Disusun oleh :
Alfu Izzatil Munna (32101800001)
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa karena atas rahmat dan karunianya kita
dapat mengenal ilmu, pengetahuan, tidak lupa kita haturkan shalawat beserta salam atas
junjungan alam Nabi besar kita yaitu nabi Muhammad saw. Dan kami mengucapkan
terimakasih kepada ibu dosen yang telah mengajari kami ilmu yang sangat banyak, berkat
ilmu itu juga kami mampu menyelesaikan makalah ini pada waktunya.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pingsan atau sinkop (menurut European Society of Cardiology : ESC), adalah suatu
gejala dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat
sementara, dan biasanya menyebabkan jatuh. Onsetnya relatif cepat dan terjadi
pemulihan spontan. Kehilangan kesadaran tersebut terjadi akibat hipoperfusi serebral.²
Syncope adalah suatu istilah umum yang menggambarkan hilangnya kesadaran
seseorang yang terjadi tiba-tiba dan bersifat sementara. Ada beberapa sinonim untuk
syncope yaitu: benign faint, simple faint, neurogenic syncope, psychogenic syncope,
vasovagal syncope dan vasodepressor syncope.3
2.2 Etiologi
Faktor yang dapat memicu terjadinya syncope dibagi menjadi 2 yaitu: faktor
psikogenik (rasa takut, tegang, stres emosional, rasa nyeri hebat yang terjadi secara
tiba2 dan tidak terduga dan rasa ngeri melihat darah atau peralatan kedokteran seperti
jarum suntik) dan Faktor non psikogenik (posisi duduk tegak, rasa lapar, kondisi fisik
yang jelek, dan lingkungan yang panas, lembab dan padat).
Penyebab paling umum dari sinkop pada orang tua adalah hipotensi ortostatik,
refleks sinkop, terutama CSS, dan arrhythmias jantung (Angel Moya et al, 2009).
Adapun penyebab syncope paling sering dibedakan menjadi beberapa bagian
diantaranya yaitu:
1) Kardiak (Jantung) dan pembuluh darah
Sumbatan Jantung
Gangguan pada jantung bisa disebabkan adanya sumbatan (obstruksi) pada
jantung sumbatan ini bisa disebabkan gangguan katup jantung, adanya tumor
dan pembesaran otot-otot jantung serta penyakit-penyakit jantung.
Listrik Jantung
Gangguan listrik jantung menyebabkan gangguan irama dan frekuensi
denyutan jantung sehingga volume darah yang dipompa ke tubuh dan yang
[Type text] Page 5
sampai ke otak juga akan berkurang.
Verrtebro vaskular system
Penyempitan pada pembuluh darah yang dikarenakan faktor umur,
merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Sistim
vertebrobasilar ini berisiko untuk terjadi penyempitan, dan jika ada gangguan
sementara pada aliran darah ke otak tengah (midbrain) dan reticular activating
system, pingsan atau syncope mungkin terjadi.
2) Persyarafan
Vasovagal syncope
Di dalam tubuh manusia terdapat system reflek pada saraf yang secara
tidak sadar reflek saraf ini bisa menyebabkan penurunan tekanan darah
mendadak. Vasovagal syncope akibat dari tindakan saraf vagus yang kemudian
akan mengirim sinyal ke jantung kemudian memperlambat denyut jantung
sehingga seseorang pingsan. Vasovagal syncope ini biasanya dipicu oleh rasa
takut, nyeri, cedera, kelelahan dan berdiri terlalu lama. Situasi-situasi lain
umumnya menyebabkan denyut jantung untuk sementara melambat dan
menyebabkan pingsan seperti mengejan, batuk, bersin (Ocupational syncope)
yang dapat menyebabkan vagal response.
Sinus Karotis
Sinus Karotis merupakan bagian dari pembuluh darah leher yang sangat
sensitif terhadap perubahan fisik dan regangan pembuluh darah pada daerah
tersebut. Karena terlalu sensitif, maka hal ini akan mengakibatkan pengiriman
impuls pada saraf pusat sehingga menstimulasi system saraf yang membuat
kehilangan kesadaran.
3) Pengaruh posisi tubuh
Ortostatik Hypotensi
Postural Hypotension pembuluh-pembuluh darah perlu untuk
mempertahankan kekuatan mereka sehingga tubuh dapat menahan efek-efek
dari gravitasi (gaya berat) dengan perubahan-perubahan dalam posisi. Ketika
posisi tubuh berubah dari berbaring ke berdiri, sistim syaraf autonomik
meningkatkan kekuatan pada dinding-dinding pembuluh darah, membuat mereka
mengerut, dan pada saat yang sama meningkatkan denyut jantung supaya darah
2.4 Bahaya
a. Resiko kematian dan kejadian mengancam nyawa
Penyakit jantung struktural dan penyakit pada sistem listrik jantung, adalah
faktor resiko mayor SCD dan mortalitas keseluruhan pada pasien dengan sinkop. 3
Hipotensi ortostatik memiliki dua kali resiko kematian yang lebih tinggi berkaitan
dengan keparahan komorbidnya dibandingkan dengan populasi umum.
b. Rekurensi Sinkop dan resiko cedera fisik
Pada studi populasi, sekitar sepertiga pasien mengalami rekurensi sinkop pada
follow-up 3 tahun. Jumlah episode sinkop selama kehidupan adalah prediktor
terkuat rekurensi. Contohnya, pada pasien dengan diagnosis yang belum jelas,
resiko rendah dan usia >40 tahun, riwayat satu atau dua episode sinkop selama
kehidupan diprediksi mengalami 15 dan 20% rekurensi setelah 1 dan 2 tahun,
secara respektif, sedangkan riwayat 3 episode sinkop selama kehidupan diprediksi
mengalami rekurensi 36 dan 42% setelah 1 dan 2 tahun, secara respektif.
Morbiditas mayor, seperti fraktur dan kecelakaan lalu lintas, dilaporkan pada 6%
pasien, dan cedera minor seperti laserasi dan hematom pada 29%. Sinkop rekuren
dihubungkan dengan fraktur dan cedera jaringan lunak pada 12% pasien. Pada
pasien yang masuk ke unit gawat darurat (UGD), trauma minor dilaporkan pada
29.1% dan trauma mayor pada 4.7% kasus; prevalensi tertinggi (43%) diobservasi
pada pasien yang lebih tua dengan sindroma sinus karotis.3
Morbiditas yang tinggi didapatkan pada lansia dan bervariasi mulai dari
kehilangan kepercayaan diri, depresi, dan ketakutan untuk jatuh, hingga fraktur dan
perawatan lanjut.3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pingsan atau sinkop (menurut European Society of Cardiology : ESC), adalah suatu
gejala dengan karakteristik klinik kehilangan kesadaran yang tiba-tiba dan bersifat
sementara, dan biasanya menyebabkan jatuh.
Faktor yang dapat memicu terjadinya syncope dibagi menjadi 2 yaitu: faktor
psikogenik (rasa takut, tegang, stres emosional, rasa nyeri hebat yang terjadi secara
tiba2 dan tidak terduga dan rasa ngeri melihat darah atau peralatan kedokteran seperti
jarum suntik) dan Faktor non psikogenik (posisi duduk tegak, rasa lapar, kondisi fisik
yang jelek, dan lingkungan yang panas, lembab dan padat). Penyebab paling umum dari
sinkop pada orang tua adalah hipotensi ortostatik, refleks sinkop, terutama CSS, dan
arrhythmias jantung (Angel Moya et al, 2009).
Prinsip penanganan pasien sinkop adalah untuk memperpanjang harapan hidup,
membatasi cedera fisik dan mencegah rekurensi. Terapi optimal untuk sinkop harus
ditujukan pada etiologi yang mendasari.
3.2 Saran
Diperlukan diagnosis yang tepat tentang penyebab sinkop kardiak agar
penatalaksanaan lebih optimal, sehingga angka kematian dapat diturunkan.