Disusun Oleh :
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan peradaban manusia, masalah-masalah kehidupan semakin
komplek pula, masalah tersebut bisa berasal dari diri manusia sendiri maupun dari
faktor luar. Manusia dapat mengalami perubahan bahkan gangguan pada fisik
maupun mental akibat kemunculan masalah tersebut. Gangguan fisik mungkin
sudah umum terjadi dan sarana penunjangnya juga telah banyak tersedia di
berbagai tempat, sedangkan gangguan mental lebih sering dianggap “tidak perlu”
dirawat di pelayanan kesehatan dengan alasan keterbatasan pengetahuan, sarana
dan dana.
Strategi penanganan pada setiap korban kekerasan akan berbeda
berdasarkan tempat terjadinya kekerasan tersebut, misalkan strategi penanganan
kekerasan dalam rumah tangga, akan berbeda dengan strategi penanganan
terhadap kekerasan di sekolah atau di lingkungan kerja.
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh
sekelompok penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang
dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih. Terapi
aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah pasien
dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu agar pasien
dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain, sesuai
dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang
sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien
dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan
dengan orang lain. Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok
(TAK) pasien dengan perilaku kekerasan dapat tertolong dalam hal sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah
pasien yang mampu mengontrol dirinya dari perilaku kekerasan sehingga saat
TAK pasien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
b. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
c. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara sosial
d. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan spiritual
e. Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum
obat
D. JADWAL KEGIATAN
F. PESERTA TAK
a. Kriteria pasien
1) Pasien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
Terapi Aktifitas Kelompok
2) Kondisi fisik dalam keadaan baik
3) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi pasien yang masuk kriteria
2) Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
3) Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
4) Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
G. ANTISIPASI MASALAH
a. Penanganan terhadap pasien yang tidak aktif dalam aktivitas
1) Memanggil pasien
2) Memberi kesempatan pada pasien untuk menjawab sapaan perawat atau
pasien lain
b. Bila pasien meninggalkan kegiatan tanpa izin
1) Panggil nama pasien
2) Tanyakan alasan pasien meninggalkan kegiatan
c. Bila pasien lain ingin ikut
1) Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada pasien yang
telah dipilih
2) Katakan pada pasien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh pasien tersebut
c. Fasilitator
Uraian tugas:
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
b. SESI II
Leader : Alfira Endang Junaedhy
Co Leader : Nurul Adha
Observer : Hidriyani Agus
Fasilitator : Annisa Fauziah Yusri
c. SESI III
Leader : Annisa Fauziah Yusri
Co Leader : Hidriyani Agus
Observer : Alfira Endang Junaedhy
Fasilitator : Nurul Adha
d. SESI IV
Leader : Annisa Fauziah Yusri
Co Leader : Hidriyani Agus
Observer : Alfira Endang Junaedhy
Fasilitator : Nurul Adha
e. SESI V
Leader : Nurul Adha
Co Leader : Alfira Endang Junaedhy
Observer : Annisa Fauziah Yusri
Fasilitator : Hidriyani Agus
I. RENCANA PELAKSANAAN
a. Memilih pasien yang mengikuti TAK sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan di Ruangan Agathis RSJD Sambang Lihum
b. Peserta TAK 6 orang
c. Persiapan waktu yang akan digunakan ada dalam Tabel 1.
d. Setting Tempat
: Leader : Fasilitator
: Observer : Co Leader
: Pasien
Jumlah Perawat
- Mahasiswa Ners : 4 Orang
- CI : 2 Orang -Pasie : 6 Orang
J. PROSES PELAKSANAAN
(Terlampir)
K. PROSES EVALUASI
1. Evaluasi input
• Tim berjumlah 4 orang dengan 1 Leader, 1 Co leader 1 Fasilitator, 1
Observer.
• Lingkungan nyaman
• Paien dipilih sesuai kriteria
• Alat-alat untuk TAK sudah disiapkan 15 men`it sebelum acara dimulai
2. Evaluasi Proses
• Leader & co leader berada di samping pasien dan menjelaskan
peraturan permainan dengan jelas.
• Fasilitator menempatkan diri di samping pasien
• Observer menempatkan diri di samping barisan pasien untuk
mengawasi jalannya kegiatan.
• Minimal 80 orang pasien yang mengikuti permainan dapat mengikuti
kegiatan dari awal sampai selesai.
• Minimal 3 orang pasien aktif mengikuti kegiatan, maksimal 1 orang
yang keluar.
• 80% Pasien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan
de`ngan aktif dari awal sampai selesai
• Seluruh peserta aktif mengikuti kegiatan dan mengikuti tata tertib yang
berlaku
• Peserta yang ingin ke toilet sebelumnya harus minta izin pada leader
3. Evaluasi Hasil
• 70% Pasien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
• 70% Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik
• 70 % Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara sosial
• 50% Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan
spiritual
• 80% Pasien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh
minum obat
a. Stimulasi persepsi perilaku kekerasan : kemampuan psikologis
2.
3.
4.
5.
6.
Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
2005.