OLEH:
LISTYANING AJENG PAMBUDI
P27820518031
Laporan praktik klinik Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan judul Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah 1 pada klien Ny. “Y” dengan diagnosa Combustio/Luka bakar di Ruang
Bougenvile RSUD dr. R Koesma Tuban.
Pembimbing Akademik
Panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi (seperti
bahan-bahan korosif), bahan-bahan elektrik (arus listrik atau lampu), friksi,
atau energi elektromagnetik dan radian.
Luka Bakar
Nyeri
Resiko infeksi
Gerak menurun
Gangguan
mobilitas fisik
Effendi, 1999
Hudak & Gallo, 1994
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Percetakan Mediaction Publishing
Jogjakarta
Departemen Kesehatan RI (2010). Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tenaga
Kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Effendi, C., 1999, Perawatan Pasien Luka Bakar, 5-6; 25, Penerbit Buku Kedokteran
Jakarta : EGC
http://repository.unimus.ac.id/567/2/BAB%20I.pdf (Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul
03.35 WIB)
Hudak, C.M. dan Gallo, B.M. 1996. Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik. (Critical Care
Nursing: A Holistic Approach) edisi VI, volume II. Jakarta: EGC.
McCloskey, Bulechek. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC). Second Edition.
Mosby : St. Louis.
Potter, Perry.2010. Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice. Edisi 7. Vol. 3.
Jakarta : EGC
Purwanto, Hadi. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta
Selatan : Badan PPSDM Kesehatan http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/KMB-2-Komprehensif.pdf (Diakses pada tanggal 21 April
2020 pukul 02.26 WIB)
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
PADA KLIEN Ny. “Y” DENGAN DIAGNOSA COMBUSTIO/LUKA BAKAR
DI RUANG BOUGENVILE RSUD dr. R. KOESMA TUBAN
3.1 PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal MRS,
dan informan apabila dalam melakukan pengkajian kita perlu informasi selain dari
klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi
anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatas 80 tahun memiliki penilaian tinggi
terhadap jumlah kematian.
(Lukman F dan Sorensen K.C)
Data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka
bakar, agama dan pendidikan menentukan intervensi yang tepat dalam pendekatan.
(Hadi Purwanto, 2016)
II. KELUHAN UTAMA
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah nyeri, sesak
nafas. Nyeri dapat disebabkan kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan
pengkajian nyeri harus diperhatikan p,q,r,s,t, yaitu:
- Provoking incident : Apakah peristiwa yang menjadi faktor presipitasi nyeri
- Quality of pain : Seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien.
Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk
- Region : Radiation, relief : Apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
- Severity (Scale) of pain : klien ditanya dengan menggunakan rentang 0-4 atau 0-
10 (visual analogue scale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri yang
dirasakan.
- Time : Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada
malam hari atau siang hari
Sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakar dan
disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran
nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
(Hadi Purwanto, 2016)
III. RIWAYAT KESEHATAN
1) RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak,
pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan
perawatan ketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase :
fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam
pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien pulang).
(Hadi Purwanto, 2016)
2) RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum
mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai
riwayat penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat
dan alcohol.
(Hadi Purwanto, 2016)
3) RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi: jumlah anggota keluarga,
kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah
kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan.
(Hadi Purwanto, 2016)
IV. POLA FUNGSI KESEHATAN
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila terjadi perubahan
pola menimbulkan masalah bagi klien.
1) POLA PERSEPSI MANAJEMEN KESEHATAN
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan. Persepsi
terhadap arti kesehatan, dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun
tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan.
2) POLA NUTRISI DAN METABOLISME
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit, nafsu makan,
pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan,
mual/muntah, kebutuhan jumlah zat gizi, masalah penyembuhan kulit, dan
makanan kesukaan. Pada pemenuhan kebutuhan nutrisi kemungkinan didapatkan
anoreksia, mual, dan muntah.
3) POLA ISTIRAHAT & TIDUR
Menggambarkan pola tidur, istrahat dan persepsi tentang energi. Jumlah jam tidur
pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau mimpi buruk. Pola
pemenuhan istirahat tidur juga mengalami gangguan. Hal ini disebabkan karena
adanya rasa nyeri.
4) POLA AKTIVITAS & KEBERSIHAN DIRI
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, penggunaan waktu luang dan rekresi.
Pada umumnya pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan karena
klien tidak dapat melakukan sendiri.
5) POLA ELIMINASI
Manajemen pola fungsi eksresi, kandung kemih dan kulit, kebiasaan defekasi, ada
tidaknya masalah defekasi, masalah miksi (oliguria, dysuria, dll), penggunaan
kateter, frekuensi defekasi dan miksi, karakteristik urine dan feses, pola input
cairan, infeksi saluran kemih, masalah bau badan, aspirasi berlebih, dll.
6) POLA KOGNITIF & PERSEPSI
Menjelaskan perserpsi sensori kognitif. Pola persepsi sensori meliputi pengkajian
fungsi pengelihatan, pendengaran, perasaan, pembau, dan kompensasinya
terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya mengandung kemampuan
daya ingat pasien terhdap peristiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi
dan kemampuan orientasi pasien terhadap waktu, tempat, dan nama ( orang, dan
atau benda yang lain ).
7) POLA KONSEP DIRI & PERSEPSI DIRI
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.
Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas,
dan ide diri sendiri.
8) POLA PERAN & HUBUNGAN
Menggambarkan dan mengetahui hubungan peran pasien terhadap aggota
keluarga dan masyarakat tempat tinggal pasien. Pekerjaan, tempat tinggal, tidak
punya rumah, tingkah laku yang pasif, agresif terhadap orang lain, masalah
keuangan, dll.
9) POLA PERTAHANAN DIRI (COPING & TOLERANSI STRES)
Menggambarkan kemampuan untuk mengalami stress dan penggunaan system
pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress, interaksi dengan orang
terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek
penyakit terhadap tingkatstress
10) POLA KEYAKINAN & NILAI
Menggambarkan dan menjelaskan pola nilai, keyakinan, termasuk spiritual.
Menerangkan sikap dan keyakinan pasien dalam melaksanakan agama yang
dipeluk dan konsekuensinya.
11) POLA PRODUKSI SEKSUAL
Menggambarkan kepuasan aktual aau dirasakan dengan seksualitas. Dampak
sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sediri, riwayat
penyakit, hubungan sex, pemeriksaan genital.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1) Penampilan umum klien
- Ekspresi wajah, bicara, mood :
- Berpakaian dan kebersihan umum :
- Tinggi badan :
- Berat badan :
- Gaya berjalan :
2) Tanda – tanda vital
- Suhu : ............ oC
- Nadi : ............ x/menit
- Pernafasan : ............ x/menit
- Tekanan darah : ............ mmHg
3) Sistem Pernafasan
- Hidung : Kesimetrisan, pernafasan cupping hidung, adanya
sekret/polip
- Leher : Pembesaran kelenjar karotis, tumor, trakeostomi
- Dada :
Bentuk dada ( normal, barrel, pigeon chest )
Gerakan dada ( kiri dan kanan, apakah ada retraksi )
Suara napas tambahan
- Apakah ada cupping finger
4) Sistem Kardiovaskuler
- Conjungtiva mata ( merah muda, merah, pucat )
- Bibir ( pucat, cyanosis )
- Suara jantung ( mitral, tricuspidalis, S1, S2, bising aorta, murmur, gallop )
- Capillary retilling time
- Edema : tidak ada, anasarka, palpebra, ekstremitas atas, ekstremitas bawah.
5) Sistem Pencernaan
- Bibir ( lembab. Kering, pecah – pecah, labio skizis )
- Mulut ( Stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan
menelan, gerakan lidah )
- Abdomen ( ada/tidak ada masa, simetris/tidak simetris, bising usus, nyeri
tekan, acites, dll )
- Anus ( kondisi, spinkter ani, koordinasi )
- Kemampuan BAB :
- Menetes - Inkontinensia
- Nyeri - Retensi
- Panas - Hematuria
- Sering - Nocturia
- Cytostomi
11) Sistem Reproduksi
a. Wanita
- Payudara (puting,areola mammae,besar,perbandingan kiri dan kanan ) :
- Labia mayora dan minora :
- Keadaan hymen :
- Haid pertama :
- Siklus haid :
b. Laki – laki
- Keadaan gland penis ( uretra ) :
- Testis ( sudah turun/belum ) :
- Pertumbuhan rambut ( kumis, janggut, ketiak ) :
- Pertumbuhan jakun :
- Perubahan suara :
12) Sistem Immun
- Alergi ( cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia ) :
- Immunisasi :
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca :
- Riwayat transfusi dan reaksinya :
VI. TEST DIAGNOSTIK A
Laboratorium ( tulis nilai normalnya ) :
Ro Foto :
CT Scan :
MRI, USH, EEG, ECG, dll :
VII. TERAPI
Tulis terapi saat pengkajian dilakukan : infus, obat – obatan, dll
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri akut b.d kerusakan kulit atau jaringan
2) Kerusakan integritas kulit b.d trauma
3) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan melalui rute
abnormal luka
4) Resiko tinggi terhadap infeksi b.d pertahanan primer tidak adekuat kerusakan
perlindungan kulit
5) Kerusakan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan
6) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d status hipermetabolik
7) Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan b.d interupsi aliran darah.
8) Ansietas b.d krisis situasi : kecacatan
9) Gangguan citra tubuh b.d krisis situasi kecacatan
(Hadi Purwanto, 2016)
3.3 INTERVENSI
Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan
dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien”
(Bulechek & McCloskey, 1996)
1) Nyeri akut b.d kerusakan kulit atau jaringan
Kriteria hasil :
- Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol
- Menunjukkan ekspresi wajah atau postur tubuh rileks
- Berpartisipasi dalam aktivitas dari tidur atau istirahat dengan tepat
Intervensi :
1. Tutup luka sesegera mungkin, kecuali perawatan luka bakar metode pemejanan
pada udara terbuka
R/ Suhu berubah dan tekanan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada
pemajanan ujung saraf.
2. Ubah pasien yang sering dan rentanggerak aktif dan pasif sesuai indikasi
R/ Gerakan dan latihan menurunkan kekuatan sendi dan kekuatan otot tetapi tipe
latihan tergantung indikasi dan luas cedera.
3. Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat dan penutup
tubuh
R/ Pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor, sumber panas
eksternal perlu untuk mencegah menggigil.
4. Kaji keluhan nyeri pertahankan lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 0-10)
R/ Nyeri hampir selalu ada pada derajat beratnya, keterlibatan jaringan atau
kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan
debridement.
5. Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri
R/ Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan
mekanisme koping.
6. Dorong penggunaan tehnik manajemen stress, contoh relaksasi, nafas dalam,
bimbingan imajinatif dan visualisasi.
R/ Memfokuskan kembali perhatian, memperhatikan relaksasi dan meningkatkan
rasa control yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologi.
7. Kolaborasi pemberian analgetik
R/ Dapat menghilangkan nyeri
2) Kerusakan integritas kulit b.d trauma
Kerusakan permukaan kulit karena destruksi lapisan kulit
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan regenerasi jaringan
- Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi :
1. Kaji atau catat ukuran warna kedalaman luka, perhatikan jaringan
metabolik dan kondisi sekitar luka
R/ Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area grafik.
2. Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control infeksi
R/ Menyiapkan jaringan tubuh untuk penanaman dan menurunkan resiko
infeksi.
3.4 IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah
perawat menyusun rencana keperawatan. Rencana keperawatan yang dibuat
berdasarkan diagnosis yang tepat , diharapkandapat mencapai tujuan dan hasil yang
diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan status kesehatan klien
(Potter dan Perry, 2010)
3.5 EVALUASI
Evaluasi merupakan suatu proses kontinyu yang terjadi saat melakukan kontak dengan
klien. Setelah melaksanakan intervensi, kumpulkan data subyektif dan obyektif dari
klien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain. Selain itu, evaluasi juga dapat
meninjau ulang pengetahuan tentang status terbaru dari kondisi, terapi, sumber daya
pemulihan, dan hasil yang diharapkan.
(Potter dan Perry, 2010)
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
PADA KLIEN Ny. “Y” DENGAN DIAGNOSA COMBUSTIO/LUKA BAKAR
DI RUANG BOUGENVILE RSUD dr. R. KOESMA TUBAN
4.1 PENGKAJIAN
I. DATA DEMOGRAFI
Nama : Ny. Y
Umur : 44 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Tuban kota, Kab. Tuban
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Tempat, tgl lahir : Tuban, 6 Juni 1975
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTA
Diagnosa medis : Combustio ec. Air panas
No. Medical record : xxxxxx
Tgl MRS : 20 April 2020
Tgl pengkajian : 22 April 2020
sembuh dan pulang dari rumah sakit, agar bisaberaktivitas seperti dulu lagi.
VII. TERAPI
Injeksi ranitidin 50 mg 2 x 1 I.V
Injeksi Ketorolac 30 mg 3 x 1 I.V
Metocloropramide 10 gr 1 x 1 I.V
VIII. ANALISA DATA
NO ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Tesiram air panas Nyeri akut
- Klien mengatakan nyeri pada bagian ↓
Jaringan kulit
dada sebelah kiri menjalar ke lengan rusak/hilang
tangan atas kiri paha. ↓
P: karena Tersiram air panas Klien Merusak epidermis
hingga sebagian
mengatakan nyeri semakin berat jika
dermis
badan digerakkan, saat perganti posisi ↓
ditempat tidur dan saat mandi. Proses inflamasi
↓
Q: Nyeri panas
Pelepasan mediator
R: Dada sebelah kiri, menjalar ke lengan nyeri
kiri atas sampai ke siku dan paha. ↓
Implus diterima
S: 4 (sedang)
diotak
T: Nyeri dirasakan semakin berat jika ↓
badan digerakkan, saat mobilisasi Respon hipotalamus
ditempat tidur dan saat mandi, dengan mengirimkan sinyal
nyeri
durasi ±2 menit. ↓
- Klien mengatakan sulit tidur karena Nyeri akut
nyeri yang dirasakan
DO:
- Ny.”Y” tampak meringis dan
menunjukkan lokasi nyeri
- Keadaaan umum cukup baik
- Terdapat balutan pada dada kiri, terdapat
luka bakar pada dada sebelah kiri,
lengan kiri dan paha kiri, dengan luas
luka bakar 16,75%.
- Tanda-tanda vital
Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 36,0º C
RR : 18 x/menit
kiri atas sampai ke siku dan paha. Lesi pada kulit mulai
4.3 INTERVENSI
1) Nyeri akut b.d kerusakan kulit atau jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah dapat teratasi
Kriteria hasil :
- Menyatakan nyeri berkurang atau terkontrol
- Menunjukkan ekspresi wajah atau postur tubuh rileks
- Berpartisipasi dalam aktivitas dari tidur atau istirahat dengan tepat
Intervensi :
1. Tutup luka sesegera mungkin, kecuali perawatan luka bakar metode pemejanan
pada udara terbuka
R/ Suhu berubah dan tekanan udara dapat menyebabkan nyeri hebat pada
pemajanan ujung saraf.
2. Ubah pasien yang sering dan rentang gerak aktif dan pasif sesuai indikasi
R/ Gerakan dan latihan menurunkan kekuatan sendi dan kekuatan otot tetapi tipe
latihan tergantung indikasi dan luas cedera.
3. Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat dan penutup
tubuh
R/ Pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor, sumber panas
eksternal perlu untuk mencegah menggigil.
4. Kaji keluhan nyeri pertahankan lokasi, karakteristik dan intensitas (skala 0-10)
R/ Nyeri hampir selalu ada pada derajat beratnya, keterlibatan jaringan atau
kerusakan tetapi biasanya paling berat selama penggantian balutan dan
debridement.
5. Dorong ekspresi perasaan tentang nyeri
R/ Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan
mekanisme koping.
6. Dorong penggunaan tehnik manajemen stress, contoh relaksasi, nafas dalam,
bimbingan imajinatif dan visualisasi.
R/ Memfokuskan kembali perhatian, memperhatikan relaksasi dan meningkatkan
rasa control yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologi.
7. Kolaborasi dengan tim medis
R/ Dapat mempercepat proses penyembuhan
2) Gangguan integritas kulit/jaringan b.d Adanya kerusakan/kehilangan organ kulit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan masalah dapat teratasi
Kriteria Hasil :
- Menunjukkan regenerasi jaringan
- Mencapai penyembuhan tepat waktu pada area luka bakar
Intervensi :
1) Kaji atau catat ukuran warna kedalaman luka, perhatikan jaringan
metabolik dan kondisi sekitar luka
R/ Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit dan
kemungkinan petunjuk tentang sirkulasi pada area grafik.
2) Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan control infeksi
R/ Menyiapkan jaringan tubuh untuk penanaman dan menurunkan resiko
infeksi.
4.4 IMPLEMENTASI
TGL/JAM DX IMPLEMENTASI RESPON PARAF
22 April Nyeri akut b.d 1. Tutup luka sesegera 1. Klien kooperatif L.
2020 kerusakan mungkin, kecuali perawatan Ajeng. P
20.00 WIB luka bakar metode
kulit atau pemejanan pada udara
jaringan terbuka
20.10 2. Ubah pasien yang sering dan 2. Mengeluh nyeri, namun L.
WIB rentang gerak aktif dan pasif tetap kooperatif Ajeng. P
sesuai indikasi
20.20 3. Pertahankan suhu lingkungan 3. Klien tidak ingin L.
WIB nyaman, berikan lampu mengenakan selimut, Ajeng. P
penghangat dan penutup karena jika tergesek selimut
tubuh lukanya terasa nyeri
20.30 4. Kaji keluhan nyeri 4. P: karena Tersiram air L.
WIB pertahankan lokasi, panas Klien mengatakan Ajeng. P
karakteristik dan intensitas nyeri semakin berat jika
(skala 0-10) badan digerakkan, saat
perganti posisi ditempat
tidur dan saat mandi.
Q: Nyeri panas
R: Dada sebelah kiri,
menjalar ke lengan kiri atas
sampai ke siku dan paha.
S: 4 (sedang)
T: Nyeri dirasakan semakin
berat jika badan
digerakkan, saat mobilisasi
ditempat tidur dan saat
mandi, dengan durasi ±2
menit
20.45 5. Dorong ekspresi perasaan 5. Klien kooperatif, jika terasa L.
WIB tentang nyeri nyeri klien meminta Ajeng. P
keluarga mengipasi lukanya
20.50 6. Dorong penggunaan tehnik 6. Klien kooperatif untuk L.
WIB manajemen stress, contoh melakukan nafas dalam Ajeng. P
relaksasi, nafas dalam,
bimbingan imajinatif dan
visualisasi.
20.55 7. Kolaborasi dengan tim medis 7. Memberikan injeksi obat L.
WIB ranitidin 2x50 mg melalui Ajeng. P
I.V
22 April Gangguan 1. Kaji atau catat ukuran 1. Warna luka bakar L.
2020 integritas warna kedalaman luka, kemerahan (hiperemia), Ajeng. P
20.00 WIB kulit/jaringan perhatikan jaringan dan kondisi luka basah dan
b.d Adanya metabolik dan kondisi mengalami proses
kerusakan/ sekitar luka epitelisasi
kehilangan Luka pada dada sebelah
organ kulit kiri, lengan kiri dan paha
kiri, luasnya16,75%.
Dada kiri : 3,25%
Lengan kiri : 4%
Paha kiri : 9,5 %
20.05 2. Berikan perawatan luka 2. Pada bagian dada luka L.
WIB bakar yang tepat dan dibalut sampai punggung, Ajeng. P
tindakan control infeksi pada lengan atas kiri dan
paha kiri juga demikian
4.5 EVALUASI
TGL/JAM DX CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
23 April 2020 Nyeri akut b.d S : klien mengatakan masih terasa nyeri L.
kerusakan kulit Ajeng. P
06.00 WIB O : klien sesekali tampak meeringis kesakitan
atau jaringan P: nyeri karena adanya luka bakar
Q: seperti panas
R: luka bakar pada dada kiri, lengan kiri atas, paha kiri
S: 4 sedang
T: nyeri hilang timbul, saat mobilisasi, saat mandi
TTV
- TD: 110/90 mmHg
- N : 88x/menit
- RR: 18x/menit
- S : 36 oC