OLEH:
LISTYANING AJENG PAMBUDI
P27820518031
Laporan praktik klinik keperawatan gawat darurat dengan judul “Asuhan Keperawatan
Maternitas Pada Ny. “N” G1P0A0 Uk 42 Minggu Dengan Kehamilan Postmatur/Serotinus Di
BPM Asri Tuban”.
Pembimbing Akademik
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
2.2 ETIOLOGI
Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah
hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperti
herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam,
1998).
Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin
tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap
rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif
terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim
(Manuaba, 1998).
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada
kehamilan normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak
cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang. Factor lain adalah hereditas, karena post matur sering
dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian
menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen
plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi
gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin
intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%. Volume air ketuban juga
berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi
yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup
tinggi, yaitu 30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :
a) Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b) Tidak diketahui.
c) Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
d) Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang
terjadi.
e) Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f) Faktor genetik juga dapat memainkan peran.
2.7 PENATALAKSANAAN
1) Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
2) Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik, apabila sudah
matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
4) Persalinan pervaginaan harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu janin
post matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
5) Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan belum
lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua, kematian janin
dalam kandungan, pre eklamsi, hipertensi menahun, anak berharga dan kesalahan
letak janin.
2.8 PATOFISIOLOGIS
Pada kehamilan fungsi plasenta mencapai puncaknya ada pada kehamilan 38
minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi
plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali.
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan
nutrisi dan pertukaran CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan
O2 menurun menuju janin di samping adanya spasme arteri spiralis menyebabkan
janin resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.
Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin
bertambah besar sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan
metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental menyebabkan
perubahan abnormal jantung janin (Wiknjosastro, H. 2009, Manuaba, G.B.I,2011 &
Mochtar R, 2009).
2.9 PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI (2010). Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tenaga
Kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1983. Bagian Obstetri dan Ginekologi
Obstetri Fisiologi. Bandung : Penerbit Eleman:
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 2014. Obstetri Fisiologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi. Edisi 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana”, Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta : EGC
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. “N” G1P0A0 UK 42 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN POSTMATUR/SEROTINUS
3.1 PENGKAJIAN INPARTU
I. Namanese : No. Reg :
1. Biodata Klien
Nama klien : Nama suami :
Umur : Resti umur < 16 th dan > 35 th Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan klien yang terlau berat Pekerjaan :
akan mempengaruhi kehamilan
Penghasilan : Penghasilan :
Perkawinan Perkawinan
a) Berapa kali : - Berapa kali :
b) Lama kawin : - Lama kawin :
Alamat :
Tgl/jam MRS :
Latar belakang MRS :
Tanggal di data :
2. Riwayat Penyakit
(Mengetahui penyakit yang dapat mengganggu proses persalinan)
Penyakit yang pernah diderita :
Penyakit yang sedang diderita :
Pengobatan yg sedang/pernah dilakukan :
4. Riwayat Haid
Haid terakhir : untuk mengetahui UK Perkiraan persalinan :
Menarche : pertama kali mengalami menstruasi/haid
Siklus/lama haid : untuk mengetahui keteraturan haid
Sifat haid/darah : untuk mengetahui penyakit yang mungkin dialami
Dysmenorrhoe : nyeri pada saat haid
Flour albus : darah putih/keputihan
5. Riwayat Kontrasepsi
Mengetahui metode KB yang digunakan
Type :
Kapan menggunakan :
Tujuan :
Masalah :
Kapan berhensi, alasan :
Rencana yg akan digunakan :
2. Keadaan Janin
- TFU : Leopold I, II, II, dan IV
Leopold I : Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian
fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong
lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang
kemungkinan adalah bokong janin
Leopold II: Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan
bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun
kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau
kepala.
Leopold III: Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah
perut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya
pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
Leopold IV: Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam
rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa
masuknya ke PAP.
- Latar anak :
- UK : (TFU/3,5=tuanya kehamilan)
- DJJ : Ada/tidak djj. Kalau bunyi jantung kurang dari 120x/mnt atau lebih
dari 160x/menit atau tidak teratur, maka janin dlm keadaan asphyxia
(dikatakan tidak teratur jika beda tiap 5 detik > 3, misal 9-13-9)
3. Keadaan Selama Dikamar Bersalin :
Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
3.4 IMPLEMENTASI
Penatalaksanaan keperawatan/implementasi merupakan tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi tindakan keperawatan yang telah
direncanakan dan mengetahui berbagai hal seperti bahaya fisik, perlindungan pasien,
teknik komunikasi, dan prosedur tindakan (Purwanto, 2012) dan (Wong, 2009)
3.5 EVALUASI
Merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang dilaksanakan dengan
sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan rencana keperawatan tetap atau tidak, serta
untuk melakukan pengkajian ulang.
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. “N” G1P0A0 UK 42 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN POSTMATUR/SEROTINUS
Kasus :
Seorang ibu berusia 29 tahun, G1P0A0, hamil 42 minggu, datang ke Puskesmas jam
17.00. Saat dilakukan TFU 36 cm, sudah merasakan mulas–mulas namun tidak teratur
sejak 12 jam yang lalu. Klien mengatakan mulas terasa 2 x setiap 10 menit selama 15
detik. Klien juga mengeluh sudah ada keluar darah bercampur lendir dari
kemaluannya. Saat dilakukan periksa dalam oleh perawat, klien sudah mengalami
pembukaan 2 cm, serviks tipis dan mendatar.
2. Riwayat Penyakit
Penyakit yang pernah diderita : disangkal
Penyakit yang sedang diderita : disangkal
Pengobatan yg sedang/pernah dilakukan : disangkal
4. Riwayat Haid
Haid terakhir/HPHT : 21 Juni 2019 Perkiraan persalinan : 30 Maret 2020
Menarche : Usia 13 th
Siklus/lama haid : teratur (28 hari) selama 5-7 hari
Sifat haid/darah : Hari 1-3 warna merah segar
Dysmenorrhoe : Ada
Flour albus : Ada
5. Riwayat Kontrasepsi
Type : ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
Kapan menggunakan : -
Tujuan : ingin segera memiliki seorang anak
Masalah : tdk ada masalah
Kapan berhensi, alasan : -
Rencana yg akan digunakan : berencana menjadi akseptor (pengguna) KB
suntikan 3 bulan berupa depoprogestin.
2. Keadaan Janin
a) TFU : 36 cm
b) UK : 42 minggu
c) DJJ : Tdk teratur (10+14+9)
Frekwensi 132x/menit
Asphyxia (Diakibatkan karena usia kehamilan lewat waktu)
2. Khusus
a) Palpasi Abdomen : Gerak janin makin berkurang
Leopold I : TFU : pertengahan antara proc xyphoideus – pusat (36 cm)
berisi janin
Leopold II : punggung kiri terhadap ibu
Leopold III : kepala
Leopold IV: 1/5 (2 jari dapat meraba bagian bawah janin yang berada
diatas simpisis)
b) Auskultasi : Djj +
Tdk teratur (10+14+9), Frekwensi 132x/menit, Asphyxia (Diakibatkan
karena usia kehamilan lewat waktu)
c) Kadaan his : saat dilakukan VT pada tanggal 13 April 2020 pukul 17.00
WIB derajat dilatasi (pembukaan) 2cm, keadaan cervix tipis dan
mendatar, selaput ketuban masih utuh
d) Pengeluaran pervaginaan : keluar darah campur lendir, Sejak tanggal 13
april 2020 pukul 05.00 WIB ibu mengatakan sudah merasakan mulas-
mulas namun tidak teratur. Mulas terasa 2x stiap 10menit selama 15detik.
V. Analisa Data
No
.
Symptom Etiologi Problem
Dx
.
1. DS: Peningkatan Nyeri
Pada tanggal 13 April 2020 ibu mengeluh nyeri dan intensitas akut
sudah merasakan mulas–mulas namun tidak teratur kontraksi,
sejak pukul 05.00 WIB. Klien mengatakan mulas penurunan
terasa 2 x setiap 10 menit selama 15 detik kepala ke
rongga
panggul
DO:
Ibu tampak meringis dan kesakitan
TTV :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 85x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 35,4oc
Sering terbangun pada saat tidur malam
TFU : 36 cm
Djj :
(+), Tdk teratur (10+14+9), Frekwensi 132x/menit,
Asphyxia (Diakibatkan karena usia kehamilan
lewat waktu)
VT :
derajat dilatasi (pembukaan) 2cm, keadaan cervix
tipis dan mendatar, selaput ketuban masih utuh
3.8 IMPLEMENTASI
3.9 EVALUASI
Hari/
No. Dx. Jam Evaluasi Tt.
Tgl
Nyeri akut Senin, 19.20 S : ibu mengatakan kenceng- Listyaning
b.d 13 WIB kencengnya tambah sering Ajeng
O:
TTV
Peningkata - TD:110/80 mmHg
n intensitas - Nadi: 85x/menit
kontraksi, - RR: 20x/menit
April
penurunan - Suhu: 35,4oc Pambudi
2020
kepala ke A:
rongga - Ibu tampak tenang diantara kontraksi
panggul - Ekspresi wajah masih gelisah
- Ibu mampu mengontrol nyeri
P : Intervensi dilanjutkan (2, dan 6)