Disusun oleh:
Puji syukur penyusun ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan dan
memberikan nikmat serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat dan kehendak-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini.
Makalah yang berjudul “Combustio ( Luka Bakar )”. Dalam penyusunan makalah ini penyusun
banyak mendapat bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi
tidak luput dari kendala.
Penyusun menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan makalah ilmiah ini. Penyusun mengharapkan makalah ilmiah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi penyusun dan bagi rekan-rekan yang membaca makalah ilmiah ini pada
umumnya.
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................
1.3 Tujuan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian……………………………………………………………..
2.2 Etiologi…………………………………………………………………
2.3 Manifestasi Klinis………………………………………………………
2.4 Patofisiologi……………………………………………………………
2.5 Pemeriksaan penunjang………………………………………………..
2.6 Pathway………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cedera yang terjadi dari kontak langsung ataupun paparan terhadap sumber panas,
kimia, listrik, atau radiasi disebut sebagai luka bakar. Cedera luka bakar terjadi ketika energy
dari sumber panas dipindahkan ke jaringan tubuh. (Black & Hawk, 2009). Perawatan luka
bakar telah meningkat dalam beberapa decade terakhir, menyebabkan tingkat mortalitas
korban cedera luka bakar yang lebih rendah. Pusat-pusat luka bakar yang khusus telah
didirikan dan di dalamnya anggota tim luka bakar multidisiplin bekerja sama untuk melayani
klien dengan luka bakar dan keluarganya. Kemajuan dalam perawatan prarumah sakit dan
rawat inap telah menyumbang banyak terhadap ketahanan hidup. (Black & Hawk, 2009).
Pada korban luka bakar usia kurang dari empat tahun dan korban yang berusia lebih dari 60
tahun terdapat insidensi komplikasi yang lebih tinggi dan dengan demikian angka mortalitas
juga lebih tinggi. Penanganan luka bakar yang agresif dan segera akan memperbesar peluang
pasien untuk bertahan hidup. Selanjutnya, tindakan suportif dan teknik steril yang ketat dapat
meminimalkan insidensi infeksi. Perawatan luka bakar yang teliti dan komprehensif dapat
memberikan perbadaan antara hidup dan mati. Kemungkinan untuk bertahan hidup dan
sembuh setelah mengalami luka bakar berat lebih besar jika luas luka bakar kurang dari 20%
luas total permukaan tubuh. (Jennifer P. Kowalak, 2011).
2.2 Etiologi
Menurut Hudak Gallo (1996) Luka bakar dapat diklasifikasikan berdasarkan agen
penyebab antara lain :
1. Termal : Basah (air panas, minyak panas), kering (uap, metal, api)
2. Listrik : Voltage tinggi, petir
3. Kimia : asam kuat, basa kuat.
4. Radiasi : termasuk X-Ray
Berbagai faktor dapat menjadi penyebab luka bakar. Beratnya luka bakar dipengaruhi oleh
cara dan lamanya kontak dengan sumber panas, (misal: suhu benda yang membakar, jenis
pakaian yang terbakar, api, air panas, minyak panas), listrik, zat kimia, radiasi, kondisi
ruangan saat terjadi kebakaran (Effendi. C, 1999)
2.4 Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut
dapat dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik, derajat luka bakar yang
berhubungan dengan beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya
kulit kontak dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar mengalami kerusakan pada
epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung pada penyebabnya. Terjadinya
integritas kulit memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh. Kehilangan cairan akan
mempengaruhi nilai normal cairan dan elektrolit tubuh akibat dari peningkatan pada
permeabilitas pembuluh darah sehingga terjadi perpindahan cairan dari intravaskular ke
ekstravaskuler melalui kebocoran kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air, klorida,
kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi edema menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok
hipovolemik apabila tidak segera ditangani (Hudak dan Gallo, 1996).
Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke ginjal dan GFR (Rate
Filtrasi Glomerular) akan menurun sehingga haluaran urin meningkat. Jika resusitasi cairan
untuk kebutuhan intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila resusitasi cairan
adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali ke intravaskuler sehingga terjadi fase
diuresis.
2.5 Pemeriksaan penunjang
Menurut Doenges M.E (2000) pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah :
1. Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan
dengan perpindahan cairan. Menurutnya Hematokrit dan sel darah merah terjadi sehubungan
dengan kerusakan oleh panas terhadap pembuluh darah.
2. Leukosit akan meningkat sebagai respon inflamasi
3. Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cidera inhalasi
4. Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan, hipokalemia terjadi
bila diuresis.
5. Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema jaringan
6. Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan
7. EKG : Tanda iskemik miokardial dapat terjadi pada luka bakar
8. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya.
2.6 Pathway
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas
pada tubuh, panas dapat dipindahkan oleh hantaran/ radiasi elektromagnet. (Brunner & Suddarth,
2001).
DAFTAR PUSTAKA
Black & Hawk. 2009. Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Buku 2. Singapore: Elsevier
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed. 8 Vol. 3. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilyn E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan: pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC