I. LATAR BELAKANG
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak
memproduksi insulin yang cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin yang dihasilkan. Insulin adalah hormon yang mengatur gula
darah.
Nefropati diabetik (ND) merupakan salah satu komplikasi yang sering terjadi pada
penderita diabetes. Nefropati diabetik didefinisikan sebagai sindrom klinis pada
penderita DM yang ditandai dengan albuminuria menetap yaitu > 300 mg/24 jam pada
minimal dua kali pemeriksaan dalam kurun waktu 3 sampai 6 bulan (Hendromartono,
2009).
2 Penjelasan materi :
a. Definisi Nefropati Mendengarkan dan 15 menit
b. Penyebab Nefropati memperhatikan
c. Tanda dan gejala
Nefropati
d. Pencegahan Nefropati
3 Penutup : 10 menit
a. Tanya jawab a. Menanyakan
b. Menyimpulkan hasil hal yang belum
penyuluhan jelas
c. Memberi salam b. Aktif bersama
dalam
menyimpulkan
c. Membalas
salam
V. MATERI
1. Definisi Nefropati
2. Penyebab Nefropati
3. Tanda dan gejala Nefropati
4. Pencegahan Nefropati
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
1. Leaflet
VIII. EVALUASI
Evalusai dengan tes formatif memberikan pertanyaan kembali mengenai
hipoglikemia.
A. Evaluasi proses
1) Pasien dan keluarga antusias terhdap materi penyuluhan
2) Tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai
3) Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan.
B. Evaluasi hasil
1) Pasien dan keluarga mengerti tentang definisi nefropati.
2) Pasien dan keluarga mengerti tentang penyebab nefropati.
3) Pasien dan keluarga memahami tanda dan gejala nefropati.
4) Pasien dan keluarga memahami pencegahan nefropati.
LAMPIRAN MATERI
MENGENAL NEFROPATI PADA DIABETES MELLITUS
A. Definisi
Nefropati diabetik adalah jenis penyakit ginjal progresif yang terjadi pada orang yang
memiliki diabetes. Nefropati diabetik berlangsung perlahan-lahan. Nefropati diabetik
adalah penyakit ginjal serius yang muncul sebagai komplikasi akibat diabetes tipe
1 maupun tipe 2. Tidak semua pengidap diabetes otomatis akan mengalami kerusakan
ginjal. Meski demikian, risiko terhadap penyakit ini tetap harus diwaspadai, karena
nefropati diabetik merupakan penyebab paling umum dari gagal ginjal.
B. Penyebab
Diabetes dapat menyebabkan nefron menebal dan menimbulkan bekas luka, yang
membuat mereka kurang mampu menyaring sisa kotoran dan mengeluarkan cairan dari
tubuh. Hal ini menyebabkan bocornya sejenis protein yang disebut albumin dalam urin,
yang menyebabkan nefropati diabetik. Tiap pengidap diabetes memiliki risiko mengalami
nefropati diabetik, namun tidak semuanya pasti akan mengidap penyakit ini. Terdapat
sejumlah faktor yang bisa mempertinggi risiko nefropati diabetik pada pengidap diabetes
di antaranya adalah:
1. Kadar gula darah yang tidak dikendalikan dengan baik. Kadar gula darah yang terus-
menerus tinggi akan menambah potensi nefropati diabetik.
2. Hipertensi. Risiko nefropati diabetik akan meningkat seiring tingginya tekanan darah
Anda.
3. Jenis kelamin. Pria memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami nefropati diabetik.
4. Jangka waktu seseorang mengidap diabetes. Semakin lama seseorang mengidap
diabetes, risikonya untuk terkena nefropati diabetik akan bertambah.
5. Kelebihan berat badan atau obesitas.
6. Merokok. Rokok tidak hanya meningkatkan risiko nefropati diabetik, tapi juga
berbagai penyakit lain.
D. Pencegahan
Gaya hidup yang kita jalani akan memengaruhi kondisi kesehatan kita, termasuk
risiko nefropati diabetik. Penyakit ini dapat dihindari dengan cara memperbaiki gaya
hidup dengan langkah-langkah sederhana seperti:
1. Mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Khususnya bagi pengidap
kerusakan ginjal yang harus mengurangi konsumsi protein dan sodium.
2. Menjaga berat badan dan lingkar perut agar tetap ideal.
3. Berolahraga secara teratur.
4. Berhenti merokok.
5. Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
6. Mengendalikan tekanan darah. Batas tekanan darah yang dianjurkan adalah di bawah
130/80 mm Hg. Pengidap nefropati diabetik yang mengalami hipertensi biasanya
menjalani pengobatan dengan ACE inhibitor atau angiotensin-II receptor antagonist.
Selain untuk menurunkan tekanan darah, kedua obat ini juga berfungsi melindungi
ginjal dan jantung, sehingga bisa mencegah perkembangan penyakit ginjal.
7. Cermat dalam mengendalikan kadar gula darah guna menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular. Periksakanlah kadar gula darah Anda secara rutin agar tetap terjaga.
Angka HbA1c yang dianjurkan adalah di bawah 141 mg/dL.
8. Menghindari konsumsi obat-obatan yang berpotensi memperburuk kondisi ginjal,
contohnya obat antiinflamasi non-steroid (OAINS). Jika harus menggunakannya,
berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter.