguan
ringan, dimana individu tidak mampu menghadapi kecemasan dan konflik
yang dialaminya secara langsung atau diubah oleh berbagai mekanisme
pertahanan (penyesuaian diri). Seseorang dapat mengalami gangguan jiwa
neurotik karena merasa tertekan dari luar dan dari dalam. Hal ini disebabkan
oleh tegangan emosi akibat konflik, frustasi, ataupun perasaan tidak aman
(Zakiyah, 2015).
2. Histeria
Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi
emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan
diri dari kepekaannya terhadap rangsang-rangsang emosional. Pada
neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa
dikehendaki oleh penderita. Histeria terjadi karena pengalaman
traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau
ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk
melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut.
3. Neurosis fobik
Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya
fobia, yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional, terhadap
suatu benda atau keadaan. Neurosis fobik terjadi karena penderita
pernah mengalami ketakutan dan shock hebat berkenaan dengan situasi
atau bendatertentu, yang disertai perasaan malu dan
bersalah.Pengalaman traumastis ini kemudian direpresi (ditekan ke
dalam ketidaksadarannya). Namun pengalaman tersebut tidak bisa
hilang danakan muncul bila ada rangsangan serupa. Contohnya
Hematophobia (takut melihat darah), Hydrophobia (takut pada air),
Pyrophibia (takut pada api), Acrophobia (takut berada di tempat yang
tinggi)
4. Neurosis obsesif-kompulsif
Obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau
menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan
atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun
sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan. Neurosis jenis ini
dapat terjadi karena faktor-faktor berikut: 1)Konflik antara keinginan-
keinginan yang ditekan atau dialihkan; 2) Trauma mental emosional,
yaitu represi pengalaman masa lalu (masa kecil). Contohnya
Kleptomania (keinginan yang kuat untuk mencuri meskipun dia tidak
membutuhkan barang yang ia curi), Pyromania (keinginan yang tidak
bisa ditekan untuk membakar sesuatu), Wanderlust (keinginan yang
tidak bisa ditahan untuk bepergian), Mania cuci tangan (keinginan
untuk mencuci tangan secara terus-menerus).
5. Neurosis Depresif
Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada
perasaan dengan ciri-ciri: kurang atau tidak bersemangat, harga diri
rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri. Gejala-gejala utama
gangguan jiwa ini adalah: gejala jasmaniah (senantiasa lelah) dan
gejala psikologis (sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia,
ingin mengakhiri hidupnya, dst).
6. Neurathenia
Neurasthenia disebut juga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini
adalah tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan
tenaga yang sedikit, emosi labil, dan kemampuan berpikir menurun. Di
samping gejala-gejala utama tersebut juga terdapat gejala-gejala
tambahan, yaitu insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi
bermacam-macam penyakit, dst. Neurasthenia dapat terjadi karena
beberapa faktor yaitu sebagai berikut: 1)Terlalu lama menekan
perasaan, pertentangan batin, kecemasan. 2) Terhalanginya keinginan-
keinginan. 3) Sering gagal dalam menghadapi persaingan-persaingan.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan neurotik dilakukan
dengan cara menurunkan atau menghilangkan gejala-gejala neurotik,
mengembalikan fungsi-fungsi utama pada tubuh, dan meminimalkan adanya
resiko relaps (kambuh) yang muncul. Penatalaksanaan pada pasien dengan
gangguan neurotik ada dua yaitu secara farmakologi dan non farmakologi.
1. Terapi Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi dilakukan pada pasien dengan indikasi
gangguan neurotik sedang atau berat, memiliki riwayat gangguan
neurotik sebelumnya atau mengalami kegagalan pendekatan terapi
psikologi. Penggunaan obat-obatan harus sesuai dengan indikasi yang
ditunjukkan pasien, seperti untuk pasien dengan ansietas diberikan obat
diazepam dan untuk anti depresan diberikan obat amitripilin.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2012). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Ibrahim, S. A. (2012). Panik Neurosis dan Gangguan Cemas (1st ed.). Tangerang:
Jelajah Nusa.