Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA NY. “N” G1P0A0 UK 42 MINGGU


DENGAN KEHAMILAN POSTMATUR/SEROTINUS
DI BPM ASRI TUBAN

OLEH:
LISTYANING AJENG PAMBUDI
P27820518031

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 2 Tuban
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik klinik keperawatan gawat darurat dengan judul “Asuhan Keperawatan
Maternitas Pada Ny. “N” G1P0A0 Uk 42 Minggu Dengan Kehamilan Postmatur/Serotinus Di
BPM Asri Tuban”.

Telah disahkan pada tanggal 16 April 2020

Pembimbing Akademik

Teresia Retna P.,S.Kep.,Ns.,M.Kes


NIP. 196803261992032010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehamilan (graviditas) dimulai dengan konsepsi (pembuahan) atau biasa disebut
fertilisasi ketika inti sel sperma dari laki–laki memasuki inti sel ovum dari perempuan
(Chapman & Durham, 2010) dan berakhir dengan permulaan persalinan. Persalinan
(partus) didefinisikan sebagai proses pengeluaran bayi dan uri dari badan ibu. Nifas
(puerperium) ialah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya alat
kandungan sampai kepada keadaan sebelum hamil. Usia kehamilan yang matur/normal
atau fisiologis adalah antara 37–41 minggu. Jika usia kehamilan antara 32–36 minggu,
maka kehamilannya adalah kehamilan premature. Jika usia kehamilan lebih dari 42
minggu, maka kehamilannya adalah kehamilan postmatur/serotinus yang biasa juga
disebut dengan kehamilan postdate. Menurut Chapman & Durham, 2010, kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester yaitu; Trimester I (HPHT s.d. 12 minggu kehamilan), Trimester
II (13 minggu s.d. 27 minggu kehamilan), dan Trimester III (28 minggu s.d. 40 minggu
kehamilan).
Menurut Riset Kesehatan Dasar Indonesia (Riskesdas) 2010
angka kejadian kehamilan lewat waktu/postmatur/serotinus yang biasa juga
disebut dengan kehamilan postdate jumlahnya cukup besar, yaitu sekitar 10%
dari jumlah kehamilan total. Penyebab terjadinya kehamilan postmatur
kebanyakan tidak diketahui dengan pasti (idopatik). Beberapa
penelitian menyebutkan faktor keturunan, riwayat kehamilan
sebelumnya dan penurunan kepekaan reseptor hormon turut berperan
dalam terjadinya kehamilan postmatur. Menurut Manggala Pasca
Wardhana, dr., SpOG dari SMF Obstetri Ginekologi RSUD dr Soetomo
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, kehamilan postmatur ini
berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin.  “Tingkat morbiditas
ibu berbanding lurus dengan tingkat morbiditas pada bayi,” ujar
Manggala.
Post matur merupakan kasus yang sering kali terjadi pada saat kehamilan yaitu
yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan didapatkan
dengan perhitungn usia kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan penghitungan
tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1). Menurut (Achadiat 2004:32)
Kehamilan postmatur lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai tanda-tanda seperti
kuku panjang, tak ada lanugo, rambut kepala banyak, kulit keriput, mengelupas sering
berwarna kekuningan, plantara creases yang sangat jelas, air tuban sedikit dan
mengandung mekonium, tali pusat layu dan terwarnai oleh mekonium, kadang-kadang
anak agak kurus (Varney Helen, 2007).
Beberapa ahli dapat menyatakan kehamilan lewat bulan bila lebih dari 41 minggu
karena angka mordibitas dan mortalitas neonatus meningkat setelah usia 40 minggu.
Namun kurang lebih 18% kehamilan akan berlanjut melebihi 41 minggu hingga 7% akan
menjadi 42 minggu bergantung pada populasi dan kriteria yang digunakan. Seringnya
kesalahan dalam mendefinisikan postmatur diperlukan deteksi sedini mungkin untuk
menghindari kesalahan dalam menentukan usia kehamilan. Jika tapi telah ditentukan pada
trimester terakhir atau berdasarkan data yang tidak dapat diandalkan. Data yang terkumpul
sering menunjukkan peningkatan resiko lahir mati seiring peningkatan usia kehamilan
lebih dari 40 minggu.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI

Postmatur/serotinus yang biasa juga disebut dengan kehamilan postdate adalah


kehamilan yang melewati 294 hari atau 42 minggu lengkap. Diagnosa usia kehamilan
didapatkan dengan perhitungn usia kehamilan dengan rumus Naegele atau dengan
penghitungan tinggi fundus uteri ( Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 ed.III).
Menurut (Achadiat 2004:32) Kehamilan postmatur lebih mengacu pada janinnya,
dimana dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, tak ada lanugo, rambut kepala
banyak, kulit keriput, mengelupas sering berwarna kekuningan, plantara creases yang
sangat jelas, air tuban sedikit dan mengandung mekonium, tali pusat layu dan
terwarnai oleh mekonium, kadang-kadang anak agak kurus (Varney Helen, 2007).
Kehamilan lewat waktu atau post date adalah kehamilan yang berlangsung sampai
42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut
Naegele dengan siklus rata-rata 28 hari  ( Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,
2008)
Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang melebihi 42 minggu belum terjadi
persalinan (Bagus Gde Manuaba, 2008)
Kehamilan Post Matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu dihitung berdasarkan rumus Naegle dengan siklus haid rata-rata 28 hari
(Rustam Mochtar. Sinopsis Obstetri. 1998)

2.2 ETIOLOGI
Etiologi belum diketahui secara pasti namun faktor yang dikemukaan adalah
hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup
bulan sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang. Faktor lain seperti
herediter, karena postmaturitas sering dijumpai pada suatu keluarga tertentu (Rustam,
1998).
Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin
tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap
rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim tidak sensitif
terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau kelainan pada rahim
(Manuaba, 1998).
Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu penurunan kadar esterogen pada
kehamilan normal umumnya tinggi. Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak
cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus
terhadap oksitosin berkurang. Factor lain adalah hereditas, karena post matur sering
dijumpai pada suatu keluarga tertentu.
Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian
menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen
plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi
gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin
intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%. Volume air ketuban juga
berkurang karena mulai terjadi absorpsi. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi
yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup
tinggi, yaitu 30% prepartum, 55% intrapartum, dan 15% postpartum.
Beberapa faktor penyebab kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut :
a) Kesalahan dalam penanggalan, merupakan penyebab yang paling sering.
b) Tidak diketahui.
c) Primigravida dan riwayat kehamilan lewat bulan.
d) Defisiensi sulfatase plasenta atau anensefalus, merupakan penyebab yang jarang
terjadi.
e) Jenis kelamin janin laki-laki juga merupakan predisposisi.
f) Faktor genetik juga dapat memainkan peran.

2.3 MANIFESTASI KLINIS


1) Gerakan janin jarang secara subjektif kurang dari 7x / 20 menit atau secara
objektif kurang dari 10x / menit.
2) Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:
a) Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
b) Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan mekoneum
kehijuan di kulit.
c) Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada kuku,
kulit dan tali pusat.
3) Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur ( > 4000 gram)
4) Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
5) Rambut kepala lebih tebal.

2.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
b) Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
c) Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
d) Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
e) Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
f) Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
g) Pemeriksaan sitologi vagina.

2.5 PENGARUH TERHADAP IBU DAN BAYI


Ibu:
Persalinan postmatur dapat menyebabkan distosia karena kontraksi uterus
tidak terkoordinir, janin besar, molding kepala kurang, sehingga sering dijumpai
partus lama, kesalahan letak, inersia uteri, distosia bahu, perdarahan post partum yag
mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
Bayi:
Jumlah kematian janin atau bayi pada kehamilan 42 minggu 3x lebih besar dari
kehamilan 40 minggu. Pengaruh pada janin bervariasi, biantaranya berat janin
bertambah, tetap atau berkurang,
2.6 PERMASALAHAN KEHAMILAN LEWAT WAKTU
Menurut Manuaba dalam Buku Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB
Untuk Pendidikan Bidan, 1998. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta
tidak sanggup memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga mempunyai risiko
asfiksia sampai kematian adalam rahim. Makin menurunnya sirkulasi darah menuju
sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan :
1) Pertumbuhan janin makin lambat
2) Terjadi perubahan metabolisme janin
3) Air ketuban berkurang dan makin kental
4) Sebagian janin bertambah berat, serhingga memerlukan tindakan persalinan
5) Berkurangnya nutrisi dan O2 ke janin yang menimbulkan asfiksia dan setiap saat
dapat meninggal di rahim.
6) Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.
Kemungkinan komplikasi pada bayi postmatur:
1) Hipoksia
2) Hipovolemia
3) Asidosis
4) Sindrom gawat nafas
5) Hipoglikemia
6) Hipofungsi adrenal.

2.7 PENATALAKSANAAN
1) Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik – baiknya.
2) Apabila tidak ada tanda – tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
3) Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan cervik, apabila sudah
matang, boleh dilakukan induksi persalinan.
4) Persalinan pervaginaan harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang – kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu janin
post matur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
5) Tindakan operasi section caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
onsufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan belum
lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua, kematian janin
dalam kandungan, pre eklamsi, hipertensi menahun, anak berharga dan kesalahan
letak janin.

2.8 PATOFISIOLOGIS
Pada kehamilan fungsi plasenta mencapai puncaknya ada pada kehamilan 38
minggu dan kemudian mulai menurun terutama setelah 42 minggu. Hal ini dapat
dibuktikan dengan penurunan estriol dan plasental laktogen. Rendahnya fungsi
plasenta berkaitan dengan peningkatan kejadian gawat janin dengan resiko 3 kali.
Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak sanggup memberikan
nutrisi dan pertukaran  CO2/O2 akibat tidak timbul his sehingga pemasakan nutrisi dan
O2 menurun menuju janin di samping adanya spasme  arteri spiralis menyebabkan
janin resiko asfiksia  sampai kematian dalam rahim.
Makin menurun sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan
pertumbuhan janin makin lambat dan penurunan berat disebut dismatur, sebagian janin
bertambah besar sehingga memerlukan tindakan operasi persalinan, terjadi perubahan
metabolisme janin, jumlah air ketuban berkurang dan makin kental menyebabkan
perubahan abnormal jantung janin (Wiknjosastro, H. 2009, Manuaba, G.B.I,2011 &
Mochtar R, 2009).

2.9 PATHWAY
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI (2010). Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tenaga
Kesehatan. Badan PPSDM Kesehatan, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 1983. Bagian Obstetri dan Ginekologi
Obstetri Fisiologi. Bandung : Penerbit Eleman:
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. 2014. Obstetri Fisiologi Ilmu
Kesehatan Reproduksi. Edisi 2. Jakarta : EGC
Mansjoer, A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana”, Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Varney, Helen Dkk.2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta : EGC
BAB III
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. “N” G1P0A0 UK 42 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN POSTMATUR/SEROTINUS
3.1 PENGKAJIAN INPARTU
I. Namanese : No. Reg :
1. Biodata Klien
Nama klien : Nama suami :
Umur : Resti umur < 16 th dan > 35 th Umur :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan klien yang terlau berat Pekerjaan :
akan mempengaruhi kehamilan
Penghasilan : Penghasilan :
Perkawinan Perkawinan
a) Berapa kali : - Berapa kali :
b) Lama kawin : - Lama kawin :
Alamat :
Tgl/jam MRS :
Latar belakang MRS :
Tanggal di data :

2. Riwayat Penyakit
(Mengetahui penyakit yang dapat mengganggu proses persalinan)
Penyakit yang pernah diderita :
Penyakit yang sedang diderita :
Pengobatan yg sedang/pernah dilakukan :

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


(Menentuklan adanya penyakit menular, menurun dan menahun)
Keturunan kembar :
Penyakit keturunan :
Penyakit menular dalam keluarga :

4. Riwayat Haid
Haid terakhir : untuk mengetahui UK Perkiraan persalinan :
Menarche : pertama kali mengalami menstruasi/haid
Siklus/lama haid : untuk mengetahui keteraturan haid
Sifat haid/darah : untuk mengetahui penyakit yang mungkin dialami
Dysmenorrhoe : nyeri pada saat haid
Flour albus : darah putih/keputihan

5. Riwayat Kontrasepsi
Mengetahui metode KB yang digunakan
Type :
Kapan menggunakan :
Tujuan :
Masalah :
Kapan berhensi, alasan :
Rencana yg akan digunakan :

6. Riwayat Kehamilan Sekarang


Gr : Gravida/hamil yg ke berapa
P : Para/melahirkan melalui pervaginaan
A : Aterm/persalinan cukup bulan dg uk 37mgg-42mgg
P : Prematur/persalinan dg uk 28mgg-37mgg
I : Imatur/persalinan dg uk 22mgg-28mgg
A : Abortus/keguguran/kehamilan kurang dari 22mgg
H : Hidup
ANC : kali Tempat ANC :
Imunisasi TT :

7. Pola Kesehatan Sehari-hari


a) Istirahat tidur (Berhubungan dengan kecukupan kebutuhan istirahat klien)
Lama tidur : istirahat yg diperlukan ialah 8jam malam hari dan 1jam
siang hari
Kesulitan tidur : jika tidak bisa tidur, baiknya berbaring saja untuk
istirahat
b) Personal hygiene
Mandi : Kebersihan badan mengurangkani kemungkinan infeksi
karena badan yg kotor banyak mengandung kuman-
kuman
Perawatan gigi dan mulut : gigi yg baik menjamin pencernaan yg
sempurna
Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda chadwick,
condylomata, flour, mengganti celana dalam berapa x
sehari, mengganti pembalut yang tepat adalah tiap 4jam
sekali
Pakaian : pakaian yg nyaman dipakai dan tidak menekan badan
Masalah :
c) Aktivitas gerak : Gerak badan yg ringan baik sekali dan sedapat-
dapatnya dicari udara segar dan sinar matahari pada pagi hari.
Menghindari mengangkat benda berat dan menghindari pergerakan badan
yang berlebihan
d) Nutrisi : Kebutuhan nutrisi klien selama hamil
e) Eliminasi (Apakah ada gangguan selama hamil dan cara mengatasi)
Mictie (BAK) : dianjurkan untuk sering berkemih/dilarang menahan
Difacatie (BAB) : pada bumil mungkin terjadi obstipasi
f) Perasaan nyaman :

8. Data Psikososial Spiritual


Sosial : kaji hubungan klien dengan keluarga yang lain
Sosial budaya : Kebiasaan atau budaya yang dilakukan selama hamil yang
dapat mempengaruhi. Proses kehamilan : misl. Pantang pada makanan
tertentu
Kesiapan klien
- Anak yg diharapkan :
- Siap menghadapi persalinan :
Reaksi fisiologis pada kala I
- Selama fase laten, perilaku ibu: umumnya gembira, waspada, banyak
bicara atu diam, tenang atau cemas, mengalami kram abdomen, nyeri
punggung, pecah ketuban, nyeri terkontrol, dan dapat berjalan.
- Selama fase aktif, Ibu umumnya mengalami peningkatan
ketidaknyamanan, berkeringat, mual, muntah, gemetar paha dan kaki,
tekanan kandung kemih dan rektum, nyeri punggung, pucat sekitar mulut,
Ibu merasa lebih takut, kehilangan kontrol, berfokus pada diri sendiri,
lebih sensitif, terdapat desakan untuk meneran/mengedan, tekanan pada
rektum
Reaksi psikologis pada kala I
- Klien merasakan antisipasi, gembira atau ketakutan.
- Selama fase aktif, klien tampak serius dan fokus pada perkembangan
persalinan, klien minta obat atau melakukan teknik pernafasan.
- Selama fase aktif, klien mungkin kehilangan kontrol, tiduran di tempat
tidur, mengerang, atau menangis.
- Interaksi verbal/respon terhadap pertanyaan :
Aktif/pasif :
- Body posture : Relax/ ketakutan/ gelisah
Alasan :
- Tingkatan energy : Lelah/ bersemangat
Alasan :
- Banyak keluhan/ pernyataan :
Kebutuhan spiritual
Keyakinan beragama : Kebiasaan dalam menjalankan ibadah

II. Keadaan Waktu Masuk Rumah Sakit


1. Keadaan Ibu
- Keadaan umum
Pada kala I
Keluhan : Anda kaji alasan klien datang ke rumah sakit. Alasannya
dapat berupa keluar darah bercampur lendir (bloody show), keluar air–
air dari kemaluan (air ketuban), nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut/kontraksi (mulas), nyeri makin sering dan teratur.
- Tanda vital : Tanda–tanda vital (TTV) meliputi tekanan darah, nadi, suhu,
respirasi, tinggi badan, dan berat badan.
- Permulaan his : Sejak kapan dirasakan kontraksi dengan intensitas dan
frekuensi yang meningkat
- Pengeluaran pervagina : Kaji tanda–tanda in partu seperti keluar darah
campur lendir, waktu keluarnya cairan dari kemaluan, jernih atau keruh,
warna, dan jumlahnya.
- Kandung seni : tanyakan pada ibu ingin berkemih atau tidak dan pastikan
kandung seni dalam keadaan kosong untuk memudahkan pemeriksaan
pada ibu hamil
- Keadaan his : Kaji kontraksi uterus ibu. Lakukan pemeriksaan dalam
untuk mengetahui derajat dilatasi (pembukaan) dan pendataran serviks,
apakah selaput ketuban masih utuh atau tidak, posisi bagian terendah
janin.
- Lain-lain :

2. Keadaan Janin
- TFU : Leopold I, II, II, dan IV
Leopold I : Untuk menentukan TFU dan apa yang terdapat dibagian
fundus (TFU dalam cm) dan kemungkinan teraba kepala atau bokong
lainnya, normal pada fundus teraba bulat, tidak melenting, lunak yang
kemungkinan adalah bokong janin
Leopold II: Untuk menentukan dimana letaknya punggung janin dan
bagian-bagian kecilnya. Pada dinding perut klien sebelah kiri maupun
kanan kemungkinan teraba, punggung, anggota gerak, bokong atau
kepala.
Leopold III: Untuk menentukan apa yang yang terdapat dibagian bawah
perut ibu dan apakah BTJ sudah terpegang oleh PAP, dan normalnya
pada bagian bawah perut ibu adalah kepala.
Leopold IV: Untuk menentukan seberapa jauh masuknya BTJ ke dalam
rongga panggul dan dilakukan perlimaan untuk menentukan seberapa
masuknya ke PAP.
- Latar anak :
- UK : (TFU/3,5=tuanya kehamilan)
- DJJ : Ada/tidak djj. Kalau bunyi jantung kurang dari 120x/mnt atau lebih
dari 160x/menit atau tidak teratur, maka janin dlm keadaan asphyxia
(dikatakan tidak teratur jika beda tiap 5 detik > 3, misal 9-13-9)
3. Keadaan Selama Dikamar Bersalin :
Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin

III. Pemeriksaan Fisik


Umum
- Keadaan umum : keadaan gizi, kelainan bntuk badan
Kesadaran : Menggunakan GCS
Mata : Inspeksi konjungtiva pucat/tidak, sclera icterus / tidak. Indikasi
anemi
Tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, respirasi, TB, BB
- Kandung seni : tanyakan pada ibu ingin berkemih atau tidak dan pastikan
kandung seni dalam keadaan kosong untuk memudahkan pemeriksaan
pada ibu hamil
- Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda chadwick, condylomata,
flour
- Anus : adanya haemorrhoid/bawasir (pelebaran vena-vena dari anus)
- Refleks patella : untuk mengetahui penyakit urat syaraf
- Anggota bawah : cari varices, oedema, luka, cicatrix pada lipat paha. Jika
ada varices/oedema sebaiknya kaki ditinggikan. Paling sering oedema
timbul pada kaki dan tungkai bawah
Khusus
- Palpasi : Abdomen : Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang
berhenti sama sekali (Menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998;
hal 225). Dengan menggunakan cara Leopold.
Leopold I : TFU bagian yang ada di fundus
Leopold II : puka / puki
Leopold III :bagian terendah janin U / U
Leopold IV: sudah masuk PAP/belum
- Auskultasi : Djj +/- (frekuensi, teratur / tidak)
- Kadaan his : Kaji kontraksi uterus ibu. Lakukan pemeriksaan dalam
untuk mengetahui derajat dilatasi (pembukaan) dan pendataran serviks,
apakah selaput ketuban masih utuh atau tidak, posisi bagian terendah
janin.
- Pengeluaran pervaginaan : Kaji tanda–tanda in partu seperti keluar darah
campur lendir, sejak kapan dirasakan kontraksi dengan intensitas dan
frekuensi yang meningkat, waktu keluarnya cairan dari kemaluan, jernih
atau keruh, warna, dan jumlahnya.
- Lain-lain :

3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nyeri b.d. peningkatan intensitas kontraksi, penurunan kepala ke rongga panggul,
ditandai dengan: ibu mengeluh nyeri, tampak meringis dan kesakitan, frekuensi HIS
terus meningkat.

3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


Dx. Nyeri b.d. peningkatan intensitas kontraksi, penurunan kepala ke rongga panggul,
ditandai dengan: ibu mengeluh nyeri, tampak meringis dan kesakitan, frekuensi HIS
terus meningkat.
Tujuan: Klien dapat beradaptasi terhadap nyeri selama periode persalinan kala I
Kriteria hasil :
- Ibu tampak tenang diantara kontraksi
- Ekspresi wajah rileks
- Ibu mampu mengontrol nyeri
- Kemajuan persalinan sesuai dengan tahapan persalinan.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga
R/ untuk memudahkan mendapatkan informasi dan melakukan tindakan
keperawatan
2) Bantu dengan manajemen nyeri non farmakologi seperti penggunaan teknik
relaksasi (teknik pernafasan dalam), massage bokong
R/ teknik manajemen nyeri non farmakologi dapat memblok impuls nyeri dalam
korteks serebral.
3) Berikan rasa nyaman selama di kamar bersalin (seperti membantu perubahan
perubahan posisi, memenuhi kebutuhan dasar, perawatan perineal)
R/ pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan hygiene menciptakan perasaan
sejahtera
4) Fasilitasi klien dengan pendamping selama di kamar bersalin
R/ kehadiran suami/ keluarga secara psikologis dapat mengurangi stress dan
meminimal intensitas nyeri HIS.
5) Anjurkan klien untuk berkemih tiap 1–2 jam
R/ kandung kemih bebas distensi, dapat meningkatkan kenyamanan, dan
mempengaruhi penurunan janin.

3.4 IMPLEMENTASI
Penatalaksanaan keperawatan/implementasi merupakan tahap proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi tindakan keperawatan yang telah
direncanakan dan mengetahui berbagai hal seperti bahaya fisik, perlindungan pasien,
teknik komunikasi, dan prosedur tindakan (Purwanto, 2012) dan (Wong, 2009)

3.5 EVALUASI
Merupakan tahap atau langkah dalam proses keperawatan yang dilaksanakan dengan
sengaja dan terus menerus yang dilakukan oleh perawat dan anggota tim kesehatan lainnya
dengan tujuan untuk memenuhi apakah tujuan dan rencana keperawatan tetap atau tidak, serta
untuk melakukan pengkajian ulang.
BAB IV
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA NY. “N” G1P0A0 UK 42 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN POSTMATUR/SEROTINUS
Kasus :
Seorang ibu berusia 29 tahun, G1P0A0, hamil 42 minggu, datang ke Puskesmas jam
17.00. Saat dilakukan TFU 36 cm, sudah merasakan mulas–mulas namun tidak teratur
sejak 12 jam yang lalu. Klien mengatakan mulas terasa 2 x setiap 10 menit selama 15
detik. Klien juga mengeluh sudah ada keluar darah bercampur lendir dari
kemaluannya. Saat dilakukan periksa dalam oleh perawat, klien sudah mengalami
pembukaan 2 cm, serviks tipis dan mendatar.

4.1 PENGKAJIAN INPARTU


I. Namanese : Listyaning Ajeng Pambudi No. Reg : xxxxxx
1. Biodata Klien
Nama klien : Ny. N Nama suami : Tn. T
Umur : 29th Umur : 32th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : - Penghasilan : tdk terkaji
Perkawinan Perkawinan
- Berapa kali : 1x - Berapa kali : 1x
- Lama kawin : 1 th - Lama kawin : 1 th
Alamat : Tuban
Tgl/jam MRS : 13 April 2020/17.00 WIB
Latar belakang MRS : Klien sudah merasakan mulas–mulas namun tidak teratur
sejak 12 jam yang lalu.
Tanggal di data : 13 April 2020

2. Riwayat Penyakit
Penyakit yang pernah diderita : disangkal
Penyakit yang sedang diderita : disangkal
Pengobatan yg sedang/pernah dilakukan : disangkal

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keturunan kembar : disangkal
Penyakit keturunan : disangkal
Penyakit menular dalam keluarga : disangkal

4. Riwayat Haid
Haid terakhir/HPHT : 21 Juni 2019 Perkiraan persalinan : 30 Maret 2020
Menarche : Usia 13 th
Siklus/lama haid : teratur (28 hari) selama 5-7 hari
Sifat haid/darah : Hari 1-3 warna merah segar
Dysmenorrhoe : Ada
Flour albus : Ada
5. Riwayat Kontrasepsi
Type : ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
Kapan menggunakan : -
Tujuan : ingin segera memiliki seorang anak
Masalah : tdk ada masalah
Kapan berhensi, alasan : -
Rencana yg akan digunakan : berencana menjadi akseptor (pengguna) KB
suntikan 3 bulan berupa depoprogestin.

6. Riwayat Kehamilan Sekarang


- Gr : 1 P:0 A:0
- Uk : 42mgg
- ANC : 5 kali dilakukan oleh Bidan
- Tempat ANC : Polindes
- Imunisasi TT : lengkap (TT1 hingga TT5)
- TB : 158 cm
- BB : 91,8 kg
- LILA : 23,8 cm

7. Pola Kesehatan Sehari-hari


a) Istirahat tidur
- Lama tidur : Tidur malam + 6 jam dan saat siang hanya berbaring
- Kesulitan tidur : Sering terbangun karena berganti posisi dan pergerakan
janin
b) Personal hygiene
- Mandi : 2 kali sehari setiap pagi dan sore
- Gigi dan mulut : menyikat gigi pada saat mandi pagi dan sore
- Vulva : mengganti celana dalam 2 kali sehari pada saat mandi
- Pakaian : mengganti baju pada saat mandi sore
- Masalah : kadang kesulitan untuk membersihkan daerah perineum
karena perut yg semakin membesar
c) Aktivitas gerak : berjalan jalan pagi diteras rumah, menyeapu dan
memasak
d) Nutrisi : 3 kali sehari (nasi, ikan, sayur), minum susu untuk ibu
hamil dan makan biskuit untuk ibu hamil
e) Eliminasi
- Mictie (BAK) : sehari + 5kali
- Difacatie (BAB): dalam 1 minggu + 3kali
f) Perasaan nyaman : merasa cemas karena kehamilan melebihi taksiran
persalinan dan klien takut akan kegagalan dalam persalinan karena merupakan
kelahiran anak pertama

8. Data Psikososial Spiritual


a) Kesiapan klien
- Anak yg diharapkan : Lahir dalam keadaan sehat, tidak kurang
sedikitpun
- Siap menghadapi persalinan : Klien tampak gelisah, cemas dan
meringis kesakitan akibat kontraksi uterus/his
b) Reaksi psikologis
- Interaksi verbal/respon terhadap pertanyaan : Aktif dalam menjawab
pertanyaan namun pada waktu his ibu hanya fokus terhadap rasa sakitnya
- Body posture : nampak gelisah, namun ibu mampu
melakukan koping diri
- Tingkatan energy : bersemangat
- Banyak keluhan/ pernyataan : Klien mengatakan mulas terasa 2 x
setiap 10 menit selama 15 detik. Klien juga mengeluh sudah ada keluar
darah bercampur lendir dari kemaluannya.
c) Kebutuhan spiritual
Keyakinan beragama : klien mengatakan kesulitan melakukan ibadah dg
keadaan perut yg semakin membesar

II. Keadaan Waktu Masuk Rumah Sakit


1. Keadaan Ibu
a) Keadaan umum : Baik, sedikit gelisah
b) Tanda vital
- TD : 110/80 mmHg
- Nadi : 85x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu : 35,4oc
c) Permulaan his : Sejak tanggal 13 april 2020 pukul 05.00 WIB ibu
mengatakan sudah merasakan mulas-mulas namun tidak teratur. Mulas terasa
2x stiap 10menit selama 15detik. Ibu mengatakan 5 dari 0-10 skala nyeri yang
dirasakan.
d) Pengeluaran pervagina : Klien mengatakan keluar darah bercampur lendir
e) Kandung seni : teraba lembek dan kosong, karena ibu habis berkemih
f) Keadaan his : saat dilakukan VT pada tanggal 13 April 2020 pukul
17.00 WIB derajat dilatasi (pembukaan) 2cm, keadaan cervix tipis dan
mendatar
g) Kesadaran : GCS E: 4 V: 5 M: 6 Total: 15 (Composmentis)

2. Keadaan Janin
a) TFU : 36 cm
b) UK : 42 minggu
c) DJJ : Tdk teratur (10+14+9)
Frekwensi 132x/menit
Asphyxia (Diakibatkan karena usia kehamilan lewat waktu)

3. Keadaan Selama Dikamar Bersalin


Ibu terlihat mulai terbiasa dan cemas berkurang karena dukungan dari suami

III. Pemeriksaan Fisik


1. Umum
a) Keadaan umum : Badan terlihat bugar, baik, agak gelisah
Kesadaran : GCS E: 4 V: 5 M: 6 Total: 15 (Composmentis)
Tanda vital
- TD : 110/80 mmHg
- Nadi: 85x/menit
- RR : 20x/menit
- Suhu: 35,4oc
Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi
Rambut : warna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok
Wajah : tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema, dan
tidak pucat
Mata : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterus
Mulut dan gigi : bersih, warna bibir kemerahan, tidak ada stomatitis,
gigi tidak berlubang, gusi tidak berdarah.
Leher : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kalenjar limfe dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b) Kandung seni : teraba lembek dan kosong, karena ibu habis berkemih
c) Vulva : keadaan perineum bersih, tdk ada varices
d) Anus : tdk ada haemorrhoid (pelebaran vena-vena dari anus)
e) Refleks patella : +
f) Anggota bawah : tdk ada varices, tdk oedema

2. Khusus
a) Palpasi Abdomen : Gerak janin makin berkurang
Leopold I : TFU : pertengahan antara proc xyphoideus – pusat (36 cm)
berisi janin
Leopold II : punggung kiri terhadap ibu
Leopold III : kepala
Leopold IV: 1/5 (2 jari dapat meraba bagian bawah janin yang berada
diatas simpisis)
b) Auskultasi : Djj +
Tdk teratur (10+14+9), Frekwensi 132x/menit, Asphyxia (Diakibatkan
karena usia kehamilan lewat waktu)
c) Kadaan his : saat dilakukan VT pada tanggal 13 April 2020 pukul 17.00
WIB derajat dilatasi (pembukaan) 2cm, keadaan cervix tipis dan
mendatar, selaput ketuban masih utuh
d) Pengeluaran pervaginaan : keluar darah campur lendir, Sejak tanggal 13
april 2020 pukul 05.00 WIB ibu mengatakan sudah merasakan mulas-
mulas namun tidak teratur. Mulas terasa 2x stiap 10menit selama 15detik.

IV. Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium


Disangkal

V. Analisa Data
No
.
Symptom Etiologi Problem
Dx
.
1. DS: Peningkatan Nyeri
Pada tanggal 13 April 2020 ibu mengeluh nyeri dan intensitas akut
sudah merasakan mulas–mulas namun tidak teratur kontraksi,
sejak pukul 05.00 WIB. Klien mengatakan mulas penurunan
terasa 2 x setiap 10 menit selama 15 detik kepala ke
rongga
panggul
DO:
Ibu tampak meringis dan kesakitan
TTV :
 TD : 110/80 mmHg
 Nadi : 85x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 35,4oc
Sering terbangun pada saat tidur malam
TFU : 36 cm
Djj :
(+), Tdk teratur (10+14+9), Frekwensi 132x/menit,
Asphyxia (Diakibatkan karena usia kehamilan
lewat waktu)
VT :
derajat dilatasi (pembukaan) 2cm, keadaan cervix
tipis dan mendatar, selaput ketuban masih utuh

3.6 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nyeri akut b.d. peningkatan intensitas kontraksi, penurunan kepala ke rongga panggul,
ditandai dengan: ibu mengeluh nyeri, tampak meringis dan kesakitan, frekuensi HIS
terus meningkat.

3.7 INTERVENSI KEPERAWATAN


Dx. Nyeri akut b.d. peningkatan intensitas kontraksi, penurunan kepala ke rongga
panggul, ditandai dengan: ibu mengeluh nyeri, tampak meringis dan kesakitan,
frekuensi HIS terus meningkat.
Tujuan: Klien dapat beradaptasi terhadap nyeri selama periode persalinan kala I
Kriteria hasil :
- Ibu tampak tenang diantara kontraksi
- Ekspresi wajah rileks
- Ibu mampu mengontrol nyeri
- Kemajuan persalinan sesuai dengan tahapan persalinan.
Intervensi :
1) Bina hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga
R/ untuk memudahkan mendapatkan informasi dan melakukan tindakan
keperawatan
2) Bantu dengan manajemen nyeri non farmakologi seperti penggunaan teknik
relaksasi (teknik pernafasan dalam), massage bokong
R/ teknik manajemen nyeri non farmakologi dapat memblok impuls nyeri dalam
korteks serebral.
3) Berikan rasa nyaman selama di kamar bersalin (seperti membantu perubahan
perubahan posisi, memenuhi kbutuhan dasar, perawatan perineal)
R/ pemenuhan kebutuhan dasar, meningkatkan hygiene menciptakan perasaan
sejahtera
4) Fasilitasi klien dengan pendamping selama di kamar bersalin
R/ kehadiran suami/ keluarga secara psikologis dapat mengurangi stress dan
meminimal intensitas nyeri HIS.
5) Anjurkan klien untuk berkemih tiap 1–2 jam
R/ kandung kemih bebas distensi, dapat meningkatkan kenyamanan, dan
mempengaruhi penurunan janin.
6) Observasi TTV ibu hamil
R/ TTV merupakan parameter tubuh sehingga bila terdapat kelainan dapat
dideteksi secara dini

3.8 IMPLEMENTASI

Hari/Tg Jam Dx. Implementasi Respon Tt.


l
Senin, 17.00 Nyeri akut Bina Keluarga dan Listyaning
13 April WIB b.d hubungan pasien kooperatif Ajeng
2020 Peningkatan saling percaya membagi Pambudi
dengan pasien
intensitas informasi
dan keluarga
kontraksi,
17.30 Bantu dengan Pasien kooperatif Listyaning
penurunan manajemen
WIB Ajeng
kepala ke nyeri non Pambudi
rongga farmakologi
panggul, seperti
penggunaan
teknik
relaksasi
(teknik
pernafasan
dalam),
massage
bokong

17.40 Berikan rasa Keluarga dan Listyaning


WIB nyaman pasien kooperatif Ajeng
selama di Pambudi
kamar bersalin
(seperti
membantu
perubahan
perubahan
posisi,
memenuhi
kbutuhan
dasar,
perawatan
perineal)
17.50 Fasilitasi klien Pasien dan Listyaning
WIB dengan keluarga Ajeng
pendamping kooperatif Pambudi
selama di
kamar bersalin
18.00 Anjurkan Pasien kooperatif Listyaning
WIB klien untuk Ajeng
berkemih tiap Pambudi
1–2 jam
19.00 Observasi TD:110/80 mmHg Listyaning
WIB TTV ibu Nadi: 85x/menit Ajeng
hamil RR: 20x/menit Pambudi
o
Suhu: 35,4 c

3.9 EVALUASI

Hari/
No. Dx. Jam Evaluasi Tt.
Tgl
Nyeri akut Senin, 19.20 S : ibu mengatakan kenceng- Listyaning
b.d 13 WIB kencengnya tambah sering Ajeng
O:
TTV
Peningkata - TD:110/80 mmHg
n intensitas - Nadi: 85x/menit
kontraksi, - RR: 20x/menit
April
penurunan - Suhu: 35,4oc Pambudi
2020
kepala ke A:
rongga - Ibu tampak tenang diantara kontraksi
panggul - Ekspresi wajah masih gelisah
- Ibu mampu mengontrol nyeri
P : Intervensi dilanjutkan (2, dan 6)

Anda mungkin juga menyukai