Oleh Kelompok3:
1. M. Nafhan Syafi’i
2. Hikmatul Hasanah
3. I’in Masfiyah
4. Aprilia Rizky Anas
5. Teguh Prayogo
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah yang melebihi normal. Pada dasarnya, DM
disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak mencukupi atau tidak
efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Padahal insulin
mempunyai peran utama mengatur kadar gula dalam darah. Jadi pada DM
terjadi kelainan metabolik yang bersifat kronik, yang ditandai oleh gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, yang diikuti oleh komplikasi
baik mikro maupun makrovaskuler dengan gejala klinik utama adalah
intoleransi glukosa.
Diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara
penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang.
Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
manusia pada abad 21. Perserikatan bangsa-bangsa (WHO) membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20
tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian,
pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang
(Slamet, 2009).
Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskuler yang sering
ditemukan baik pada diabetes melitus tipe 1 maupun diabetes melitus tipe 2.
Pada saat ini di Amerika Serikat nefropati merupakan penyebab utama gagal
ginjal. Di Indonesiapun demikian, pada tahun 1983 prevalensi nefropati
diabetik hanya 8,3% dari semua chronic kidney disease, sepuluh tahun
kemudian pada tahun 1993 angka itu meningkat menjadi 2 kali lebih tinggi
yaitu 17% dan angka ini akan menuju ke tahap Gagal Ginjal Terminal
(Arsono, 2005). Untuk mengingat belum diketahuinya berapa banyak pasien
yang menderita gagal ginjal terminal karena diabetes melitus dan tingginya
risiko pada komplikasi ini, penulis berkeinginan untuk meneliti adanya
hubungan Lama Diabetes Melitus dengan Terjadinya Gagal Ginjal Terminal
di Rumah Sakit Dr.Moewardi karena kejadian gagal ginjal terminal termasuk
kedalam sepuluh kunjungan terbesar.
B. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah Mengikuti penyuluhan ini peserta mampu memahami mengenai
Hipoglikemi pada pasien intra HD.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat :
1. Mengerti dan mampu menjelaskan tentang penyakit CKD
2. Menjelaskan proses Diabetes melitus dapat mengakibatkan CKD
3. Mengerti dan mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala hiperglikemi.
4. Mengerti dan mampu menjelaskanproses Hemodialisa (Cuci Darah)
5. Mengerti dan mampu menjelaskanmanajemen Diet untuk pasien
Hipoglikemi.
C. Stuktur Penyuluhan
1. Tempat :
2. Pelaksanaan : 01.30 WIB
3. Alat dan sarana : Leaflet dan LCD
4. Perilaku yang diharapkan dari keluarga:
a. Peserta mampu menyebutkan tentang penyakit CKD
b. Pesertamampu menjelaskan proses Diabetes melitus dapat
mengakibatkan CKD
c. Pesertamampu menyebutkan tentang tanda dan gejala hiperglikemi.
d. Pesertamampu menyebutkan proses Hemodialisa (Cuci Darah)
e. Keluarga mampu menyebutkanmanajemen Diet untuk pasien
Diabetes.
5. Aturan penyuluhan:
a. Pasien dan Keluarga dikumpulkan dalam satu ruangan
b. Masing-masing pasien dan keluarga berespon terhadap apa yang
ada dihadapannya
I. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab
2. Media : Leaflet, Power point
3. Alat : Meja, Kursi
4. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
Pengertianpenyakit Hemoroid
Penyebabpenyakit Hemoroid
Tandadangejalapenyakit Hemoroid
Faktor-faktorrisikoHemoroid
Komplikasi Hemoroid
Pencegahanpenyakit Hemoroid
Penatalaksanaanpenyakit Hemoroid
V. SASARAN
Keluarga pasiendi RuangMina
VI. WAKTU
Hari : Selasa
Tanggal : 10September 2019
Jam : 13.00 wib
Tempat : Ruangan Mina
VII. PROSES PENATALAKSANAAN
Keterangan :
= peserta penyuluhan = Moderator = Observer
= pemateri = Fasilitator
IX. Pengorganisasian
a. Moderator : M. Nafhan Syafi’i
b. Pemateri : Aprilia Rizky Anas
c. Fasilitator : Teguh Prayogo, Hikmatul Hasanah
d. Observer : I’in Masfiyah
X. Rencana Evaluasi :
TahapEvaluasi IndikatorKeberhasilan
Struktur Satuan Acara Penyuluhansudahsiapsesuaidenganmateri.
Alatsudahdipersiapkan 15 menitsebelumpenyuluhandimulai.
Media yang
digunakandalampenyuluhansemuanyalengkapdansiapdiguna
kan. Media yang digunakanyaituberupa leaflet dan
proyektor.
Proses 60% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah
ditentukan
60% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai
selesai.
60% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan dengan
memperhatikan materi yang disampaikan dan bertanya pada
penyuluh mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
Hasil 60% memahamimateri yang diberikan.
60% memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan pemateri.
LAMPIRAN MATERI
MENGENAL PENYAKIT HEPATITIS
1. Pengertian
Hemorrhoides atau wasir merupakan salah satu dari gangguan sirkulasi
darah. Gangguan tersebut dapat berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut
venactasia atau varises daerah anus dan perianus yang disebabkan oleh
bendungan dalam susunan pembuluh darah.
2. Penyebab
a) Kelainan organ :
1) Sirosis hepatis
2) Trombosis vena porta
3) Tumor intra-abdominal, terutama pelvis
b) Indiopatik, predisposisi :
1) Herediter : kelemahan pembuluh darah
2) Anatomi : tak ada katup vena porta sehingga darah mudah kembali,
tekanan di plexus hemorrhoid akan meningkat
3) Usia
4) Tekanan intra abdominal yang meningkatkan : batuk kronis, mengejan.
5) Tonus spinter ani lemah
6) Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
7) Obstipasi atau konstipasi kronis
8) Obesitas
9) Kurang olahraga atau mobilisasi
10) Diit rendah serat
3. Klasifikasi Hemorroid
Menurut world gastroenteriology organitation (WGO) Hemoroid
diklasifikasikan menjadi hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid eksterna
diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan
bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri
dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit
anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu: