Disusun oleh :
Kelas : 3 B
Nirm : 18077
TAHUN 2020
I. Kasus Resiko Perilaku Kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan hasil dari marah yang ekstrim atau ketakutan
sebagai respon terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau
konsep diri. Perasaan terancam ini dapat berasal dari lingkungan luar (penyerangan
fisik, kehilangan orang berarti, dan kritikan dari orang lain) dan lingkungan dalam
(perasaan gagal ditempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang dan
ketakutan penyakit fisik) (Stuart dan Laraia (2005)).
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai
seseorang , baik secara fisik maupun psikologis (Keliat, 2011). Risiko perilaku
kekerasan merupakan perilaku yang diperlihatkan oleh individu. Bentuk ancaman bisa
fisik, emosional atau seksual yang ditujukan kepada orang lain (Herdman (2012)).
1. Factor Biologis
Hal yang dikaji pada factor biologi meliputi adanya factor herediter yaitu
adanya anggota keluarga yang sering memperlihatkan atau melakukan perilaku
kekerasan, adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, adanya
riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika dan zat aditif lainnya).
2. Factor Psikologis
Pengalaman marah merupakan respon psikologis terhadap stimulus eksternal,
internal maupun lingkungan. Perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari
akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai
sesuatu menemui kegagalan atau terhambat. Salah satu kebutuhan manusia
adalah “berperilaku”, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
berperilaku konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut
berperilaku destruktif.
3. Factor Sosiokultural
Teori lingkungan sosial (Social environment theory) menyatakan bahwa
lingkungan sosial sangat mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah. Norma budaya dapat mendukung individu untuk
berespon asertif atau agresif. Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara
langsung melalui proses sosialisasi (sosial learning theory)
B. Faktor Presipitasi
Faktor dari dalam individu meliputi kehilangan relasi atau hubungan dengan
orang yang dicintai atau berarti (putus pacar, perceraian, dan kematian), kehilangan
rasa cinta, kekhawatiran terhadap penyakit fisik, dll. Sedangkan factor luar individu
meliputi serangan terhadap fisik, lingkungan yang terlalu rebut, kritikan yang
mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan.
1. Pemicu
Peristiwa terjadi atau keadaan dilingkungan memunculkan respons klien, yang
sering kali dalam bentuk kemarahan atau permusuhan
Tanda gejala perilaku :
Gelisah, ansietas, iritabilitas, berjalan mondar-mandir, otot tegang, pernapasan
cepat, berkeringat, suara cepat, marah.
2. Eskalasi
Respon klien memperlihatkan peningkatan perilaku yang mengindikasikan
pergerakan menuju kehilangan kembali
Tanda gejala perilaku :
Wajah pucat atau kemerahan, berteriak, bersumpah, agitasi, mengancam,
menuntut, mengepal tangan, menunjukan sikap bermusuhan, kehilangan
kemampuan untuk meyelesaikan masalah atau berpikiran jernih
3. Krisis
Periode krisis emosional dan fisik ketika klien kehilangan kendali
Tanda gejala perilaku :
Kehilangan kendali fisik dan emotional, melemparkan benda-benda, menggigit,
mencakar, menjerit, memekik, tidak mampu berkomunikasi dengan jelas
4. Pemulihan
Klien memperoleh kembali kendali fisik dan emotional
Tanda gejala perilaku :
Merendahkan suara, ketegangan otot berkurang, komunikasi lebih jelas dan
rasional, relaksasi fisik
5. Pancakrisis
Klien berusaha memperbaiki hubungan dengan orang lain dan kembali
ketingkat fungsi sebelum insiden agresi dan kembali seperti semula.
Tanda gejala perilaku :
Menyesal, meminta maaf, menangis, perilaku menarik diri.
Keterangan
F. Mekanisme Koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme orang lain. Mekanisme koping klien
sehingga dapat membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang
konstruktif dalam mengekspresikan marahnya. Mekanisme koping yang umum
digunakan adalah mekanisme pertahanan ego menerut Yosep (2011), seperti:
1. Displacement
Melepaskan perasaan tertekannya bermusuhan pada objek yang begitu seperti pada
mulanya yang membangkitkan emosi.
2. Proyeksi
azMenyalahkan orang lain mengenai keinginan yang tidak baik.
3. Depresi
Menekan perasaan orang lain yang menyakitkan atau konflik ingatan dari kesadaran
yang cenderung memperluas mekanisme ego lainnya.
4. Reaksi formasi
Pembentukan sikap kesadaran dan pola perilaku yang berlawanan dengan apa yang
benar- benar dilakukan orang lain.
Masalah Keperawatan
1. Perilaku kekerasan (Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
Lingkungan)
a. Data subjektif :
- Klien mengatakan benci atau kesal dengan seseorang
- Klien membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang
kesal dan marah
- Klien mengungkapkan rasa permusuhan yang mengancam, klien merasa
tidak berdaya, ingin berkelahi dan dendam
b. Data objektif :
- Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang
- Melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya
2. Resiko perilaku kekerasan
a. Data subjektif :
- Klien mengatakan sering mengamuk
- Klien mengatakan tidak puas bila memecahkan barang
- Klien mengatakan mengancam orang lain
b. Data objektif :
- Muka merah dan tegang, pandangan tajam, postur tubuh yang kaku,
mengatupkan rahang dengan kuat, mengepalkan tangan, jalan mondar
mandir, bicara kasar, suara tinggi, menjerit/berteriak, mengancam secara
verbal atau fisik, nafas pendek, menolak
3. Harga diri rendah
a. Data Subjektif :
- Klien mengkritik diri, perasaan tidak mampu, klien merasa bersalah, klien
merasa tidak berguna, klien merasa malu, pandangan hidup yang pesimis,
penolakan terhadap kemampuan diri.
b. Data objektif :
- Selera makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dan nada suara lemah
Diagnosa PERENCANAAN
Keperawata
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
n
(Tuk/Tum)
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna.2009.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta: EGC
Fitria, N. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarata: Salemba Medika.