Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KEGAWAT DARURATAN MEDIK RUMAH TANGGA

LUKA BAKAR

Disusun Oleh:

Alfu Izzatil Munna (32101800001)

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Jl. Raya Kaligawe Km.4 Semarang 50112 PO Box 1054 Telp. (024) 6583584

Tahun 2019

[Type text]Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa karena atas rahmat dan
karunianya kita dapat mengenal ilmu, pengetahuan, tidak lupa kita haturkan
shalawat beserta salam atas junjungan alam Nabi besar kita yaitu nabi Muhammad
saw. Dan kami mengucapkan terimakasih kepada ibu dosen yang telah mengajari
kami ilmu yang sangat banyak, berkat ilmu itu juga kami mampu menyelesaikan
makalah ini pada waktunya.

Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan


karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Semarang, 16 April 2019

Penulis

[Type text]Page 2
[Type text]Page 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................5

1.3 Tujuan.......................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

2.1 Definisi Combutsio/Luka Bakar.............................................................................................6

2.2 Etiologi......................................................................................................................................6

2.3 Prinsip Penanganan...............................................................................................................7

2.4 Bahaya Combutsio/Luka Bakar.............................................................................................8

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................10

3.1 Kesimpulan........................................................................................................................10

3.2 Saran..................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11

[Type text]Page 4
BAB I

PENDAHULUAN

[Type text]Page 5
1.1 Latar Belakang

Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas
melebihi kerusakan fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara
langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi semua sistem tubuh dan
beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Pengurangan waktu
penyembuhan, antisipasi dan penanganan secara dini untuk mencegah
komplikasi, pemeliharaan fungsi tubuh dalam perawatan luka dan tehnik
rehabilitasi yang lebih efektif semuanya dapat meningkatkan rata-rata harapan
hidup pada sejumlah klien dengan luka bakar serius.
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus
yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi
luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang
meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif
daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang
disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan
prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama yang disebabkan oleh
api atau paparan radiasi ionisasi.
Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda
dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar
yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada
di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan
dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik
pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum
perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan
untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk
mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang
menyertai.

[Type text]Page 6
Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2012 secara global luka bakar
termasuk dalam peringkat ke 15, penyebab utama kematian terjadi pada anak-
anak dan dewasa muda yang berusia 5-29 tahun. Angka mortalitas akibat
trauma luka bakar sekitar 195.000 jiwa pertahun. Berdasarkan data unit luka
bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), pasien dengan luka bakar
akut yang di rujuk pada tahun 2010 sebanyak 143 orang pasien. Dari 50 orang
pasien, 24 orang pasien (48%) meninggal dan 26 orang pasien (52%) dapat
diselamatkan. (Purnama, Huriatul, Wiwik, 2013).
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung
dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan
sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan
pengaruh lain yang menyertai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Luka Bakar?
2. Apa saja etiologi Luka Bakar?
3. Bagiamana prinsip penanganan Luka Bakar?
4. Bagaimana bahaya Luka Bakar?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Luka Bakar
2. Untuk mengetahui penyebab Luka Bakar
3. Utuk mengetahui prinsip penanganan Luka Bakar
4. Utuk mengetahui bahaya Luka Bakar

[Type text]Page 7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Combutsio/Luka Bakar

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid
(misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat
menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia
terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan
sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses
penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas
dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas
dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi. (Moenadjat, 2003).

Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun
tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan
kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya
tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga
(Sjamsuhidajat, 2004).

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan


kontrak dengan sumber panas seperti api, air, panas, bahan kimia, listrik dan
radiasi. (Moenajar, 2002)

Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau
radio aktif. (Wong, 2003).

2.2 Etiologi

Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah:


a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat

[Type text]Page 8
Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald),
jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar
atau kontak dengan objek-objek panas lainnya (logam panas, dan lain-lain)
(Moenadjat, 2005).
b. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)a
Luka bakar bahan kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau
alkali yang biasa digunakan dalam bidang industry militer ataupun bahan
pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga
(Moenadjat, 2005).
c. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn)
Listrik menyebabkan kerusakan yang disebabkan karena arus, api
dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki
resistensi paling rendah. Kerusakan terutama pada pembuluh darah,
khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke
distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak,baik kontak
dengan sumber arus maupun grown (Moenadjat, 2005).
d. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber
radioaktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif
untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industry. Akibat
terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka
bakar radiasi (Moenadjat, 2005).

