Konsep medis
A. Defenisi
Neuropati adalah istilah yang digunakan untuk gangguan atau penyakit pada saraf
tubuh. Gejala yang muncul bisa berupa nyeri, kesemutan, kram otot, hingga susah
buang air kecil. Penyebab neuropati bermacam-macam, bisa berupa cedera atau
penyakit tertentu, seperti diabetes. Gangguan ini juga bisa terjadi sejak lahir. Oleh
karena itu, pengobatan untuk neuropati juga akan disesuaikan dengan penyebabnya
(2019).
Neuropati perifer adalah kerusakan pada saraf perifer yang sering menyebabkan
gejala kelemahan, mati rasa dan nyeri, dan biasanya di tangan dan kaki. Hal ini
dapat memengaruhi bagian lain dari tubuh. Neuropati perifer dapat terjadi akibat
cedera traumatis, infeksi, masalah metabolisme, faktor turunan, dan paparan toksin.
Salah satu penyebab paling umum adalah diabetes melitus (2020).
C. Etiologi
o Penyakit lainnya, seperti penyakit ginjal, penyakit hati, gangguan jaringan ikat
dan tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
Neuropati terdiri dari beberapa jenis, antara lain mononeuropati (gangguan pada
satu saraf), mononeuritis multiple (gangguan pada dua saraf atau lebih di area yang
berbeda), dan polineuropati (gangguan pada banyak saraf). Berikut adalah jenis
neuropati yang muncul berdasarkan jenis saraf yang terganggu:
o Gejala sensorik
Kesemutan
Mati rasa, terutama pada tangan dan kaki
Perubahan pada sensor perasa, seperti rasa sakit parah yang dirasakan
Merasakan sensasi terbakar
Rasa seperti sedang memakai kaus kaki atau sarung tangan
Hilangnya kemampuan koordinasi tubuh
Hilangnya refleks tubuh
o Gejala motorik
Gejala motorik muncul pada saraf motorik dalam tubuh yang berfungsi mengatur
pergerakan otot. Gejala motorik terdiri dari:
Gejala autonom terjadi pada saraf autonom yang berfungsi mengatur fungsi-fungsi
dalam tubuh, seperti tekanan darah, detak jantung, hingga sistem pencernaan.
Gejala yang muncul adalah:
o Neuropati otonom
Kondisi yang muncul akibat kerusakan pada sistem saraf involunter. Sistem saraf ini
mengendalikan detak jantung, sirkulasi darah, sistem pencernaan, respons seksual,
keringat, dan fungsi kandung kemih. Gejala neuropati otonom, antara lain:
Tanda dan gejala neuropati perifer termasuk mati rasa yang dialami secara
bertahap, rasa tusukan atau kesemutan di kaki atau tangan, yang dapat menyebar
ke atas ke kaki dan tangan, rasa berdenyut, beku atau rasa sakit terbakar,
sensitivitas ekstrem ketika disentuh, kurang koordinasi dan sering terjatuh,
kelemahan otot atau kelumpuhan jika saraf motorik terpengaruh.
Jika saraf otonom yang terganggu, tanda dan gejala dapat berupa intoleransi panas
dan perubahan keringat, masalah kandung kemih dan pencernaan, serta perubahan
tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kepala terasa ringan. Neuropati
perifer bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu mononeuropathy yang memengaruhi satu
saraf, multiple mononeuropathy (kerusakan terjadi pada dua atau lebih saraf di area
yang berbeda), dan polyneuropathy (kerusakan terjadi pada banyak saraf).
Kebanyakan orang dengan neuropati perifer memiliki polyneuropathy.
E. Pemeriksaaan penunjang
pemeriksaan penunjang seperti:
o Pemeriksaan fisik berupa pemeriksaan neurologis dengan memeriksa refleks,
tonus, dan kekuatan otot, kemampuan sensorik, serta fungsi koordinasi
o Tes darah guna mendeteksi kekurangan vitamin, diabetes, sistem imun yang
abnormal, dan indikasi kondisi lain yang dapat menyebabkan neuropati perifer
o Pemeriksaan radiologi juga dapat dilakukan yaitu CT scan dan MRI.
o Elektromiografi juga mungkin perlu dilakukan untuk merekam aktivitas listrik di
otot untuk mendeteksi kerusakan saraf.
o Biopsi saraf, yaitu pengambilan sebagian kecil saraf, biasanya saraf sensorik,
untuk mencari kelainan
o Biopsi kulit, dengan mengangkat sebagian kecil kulit untuk mencari
pengurangan ujung saraf
F. Komplikasi
G. Penatalaksanaan
Selain untuk mengobati kondisi yang terkait dengan neuropati perifer, pengobatan
yang diberikan biasanya juga berguna untuk meredakan tanda dan gejala neuropati
perifer, antara lain seperti obat anti nyeri untuk meredakan gejala. Selain itu, dapat
digunakan obat antikejang guna mendapatkan efek meredakan nyeri yang bersifat
neurogenik. Pengobatan neuropati ditentukan berdasarkan penyakit atau kondisi
yang mendasarinya. Contohnya, neuropati diabetes ditangani dengan obat-obatan
untuk mengontrol diabetes, sedangkan neuropati akibat kekurangan vitamin B12
ditangani dengan suplemen vitamin B12. Beberapa metode pengobatan yang dapat
dilakukan oleh dokter adalah:
o Jika neuropati disebabkan oleh penekanan atau penjepitan pada saraf, maka
penanganannya dapat dilakukan melalui prosedur operasi. Selain itu,
neuropati juga mungkin bisa diatasi dengan metode akupunktur oleh dokter.
Meskipun banyak kasus neuropati yang tidak dapat sembuh sepenuhnya dan
memiliki kemungkinan untuk kambuh, pengobatan yang tepat dapat membantu
meredakan dan mengendalikan gejala agar tidak muncul kembali.
II.Konsep Keperawatan
A.Pengkajian keperawatan
B.Diagnosis Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan kerusakan/ disfungsi sensorik (D.0077)
2) Gangguan mobilitas b.d neuromoskular
C.Intervensi Keperawatan
2. Terapeutik
o Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
o Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
-Edukasi
3.Kolaborasi :Kolaborasi
pemberian analgetik, jika perlu
1.Observasi
o Identifikasi karakteristik
nyeri (mis. Pencetus,
pereda, kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
o Identifikasi riwayat alergi
obat
o Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
Narkotika, non-narkotika,
atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
o Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
o Monitor efektifitas
analgesik
2.Terapeutik
3.Edukasi
4. Kolaborasi
3.Edukasi
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical
Nursing. Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
LAPORAN PENDAHULUAN
NEUROPATIK DIABETIK
Disusun oleh:
Alfira Endang Junaedhy (220001)
CI LAHAN CI INSTITUSI