Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATA KULIAH : KMB 2


KELAS : 3B

Disusun Oleh :
1. M.khoirul
2. Sulistyani aulia fauzyah

AKADEMI KEPERAWATAN ISLAMIC VILLAGE TANGERANG


Tahun ajaran 2019/2020
Jl.Islamic Raya Kelapa Dua Tangerang 15810
Telpon/Fax : 021-5462852, Website : www.akperisvill.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang berat
memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab
lain. Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab luka bakar selain karena
api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik
maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas
) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga (Sjamsuhidajat, 2005 ). Dengan memperhatikan prinsip-
prinsip dasar resusitasi pada trauma dan penerapannya pada saat yang tepat diharapkan akan dapat
menurunkan sekecil mungkin angka- angka tersebut diatas. Prinsip- prinsip dasar tersebut meliputi
kewaspadaan akan terjadinya gangguan jalan nafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi,
mempertahankan hemodinamik dalam batas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui dan mengobati
penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya rabdomiolisis dan disritmia
jantung. Mengendalikan suhu tubuh dan menjuhkan / mengeluarkan penderita dari lingkungan trauma
panas juga merupakan prinsip utama dari penanganan trauma termal ( American College of Surgeon
Committee on Trauma, 1997). Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama
terhadap kemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegah
kehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori,
membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh. Luka bakar adalah hal yang
umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapat dicegah ( Horne dan
Swearingen, 2000 ).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi, Etiologi dan Patofisiologi Luka Bakar ?
2. Bagaimana pengkajian pada klien Luka Bakar ?
3. Diagnosa Keperawatan apa yang muncul pada Klien Luka Bakar dan Intervensinya ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan pada klien
dengan Luka Bakar.
2. Tujuan Khusus
a.                  Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Luka Bakar.
b.                  Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Luka Bakar.
c.                   Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada klien dengan Luka Bakar.
d.                  Mahasiswa mampu menerapkan implementasi keperawatan pada klien dengan Luka Bakar.

BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
1. Definisi
Luka bakar (combustio/burn) adalah cedera (injuri) sebagai akibat kontak langsung atau terpapar
dengan sumber-sumber panas (thermal), listrik (electrict), zat kimia (chemycal), atau radiasi (radiation).
Luka bakar adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas, kimia, elektrik, radiasi
dan thermal. (Djohansjah, M, dkk, 1991: 365)
Luka bakar adalah luka yang terjadi bila sumber panas bersentuhan dengan tubuh atau jaringan dan
besarnya luka ditentukan oleh tingkat panas atau suhu dan lamanya terkena. (Doengoes, Marilynn
E.2000 )
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh karena kontak lansung atau bersentuhan langsung
atau tidak langsung dengan panas, kimia dan sumber lain yang menyebabkan terbakar. (Hudak & Gallo,
1996 : 927)
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir
yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Luka bakar adaalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma
benda tajam ataau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan (buku
Ilmu Ajar bedah Syamsu hidayat)
2. Etiologi
1. Disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh melalui konduksi atau radiasi
elektromagnetik.
a.                   Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)
b.                  Seperti Gas,cairan, bahan padat (solid)
c.                   Luka Bakar Bahan Kimia (hemical Burn)
d.                  Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
e.                   Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
2. Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
a.                   Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena adanya cedera
inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan
elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik.
b.                  Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan
jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai
panas/energi.
c.                   Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase
ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
3. Tanda dan Gejala
1. Derajat I (superficial)
a.    Lapisan luar epidermis terbakar
b.    Edema Kulit kering
c.    Pucat saat ditekan
d.    Eritema ringan hebat
2. Derajat II (parsial)
a.    Mengenai epidermis
b.    Bila dibersihkan tampak homogeny
c.    Pucat bila ditekan
d.    Kemerahan dan kulit melepuh
e.    Sensitif terhadap dingin
3. Derajat III
a.    Mengenai seluruh lapisan kulit
b.    Warna merah tua, hitam, putih atau cokelat
c.    Permukaan kering dan edema
d.    Kerusakan jaringan lemak terlihat
4. Derajat IV
a.    Mengenai seluruh jaringan dibawah kulit
b.    Kerusakan jaringan seluruh lapisan kulit
c.    Mengenai muskulus dan tulang (Hudak & Gallo : 1996)
4. Patofisiologi
Luka bakar mengakibatkan peningkatan permebilitas pembuluh darah sehingga air, klorida dan
protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan edema yang dapat berlanjut pada keadaan
hipovolemia dan hemokonsentrasi. Burn shock ( shock Hipovolemik ) merupakan komplikasi yang sering
terjadi, manisfestasi sistemik tubuh trhadap kondisi ini adalah :
1. Respon kardiovaskuler
Perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler melelui kebocoran kapiler mengakibatkan
kehilangan Na, air dan protein plasma serta edema jaringan yang diikuti dengan penurunan curah jantung
Hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan perfusi pada organ mayor edema menyeluruh.
2. Respon Renalis
Dengan menurunnya volume inravaskuler maka aliran ke ginjal dan GFR menurun
mengakibatkan keluaran urin menurun dan bisa berakibat gagal ginjal.
3. Respon Gastro Intestinal
Respon umum pada luka bakar > 20 % adalah penurunan aktivitas gastrointestinal. Hal ini
disebabkan oleh kombinasi efek respon hipovolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap
adanya perlukaan luas. Pemasangan NGT mencegah terjadinya distensi abdom en, muntah dan aspirasi.
4. Respon Imonologi
Sebagian basis mekanik, kulit sebgai mekanisme pertahanan dari organisme yang masuk.
Terjadinya gangguan integritas kulit akan memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam luka.

5. Klasifikasi
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Luka bakar mayor
a.                   Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-
anak.
b.                  Luka bakar fullthickness lebih dari 20%.
c.                   Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
d.                  Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya
luka.
e.                   Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
2. Luka bakar moderat
a.                   Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
b.                  Luka bakar fullthickness kurang dari 10%.
c.                   Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.
3. Luka bakar minor
Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah :
a.                   Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada
anak-anak.
b.                  Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
c.                   Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
d.                  Luka tidak sirkumfer.
e.                   Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
6. Pemeriksaan dignostik
1. Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Thrombosit, Gula darah, Elektrolit, Ureum, Kreatinin, Protein,
Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, Analisa gas darah (bila diperlukan), dan lain – lain.
2. Rontgen : Foto Thorax, dan lain-lain.
3. EKG
4. CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih dari 30 % dewasa
dan lebih dari 20 % pada anak.

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subyektif
a.                   Umur
b.                  Penyebab
c.                   Lamanya kontak
d.                  Ada tidaknya asap, gangguan jalan nafas
e.                   Lokasi terjadi : tertutup  keracunan CO
f.                    Pengobatan yang diberikan
g.                   Riwayat penyakit yang diderita (DM, Jantung, Epilepsi, dll)
2. Data Obyektif
a.                   Tanda-tanda vital
b.                  Luas luka bakar
c.                   Kedalaman luka bakar
d.                  Kotoran
e.                   Daerah yang terbakar
f.                    Gejala hypovolemik syok

KASUS
Seorang perempuan berusia 15 tahun, sudah 10 hari di RS setempat dengan luka bakar ditangan
kanan, perut dn kaki kanan seluas 50% akibat tersiram air bensin. Balutan tampak kotor dan ada
cairan yang merembes dari perban. Siang ini luka belum diganti dan klien mengatakan gatal-
gatal dan perih serta takut menggerakan tangannya. Hasil pemeriksaan TTV TD : 110/70 mmHg,
Nadi : 80x/mnt, RR : 24x/mnt, Suhu : 38 C. Rencana pasang infus untuk mendapat terapi
antibiotik dan analgesik, kateter pun dianjurkan untuk dipasang. Buatlah asuhan keperawatan
pada kasus diatas?

A. ANALISA DATA (lampirkan)

NO PENGELOMPOKAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA PENYEBAB KEPERAWATAN

1. Data Subyektif : Efek Prosedur Invasif Risiko Infeksi


1. Pasien mengatakan
nyeri pada tangan
kanan, perut, dan
kaki kanan
Data Obyektif :
1. Balutan tampak kotor
dan ada cairan yang
merembes dari
perban

2. Data Subyektif : Nyeri Gangguan Mobilitas fisik


1. Pasien mengatakan
gatal-gatal dan perih
serta sulit untuk
menggerakan
tangannya
Data Obyektif :
1. Pasien tampak lemah
dan aktivitasnya
bergantung pada
orang lain

3. Data Subyektif : Perubahan Pigmentasi Gangguan integritas


1. Pasien mengatakan kulit/jaringan
gatal-gatal dan perih
serta sulit untuk
menggerakan
tangannya
Data Obyektif :
1. Kulit tampak
kemerahan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS (Apakah mengancam


kehidupan, mengancam kesehatan, persepsi klien tentang kesehatan, sistem A, B, C)

N TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF


O
1. 09-04- Risiko Infeksi b.d Efek Prosedur Invasif SULIS
2. 2020 Gangguan Mobilitas fisik b.d Nyeri
3. Gangguan integritas kulit/jaringan b.d Perubahan
Pigmentasi

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : An. J
Diagnosa Medis : Luka Bakar
Ruang : RSU KABUPATEN TANGERANG/ R.SOKA
DIAGNOSA
NO KEPERAWATAN LUARAN INTERVENSI
DATA PENUNJANG
1. Risiko Infeksi b.d Efek Setelah dilakukan intervensi Observasi
Prosedur Invasif ditandai keperawatan selama 1x24 1. Monitor tanda gejala
dengan : jam maka tingkat infeksi infeksi lokal dan
Data Subyektif : menurun dengan kriteria sistematik
1. Pasien mengatakan hasil : Terapeutik
nyeri pada tangan 1. Nafsu makan 5 1. Batasi jumlah
kanan, perut, dan kaki (meningkat) pengunjung
kanan 2. Nyeri 5 (menurun) 2. Berikan perawatan
Data Obyektif : 3. Bengkak 5 kulit pada area edema
1. Balutan tampak kotor (menurun) 3. Cuci tangan sebelum
dan ada cairan yang 4. Kultur urine 5 dan sesudah kontak
merembes dari perban (membaik) dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
1. Jelaskan tanda gejala
infeksi
2. Ajarkan cara cuci
tangan dengan benar
3. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
Kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

2. Gangguan Mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan intervensi Observasi


Nyeri ditandai dengan : keperawatan selama 1x24 1. identifikasi adanya
Data Subyektif : jam maka tingkat mobilitas nyeri atau keluhan
1. Pasien mengatakan fisik meningkat dengan fisik lainnya
gatal-gatal dan perih kriteria hasil : 2. identifikai toleransi
serta sulit untuk 1. Pergerakkan fisik melakukan
menggerakan ekstremitas 5 pergerakan
tangannya (meningkat) 3. monitor kondisi
Data Obyektif : 2. Kekuatan otot 5 umum selama
1. Pasien tampak lemah (meningkat) melakukan mobilisasi
dan aktivitasnya 3. Rentang gerak ROM Terapeutik
bergantung pada orang 5 (meningkat) 1. fasilitasi aktivitas
lain 4. Nyeri 5 (menurun) mobilisasi dengan
5. Kecemasan 5 alat bantu
(menurun) 2. fasilitasi melakukan
6. Kaku sendi 5 pergerakan, jika perlu
(menurun) 3. libatkan keluarga
untuk membanu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi
1. jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. anjurkan mobilisasi
dini
3. ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan

3. Gangguan integritas Setelah dilakukan intervensi Observasi


kulit/jaringan b.d Perubahan keperawatan selama 1x24 1. Monitor tanda-tanda
Pigmentasi ditandai dengan : jam maka tingkat integritas infeksi
Data Subyektif : meningkat dengan kriteria Terapeutik
1. Pasien mengatakan hasil : 1. Lepaskan balutan
gatal-gatal dan perih 1. Elastisitas 5 atau plester secara
serta sulit untuk (meningkat) perlahan
menggerakan 2. Perfusi jaringan 5 2. Berikan salep yang
tangannya (meningkat) sesuai kekulit/lesi
Data Obyektif : 3. Kerusakan lapisan 3. Pertahankan teknik
1. Kulit tampak kulit 5 (menurun) steril saat melakukan
kemerahan 4. Perdarahan 5 perawatan luka
(menurun) Edukasi
5. Tekstur 5 1. Jelaskan tanda dan
(membaik) gejala infeksi
2. Ajarkan prosedur
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian antibiotik,
jika perlu

D. CATATAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI


Nama Pasien : An.J
Diagnosa Medis : Luka Bakar
Ruang : RSU KABUPATEN TANGERANG/ R.SOKA
N EVALUASI PARAF
O WAKTU IMPLEMENTASI DAN (SOAP) NAMA
DX RESPON/HASIL JELAS
1. 31-08-20 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan
08.35 H : TD : 110/70 luka bakar terasa perih SULIST
mmHg. Nadi : YANI
80x/mnt. Suhu : 38C. O: Pasien tampak AF
RR : 24x/mnt meringis
2. Pantau tanda-tanda
infeksi rasional A: Masalah belum
H : Infeksi pasien teratasi
terpantau dengan baik
3. Lakukan perawatan P: Lanjutkan
luka secara steril intervensi
09.15 H : Mencegah
terjadinya infeksi
4. Monitor tanda dan
gejala infeksi
H : Pasien tampak
cemas
10.30 5. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka
H : Pasien mengerti
dan akan
10.40 melakukannya
6. Berikan aseptik dan
antibiotik pada pasien
H : Pasien diberi
antibiotik dan aseptik
untuk mencegah
infeksi
2. 31-08-20 1. Pantau adanya nyeri S : Pasien mengatakan
09.00 atau keluhan fisik badannya sulit untuk
lainnya digerakkan karena SULIS
H : Nyeri atau keluhan terdapat luka
fisik terpantau dengan
baik O : Pasien tampak
09.55 2. Menentukan gerakan berusaha untuk mulai
yang akan dilakukan menggerakkan
pasien tubuhnya
H : Pasien tampak
menggerakkan A : Masalah teratasi
tubuhnya secara sebagian
perlahan
3. Berikan fasilitas alat P : Lanjutkan
10.30 bantu pada pasien intervensi
H : Pasien diberikan
alat bantu
4. Jelaskan alasan
pemberian latihan
kepada
pasien/keluarga
H : Pasien dan
11.30 keluarga memahami
apa yang disampaikan
perawat
5. Lindungi pasien dari
cedera selama latihan
H : Pasien terpantau
selama latihan
6. Ajarkan pasien untuk
melakukan latihan
ROM
H : Pasien melakukan
dengan baik
3. 31-08-20 1. Monitor tanda-tanda S : Pasien mengatakan
13.00 infeksi pada kulit sakit dan perih pada
H : Pasien terpantau luka kemerahan SULIS
2. Monitor kulit pada
13.25 daerah kerusakan atau O : Kulit pasien
kemerahan tampak kemerahan
H : Kulit pasien dan tidak utuh
terpantau dengan baik
3. Berikan salep pada A : Masalah belum
pasien teratasi
14.00 H : Pasien diberi salep
4. Pantau teknik steril P : Lanjutkan
saat melakukan intervensi
perawatan luka
H : Pasien diberi
perawatan luka secara
steril
5. Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
prosedur perawatan
luka
H : Pasien dan
keluarga mengerti dan
akan melakukannya
6. Kolaborasi pemberian
antibiotik
H : Pasien diberi
antibiotik
4. 01-09-20 1. Mengkaji TTV S : Pasien mengatakan
H : TD : 110/70 luka bakar sudah tidak
08.35 mmHg. Nadi : terasa perih
80x/mnt. Suhu : 38C.
RR : 24x/mnt O: Pasien tampak
2. Pantau tanda-tanda sudah tidak meringis
infeksi rasional dan skala nyeri turun
H : Infeksi pasien menjadi 3
terpantau dengan baik
3. Lakukan perawatan A: Masalah
luka secara steril keperawatan risiko
09.15 H : Mencegah infeksi teratasi
terjadinya infeksi
4. Monitor tanda dan P: Lanjutkan
gejala infeksi intervensi
H : Pasien tampak
cemas
10.30 5. Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka
H : Pasien mengerti
dan akan
10.40 melakukannya
6. Berikan aseptik dan
antibiotik pada pasien
H : Pasien diberi
antibiotik dan aseptik
untuk mencegah
infeksi

5. 01-09-20 1. Pantau adanya nyeri S : Pasien mengatakan


atau keluhan fisik sudah bisa
09.00 lainnya menggerakkan
H : Nyeri atau keluhan tubuhnya
fisik terpantau dengan
baik O : Pasien terlihat
2. Menentukan gerakan sudah bisa
yang akan dilakukan menggerakkan
pasien tubuhnya
09.55 H : Pasien tampak
menggerakkan A : Masalah
tubuhnya secara keperawatan
perlahan gangguan mobilitas
3. Berikan fasilitas alat fisik teratasi
bantu pada pasien
H : Pasien diberikan P : Lanjutkan
alat bantu intervensi
4. Jelaskan alasan
pemberian latihan
10.30 kepada
pasien/keluarga
H : Pasien dan
keluarga memahami
apa yang disampaikan
perawat
5. Lindungi pasien dari
cedera selama latihan
H : Pasien terpantau
selama latihan
6. Ajarkan pasien untuk
melakukan latihan
ROM
H : Pasien melakukan
dengan baik
6. 01-09-20 1. Monitor tanda-tanda S : Pasien mengatakan
infeksi pada kulit sakit dan perih pada
13.00 H : Pasien terpantau luka kemerahan sudah
2. Monitor kulit pada membaik
daerah kerusakan atau
kemerahan O : Kulit pasien
H : Kulit pasien tampak tidak terlalu
13.25 terpantau dengan baik kemerahan
3. Berikan salep pada
pasien A : Masalah
H : Pasien diberi salep keperawatan
4. Pantau teknik steril gangguan integritas
saat melakukan kulit/jaringan teratasi
perawatan luka
H : Pasien diberi P : Hentikan
14.00 perawatan luka secara intervensi
steril
5. Ajarkan pasien dan
keluarga tentang
prosedur perawatan
luka
H : Pasien dan
keluarga mengerti dan
akan melakukannya
6. Kolaborasi pemberian
antibiotik
H : Pasien diberi
antibiotik

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadap kemungkinan
lingkungan yang merugikan. Kulit yang melindungi tubuh dari infeksi, mencegah kehilangan cairan
tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori, membantu dalam
proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh.
Luka bakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar
dapat dicegah.
Luka bakar adalah kerusakan atau keghilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Luka Bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.

2. Saran

Agar pembaca memahami dan mengerti tentang Luka bakar, tingkat luka bakar, tindakan pada
luka bakar agar dapat bermanfaat serta berguna bagi pembaca dan masyarakat umum.

DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather.2012.Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Nurarif, Amin Huda dan Hardri Kusuma.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC_NOC.Yogyakarta : Penerbit Media Action Publising.

Smeltzer & Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8 volume 3. Jakarta : Penerbit Buku
Kedoktean EGC.

Wilkinson, Judith M dan nancy R. Ahern.2011.Buku saku diagnosis keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, criteria hasil NOC.Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai