Disusun Oleh
1. Aslami Analiya
2. Dedek Sapura
3. Dian Sri Utami
4. Diana Fitri
5. Lutfi Rosida
6. Ovi Maftukhatus
7. Muflih Pratama
8. Puji Fitrianti
9. Saidatur Rahma
10. Thomas Jaya
11. Ratih Desriyani
12. Viliaresa Augustine
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian tentang combustio diharapkan
mahasiswa mampu mengetahui dan menambah ilmu pengetahuan tentang
Asuhan Keperawatan dengan combustio .
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan penyakit
combustio.
b. Mampu melakukan analisa data pada penyakit combustio.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada penyakit combustio.
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada penyakit combustio.
e. Untuk melakukan implementasi keperawatan pada kasus combustio
f. Untuk melakukan evaluasi keperawatan pada penyakit combustio
C. Manfaat
1. Bagi Institusi Pendidikan
Membantu mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan yang sudah
didapat selama di perkuliahan.
2. Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perawatan pada pasien
dengan combustio serta mengaplikasikan ilmu yang telah di dapatkan
selama proses pembelajaran akademik di Program Studi Ilmu
Keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
Derajat Dua (Partial- Epidermis dan bagian Nyeri, hiperestesia, sensitif terhadap Melepuh, dasar luka Kesembuhan dalam waktu 2-3 minggu,
Thickness): tersiram air dermis udara yang dingin berbintik-bintik merah, pembentukan parut dan depigmentasi,
mendidih, terbakar oleh epidermis retak, permukaan infeksi dapat mengubahnya menjadi
nyala api luka basah, terdapat edema derajat-tiga
Derajat Tiga (Full- Epidermis, Tidak terasa nyeri, syok, hematuria Kering, luka bakar Pembentukan eskar, diperlukan
Thickness): terbakar nyala keseluruhan dermis (adanya darah dalam urin) dan berwarna putih seperti pencangkokan, pembentukan parut dan
api, terkena cairan mendidih dan kadang-kadang kemungkinan pula hemolisis (destruksi bahan kulit atau gosong, hilangnya kontur serta fungsi kulit,
dalam waktu yang lama, jaringan subkutan sel darah merah), kemungkinan terdapat kulit retak dengan bagian hilangnya jari tangan atau ekstrenitas
tersengat arus listrik luka masuk dan keluar (pada luka bakar lemak yang tampak, dapat terjadi
listrik) terdapat edema
H. Penyembuhan Luka Combustio/ Luka Bakar
Proses yang kemudian pada jaringan rusak ini adalah penyembuhan luka
yang dapat dibagi dalam 3 fase:
1. Fase inflamasi
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca
luka bakar. Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi
seluler. Daerah luka mengalami agregasi trombosit dan mengeluarkan
serotonin, mulai timbul epitelisasi.
2. Fase proliferasi
Fase proliferasi disebut fase fibroplasia karena yang terjadi proses
proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung sampai minggu ketiga. Pada
fase proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen,
membentuk jaringan berwarna kemerahan dengan permukaan berbenjol
halus yang disebut granulasi. Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal
terlepas dari dasar dan mengisi permukaan luka, tempatnya diisi sel baru
dari proses mitosis, proses migrasi terjadi ke arah yang lebih rendah atau
datar. Proses fibroplasia akan berhenti dan mulailah proses pematangan.
3. Fase maturasi
Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula penurunan
aktivitas seluler dan vaskuler, berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih
dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda radang.
Bentuk akhir dari fase ini berupa jaringan parut yang berwarna pucat,
tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
Primary Survey
A) Airway
Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak
berwana jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang
terbakar, bengkak pada wajah. Luka bakar pada daerah
orofaring dan leher membutuhkan tatalaksana intubasi
(pemasangan pipa saluran napas ke dalam trakea/batang
tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap
terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.
Adanya riwayat terkurung api atau terdapat tanda-tanda trauma
jalan napas, memerlukan pemeriksaan jalan napas dan tindakan
pemasangan jalan napas defenitif meskipun edema laring
belum terjadi.
B) Breathing
Didasarkan pada akibat trauma yang ada:
1. Trauma bakar langsung, menyebabkan edema dan obstruksi
jalan napas bagian atas.
2. Inhalasi hasil pembakaran (partikel karbon) dan asap
beracun menyebabkan trakeobronkhitis kimiawi, edema,
dan pneumonia
3. Keracunan karbon monoksida (CO) dianggap terjadi bila
seseorang mengalami luka bakar diruangan tertutup.
Diberikan oksigen konsentrasi tinggi dengan sungkup
nonrebreathing
C) Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan
luas luka bakar untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian
cairan intravena (melalui infus) diberikan bila luas luka bakar
>10%. Bila kurang dari itu dapat diberikan cairan melalui
mulut. Cairan merupakan komponen penting karena pada luka
bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui penguapan karena
kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan
mekanisme dimana terjadi perembesan cairan dari pembuluh
darah ke jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan
timbulnya pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam
jumlah yang banyak dan tidak tergantikan maka volume cairan
dalam pembuluh darah dapat berkurang dan mengakibatkan
kekurangan cairan yang berat dan mengganggu fungsi organ-
organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer
laktat, NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa
(gula) di dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi
dengan luka bakar. Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan
formula dari Parkland : [3-4 cc x berat badan (kg) x %TBSA] +
cairan rumatan (maintenance per 24 jam). Cairan rumatan
adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam 10 kg
ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg.
Cairan formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan
setengahnya dalam 8 jam pertama dan setengah sisanya dalam
16 jam berikutnya. Pengawasan kecukupan cairan yang
diberikan dapat dilihat dari produksi urin yaitu 0,5-
1cc/kgBB/jam
D) Disability
1. Periksa status neurologis kesadaran dengan menggunakan
sistem GCS.
2. Lakukan pemeriksaan refleks pupil. Pupil harus simetris kiri
dan kanan.
3. Perhatikan tanda-tanda adanya hipoksemia yang
ditunjukkan dengan kegelisahan dan penurunan kesadaran.
E) Exposure
1. Lepaskan semua pakaian dan perhiasan.
2. Periksa bagian tubuh belakang pasien dengan
melakukan log roll.
3. Buat pasien merasa nyaman dan hangat.
4. Periksa luas area luka bakar dengan menggunakan
rumus Rule's of Nine.
F) Fluid
1. Berikan cairan dengan menggunakan formula Parkland
yang dimodifikasi (Formula Baxter) yaitu :3-4 cc x KgBB x
% Luas Luka Bakar.
2. Untuk anak-anak tambahkan cairan untuk maintenance.
•Setengah pertama dari cairan diberikan 8 jam pertama,
dihitung dari awal terjadinya luka bakar.
3. Setengah kedua dari cairan diberikan 16 jam kemudian.
4. Pantau adekuatnya resusitasi dengan melihat urin output,
EKG, nadi, tekanan darah, laju pernafasan dan saturasi.
5. Tambah resusitasi cairan jika dibutuhkan.
G) Analgesik
1. Berikan Morfin Intravena 0,05-0,1 mg/KgBB jika nyeri.
2. Berikan dosis titrasi, dosis kecil lebih aman.
H) X-Ray
1. Foto rontgen servikal lateral.
2. Foto roentgen thorak.
3. Foto rontgen pelvis.
4. dan foto lainnya sesuai kondisi klinis.
I) Tube (Pipa)
Pasang selang nasogastrik untuk luka bakar yang luas (>10%
pada anak dan >20% pada dewasa) untuk dekompresi dan
indikasi klinis lainnya.
3. Resusitasi Nutrisi
Pada pasien luka bakar, pemberian nutrisi secara enteral
sebaiknya dilakukan sejak dini dan pasien tidak perlu
dipuasakan. Bila pasien tidak sadar, maka pemberian nutrisi
dapat melalui naso-gastric tube (NGT). Nutrisi yang
diberikan sebaiknya mengandung 10-15% protein, 50-60%
karbohidrat dan 25-30% lemak. Pemberian nutrisi sejak
awal ini dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dan
mencegah terjadinya atrofi vili usus.
6. Pola ADL
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila
terjadi perubahan pola menimbulkan masalah bagi klien. Pada
pemenuhan kebutuhan nutrisi kemungkinan didapatkan anoreksia,
mual, dan muntah. Pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami
penurunan karena klien tidak dapat melakukan sendiri. Pola pemenuhan
istirahat tidur juga mengalami gangguan. Hal ini disebabkan karena
adanya rasa nyeri .
7. Riwayat psiko sosial
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body
image yang disebabkan karena fungsi kulit sebagai kosmetik
mengalami gangguan perubahan. Selain itu juga luka bakar juga
membutuhkan perawatan yang laam sehingga mengganggu klien dalam
melakukan aktifitas. Hal ini menumbuhkan stress, rasa cemas, dan
takut.
8. Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
9. Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
10. Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
11. Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan
mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada;
khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
12. Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
13. Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
14. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan
suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
15. Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
16. Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum;
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera
inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar
dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan
laringospasme, oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema
paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
17. Keamanan:
Tanda: Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti
selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada
beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat,
dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit
mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus;
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum
ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di
bawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian
terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor,
kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
18. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas
sakit dan
gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila
luka bakar mencapai derajat cukup berat
b. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah
sehingga
tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama
c. Pemeriksaan kepala dan leher
a) Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna
rambut setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar,
grade dan luas luka bakar
b) Mata
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Usia : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Palembang
Agama : Islam
Diagnosis Medis : Combustion
Alamat : Tangga Takat
Warna Triage : Merah Kunin
g
Hija Hita
u m
2. PENGKAJIAN
PRIMARY SURVEY :
Airway : Jalan Nafas : Paten √ Tidak Paten
Obstruksi : Lidah Cairan Benda Asing Spasme √
Tidak ada
Suara Nafas : Normal Tidak ada Snoring Gurgling
√ Stridor Wheezing
SECONDARY SURVEY
a. Anamnesis
Keluhan utama : Klien mengeluh nyeri pada kulit
yang terkena luka bakar
b. Pemeriksaan Fisik
3 Kepala
√ Simetris - Asimetris - Perdarahan
- Bengkak - Depresi Tulang Tengkorak
- Echymosis - Nyeri Tekan
- Kelainan Bentuk Tulang
√ Luka, Ukuran: 9% Lokasi: Frontalis Hingga Mandibula
- Lain-Lain: Tidak ada
Masalah Keperawatan : Kerusakan Integritas kulit
4 Mata
- Kebiruan (Lingkaran mata)
- Perdarahan mata, Ruptur : Tidak ada, Lokasi : Tidak ada
- Anemia - Ananemia - Ikterik
Respon pupil: +/+ √ Isokor - Anisokor
- RC - Midriasis - Miosis
Lain-lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
5 Telinga
- Cairan, Warna: Tidak ada, Jumlah: Tidak ada
- Lecet/Kemerahan/Laserasi
- Benda Asing, Berupa: Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
6 Hidung
- Cairan, Warna: Tidak ada, Jumlah: Tidak ada
- Lecet/Kemerahan/Laserasi
- Benda Asing, Berupa:Tidak ada
Lain-Lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
7 Leher
- Penetrasi benda asing - Nyeri tekan
- Deviasi trakea - Distensi Vena Jugularis
- Bengkak - Kebiruan sekitar leher
- Krepitiasi - Lain-lain: Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
8 Dada/Paru
- Simetris √ Asimetris - Bengkak
- Ekspansi dinding dada meningkat/turun
Ukuran: Tidak ada,
- Luka tusuk - Luka sayat Lokasi : Tidak ada
- Penggunaan otot dinding dada
Suara Jtg : Dup BJ I Lup BJ II - Murmur - Gallop
- Nyeri dada Saat Aktivitas Tanpa Aktivitas
- Skala nyeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Karakteristik nyeri: Skala : 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
- Spt Terbakar - Spt Tertimpa Benda Berat
- Menjalar - Spt Ditusuk-Tusuk
Lain-Lain : Klien mengeluh sesak
Masalah Keperawatan : Ketidakefektifan bersihan jalan napas
9 Abdomen
Dinding abd: √ Simetris - Tidak simetris
- Perdarahan/bengkak - Laserasi/jejas/lecet
- Luka tusuk - Luka sayat Ukuran: Tidak ada
- Distensi abdomen - Teraba keras & Tegang
- Nyeri Tekan, Skala Nyeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
BU: 16 x/mnt, Teratur
Lain-lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
10 Genetalia
√ Simetris - Asimetris
- Benjolan, Ukuran:……, Lokasi: ……
BAB : 1 x/Hr, Warna: Tidak ada,
- Darah Pd Rektum, Jumlah: Tidak ada
- Nyeri Tekan, Skala Nyeri: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
BAK : √ , Warna: Kuning Pekat, Jumlah: 200 Cc
Lain-Lain : Klien terpasang DC
Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman
11 Ekstremitas
- Kelainan Bentuk - Perdarahan - Bengkak
- Jejas/Luka/Laserasi, Ukuran:Tidak ada, Lokasi: Tidak ada
- Jari-Jari Hilang √ Keterbatasan Gerak
- Fraktur, Lokasi: Tidak ada
√ Nyeri, Skala: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
Lain-Lain : Tidak ada
Masalah Keperawatan : Hambatan mobilitas fisik
12 Kulit
Dekubitus, Ukuran : Tidak ada,
√ Ada Luka - Lokasi : Tidak ada
- Echymosis - Ptechie
- Gatal-Gatal/Pruritus
- Insisi Operasi, Ukuran: Tidak ada, Lokasi: Tidak ada
√ Nyeri, Skala: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10
√ Lain-Lain : Tubuh klien terbalut perban
Masalah Keperawatan : Kerusakan integritas kulit, Nyeri akut.
4. KEBUTUHAN EDUKASI
Terdapat hambatan dalam pembelajaran:
√ Tidak Ya, Jika Ya
Pendengaran Penglihatan Kognitif
Fisik Budaya Emosi Bahasa Lain-lainnya
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ds :
luka bakar
- Klien mengatakan ia
Kerusakan integritas
tersiram bensin dan
luka terbuka dan kulit
jaringan
menyalah api
terkelupas
kebagian tubuh
- Klien di bawah ke
kerusakan jaringan kulit
RSUP dengan
keadaan baju sudah
kerusakan integritas
terbakar dan terdapat
kulit
kemerahan di bagian
tubuh
Do :
- Tampak luka bakar
dibagian thoraks dan
abdomen grade III
- Kulit tampak merah
dan melepuh karena
tersiram bensin
- Skala nyeri : 4
Kemungkinan Penyebab
Data (Symptoms) Masalah (Problems)
(Etiology)
- Ku : sedang
- TTV :
TD : 120/80 mmhg
Nadi 82 x/menit
RR : 32 x/meni
Suhu : 37 C
Luka Bakar
DS : Kekurangan volume
- klien merasa lemas Injury/destruksi jrngn kilit cairan
- Klien mengatakan
nyeri pada bagian Koagulasi, dematurasi,
luka protein dan ionisasi isi sel
- Klien mengatakan
jarang minum Nekrosis dan kegagalan
-DO : fungsi organ
1. Terdapat luka bakar
greade 2 Respon sistemik LB
2. Luas luka bakar 15
% Ginjal
3. Tn. “B” meringis
kesakitan Darah ke ginjal ↓
4. Klien tampak
gelisah ↓ GFR (Glomerulus
5. Terpasang kateter Filtration Rate)
6. Intake = infus 500cc
+ minum 200 cc Oliguri (urine yang
7. Intake = 700cc dihasilkan ginjal <<)
8. Output = 400cc
Luka bakar
Ds: Hambatan mobilitas
mengatakan klien
tidak dapat Konsentrasi CO2 dalam
kiri-kanan dan
berjalan Hb tidak dapat mengikat
- Keluarga klien O2
mengatakan semua
aktivitas klien di Suplay O2 ke jaringan
Do :
- Keadaan umum Kelemahan fisik
Luka bakar
Ds Ketidakefetifan
- Klien mengatakan
bersihan jalan napas
sesak napas Dispnea
- Terpasang oksigen
nassa kanul 3 liter
Penurunan tekanan
- Terdapat tanda
inspirasi
kemerahan di bagian
dada
Pola napas abnormal
- Nyeri tekan pada
(irama penapasan )
daerah leher dan dada
- Ttv
Perubahan ekskursi dada
Td : 120/80 mmhg
Rr : 32x/menit
Nadi : 80x/menit Ketidakefektifan
Suhu : 37 C bersihan jalan napas
a. PRIORTAS MASALAH KEPERAWATAN
1. Ketidakefetifan bersihan jalan napas
2. Kekurangan volume cairan
3. Nyeri akut
4. Kerusakan integritas kulit
5. Hambatan mobilitas fisik
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d spasme jalan nafas
2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
3. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera kimiawi ( luka bakar )
4. Kerusakan integritas kulit b/d agens cidera kimiawi
5. Hambatan Mobilitas Fisik b/d nyeri
9. FORMAT NURSING CARE PLAN
No Diagnosa Nursing care plan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
1. Ketidakefektifan NOC : Status Penafasan NIC : Monitor Pernafasan 1. Dengan memonitor irama
bersihan jalan napas b/d Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 1. Monitor kecepatan , irama, pernapasan harapnya klien
jam, klien menunjukkan perbaikan pada status tidak mengelami sesak
spasme jalan nafas kedalaman, dan kesulitas bernafas
pernafasan dengan kriteria hasil : napas berlebihan
2. Monitor saturasi oksigen 2. Diharapkan kebutuhan
Kriteria Hasil A T
3. Monitor secara ketat pasien pasien oksigen klien terpenuhi
Frekuensi pernafasan 1 4
3. Dengan memonitor pasien
2 4 yang beresiko tinggi mengalami
Irama pernafasan di harapkan pasien tidak
Kedalaman Inspirasi gangguan respirasi (luka bakar) akan mengalami gangguan
2 4
Suara auskultasi nafas 2 4 4. Monitor suara serak atau perubahan respirasi dengan cara di
Kepatenan jalan nafas suara tersebut setiap jam pada pantau setiap jam
Kapasitas vital 2 4 4. Dengan memonitor suara
pasien luka bakar
Saturasi oksigen di harapkan tidak ada
2 4 5. Posisikan pasien miring samping perubahan suara kepada
2 4 pasien
sesuai indikasi untuk mencegah
5. Dengan memposisikan
Skala Indokator aspirasi , lakukan tehnik log roll
klien miring kanan dan kiri
1. Deviasi berat dari kisaran normal jika pasien diduga cidera kepala di harapkan klien tidak
2. Deviasi cukup berat dari kisaran normal
akan mengalami sesak
3. Deviasi sedang dari kisaran normal
napas
4. Deviasi ringan dari kisaran normal
5. Tidak ada deviasi dari kisaran normal
2. Kekurangan volume NOC : Hidrasi NIC : Manajemen Cairan 1. Mengidentifikasi
cairan b/d kehilangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan ... x 24 jam,
1. Pertahankan catatan intake dan penyimpangan indikasi
cairan aktif
klien menunjukkan perbaikan volume cairan dengan
output yang akurat kemajuan atau
kriteria hasil:
2. Monitor status hidrasi (kelembaban 2. penyimpangan dari hasil
No. Indikator Awal Tujuan membran mukosa, nadi adekuat, yang diharapkan. Periode
1 Turgor kulit 3 4 tekanan darah ortostatik), jika
2 Intake cairan 3 4 darurat (awal 48 jam pasca
3 Output cairan 3 4 diperlukan luka bakar) adalah periode
5 Haus 4 5 3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan
Indikator : kritis
retensi cairan (BUN, Hmt,
1. Berat 3. Inspeksi adekuat dari luka
osmolalitas urin, albumin, total
2. Cukup Berat bakar.
protein)
3. Sedang 4. Penggantian cairan cepat
4. Monitor vital sign setiap 15menit – 1
4. Ringan penting untuk mencegah
jam
5. Tidak ada gagal ginjal.
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
5. ini menadakan hipovolemia
dan perlunya peningkatan
cairan.
6. Pasien rentan kelebihan
beban volume intravaskular
3. Nyeri akut berhubungan NOC : Tingkat Nyeri NIC : Manajemen Nyeri 1. Dapat mengindikasikan rasa
dengan agens cedera nyeri akut dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 1. Lakukan pengkajian nyeri
kimiawi (luka bakar) ketidaknyamanan
24 jam, klien menunjukkan perbaikan tingkat komprehensif yang meliputi lokasi,
2. Mengetahui tingkat lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi, frekuensi, durasi, frekuensi, dan factor
No. Indikator Awal Tujuan kualitas, intensitas atau beratnya pendorong nyeri untuk
1 Nyeri yang 3 4 memudahkan tindakan
nyeri dan faktor pencetus
selanjutya
dilaporkan 2. Berikan informasi kepada keluarga
2 Panjangnya episode 3 4 3. Untuk mengurangi nyeri dan
mengenai nyeri, seperti penyebab melepaskan tegangan
nyeri nyeri, berapa lama nyeri akan emosional.
3 Ekspresi nyeri wajah 3 4 dirasakan, 4. Dapat mengurangi rasa
4 Frekuensi nafas 4 5 nyeri
Indikator : 3. Kendalikan faktor lingkungan yang
5. Istirahat / tidur dapat
1. Berat dapat memperngaruhi respon klien membuat tubuh menjadi
2. Cukup Berat terhadap ketidaknyamanan rileks
3. Sedang
4. Ajarkan penggunaan teknik non
4. Ringan
5. tidak ada gangguan farmakkologi seperti relaksasi
5. Dukung istirahat/tidur yang adekuat
untuk membantu penurunan nyeri
4. Kerusakan integritas NOC : Integritas kulit NIC : Pressure Management 1. pengkajian terhadap
kulit b/d agens cidera Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 1. Monitor warna, suhu, oedema, ukuran, warna , kedalaman
kimiawi 24 jam, klien menunjukkan perbaikan pada kelembaban, dan kondisi area luka akan menentukan
integritas kulit dengan kriteria hasil : sekitar luka intervensi lanjutan.
No. Indikator Awal Tujuan 2. Observasi luka : lokasi, dimensi, 2. perawatan yang tepat akan
1 Integritas kulit 2 4
kedalaman luka, mempercepat proses
2 Lesi mukosa 3 4
karakteristik,warna cairan, penyembuhan luka.
membrane
3 Pengelupasan kulit 3 5 granulasi, jaringan nekrotik, tanda- 3. Dengan melakukan
4 Nekrosis 3 4 perawatan kulit di harapkan
tanda infeksi lokal, formasi traktus
Indikator :
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap untuk menjaga kebersihan
1. Gangguan ekstrim
bersih dan kering untuk membantu kulit agar memudahkan
2. Berat
proes penyembuhan dalam proses penyembuhan
3. Sedang
4. Bersihkan luka dengan tehnik steril 4. Dengan melalukan
4. Ringan
perawatan luka dengan
5. Tidak ada gangguan 5. Berikan obat obatan oral teknik steril berguna untuk
6. Monitor tanda gejala resiko infeksi mencegah resiko terjadinya
P : Imtervensi 1 - 4 dilanjutkan
B. Diagnosa Keperawatan
NANDA (2015) diagnosis keperawatan adalah merupakan respon dari
pasien sehingga pola atau bentuk pengelompokan data yang berupa pengelompokan
respon dari pasien akan lebih mempermudah perawat untuk mengidentifikasi
masalah pasien. Dari data pengkajian didapat diagnosis keperawatan ;
DS :
- Klien merasa lemas
- Klien mengatakan nyeri pada bagian luka
- Klien mengatakan jarang minum
DO :
1. Terdapat luka bakar greade 2
2. Luas luka bakar 15 %
3. Tn. “B” meringis kesakitan
4. Klien tampak gelisah
5. Terpasang kateter
6. Intake = infus 500cc + minum 200 cc
7. Intake = 700cc
8. Output = 400cc
- Klien mengatakan nyeri pada bagian daerah dada dan bagian perut
bawah, saat bergerak nyeri terasa
DO :
- Tampak luka pada bagian dada dan perut berwarna kemerahan
- Ada bekas luka
- Nyeri tekan
- Skala nyeri 7
- TTV
TD : 120/80 mmhg
Nadi 82 x/menit
RR : 32 x/menit
Suhu : 37 C
4. Kerusakan Integritas Kulit b.d agen cedera kimiawi
ditandai dengan :
Ds :
- Klien mengatakan ia tersiram bensin dan menyalah api kebagian
tubuh
- Klien di bawah ke RSUP dengan keadaan baju sudah terbakar dan
terdapat kemerahan di bagian tubuh
Do :
- Tampak luka bakar dibagian thoraks dan abdomen grade III
- Kulit tampak merah dan melepuh karena tersiram bensin
- Skala nyeri : 4
- Ku : sedang
- TTV :
TD : 120/80 mmhg
Nadi 82 x/menit
RR : 32 x/menit
Suhu : 37 C
- Klien sadar
- Klien terlihat di bantu
- keluarganya saat melakukan sesuatu
C. Intervensi Keperawatan
Nursing Outcome Classification (NOC) adalah proses
memberitahukan status klien setelah dilakukan intervensi keperawatan.
