Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COMBUSTIO

Tugas ini dibuat untuk memenuhi praktik KGD dan Kritis profesi ners

Dosen Pembimbing: Setianingsih, M. Kep,. Ns.

Disusun Oleh:

Putri Rahma Dani

SK.321.035

Program Pendidikan Profesi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Luka bakar merupakan luka yang disebabkan oleh terpajanya kulit

dengan api, suhu tinggi, listrik, radiasi, maupun bahan kimia sehingga

membuat integritas kulit menjadi terganggu atau rusak (Suriadi dan Rita,

2006).Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika

setiaptahunnya. Dari kelompok ini, 200.000 orang memerlukan

penanganan rawat jalandan 100.000 orang dirawat dirumah sakit.Sekitar

12.000 orang meninggal setiaptahunnya akibat luka dan cidera inhalasi

yang berhubungan dengan luka bakar. Lebih separuh dari kasus – kasus

luka bakar yang dirawat di rumah sakit seharusnya dapatdicegah (Brunner

dan Suddarth, 2002). Di Indonesia angka kejadian luka bakar cukup tinggi,

lebih dari 250 jiwa pertahun meninggal akibat luka bakar.

Perawatan luka bakar memerlukan waktu yang lama, kadang perlu

operasi berulang kali dan meskipun sembuh bisa menimbulkan kecacatan

yang menetap sehingga penanganan luka bakar sebaiknya dikelola oleh

tim trauma yang terdiri dari tim spesialis bedah (bedah plastik, bedah

toraks,bedah anak),spesialis penyakit dalam (khususnya hematologi,

gastroenterologi, ginjal dan hipertensi), ahli gizi, rehabilitasi medik,

psikiatri, dan psikolog. Penatalaksanaan luka bakar antara anak dan

dewasa pada prinsipnya sama namun pada anak akibat lukabakar

dapat menjadi lebih serius. Hal ini disebabkan anak memiliki lapisan kulit

yang lebih tipis, lebih mudah untuk kehilangan cairan, lebih rentan untuk
mengalami hipotermia (penurunan suhu tubuh akibat pendinginan)

(Moenadjat, 2003).

Komplikasi yang paling sering ditemukan pada klien luka bakar

adalah syok, kekurangan cairan dan elektrolit, hypermetabolisme, infeksi,

masalah pernapasan akut dan juga kematian.Pada luka bakar yang luas

dapat juga terjadi kecacatan dan depresi (Suriadi dan Rita, 2006).

Penulis mengambil kasus luka bakar, karena luka bakar merupakan

kasus yang bisa menyebabkan kematian bila tidak segera tertangani

dengan benar dan juga dapat menyebabkan kecacatan fisik.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa Mampu Melakukan Asuhan Keperawatan Pada Tn.N

dengan Combustio di IGD RSUD Dr. H. SOEWONDO

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mampu mampu memahami definisi dari combustio

b. Mahasiswa mampu mengerti etiologi dari combustio

c. Mahasiswa mampu mengetahui manifestasi klinik dari combustio

d. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dari combustio

e. Mahasiswa mampu menjelaskan pathways dari combustio


BAB II

TINJAUAN MATERI

A. Definisi

Combustion atau luka bakar adalah luka yang terjadi akibat

sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas

(api, bahan kimia, listrik, maupun radiasi) atau zat-zat yang bersifat

membakar baik berupa asam kuat dan basa kuat(Safriani, 2016).

Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat

kontak langsung atau terpapar dengan sumber-sumber panas (thermal),

listrik(electrict),zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation)

(Rahayuningsih, 2012).

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat

disebabkan oleh terpapar langsung oleh panas (api, cairan/lemak panas,

uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka bakar merupakan jenis trauma

yang merusak dan merubah berbagai sistem tubuh.Luka bakar adalah luka

yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan dengan benda-benda

yang menghasilkan panas baik kontak secara langsung maupun tidak

langsung (Anggowarsito, 2014).

B. Etiologi

1. Luka Bakar Termal

Luka bakar termal (panas) disebabkan oleh karena terpapar atau

kontak dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

Penyebab paling sering yaitu luka bakar yang disebabkan karena


terpajan dengan suhu panas seperti terbakar api secara langsung atau

terkena permukaan logam yang panas (Moenadjat, 2009).

2. Luka Bakar Kimia

Luka bakar chemical (kimia) disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit

dengan asam atau basa kuat.Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak

dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya injuri

karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena

kontak dengan zat– zat pembersihyang sering dipergunakan untuk

keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimiayang digunakan dalam

bidang industri, pertanian dan militer (Rahayuningsih,2012).

3. Luka Bakar Elektrik

Luka bakar electric (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan

dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya

luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara

gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh (Rahayuningsih,

2012). Luka bakar listrik ini biasanya lukanya lebih serius dari apa

yang terlihat di permukaan tubuh (Moenadjat, 2009).

4. Luka Bakar Radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sumber

radioaktif.Tipe injuri ini seringkali berhubungan dengan penggunaan

radiasi ion pada industry atau dari sumber radiasi untuk keperluan

terapeutik pada dunia kedokteran.Terbakar oleh sinar matahari akibat

terpapar yang terlalu lama juga merupakan salah satu tipe luka bakar

radiasi (Rahayuningsih,2012)
C. Manifestasi klinik
1. Cedera Inhalasi

Cedera inhalasi biasanya timbul dalam waktu 24 jam -48 jam

pertama pasca luka baka. Jika luka bakar disebabkan oleh nyala api

atau korban terbakar pada tempat yang terkurung atau kedua-duanya,

maka perlu diperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :

a) Keracunan Karbon Monoksida

Karakteristik tanda fisik tidak ada dan warna kulit merah

bertanda chery hamper tidak pernah terlihat pada pasien luka

bakar. Manifestasi susunan syaraf pusat dari sakit kepala

sampai koma hingga kematian.

b) Distress Pernafasan

Penurunan oksigenasi arterial akibat rendahnya peruse jaringan

dan syok. Penyebab distress adalah edema laring atau spasme

dana kumulasi lendir. Adapun tanda-tanda distress pernafasan

yaitu serak,ngiler, dan ketidakmampuan mengenai sekresi.

c) Cidera pulmonal

Inhalasi produk-produk terbakar tidak sempurna

mengakibatkan pneumonis kimiawi. Pohon pulmonal menjadi

tariritasi dan edematosa pada 24 jam pertama. Edema

pulmonal terjadi sampai 7 hari setelah cidera.Pasien irasional

atau tidak sadar tergantung tingkat hipoksia.Tanda- tanda

cedera puimonal adalah pernafasan cepat dan sulit,

krakles, stridor, dan batuk pendek.


2. Hematologi

Hematocrit meningkat sekunder kebocoran kapiler dan kehilangan

volume plasma dan sirkulasi. Menurunnya sel darah putih dan

trombosit serta meningkatnya leukosit.

3. Elektrolit

Menurunya kalium dan meningkatnya natrium, klorida, serta BUN.

4. Ginjal

Terjadi peningkatan saluran urin dan mioglobinuria

5. Sepsis

Sepsis terjadi sejak klien luka bakar luas dengan ketebalan penuh,

hal itu disebabkan oleh bakteri yang menyerang luka masuk

kedalam aliran darah

6. Burn Shock : syok hipovolemik

Respon pulmoner : hipoksia

7. Metabolik

Terjadinya hipermetabolik serta kehilangan berat badan

D. Patofisiologi

Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas

ke tubuh.Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau

radiasielektromagnetik, derajat luka bakar yang berhubungan dengan

beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan lamanya

kulit kotak dengan sumber panas.Cidera luka bakar mempengaruhi semua

system organ.Besarnya respon patofisiologis berkaitan dengan luasnya

luka bakar dan mencapai masa stabil ketika terjadi luka bakar kira-kira
60%seluruh luas permukaan tubuh (Hudak & Gallo, 2011). Tingkat

keperawatan perubahan tergantung pada luas dan kedalaman luka bakar

yang akan menimbulkan kerusakan dimulai dari terjadinya luka bakar dan

akanberlangsung sampai 48- 72 jam pertama. Kondisi ditandai dengan

pergerseran cairan dari komponen vaskuler ke ruang intertestitium.Bila

jaringan terbakar, vasodilatasi meningkatkan permeabilitas kapiler, dan

timbul perubahan permeabilitas sel pada yang luka bakar dan sekitarnya.

Dampaknya jumlah cairan yang banyak berada pada ekstra sel, sodium

chloride dan protein lewat melalui darah byang terbakar dan

akanmembentuk gelembung-gelembung dan odema atau keluar melalui

lukaterbuka. Akibat adanya odema luka bakar pada lingkungan kulit

akanmengalami kerusakan. Kulit sebagai barier mekanik berfungsi

sebagaimekanisme pertahanan diri yang sangat penting , dari organisme

yang mungkin masuk. Terjadinya kerusakan lingkungan kulit akan

memungkinkan mikro organisme masuk dalam tubuh dan akan

menyebabkan infeksi pada luka yang dapat memperlambat proses

penyembuhan luka.
E. Pathways
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

Nama Mahasiswa : Putri Rahma Dani

NIM : SK321035

RS : RSUD Dr.H. SOEWONDO

----------------------------------------------------------------------------------------

Tanggal dan jam datang : 7 April 2022 (17.00 WIB)

Klasifikasi :Trauma

DATA PASIEN

Nama pasien / jenis kelamin : Tn.N/Laki-laki

Tgl. Lahir : 15 September 1987

No.RM :629xxx

Alamat : kendal

Status perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Pekerjaan : buruh

Alergi obat : -

ANAMNESA

Autoanamnesis  Oanamnesis

Pasien datang dengan luka bakar pada tubuh akibat kompor yang meletus pada saat
bekerja
TANDA TANDA VITAL

Tekanan darah : 140/90mmHg

Nadi : 89x/menit

Spo2 : 98%

Frekuensi pernapasan : 24x/menit

Suhu : 36,8o C

Capilary refill : < 2 detik

Akral : Hangat

Skala nyeri :4

Suara nafas
Bersih 
Gurgling
Snoring
Stridor
Level of Conciousnes (LoC)
Alert  GCS E : 4
Verbal - V:5
Pain - M:6
Unresponsive -
DECAP-BTLS (SIGN OF TRAUMA)
Deformities - Bleeding -
Contusions - Tenderness -
Abrasions - Lacerations -
Punctures - Swelling -
Penetrations -
PEMERIKSAAN PENUNJANG

EKG : Tidak terkaji

Laboratorium kimia darah : BGA :

PH :

p O2 :

p CO2 :

HCO3 :

Kesimpulan:

Darah rutin

Hb :17 gr/dl

Ht :50,9%

Leukosit :7,02 10^3/uL

Trobosit :218 10^3/uL

USG :

Rontgen :

CT-San :
ASPEK MEDIS

Diagnosa medis : Combustio

Obat :

Nama obat Dosis Fungsi


RL 500ml Mengembalikan cairan tubuh pasien yang
hilang
Cefotaxime 1g Menangani infeksi bakteri dan mencegah
infeksi luka operasi
Ketorolak 30 mg Meredakan peradangan dan nyeri
Sulfadiazin silver 25 g Mencegah dan mengobati infeksi luka pada
pasien dengan luka bakar

B. ANALISA DATA

NO Data Etiologi Problem

1 Ds : Agen cedera kimiawi Nyeri akut(D.0077)


(luka bakar)
- Pasien mengeluh nyeri
di sekitar area luka
bakar
- Pengkajian PQRST
P : luka bakar
Q : terasa panas
R : pada area tubuh
yang terbakar
S : skala 4
T : muncul secara terus
menerus
Do :

- Pasien tampak nyeri


- Pasien tampak lemes
- Tekanan darah :
140/90mmHg
- Nadi : 89x/menit
- Spo2 :98%
- Frekuensi pernapasan :
24x/menit
- Suhu : 36,8o C

2 Ds: Kerusakan permukaan Gangguan integritas


kulit kulit(D.0129)
- pasien mengatakan
ada luka di wajah,
tangan dan
kaki terasa perih dan
panas

Ds :

- terlihat luka di wajah,


tangan dan kaki akibat
kebakaran

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (luka bakar)

2 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan


permukaan kulit
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL KEPERAWATAN
NOC NIC
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan Manajemen nyeriI.08238 :
berhubungan keperawatan diharapkan
a. Kaji nyeri secara
ndengan agen nyeri akut berhubungan
komprehensif
cedera fisik (luka dengan agen cedera kimiawi
b. Berikanlingkungan
bakar) (luka bakar) teratasi dengan
yangnyaman bagi
kriteria hasil :
pasien
Tingkat nyeri L.08066 : c. Ajarkan teknik
relaksasi untuk
a. Keluhan nyeri dari cukup
mengurangi nyeri
meningkat (2) meningkat
d. Kolaborasi pemberian
ke cukup menurun(4)
analgesic
b. Meringis dari cukup
e. Dorong pasien untuk
meningkat (2) meningkat
memantau nyeri
ke cukup menurun(4)
sendiri dengan tepat
c. Gelisah dari cukup
meningkat (2) meningkat
ke cukup menurun(4)

