Oleh:
TAHUN 2021
1
I. KONSEP DASAR PENYAKIT
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu
kekerasan/trauma yang dapat dibedakan menjadi trauma mekanik, trauma fisik serta
disebabkan oleh kontak dengan panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan
atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik dan radian.12 Luka bakar
merupakan suatu jenis trauma yang memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi
sehingga memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga fase lanjut
(Dew, 2018)
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung,
pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik,
bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka
ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang
1. Pencegahan
2
2. Implementasi tindakan untuk menyelamatkan jiwa pasien – pasien luka bakar
yang
1. Berdasarkan penyebab:
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam
yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang
3
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan
biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka tampak
reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna
kelenjar sebasea masih utuh. Luka sembuh dalam waktu 10-14 hari.
satu bulan.
4
folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak, tidak ada
pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih rendah
dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak ada
2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3) Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka,
2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau
dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang
1) Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas
usia 50 tahun
2) Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
5
4) Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa
Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa
metode yaitu :
a. Rule of Nine
5) Genetalia/perineum : 1%
i. Total : 100%
b. Diagram
Penentuan luas luka bakar secara lebih lengkap dijelaskan dengan diagram
6
(Azizah, 2017).
1. Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan
bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi
segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi
saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera
inhalasi adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase
akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi
7
menyebabkan:
atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ
fungsional.
c. Keadaan hipermetabolisme.
3. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan
pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari,
listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar,
1. Paparan api
Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
8
Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas.
Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak.
Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin
lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka
yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka
yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang
3. Uap panas
Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap
serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas
4. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi
5. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan
percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
9
6. Zat kimia (asam atau basa)
7. Radiasi
Pathway
10
11
Patofisiologi
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi
jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan
karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis
Kedalam luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan
lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas
dengan suhu sebesar 56.10 C mengakibatkan cidera full thickness yang serupa.
Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal
periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang
terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase
hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang
kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan
12
Umumnya jumlah kebocoran cairan yang tersebar terjadi dalam 24 hingga 36
jam pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam.
Dengan terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang
dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan
meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar.
Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal
Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok
luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka
bakar ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium
setelah terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat destruksi
sel massif. Hipokalemia dapat terhadi kemudian dengan berpeindahnya cairan dan
tidak memadainya asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel
serta waktu protrombin memanjang juga ditemui pada kasus luka bakar. Kasus luka
bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsi oksigen oleh
jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat hipermetabolisme dan respon lokal.
Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya volume darah.
Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin
bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin
13
dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan
gagal ginjal.
E. Manifestasi Klinis
mereda jika
didinginkan
Derajat Dua Epidermis dan Nyeri Melepuh, dasar Kesembuhan luka
14
Edema Infeksi dapat
mengubahnya
mendidihdalam waktu kadang – Hematuri dan badan kulit atau Pembentukan parut
Tersengat arus listrik jaringan hemolisis Kulit retak kountur serta fungsi
listrik)a
(Ledoh, 2019)
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium :
cedera
15
c. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau
inflamasi
cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
cairan.
i. Ureum
j. Protein
k. Hapusan Luka
3. CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka bakar lebih
16
a.Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan
Torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem
c.Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau
Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung
terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat
suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih dangkal dan
diperkecil.
d. Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas
e.Evaluasi awal
f. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat
trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang
diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada
survey sekunder
Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat luka bakar inhalasi. Biasanya
ditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung yang gosong. Luka bakar
pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan suara, perubahan status mental. Bila
17
benar terdapat luka bakar inhalasi lakukan intubasi endotracheal, kemudian beri
berhubungan dengan luka lain, biasanya dari luka tumpul akibat kecelakaan sepeda
motor. Evaluasi pada luka bakar harus dikoordinasi dengan evaluasi pada luka-luka
yang lain. Meskipun perdarahan dan trauma intrakavitas merupakan prioritas utama
pengganti. Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan pertama kali untuk
mengevaluasi derajat luka bakar karena trauma akibat air mendidih biasanya hanya
mengenai sebagian lapisan kulit (partial thickness), sementara luka bakar karena api
Pengoabatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan beratnya luka bakar
18
2. Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada seluruh tubuh
air).
4. Setelah sumber panas hilang adalah dengan merendam luka bakar dalam air atau
menyiram dengan air mengalir selama kurang lebih 15 menit. Pada luka bakar
ringan tujuan ini adalah untuk menghentikan proses koagulasi protein sel
jaringan dan menurunkan suhu jaringan agar memperkecil derajat luka dan
6. Pada luka bakar dalam pasien harus segera di bawa ker Rumah Sakit yang
memiliki unit luka bakar dan selama perjalanan pasien sudah terpasang infus.
7. Resusitasi
8. Pada luka bakar berat penanganannya sama seperti diatas .namun bila terjadi
a) Pernafasan:
b) Sirkulasi
a. Airway Management
19
1) Bersihkan jalan napas dengan tangan dan mengangkat dagu pada pasien
tidak sadar.
intubasi.
b. Breathing/Pernapasan
c. Circulation
3) Perawatan local
Untuk luka bakar derajat I dan II biasa dilakukan perawatan lokal yaitu
providon.
Baxter.
Untuk pemberian cairan intravena pada pasien luka bakar bias menggunakan
2 cc x BB x % LB.
Kebutuhan faal:
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
Hari kedua :
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
b. Tulle.
a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
21
b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan
meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang
melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas
derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling. Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus
merupakan tanda-tanda ileus paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung dan
akibat stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai
oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik
yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya
22
haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena
6. Gagal ginjal akut. Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan
Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya adalah jaringan parut yang dapat
berkembang menjadi cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi dan
menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan cacat estetik yang buruk sekali
sehingga diperlukan juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan diri.
Oedem paru
Anemia
Kontraktur
A. PENGKAJIAN
1. Data biografi
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt, tnggal
MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu informasi
23
selain dari klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka
bakar akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun
K.C). data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi
terhadap luka bakar agama dan pendidikan menentukan intervensi ynag tepat
dalam pendekatan
2. Keluhan utama
sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam
(p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami
penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak,
fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut
(48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien
pulang)
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum
mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai
24
riwaya penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat
dan alkohol
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image
perubahan. Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan yang laam
a. Bernafas
pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii
25
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila terjadi
c. Eliminasi:
haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
gastrik.
Pola tidur akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh kondisi klien
f. Pengaturan Suhu
Klien dengan luka bakar mengalami penurunan suhu pada beberapa jam
pertama pasca luka bakar, kemudian sebagian besar periode luka bakar akan
infeksi
g. Kebersihan diri
26
Pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan karena klien
h. Rasa Aman
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum
i. Rasa Nyaman
27
Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar
ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka
bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka
j. Sosial
marah.
k. Rekreasi
l. Prestasi
m. Pengetahuan
terhadap penyakitnya
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga
28
c. Pemeriksaan kepala dan leher
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas
luka bakar
2) Mata
yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
3) Hidung
4) Mulut
5) Telinga
dan serumen
6) Leher
29
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
e. Abdomen
f. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
g. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
h. Pemeriksaan neurologi
menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri
i. Pemeriksaan kulit
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan salah satu metode
yang ada, yaitu metode “rule of nine” atau metode “Lund dan Browder”
30
Kedalaman luka bakar dapat dikelompokan menjadi 4 macam, yaitu
luka bakar derajat I, derajat II, derajat III dan IV, dengan ciri-ciri seperti
3) Lokasi/area luka
berbagai masalah. Seperti, jika luka bakar mengenai derah wajah, leher
dan dada dapat mengganggu jalan nafas dan ekspansi dada yang
Ekstrimitas atas
18% 18% 18 %
(kanan dan kiri)
31
Ektrimitas bawah
27% 31% 30%
(kanan dan kiri)
Genetalia 1% 1% 1%
B. Diagnosa Keperawatan
abnormal luka.
respons imun.
4. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan
C. Perencanaan Keperawatan
32
Mempertahankan urine Monitor status hidrasi
ruangan
Berikan penggantian
buah segar)
33
Hypovolemia Management
cairan
Pelihara IV line
hematokrit
ginjal
34
dengan hilangnya Knowledge : Infection Bersihkan lingkungan setelah
umum
35
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
WBC
infeksi
area epidema
panas, drainase
bedah
yang cukup
36
Dorong masukkan cairan
Dorong istirahat
infeksi
37
untuk mengurangi nyeri, 4. Kontrol lingkungan yang dapat
38
integritas kulit Tissue Integrity : Skin and Pressure Management
39
kelembaban kulit dan menyebabkan tekanan.
perawatan alami
40
nafas yang paten ( klien 11. Atur intake untuk cairan
abnormal )
hipoventilasi
RR
darah
41
lengan dan bandingkan
aktivitas
pernafasan
abnormal
kelembaban kulit
DAFTAR PUSTAKA
42
Dew, Y. R. S. (2018). BERBASIS KLINIS LUKA ANTEMORTEM DAN BURN
K.Butcher, H., M.Bulechek, G., M.Dochterman, J., & M.Wagner, C. (2020). Nursing
Mocomedia.
Ledoh, O. O. (2019). Asuhan Keperawatan Combutio Pada Tn. A.T di Ruang Asoka
Moorhead, S., Swanson, E., Johnson, M., & L.Maas, M. (2020). Nursing Outcomes
43