Standar kriteria hasil dikembangkan untuk mengukur hasil dari tindakan
keperawatan yang digunakan pada semua area keperawatan dan semua klien
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat).Nursing Outcome
Classification mempunyai tujuh domain yaitu fungsi kesehatan, fisiologi
kesehatan, kesehatan psikososial, pengetahuan dan perilaku kesehatan,
persepsi kesehatan, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat. (NOC,
2015)
Nursing outcome classification (NOC) menggambarkan respon pasien
terhadap tindakan keperawatan.NOC mengevaluasi hasil pelayanan
keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan. (NOC, 2015)
NIC (Nursing Intervention Classification ) adalah suatu daftar lis
intervensi diagnosa keperawatan yang menyeluruh dan dikelompokkan
berdasarkan label yang mengurai pada aktifitas yang dibagi menjadi 7 bagian
dan 30 kelas. Sistim yang digunakan dalam berbagai diagnosa keperawatan
dan mengatur pelayanan kesehatan.NIC digunakan perawat pada semua
spesialis dan semua area keperawatan (NIC, 2015).
Pada kasus Tn.A intervensi keperawatan dipilih sesuai dengan
kemampuan klien dan faktor pendukung, seefektif mungkin agar masalah
dapat teratasi.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplimentasikan
intervensi keperawatan.(Kozier, 2011). Implementasi merupakan langkah
keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh perawat untuk
dikerjakan dalam rangka membantu klien untuk mencegah, mengurangi, dan
menghilangkan dampak atau respons yang ditimbulkan oleh masalah
keperawatan dan kesehatan.(Zaidin, 2014)
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter dan Perry
2011)Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yang diharapkan(Gordon, 1994, dalam Potter dan Perry, 2011).
Pada ketidakefektifan bersihan jalan nafas (pasien di berikan terapi
oksigen 3 liter, serta monitor secara ketat pasien pasien yang beresiko tinggi
mengalami gangguan respirasi (luka bakar), pada kerusakan volume cairan
(pertahankan catatan intake dan output yang akurat serta monitor vital sign
setiap 15 menit – 1 jam), pada nyeri pasien (diberikan teknik relaksasi), pada
kerusakan integritas kulit (diberikan salep burnazine pada luka 1×/hari dan
perawatan luka bakar dengan cairan Nacl), hambatan mobilitas fisik,
(pemenuhan ADL klien dibantu keluarga)
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi keperawatan dilakukan setiap selasai
melakukan tindakan dan dilakukan evaluasi.Evaluasi yang kami lakukan
sesuai dengan teoritis yakni berdasakan analisis SOAP (Subjektif, Objektif,
Analisis dan Planning). Pada kasus Tn.A evaluasi akan dilaksanakan jika
implementasi keperawatan telah terlaksanan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka bakar adalah kerusakan yang terjadi pada area kulit yang bisa
disebabkan karena panas, bahan kimia, sengatan listrik, sinar matahari, dan
radiasi. Ciri paling umum luka bakar adalah kerusakan kulit yang parah
hingga menyebabkan kematian sel kulit yang terbakar. Selanjutnya akan
menyimpulakan sesuai dengan tahapan-tahapan yang ada di dalam proses
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi
dan evaluasi keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan menggunakan format 13 domain NANDA, yaitu
dengan cara wawancara dan observasi langsung yang penulis dapatkan
dari keluarga pasein dan pasien itu sendiri, selain itu juga penulis
mendapatkan informasi dari perawat dan pemeriksaan penunjang
2. Diagnosis keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d spasme jalan nafas
b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
c. Nyeri Akut b.d Agen cedera kimiawi (luka bakar)
d. Kerusakan Integritas kulit b.d cedera kimiawi
e. Hambatan Mobilitas Fisik b.d Nyeri
3. Intervensi keperawatan
Dalam menyusun rencana keperawatan pada pasien penulis
mengacu pada konsep keperawatan kegawatdaruratan yang kemudian
disesuaikan dengan kemampuan pasien dan ruangan perawatan pasien.
4. Implementasi Keperawatan
Dalam melakukan tindakan keperawatan penulis tidak melakukan
semua yang ada dalam rencana keperawatan karena keterbatasan tempat
dan waktu.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan setiap hari setelah tindakan perawatan sesuai
dengan rencana yang telah ada.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Dapat mengembangkan intervensi keperawatan dengan jurnal update
berskala nasional atau internasional
2. Instansi Akademik
Diharapkan instansi pendidikan dapat memberikan bimbingan
konferehansif dan penyediaan referensi terbaru
4. Bagi Pembaca
Diharapkan pembaca dapat memberikan masukan yang bersifat
membangun terhadap studi kasus yang telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA