Anda di halaman 1dari 13

Herpes Zooster

Disusun oleh :

Ceciy Anti Nim : 2019.B.20.0501

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini,

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini
belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis
harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang
“Herpes Zooster”.

Palangka Raya, 6 Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

2.2 Tanda dan gejala

2.3 Menurut lokasi lesinya herpes zoster dibagi menjadi

2.4 Pengobatan herves zoster

2.5 Cara pencegahan herves zoster

2.6 Komplikasi Herpes Zoster

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Herpes zoster telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Herpes zoster disebabkan oleh virus yang
sama dengan varisela,yaitu virus varisela zoster.Herves zoster ditandai dengan adanya nyeri
hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi
serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan nervus kranialis.

Insiden harpes zoster terkenal merata diseluruh dunia,tidak ada perbedaan angka kesakitan antara
pria dan wanita.Angka kesakitan meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat
antara 1,3-5 / 1000 orang pertahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia diatas 50 tahun dan kurang dari
10% kasus berusia dibawah 20 tahun.Herpes zoster pada umumnya terjadi pada dermatom sesuai
dengan lokasi ruam varisela.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Mengetahui Definisi

2.2 Mengetahui Tanda dan Gejala

2.3 Menurut lokasi lesinya herpes zoster dibagi menjadi

2.4 Pengobatan herves zoster

2.5 Cara pencegahan herves zoster

2.6 Komplikasi Herpes Zoster

1.3 Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui apa itu Herpes Zooster

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel
unilateral,sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya).Herves zoster adalah suatu infeksi yang
dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan tubuh terhadap varicella (misalnya
seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar air).

Herpes zoster disebabkan oleh reaktivitas varicella zoster virus (VZV) laten dari saraf tepi dan
saraf pusat. Varicella zoster virus merupakan patogen utama terdapat dua infeksi klinis utama
pada manusia yaitu varicella atau chickenpox (cacar air) dan herves zoster (cacar ular). Varicella
merupakan infeksi primer yang terjadi pada individu yang terpapar dengan varicella zoster virus.
Pada 3-5 hari 1000 individu, varicella zoster virus mengalami reaktivasi,menyebabkan infeksi
reaktivasi yang dikenal dengan nama Herves zoster atau Shingles.

Herves zoster adalah infeksi virus akut yang memiliki karakteristik unilateral,sebelum timbul
manifestasi klinis pada kulit wajah dan mukosa mulut biasanya akan didahului oleh gejala
odontalgia.Timbulnya gejala odontalgia pada Herpes zoster belum sepenuhnya diketahui.

2.2 Tanda dan Gejala

Berikut tanda dan gejala umum yang ditimbulkan herpes zoster:

 Nyeri pada kulit. Biasanya ditandai dengan munculnya rasa panas, sensasi terbakar, atau
seperti tertusuk benda tajam. Nyeri pada kulit juga dapat disertai dengan rasa gatal dan
mati rasa pada bagian saraf yang terkena.
 Timbul ruam pada kulit. Ruam ini dapat berubah menjadi luka melepuh dan bintil yang
berisi air (menyerupai bintil pada cacar air). Kulit yang melepuh dan bintil ini biasanya
terasa gatal dan rentan pecah, lalu mengering dan dalam beberapa hari akan berubah
menjadi koreng.
 Nyeri dan ruam pada satu sisi tubuh, sesuai dengan saraf yang terinfeksi virus. Ruam ini
biasanya akan membentuk pola tertentu yang menyerupai ular, sehingga penyakit ini juga
disebut sebagai cacar ular.
 Munculnya gejala penyerta lain, seperti demam, nyeri kepala, tidak enak badan, tidak
nafsu makan, dan sensitif terhadap cahaya.

