Anda di halaman 1dari 12

Nama : Nanda Aulia

Nirm : 18077

Kelas : 2B

Rangkuman Tentang Luka Bakar

A. Definisi luka bakar

Luka bakar adalah cedera traumatic yang mengakibatkan kerusakan atau hilangnya
jaringan. Luka bakar menghancurkan sel dengan meningkatkan permeabilitas kapiler dan
merusak protein sel.

Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk – bentuk luka lainnya karena
luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada tempatnya
untuk jangka waktu yang lama. Dengan cepat luka bakar akan dialami oleh bakteri pathogen ;
mengalami eksudasi dengan perembasan sejumlah besar air, protein serta elektrolit dan
seringkali memerlukan pencangkokan kulit dari bagian tubuh yang lain untuk menghasilkan
penutupan luka yang permanen.

Luka bakar adalah luka akut, dibagi menjadi derajat satu, dua atau tiga, dan
digambarkan dengan ketebalan parsial atau penuh.

B. Penyebab luka bakar

Menurut penyebabnya, luka bakar dapat dibagi dalam beberapa jenis meliputi hal –
hal berikut ini :

1. Panas basah (luka bakar) yang disebabkan oleh air panas (misalnya : teko atau
minuman)
2. Luka bakar dari lemak panas akibat memasak lemak
3. Luka bakar akibat api unggun, alat pemanggang, dan api yang disebabkan oleh
merokok ditempat tidur
4. Benda panas (radiator)
5. Radiasi (misalnya : terbakar sinar matahari)
6. Luka bakar listrik akibat buruknya pemeliharaan peralatan listrik. Mungkin tidak
jelas adanya kerusakn kulit, tetapi biasanya terdapat titik masuk dan keluar. Luka
bakat tersengat listrik dapat menyebabkan aritmia jantung dan pasien ini harus
mendapat pemantaun jantung minimal selama 24 jam setelah cedera.
7. Luka bakar akibat zat kimia, disebabkan oleh zat asam dan basa yang sering
menghasilkan kerusakan kulit yang luas. Antidot untuk zat kimia harus diketahui
dan digunakan untuk menetralisir efeknya
8. Cedera inhalasi terjadi akibat pajanan gas panas, ledakan, dan luka bakar pada
kepala dan leher, atau tertahan diruangan yang dipenuhi asap
C. Derajat luka bakar dan penjelasannya

1) Luka Bakar Derajat Satu

 Luka bakar derajat satu adalah luka bakar dengan tingkat yang paling ringan
di antara luka bakar yang lainnya.

 Selain itu, luka bakar derajat satu ini juga tingkat kerusakannya pada kulit
tidak terlalu parah.

 Biasanya akan langsung merasakan sakit dan panas pada kulit yang terkena
benda panas, seperti setrika atau knalpot kendaraan.

 Berikutnya, kulit akan memerah dan ada juga yang kulitnya menjadi
membengkak yang disebabkan karena suhu panas dari benda-benda tadi
melukai lapisan kulit atas atau epidermis.

 Luka bakar derajat satu terjadi ketika kulit bersentuhan dengan benda yang
tidak terlalu panas.

2.) Luka Bakar Derajat Dua

 Pada luka bakar derajat satu, lapisan kulit yang terluka adalah lapisan kulit
terluar yang disebut epidermis.

 Sedangkan pada luka  bakar derajat dua, panas dari benda yang bersentuhan
dengan kulit akan menembus hingga beberapa lapisan kulit di bawah
epidermis.
 Akibatnya, kulit akan mengalami rasa sakit, panas, pembengkakan, dan
kulit akan melepuh dan muncul semacam gelembung berisi cairan.

 Meskipun gelembung berisi cairan ini membuat risih, tapi jangan


memecahkan gelembung ini, ya, karena akan menyebabkan kulit terpapar
infeksi.

3.) Luka Bakar Derajat Tiga

 Tingkat terparah dari luka bakar yang terjadi adalah luka bakar derajat tiga
yang sudah merusak seluruh lapisan kulit dan jaringan-jaringan di dalamnya.

 Kalau pada luka bakar derajat satu dan derajat dua akan mengalami rasa
sakit saat terkena benda yang panas, maka berbeda dengan luka bakar
derajat tiga.

 Seseorang yang mengalami luka bakar derajat tiga biasanya tidak akan
mengalami rasa sakit pada kulit yang terkena panas.

 Kulit yang terkena panas akan menghitam karena menjadi gosong atau putih
dan kering karena hangus.

D. Rumus Role Of Nine dewasa dan anak – anak serta contoh soal menghitung

Pada orang dewasa digunakan ‘rule of nine’, yakni luas kepala & leher, dada, punggung,
pinggang serta bokong, ekstremitas atas kiri, ekstremitas atas kanan, paha kanan, paha kiri,
tungkai & kaki kanan, serta tungkai & kaki kiri masing-masing nilainya 9%. Sisanya 1%
ialah pada daerah genitalia. Rumus ini dapat membantu menaksir luasnya permukaan tubuh
yg mengalami luka bakar pada orang dewasa.

Rule of nine biasanya juga disebut sebagai rule of wallace yaitu :

 Kepala & leher dihitung : 9%


 Lengan masing-masing dihitung 9% : 18%
 Badan depan 18%, badan belakang dihitung 18% : 36%
 Tungkai maisng-masing dihitung 18% : 36%
 Genetalia/perineum dihitung : 1%

Pada anak & bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak jauh
lebih besar serta luas relatif permukaan kaki lebih kecil. lantaran perbandingan luas
permukaan bagian tubuh anak lebih kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk seorang bayi, &
rumus 10-15-20 untuk seorang anak.

Rule of nines membagi tubuh manusia dewasa dalam beberapa bagian dan setiap bagian
dihitung 9%. Misalnya, jika luka bakar mengenai kedua lengan, depan dan belakang (9% x 2
= 18%), sebagian dada (kira-kira 12%), maka total luasnya luka bakar adalah 30%.

Hanya luka bakar derajat dua dan tigalah yang dihitung menggunakan rule of


nine, sementara luka bakar derajat satu tidak dimasukan sebab permukaan kulit relatif bagus
sehingga fungsi kulit sebagai regulasi cairan dan suhu masih baik. Jika luas luka bakar lebih
dari 15 – 20% maka tubuh telah mengalami kehilangan cairan yang cukup signifikan. Jika
cairan yang hilang tidak segera diganti maka pasien dapat jatuh ke kondisi syok atau renjatan.

Semakin luas atau besar prosentase luka bakar maka resiko kematian juga semakin besar.


Pasien dengan luka bakar dibawah 20% biasanya akan sembuh dengan baik, sebaliknya
mereka yang mengalami luka bakar lebih dari 50% akan menghadapi resiko kematian yang
tinggi.
E. Buat asuhan keperawatan luka bakar dari pengkajian sampai perencanaan(contoh
kasusnya)

Klien Nn. T datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan tubuh
terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan berkurang, lemah,
Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30C , Nadi : 84 kali/menit, Pernafasan : 18
kali/menit.

1. Identitas Klien
Nama : Nn. T
Umur : 24 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Status : Kawin
No. Register : 62614
Diagnosa Medis : Combustio
Dokter Penanggungjawab : dr. H. Chamid T, SpB
Bangsal / Kamar No. : Melati / II

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hub. Dengan pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTP
Agama : Islam
Alamat : Limpung - Batang
C. Pemeriksaan Primer
Data subjektif
a)      Keluhan Utama
Klien datang ke IGD dengan keluhan tubuh terkena api kompor di perut.
b)      Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut keterangan klien dan keluarga, klien belum pernah mengalami sakit seperti
ini dan belum pernah diopname di Rumah Sakit.
c)      Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang dari IGD keruang Melati pukul 10.00 WIB dengan keluhan tubuh
terkena api kompor dari perut ke kepala, sadar, perih, nafsu makan berkurang, lemah,
Tekanan darah : 110/70 mmHg, Suhu : 37,30C , Nadi : 84 kali/menit, Pernafasan : 18
kali/menit.
d)     Riwayat Pengobatan keluarga bila sakit
Klien dan keluarga biasa memeriksakan diri ke Puskesmas bila sakit. Anggota
keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular
e)      Pengobatan yang Sedang Dijalani
Klien sedang menjalani rawat inap di ruang Melati RSUD Kalisari Kabupaten Batang
dengan diagnosa Combustio.
f)       Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat allergi terhadap obat-obatan maupun makanan.
Data objektif
a. Airway maintenance
1)      Pasien bernafas spontan
2)      Kesadaran : CM
3)      Bicara jelas
4)      Irama nafas teratur
b. Breathing
1)      RR : 24 x/menit, spontan
2)      Cappilary refill normal
3)      Warna kulit kemerahan (bagian luka bakar)
4)      Pengembangan dada dan diafragma simetris
c. Cirkulation
N : 108 x/menit, S : 36,6°C
d. disability
1. GCS :15
E:4, M:5, V:6
2. Pupil : tidak ada ikterik, kunjungtiva normal
e. exposure
terdapat luka bakar di perut

D. Pemeriksaan Sekunder
1. Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Muka : Lesu
Rambut : Bersih, hitam tidak rontok
Hidung : Tidak ada polip dan epitaksis
Mata : Tidak ada ikterik, konjungtiva normal
Dada : Simetris, gerakan dada normal
Perut : Terdapat lepuhan luka bakar
Kulit : Bersih, terdapat luka, turgor jelek
Kuku : Bersih, pendek
Ekstrimitas Atas : Baik, terpasang infus sebelah kiri
Ekstrimitas bawah : Baik, tidak ada odem dan Varises
b) Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Abdomen : Nyeri pada kulit perut
Ekstrimitas : Hangat, nadi 84 X/menit, irama jelas dan teratur
c) Perkusi
Dada : Tidak ada krepitasi
Perut : Tidak kembung
d) Auskultasi
Dada : Bunyi jantung normal
Abdomen : Peristaltik baik
2. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg,
Suhu : 37,30C ,
Nadi : 84 kali/menit,
RR : 18 kali/menit.
3. Pemeriksaan penunjang
4. Terapi obat
-    Infus NaCl 32 tetes/menit
-    Injeksi Ampicillin 1gr/8 jam
-    Injeksi Cimetidin 1 gr/8 jam
-    Injeksi Orasic 100 gr/12 jam
-    Injeksi Gentamicyn 80 ge/12 jam

E. ANALISA DATA
No DATA PROBLEM ETIOLOGI
1. DS: Klien mengatakan sakit bila Risiko Perpindahan cairan
bergerak. kurangnya dari intravaskuler ke
DO DO: Odem pada daerah luka bakar volume cairan dalam rongga
(perut), terpasang infus NaCl 32 tubuh. intestinal.
tts/mnt.

DS:
2. DS: Klien mengatakan nyeri pada Nyeri Kerusakan ujung –
daerah luka bakar. ujung saraf kulit
DO: DO: Klien menyeringai kesakitan, akibat luka bakar.
edema pada daerah luka bakar.

3. DS: Klien mengatakan cemas Kerusakan Hilangnya lapisan


terhadap penyakitnya. integritas kulit sekunder
DO: DO: terdapat luka bakar di daerah jaringan terhadap luka bakar.
perut, luka masih basah, terdapat bula
pada luka tersebut.

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan Perpindahan cairan
dari intravaskuler ke dalam rongga intestinal.
2. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan ujung – ujung saraf kulit akibat luka bakar.
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan Hilangnya lapisan kulit
sekunder terhadap luka bakar.

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No DIAGNOSA RENCANA TTD
KEPERAWATAN
TUJUAN TINDAKAN
1. Risiko kurangnya volume cairan Kekurangan volume
1.  - berikan cairan oral
tubuh berhubungan dengan cairan dapat diatasi
2.  –berikan penggantian
Perpindahan cairan dari setelah dikakukan nasogastrik sesuai
intravaskuler ke dalam rongga tindakan keperawatan output 50-100cc per
intestinal, ditandai dengan : selama 3x24 jqm, jam
DS : Klien mengatakan sakit bila dengan criteria : 3.  – dorong keluarga
bergerak. - Volume cairan untuk membantu
DO : Odem pada daerah luka bakar kembali normal. pasien makan
( perut ), terpasang infus NaCl- Tidak ada oedem 4.  – kolaborasi
32 tts/mnt. pemberian cairan IV
5.   Anjurkan untuk
minum 8 gelas per
hari.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri Klien dapat mengan 1.-Lakukan massase.


berhubungan dengan kerusakan tisipasi rasa nyeri2.- ajarkan nafas dalam.
ujung – ujung saraf kulit akibat setelah dilakukan3.- lakukan distraksi
luka bakar, ditandai dengan : tindakan keperawatan relaksasi
DS: Klien mengatakan nyeri pada dengan criteria : 4.-Kolaborasi dengan
daerah luka bakar. -   -nyeri hilang atau dokter untuk
DO: Klien menyeringai kesakitan, berkurang. pemberian analgetik.
oedema pada daerah luka bakar.-   -Klien merasa - Tingkatkan istirahat
tenang. - Berikan informasi
tentang nyeri
T
3. Kerusakan integritas jaringan Infeksi dapat dicegah1.-anjurkan pasien
berhubungan dengan Hilangnya setelah dilakukan untuk menggunakan
lapisan pelindung kulit sekunder tindakan keperawatan pakaian longgar.
terhadap luka bakar ditandai selama 1x24 jam-jaga agar kulit tetap
dengan : dengan criteria : bersih dan kering.
DS: Klien mengatakan cemas terhadap   -Infeksi tidak ada. -ooleskan lotion pada
penyakitnya.    -perfusi jaringan daerah luka.
DO: terdapat luka baker di daerah normal. 5.-Observasi luka :
perut ke kepala, luka masih    -Tidak ada perluasan6.Pemberian antibiotic.
basah, terdapat bula pada luka luka karena infeksi. 7.-Memberitahukan
tersebut.    -menunjukan pada keluarga tentang
terjadinya proses perawatan lanjut di
penyembuhan luka. rumah.
   -Terbentuk jaringan --kolaborasi dengan
granulasi. ahli gizi pemberian
diit TKTP

F. Rumus cairan resusitasi menurut Baxter dan berikan contoh soal

 Rumus Baxter

Besar larutan resusitasi yang dibutuhkan : 4 ml x Berat badan (Kg) x % presentase


luas luka bakar.

Catatan : setengah larutan diberikan dalam 8 jam pertama, dan setengah sisanya
diberikan 16 jam setelahnya.
Presentase luas luka bakar ditentukan berdasarkan Rule of nine.

 Contoh Kasus Rumus Baxter


Ibu Y berusia 50 tahun, dengan berat badan 60 Kg, Tinggi badan 170 cm
datang ke IGD dengan keluhan luka bakar dengan luas 40%.

Berapa mL cairan resusitasi yang harus diberikan berdasarkan rumus baxter?

Jawab:
Rumus baxter : 4 ml x Berat Badan (Kg) x % luas luka bakar
= 4 ml x 60 kg x 40
= 9.600 ml / 24 jam.
Artinya kebutuhan cairan pasien tersebut adalah 9,6 liter selama 24 jam.

Selanjutnya, kita hitung pemberiannya

Tahapan pemberian cairan untuk pasien luka bakar:

> 8 jam pertama diberikan setengah dari kebutuhan cairan


> 16 jam berikutnya diberikan setengah sisa kebutuhan cairan

1. Pada 8 jam pertama : 1/2 x 9600 = 4.800 ml/8 jam


2. Pada 16 jam kedua : 1/2 x 9600 = 4.800 ml/16 jam

Jadi pada 8 jam pertama, diberikan 4.8 ml dan pada 16 jam selanjutnya diberikan 4.8
ml

Berapa tetesan Infusnya?


Misal kita gunakan infus dengan tipe 20 tetes/ml

1. Pada 8 jam pertama


Diketahui 4.800 ml selama 8 jam. Artinya dalam 1 jam, pasien harus masuk cairan =
4.800/8 = 600 ml/jam.

Jumlah tetesan per menit = [volume yang dibutuhkan x faktor tetesan] / [waktu
pemberian x 60 menit]

Jumlah tetesan per menit = [4800 x 20 ] / [8 x 60] = 200 tetes / menit.

Atau 1 detiknya 3-4 tetes.

2. Pada 16 jam Selanjutnya


Diketahui 4.800 ml selama 16 jam. Artinya dalam 1 jam pasien harus masuk cairan
resusitasi = 4.800/12 = 300 ml.

Jumlah tetesan per menit = [volume yang dibutuhkan x faktor tetesan] / [waktu
pemberian x 60 menit]

Jumlah tetesan permenit = [4800 x 20 ] / [16 x 60] = 100 tetes / menit.

Atau 1 detiknya 1-2 tetes.


Note :
> Ada pun jika luas luka bakar lebih dari 50%, maka perhitungan kebutuhan cairan
dihitung dengan luas luka bakar 50%.
> Waktu pemberian cairan terhitung sejak kejadian bukan pada tahap hospital. Jadi
perkiraan sudah dihitung sejak pasien mengalami luka bakar dan waktu yang terbuang
selama pasien menuju rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai