Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS DENGAN KOMPLIKASI NEUROPATI

A. Pengertian Neuropati Diabetik


Neuropati diabetik adalah gangguan saraf akibat penyakit diabetes, yang ditandai dengan
kesemutan, nyeri, atau mati rasa. Meski dapat terjadi pada saraf di bagian tubuh mana pun,
neuropati diabetik lebih sering menyerang saraf di kaki. Saraf di seluruh tubuh dapat
mengalami kerusakan ketika kadar gula darah tinggi dan berlangsung dalam waktu yang
lama. Tidak hanya di kaki, kerusakan saraf juga dapat terjadi di sistem pencernaan,
saluran kemih, pembuluh darah, dan jantung. Biasanya, neuropati diabetik terjadi pada
penderita diabetes yang tidak menjaga gula darahnya tetap normal dan membiarkannya
tetap tinggi selama bertahun-tahun. Kadar gula darah yang tinggi inilah yang akhirnya
merusak saraf dari tangan dan kaki.
Ada empat jenis neuropati diabetes yang dibagi berdasarkan lokasi saraf yang terkena. Ini
adalah:

 Neuropati diabetik perifer - Bentuk paling umum dari neuropati diabetes yang
memengaruhi saraf pada lengan, tangan, kaki, dan telapak kaki. Hal ini dapat
menyebabkan kelainan bentuk kaki, infeksi, dan bisul. Pada kasus yang paling parah,
pengidap perlu diamputasi.
 Neuropati proksimal - Bentuk neuropati ditandai dengan berkurangnya sensasi,
kerusakan saraf, dan nyeri di kaki, paha, bokong, dan pinggul.
 Neuropati otonom - Bentuk neuropati diabetes yang merusak saraf di jantung dan
sistem peredaran darah, memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk regulasi suhu,
tekanan darah, buang air kecil, dan respons seksual.
 Neuropati fokal - Sering disebut juga dengan mononeuropati, jenis neuropati ini
memengaruhi saraf tunggal pada kaki, paha, atau pergelangan tangan. Hal ini juga
dapat memengaruhi saraf di dada, punggung, dan otot yang mengendalikan mata.

B. Tanda dan gejala neuropati


Neuropati adalah komplikasi diabetes yang terdiri dari berbagai jenis. Setiap jenisnya
menunjukkan gejala yang berbeda.
a. Gejala neuropati perifer
Neuropati perifer adalah jenis neuropati diabetik yang paling umum. Kondisi ini lebih
dulu memengaruhi saraf di kaki kemudian menjalar ke tangan dan lengan. Gejala
neuropati diabetik jenis ini adalah:
 Mati rasa dan berkurangnya kemampuan untuk merasakan sakit maupun
perubahan suhu
 Muncul sensasi panas terbakar atau kesemutan
 Kram parah
 Otot menjadi lemah dan nyeri serta hilangnya refleks, terutama di pergelangan
tangan
 Muncul luka diabetes, seperti bisul dan infeksi
 Keseimbangan dan koordinasi tubuh memburuk
 Pada sebagian orang, kaki atau tangan jadi lebih peka dengan sentuhan, bahkan
bisa menimbulkan rasa nyeri

Gejala neuropati perifer yang disebutkan di atas biasanya memburuk ketika di malam
hari. Hal ini menyebabkan pasien diabetes jadi susah tidur dengan nyenyak.

b. Gejala neuropati otonom


Neuropati otonom adalah jenis neuropati diabetik yang memengaruhi respon saraf
“otomatis” dari organ internal tubuh (saraf otonom). Sistem saraf otonom
mengendalikan fungsi jantung, kandung kemih, lambung, organ seks, dan mata.
Gejala yang ditimbulkan dari jenis neuropati diabetik ini adalah:
 Masalah kandung kemih, baik itu infeksi saluran kemih atau inkontinensia (tidak
bisa menahan desakan buang air kecil)
 Sembelit, diare, atau keduanya
 Pengosongan lambung yang lambat (gastroparesis) sehingga menimbulkan mual,
muntah, kembung, dan kehilangan nafsu makan
 Kesulitan untuk menelan
 Sering berkeringat atau sebaliknya jarang berkeringat karena tubuh bermasalah
dalam mengontrol suhu tubuh
 Denyut jantung meningkat saat beristirahat
 Mata kesulitan menyesuaikan pencahayaan ruangan dari terang ke gelap
 Gairah seksual menurun karena disfungsi ereksi atau vagina yang kering
 Tekanan darah menurun tajam setelah duduk atau berdiri yang menimbulkan rasa
pusing bahkan hilang kesadaran.
c. Gejala neuropati radiculoplexus (diabetic amyotrophy)
Neuropati radiculoplexus adalah jenis neuropati diabetik yang memengaruhi saraf di
sekitar paha, pinggul, bokong, dan kaki. Kondisi ini sangat umum terjadi pada
penderita diabetes melitus tipe 2 yang usianya lebih tua. Neuropati diabetik memiliki
banyak nama lain, yakni amyotrophy diabetik, neuropati femoral, atau neuropati
proksimal. Gejala yang umum dari jenis neuropati diabetik ini adalah:
 Nyeri parah di pinggul, paha, atau bokong yang berlangsung dalam sehari atau
lebih
 Otot paha yang menyusut dan melemah
 Kesulitan untuk bangun dari posisi duduk
 Terjadi pembengkakan pada perut dan nafsu makan menurun
d. Gejala neuropati fokal
Neuropati fokal atau dikenal juga dengan mononeuropati adalah jenis neuropati
diabetik yang menyerang saraf wajah, bagian tengah tubuh, dan kaki. Komplikasi ini
sangat umum terjadi pada lansia. Gejala dari jenis neuropati diabetik ini adalah:
 Muncul rasa nyeri pada kaki, punggung bawah, depan paha, dada, atau perut
 Kesulitan untuk melihat suatu objek dengan fokus
 Penglihatan jadi berbayang
 Nyeri di belakang mata, biasanya pada satu sisi
 Saraf wajah mengalami kelumpuhan (Bell’s palsy)
 Mengalami sindrom carpal tunnel, yakni mati rasa atau kesemutan parah pada jari
dan pergelangan tangan
C. Faktor risiko neuropati
Orang-orang yang berisiko tinggi mengalami melemahnya serabut saraf adalah:
 Memiliki masalah dalam menjaga kadar gula darah atau kadar gula darahnya tidak
terkontrol
 Obesitas
 Memiliki tekanan darah tinggi dan penyakit ginjal
 Merokok
 Pernah menderita diabetes setidaknya 25 tahun
D. Penyebab neuropati
Neuropati diabetik terjadi pada penderita diabetes ketika kadar gula darah yang tinggi
melemahkan dinding pembuluh darah yang memberi asupan oksigen dan nutrisi untuk sel
saraf. Akibatnya, terjadi kerusakan dan gangguan pada fungsi saraf. Kerusakan saraf
tersebut dapat dipercepat atau diperburuk oleh kombinasi sejumlah faktor berikut:
 Menderita penyakit autoimun, yaitu kelainan di mana sistem kekebalan tubuh berbalik
menyerang tubuh sendiri. Bila sistem imun menyerang saraf, dapat terjadi peradangan
pada saraf.
 Kebiasaan merokok.
 Konsumsi minuman beralkohol
E. Pengobatan nauropati
Pengobatan neuropati diabetik bertujuan untuk meredakan nyeri, serta mengembalikan
fungsi normal saraf tubuh. Agar lebih jelas, simak penjelasan di bawah ini:
Meredakan nyeri, Guna meredakan nyeri yang timbul akibat neuropati diabetik, dokter
bisa meresepkan:
 Antidepresan, seperti amitriptyline dan duloxetine.
 Antikejang, seperti gabapentin, carbamazepine, dan pregabalin.
 Krim berisi capsaicin.
Cara lain untuk memperlambat perkembangan neuropati diabetik adalah dengan
menjaga tekanan darah, melakukan banyak aktivitas fisik, berhenti merokok,
menghindari alkohol, mempertahankan berat badan seimbang, serta menerapkan pola
makan sehat.
F. Pencegaha neuropati
Cara utama untuk mencegah neuropati diabetik adalah mencegah diabetes, yaitu dengan:
 Mengonsumsi makanan rendah kalori dan lemak, serta tinggi serat, seperti buah dan
sayur.
 Rutin berolahraga ringan minimal 30 menit setiap hari, misalnya jogging, berenang,
atau bersepeda.
 Mengurangi berat badan bila Anda mengalami berat badan berlebih.

Untuk penderita diabetes, pencegahan neuropati diabetik dan komplikasinya dapat


dilakukan dengan:
 Rutin mengontrol kadar gula darah.
 Menjaga kaki tetap bersih dan tidak kering.
 Tidak berjalan dengan bertelanjang kaki, sekalipun di dalam rumah.
 Mengenakan sepatu yang pas dan nyaman.
 Memeriksa kaki setiap hari, dan segera ke dokter bila terdapat luka di kaki.
G. Komplikasi neuropati
Neuropati diabetik dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, yaitu:
 Infeksi dan kematian jaringan di kaki, sehingga kaki perlu diamputasi.
 Kerusakan dan perubahan bentuk sendi.
 Infeksi saluran kemih.
 Gastroparesis.
H. Diagnosis neuropati
Untuk melihat apakah seseorang menderita diabetes atau tidak, dapat dilakukan
pemeriksaan kadar gula darah dan HbA1c. Kadar gula darah dan HbA1c juga akan
digunakan oleh dokter endokrin untuk memantau efektivitas pengobatan pada penderita
diabetes. HbA1c adalah pemeriksaan darah untuk melihat kestabilan gula darah dalam 2-3
bulan terakhir. Pada penderita diabetes atau orang yang belum menyadari dirinya terkena
diabetes, dokter akan menjalankan beberapa pemeriksaan, antara lain:
 Pengukuran tekanan darah dalam berbagai posisi dan beberapa tempat.
 Tes kemampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat.
 Tes filamen, dengan menggunakan serabut tipis untuk memeriksa kepekaan terhadap
sentuhan.

Kemudian akan dilakukan pemeriksaan elektromiografi (EMG) untuk melihat aktivitas


listrik saraf di dalam otot. Dalam pemeriksaan ini, dokter saraf juga akan menilai
kecepatan hantaran impuls saraf, serta respons saraf terhadap perubahan suhu dan
getaran.

Anda mungkin juga menyukai