Gejala utama herpes zoster adalah timbulnya bintil berisi air pada kulit,dengan ciri-ciri sebagai
berikut :

o Bintil yang muncul seperti cacar air disalah satu sisi tubuh (kanan atau kiri)
o Bintil tersebut hanya setempat
o Jaringan sekitar bintil menjadi bengkak
o Bintil akan berkembang menjadi luka lepuh
o Luka lepuh akan pecah dan menjadi luka berkerak,lalu menghilang secara perlahan
o Bintil yang timbul diarea mata dapat menganggu penglihatan

Bintil herves pada kulit tersebut terasa nyeri seperti terbakar,kaku dan kesemutan yang semakin
parah bila tersentuh. Rasa nyeri ini sebenarnya sudah timbul 2-3 hari sebelum bintil muncul,dan
masih akan terus terasa bahkan setelah bintil sudah menghilang.

Selain bintil dan nyeri,gejala lain yang dirasakan oleh penderita herpes zoster adalah :

 Demam
 Lemas
 Sakit kepala
 Silau terhadap cahaya

2.3 Menurut lokasi lesinya herpes zoster dibagi menjadi

1. Herpes zoster oftalmikus

Herpes zoster oftalmikus merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian simpul
saraf gasseri yang menerima serabut saraf dari cabang ophtalmius saraf trigeminus
(N,V),ditandai erupsi herpetik sepihak pada kulit.

Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala konstitusi
seperti lesu, demam ringan. Gejala prodromal berlangsung 1 sampai 4 hari sebelum kelainan
kulit timbul. Fotofobia, banyak keluar air mata, kelopak mata bengkak dan sukar dibuka.
Gambar 1. Herpes zoster oftalmikus sinistra

2. Herpes zoster fasialis

Herpes zoster fasialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian ganglion
gasseri yang menerima serabut saraf fasialis (N.VII), ditandai erupsi herpetik unilateral pada
kulit.

Gambar 2. Herpes zoster fasialis dekstra

3. Herpes zoster brakialis

Herpes zoster brakialis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus brakialis
yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
Gambar 3. Herpes zoster brakialis sinistra

4.Herpes zoster torakalis

Herpes zoster torakalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus torakalis
yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Gambar 4. Herpes zoster torakalis sinistra

5. Herpes zoster lumbalis

Herpes zoster lumbalis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus lumbalis
yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
6. Herpes zoster sakralis

Herpes zoster sakralis merupakan infeksi virus herpes zoster yang mengenai pleksus sakralis
yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.

Gambar 6. Herpes zoster sakralis dekstra

2.4 Pengobatan herves zoster

a. Pengobatan Umum

Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat menularkan kepada orang
lain yang belum pernah terinfeksi varisela dan orang dengan defisiensi imun.Usahakan agar
vesikel tidak pecah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang longgar.Untuk mencegah
infeksi sekunder jaga kebersihan badan.

b.Pengobatan Khusus

 Sistemik
1. Obat anti virus

Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya valasiklovir dan
famsiklovir. Asiklovir bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase pada virus.Asiklovir dapat
diberikan peroral ataupun intravena.Asiklovir sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul.
Dosis asiklovir peroral yang dianjurkan adalah 5x800 mg hari selama 7 hari, sedangkan melalui
intravena biasanya hanya digunakan pada pasien yang imunokompromise atau penderita yang
tidak bisa minum obat.Obat lain yang dapat digunakan sebagai terapi herpes zoster
adalah valasiklovir. Valasiklovir diberikan 3x1000 mg/hari selama 7 hari, karena konsentrasi
dalam plasma tinggi. Selain itu famsiklovir juga dapat dipakai. Famsiklovir juga bekerja sebagai
inhibitor DNA polimerase.Famsiklovir diberikan 3x200 mg/hari selama 7 hari.
2. Analgetik

Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan oleh virus herpes zoster. Obat
yang biasa digunakan adalah asam mefenamat. Dosis asam mefenamat adalah 1500 mg/hari
diberikan sebanyak 3 kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul.

3. Kortikosteroid 

Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk Sindrom Ramsay Hunt.Pemberian harus sedini
mungkin untuk mencegah terjadinya paralisis. Yang biasa diberikan ialah prednison dengan
dosis 3x20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secara bertahap. Dengan dosis prednison
setinggi itu imunitasakan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan obat antivirus.

 Pengobatan Topikal

Pengobatan topikal bergantung pada stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan bedak
dengan tujuan protektif untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder.
Bila erosif diberikan kompres terbuka. Kalau terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.

Biaya pengobatan kondisi ini mungkin tidak sedikit. Oleh karena itu, persiapkan juga asuransi
kesehatan yang terpercaya sehingga tanggungan biaya menjadi lebih ringan. Selain itu, lakukan
juga beberapa upaya mandiri untuk mengurangi gejala herpes zoster, yaitu:

 Mengenakan pakaian longgar dan berbahan lembut, seperti katun, untuk mencegah
gesekan dan iritasi pada kulit.
 Menutup bintil agar tetap bersih dan kering.
 Mandi dengan air dingin atau menempelkan kompres dingin pada bintil. Cara ini bisa
dilakukan untuk meredakan rasa nyeri dan gatal.

2.5 Cara pencegahan herves zoster

Cara untuk mengurangi risiko timbulnya herpes zoster adalah pemberian vaksinasi. Vaksinasi
disarankan bagi orang yang berusia di atas 50 tahun. Vaksin juga dapat diberikan pada orang
yang pernah menderita herpes zoster, untuk mencegah kekambuhan. Walau tidak dapat
mencegah herpes zoster sepenuhnya, vaksinasi setidaknya bisa mengurangi keparahan gejala
penyakit ini dan mempercepat waktu penyembuhan.
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, herpes zoster merupakan kelanjutan dari penyakit
cacar air, sehingga penyakit herpes zoster tidak dapat ditularkan. Namun, penderita dapat
menjadi sumber penyebaran virus Varicella Zoster yang dapat mengakibatkan orang lain terkena
cacar air. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan agar Anda tidak menularkan virus ini
kepada orang lain:
 Menutup luka lepuh agar cairan pada lepuh tidak mengontaminasi benda-benda yang
dapat menjadi perantara penularan.
 Tidak menggaruk luka lepuh.
 Menghindari kontak langsung dengan wanita hamil yang belum pernah mengalami cacar
air, bayi dengan berat badan lahir rendah atau bayi prematur, serta orang dengan
kekebalan tubuh yang lemah.
 Sering mencuci tangan.

2.6 Komplikasi Herpes Zoster

Jika tidak diobati, herpes zoster dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, yang meliputi:

 Postherpetic neuralgia.

Rasa nyeri yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah
bintil sembuh. Komplikasi ini banyak dialami oleh penderita yang berusia di atas 60
tahun.

 Kebutaan.

Jika muncul di sekitar mata, herpes zoster dapat mengakibatkan peradangan pada saraf
mata dan berkembang menjadi kebutaan.

 Otot yang melemah.

Peradangan pada saraf otot dapat menurunkan kekuatan otot tersebut.

 Infeksi bakteri.

Kondisi ini dapat terjadi jika bakteri masuk ke luka lepuh yang sudah pecah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela-zoster yang
menyerang kulit dan mukosa,infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadisetelah infeksi
primer.

Berdasarkan lokasi lesi, herpes zoster dibagi atas:Herpes zoster oftalmikus, fasialis, brakialis,
torakalis, lumbalis, dan sakralis. Manifestasi klinis herpes zoster dapat berupa kelompok-
kelompok vesikel sampai bula di atas daerah yang eritematosa. Lesiyang khas bersifat unilateral
pada dermatom yang sesuai dengan letak syaraf yangterinfeksi virus.

Diagnosa herpes zoster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Jika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium sederhana, yaitu tes Tzanck
dengan menemukan sel berinti banyak.Pada umumnya penyakit herpes zoster dapat sembuh
sendiri (self limiting disease),tetapi pada beberapa kasus dapat timbul komplikasi.Semakin lanjut
usia, semakin tinggi frekuensi timbulnya komplikasi.

3.2 Saran

Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang penyakitnya untuk mencegah penularan


dan mempercepat penyembuhan.Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hartadi, Sumaryo S. Infeksi Virus. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta:Hipokrates, 2015

Martodihardjo S. Penanganan Herpes Zoster dan Herpes Progenitalis. Ilmu Penyakit kulit dan


Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press, 2015

Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Penyakit Virus. Kapita Selekta


Kedokteran. Edisi ke-3. Jilid 2. Jakarta:Media Aesculapius. 2016

Anda mungkin juga menyukai