2.3 Prinsip Penanganan


a. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya
dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk
menghentikan api yang menyala
b. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang menghalangi,
karena jaringan yang terkena luka bakar akan menjadi oedem
c. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam
air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya
lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan
suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi
tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah

[Type text]Page 9
yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama
sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil.
d. Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih
luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan
langsung pada luka bakar apapun.
e. Evaluasi awal
f. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada
luka akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing
Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen
spesifik luka bakar pada survey sekunder
Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat luka bakar inhalasi.
Biasanya ditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung yang gosong.
Luka bakar pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan suara, perubahan
status mental. Bila benar terdapat luka bakar inhalasi lakukan intubasi
endotracheal, kemudian beri Oksigen melalui mask face atau endotracheal
tube. Luka bakar biasanya berhubungan dengan luka lain, biasanya dari luka
tumpul akibat kecelakaan sepeda motor. Evaluasi pada luka bakar harus
dikoordinasi dengan evaluasi pada luka-luka yang lain. Meskipun perdarahan
dan trauma intrakavitas merupakan prioritas utama dibandingkan luka bakar,
perlu dipikirkan untuk meningkatkan jumlah cairan pengganti.
Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama kali untuk
menentukan mekanisme dan waktu terjadinya trauma. Untuk membantu
mengevaluasi derajat luka bakar karena trauma akibat air mendidih biasanya
hanya mengenai sebagian lapisan kulit (partial thickness), sementara luka
bakar karena api biasa mengenai seluruh lapisan kulit (full thickness).

2.4 Bahaya Combutsio/Luka Bakar


Komplikasi luka bakar dapat berasal dari luka itu sendiri atau dari
ketidakmampuan tubuh saat proses penyembuhan luka (Burninjury, 2013).
a. Infeksi luka bakar
Infeksi pada luka bakar merupakan komplikasi yang paling sering terjadi.
Sistem integumen memiliki peranan sebagai pelindung utama dalam
melawan infeksi. Kulit yang rusak atau nekrosis menyebabkan tubuh lebih
rentan terhadap patogen di udara seperti bakteri dan jamur. Infeksi juga
dapat terjadi akibat penggunaan tabung atau kateter. Kateter urin dapat
[Type text]Page 10
menyebabkan infeksi traktus urinarius, sedangkan tabung pernapasan
dapat memicu infeksi traktus respirasi seperti pneumonia (Burninjury, 2013).
b. Terganggunya suplai darah atau sirkulasi
Penderita dengan kerusakan pembuluh darah yang berat dapat
menyebabkan kondisi hipovolemik atau rendahnya volume darah. Selain
itu, trauma luka bakar berat lebih rentan mengalami sumbatan darah (blood
clot) pada ekstremitas. Hal ini terjadi akibat lamanya waktu tirah baring
pada pasien luka bakar. Tirah baring mampu menganggu sirkulasi darah
normal, sehingga mengakibatkan akumulasi darah di vena yang kemudian
akan membentuk sumbatan darah (Burninjury, 2013).
c. Komplikasi jangka panjang
Komplikasi jangka panjang terdiri dari komplikasi fisik dan psikologis.
Pada luka bakar derajat III, pembentukan jaringan sikatriks terjadi secara
berat dan menetap seumur hidup. Pada kasus dimana luka bakar terjadi di
area sendi, pasien mungkin akan mengalami gangguan pergerakan sendi.
Hal ini terjadi ketika kulit yang mengalami penyembuhan berkontraksi atau
tertarik bersama. Akibatnya, pasien memiliki gerak terbatas pada area luka.
Selain itu, pasien dengan trauma luka bakar berat dapat mengalami
tekanan stress pasca trauma atau post traumatic stress disorder (PTSD).
Depresi dan ansietas merupakan gejala yang sering ditemukan pada
penderita (Burninjury, 2013).

[Type text]Page 11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka kecil
penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar memerlukan
penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin ilmu. Perawatan
luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman luka bakar, faktor
penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka bakar yang luas dan dalam
akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal. Dampak luka bakar yang
dialami penderita dapat menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis dan sosial
bagi pasien dan juga keluarga. Dengan makin berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka makin berkembang pula teknik/cara
penanganan luka bakar sehingga makin meningkatkan kesempatan untuk
sembuh bagi penderita luka bakar.
3.2 Saran
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip steril
dan sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa
mempengaruhi waktu kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua, muda,
maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati setiap kali
melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat memicu luka
bakar.

[Type text]Page 12
DAFTAR PUSTAKA

Black & Hawk. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Buku 2. Singapore: Elsevier
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol. 3.
Jakarta: EGC
Burninjury. 2013. Burn complications. Diakses tanggal 16 April 2019. Tersedia dari :
http://burninjuryguide.com/burn-recovery/burn-complications/
David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam : Surabaya
Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier. Philadelphia. P
118-129
Moenadjat Y. 2005. Luka bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2005
R Sjamsuhidajat, Wim De Jong, 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah Penerbit Buku
Kedokteran. EGC
Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Burnner & Suddarth
editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk;
editor edisi bahasa indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta : EGC, 2001
Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC.
Jakarta. p 66-88

[Type text]Page 13

Anda mungkin juga menyukai