2. Gangguan Setelah dilakukan asuhan Perawatan integritas kulit


integritas kulit keperawatan diharapkan
I.11353 :
berhubungan gangguan integritas kulit
dengan berhubungan dengan a. Identifikasi penyebab
kerusakan kerusakan permukaan kulit gangguan integritas
permukaan kulit teratasi dengan kriteria hasil kulit
: b. Gunakan produk
berbahan petroleum
Integritas kulit dan
atau minyak pada kulit
jaringan L.14125
kering
a. Kerusakan jaringan dari c. Anjurkan minum air
cukup meningkat (2) yang cukup
meningkat ke cukup d. Anjurkan
menurun(4) meningkatkan asupan
b. Kerusakan lapisan kulit nutrisi
dari cukup meningkat
(2) meningkat ke cukup
menurun(4)
c. Sensasi dari cukup
memburuk(2) meningkat
ke cukup mebaik (4)

A. IMPLEMESNTASI
Diagnosa Implementasi Respon hasil
Nyeri akut a. Mengkaji nyeri secara S:
berhubungan komprehensif - pasien mengeluh masih
ndengan agen merasakan nyeri
cedera fisik (luka - skala nyeri : 3
bakar) O:
- terlihat menahan nyeri

b. Memberikan S:
lingkungan yang - pasien merasa lebih
nyaman bagi pasien nyaman
O:
- pasien terlihat lebih
nyaman

c. Mengajarkan teknik S:
relaksasi untuk - pasien merasa nyeri
mengurangi nyeri berkurang setelah
dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam
O:
- pasien terlihat lebih
nyaman

d. Mengkolaborasi S:
pemberian - pasien merasa nyeri
analgesik ketorolak berkurang setelah di beri
obat
O:
- pasien terlihat lebih
nyaman

Gangguan a. Mengidentifikasi S:
integritas kulit penyebab gangguan - Pasien mengeluh luka
berhubungan integritas kulit terasa masih perih
dengan kerusakan O:
permukaan kulit - masih tampak
luka

b. Mengoleskan salep S:
Sulfadiazin silver - pasien mengatakan rasa
panas berkurang
O:
- pasien terlihat tenang
c. Menganjurkan minum S:
air yang cukup - pasien mau mengikuti
anjuran yang diberikan
O:
- pasien terlihat minum air
putih
B. EVALUASI
Diagnosa Perkembangan

Nyeri akut berhubungan ndengan S:


agen cedera fisik (luka bakar) - pasien mengeluh masih
merasakan nyeri
- skala : 3
O:
- terlihat menahan nyeri
A:
- masalah belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi

Gangguan integritas kulit S:


berhubungan dengan kerusakan - Pasien mengeluh luka terasa
permukaan kulit perih
O:
- masih tampak luka

A:
- masalah belum teratasi
P:
- lanjutkan intervensi
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Combustion atau luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan

permukaan tubuhdengan benda-benda yang menghasilkan panas (api,

bahan kimia, listrik, maupunradiasi) atau zat-zat yang bersifat membakar

baik berupa asam kuat dan basa kuat . Penyebab luka bakar ada beberapa

yaitu luka bakar termal, luka bakar kimia, luka bakar elektrik, luka bakar

radiasi.Tingkat keperawatan perubahan tergantung pada luas dan

kedalaman luka bakar yang akan menimbulkan kerusakan dimulai dari

terjadinya luka bakar dan akanberlangsung sampai 48- 72 jam pertama.

B. Saran

Perawat lebih banyak memberikan pelayanan secara maksimal sehingga

mampu meningkatkan kualitas hidup klien


DAFTAR PUSTAKA

MoenadjatY. Luka Bakar Masalah danTatalaksana. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.2009

Anggowarsito, J.L., 2014. Luka Bakar Sudut Pandang Dermatologi. Jurnal Widya
Medika, 2(2), pp.115-120.

Safriani Y. Penanganan Luka Bakar. Available at: www1-media.acehprov.go.id.


2017.

Rahayuningsih, T., 2012,Penatalaksanaan Luka Bakar (Combustio) ,Jurnal Profesi


Volume 08/Februari-September 2012

Anda mungkin juga menyukai