Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH(KMB)


DI RUANG SOFA-MARWA RS SITI KHODIJAH SEPANJANG
“CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)”

Oleh Kelompok3:
1. M. Nafhan Syafi’i
2. Hikmatul Hasanah
3. I’in Masfiyah
4. Aprilia Rizky Anas
5. Teguh Prayogo

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokokbahasan : MengetahuiPenyakit Chronic Kidney Disease (CKD)


Subpokokbahasan : 1. PengertianPenyakit CKD
2. PenyebabPenyakit CKD
3. Tanda Dan GejalaPenyakit CKD
4. Faktor-FaktorRisikoCKD
5. PencegahanPenyakit CKD
6. PenatalaksanaanPenyakit CKD
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang Sofa-Marwa RS Siti Khodijah
Hari/tanggal : , September 2019
Waktu : 45 menit
Tempat : Ruang Sofa-Marwa
Penyuluh : Kelompok 3

A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit menahun yang ditandai
oleh kadar glukosa darah yang melebihi normal. Pada dasarnya, DM
disebabkan oleh hormon insulin penderita yang tidak mencukupi atau tidak
efektif sehingga tidak dapat bekerja secara normal. Padahal insulin
mempunyai peran utama mengatur kadar gula dalam darah. Jadi pada DM
terjadi kelainan metabolik yang bersifat kronik, yang ditandai oleh gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, yang diikuti oleh komplikasi
baik mikro maupun makrovaskuler dengan gejala klinik utama adalah
intoleransi glukosa.
Diantara penyakit degeneratif, diabetes adalah salah satu diantara
penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang.
Diabetes sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat
manusia pada abad 21. Perserikatan bangsa-bangsa (WHO) membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes diatas umur 20
tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian,
pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang
(Slamet, 2009).
Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskuler yang sering
ditemukan baik pada diabetes melitus tipe 1 maupun diabetes melitus tipe 2.
Pada saat ini di Amerika Serikat nefropati merupakan penyebab utama gagal
ginjal. Di Indonesiapun demikian, pada tahun 1983 prevalensi nefropati
diabetik hanya 8,3% dari semua chronic kidney disease, sepuluh tahun
kemudian pada tahun 1993 angka itu meningkat menjadi 2 kali lebih tinggi
yaitu 17% dan angka ini akan menuju ke tahap Gagal Ginjal Terminal
(Arsono, 2005). Untuk mengingat belum diketahuinya berapa banyak pasien
yang menderita gagal ginjal terminal karena diabetes melitus dan tingginya
risiko pada komplikasi ini, penulis berkeinginan untuk meneliti adanya
hubungan Lama Diabetes Melitus dengan Terjadinya Gagal Ginjal Terminal
di Rumah Sakit Dr.Moewardi karena kejadian gagal ginjal terminal termasuk
kedalam sepuluh kunjungan terbesar.
B. Tujuan
I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah Mengikuti penyuluhan ini peserta mampu memahami mengenai
Hipoglikemi pada pasien intra HD.
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat :
1. Mengerti dan mampu menjelaskan tentang penyakit CKD
2. Menjelaskan proses Diabetes melitus dapat mengakibatkan CKD
3. Mengerti dan mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala hiperglikemi.
4. Mengerti dan mampu menjelaskanproses Hemodialisa (Cuci Darah)
5. Mengerti dan mampu menjelaskanmanajemen Diet untuk pasien
Hipoglikemi.
C. Stuktur Penyuluhan
1. Tempat :
2. Pelaksanaan : 01.30 WIB
3. Alat dan sarana : Leaflet dan LCD
4. Perilaku yang diharapkan dari keluarga:
a. Peserta mampu menyebutkan tentang penyakit CKD
b. Pesertamampu menjelaskan proses Diabetes melitus dapat
mengakibatkan CKD
c. Pesertamampu menyebutkan tentang tanda dan gejala hiperglikemi.
d. Pesertamampu menyebutkan proses Hemodialisa (Cuci Darah)
e. Keluarga mampu menyebutkanmanajemen Diet untuk pasien
Diabetes.
5. Aturan penyuluhan:
a. Pasien dan Keluarga dikumpulkan dalam satu ruangan
b. Masing-masing pasien dan keluarga berespon terhadap apa yang
ada dihadapannya
I. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Tanya Jawab
2. Media : Leaflet, Power point
3. Alat : Meja, Kursi
4. Garis besar materi (penjelasan terlampir)
 Pengertianpenyakit Hemoroid

 Penyebabpenyakit Hemoroid

 Tandadangejalapenyakit Hemoroid

 Faktor-faktorrisikoHemoroid

 Komplikasi Hemoroid

 Pencegahanpenyakit Hemoroid

 Penatalaksanaanpenyakit Hemoroid
V. SASARAN
Keluarga pasiendi RuangMina
VI. WAKTU
Hari : Selasa
Tanggal : 10September 2019
Jam : 13.00 wib
Tempat : Ruangan Mina
VII. PROSES PENATALAKSANAAN

No Kegiatan Penyuluh Peserta Waktu


1 Pendahulua  Salam pembuka  Menjawab salam 5-7 menit
n  Perkenalan  Mendengarkan
 Menyampaikan tujuan  Menyimak penyuluh
penyuluhan  Mendengarkan
 Mengingatkan kontrak yang  Mendengarkan,
telah disepakati sebelumnya menjawab pertanyaan
 Apersepsi
2 Kerja Penyampaian garis besar materi  Mendengarkan dengan 30 menit
Mengenalpenyakit Hemoroid: penuh perhatian
 Pengertianpenyakit
Hemoroid
 Penyebab Hemoroid
 Tandadangejala
Hemoroid
 Faktor-FaktorRisiko
Hemoroid
 Komplikasi Hemoroid
 Pencegahanpenyakit
Hemoroid
 Penatalaksanaanpenyakit
Hemoroid
Memberi kesempatan peserta
untuk bertanya  Menanyakan hal-hal
yang belum jelas
3 Terminasi  Mengulas materi kembali  Menjawab pertanyaan 8 menit
dan Penutup  Menyimpulkan  Mendengarkan
 Salam penutup  Menjawab salam
TOTAL WAKTU 45 Menit

VIII. Setting Tempat

Keterangan :
= peserta penyuluhan = Moderator = Observer

= pemateri = Fasilitator

IX. Pengorganisasian
a. Moderator : M. Nafhan Syafi’i
b. Pemateri : Aprilia Rizky Anas
c. Fasilitator : Teguh Prayogo, Hikmatul Hasanah
d. Observer : I’in Masfiyah

X. Rencana Evaluasi :

TahapEvaluasi IndikatorKeberhasilan
Struktur  Satuan Acara Penyuluhansudahsiapsesuaidenganmateri.
 Alatsudahdipersiapkan 15 menitsebelumpenyuluhandimulai.
 Media yang
digunakandalampenyuluhansemuanyalengkapdansiapdiguna
kan. Media yang digunakanyaituberupa leaflet dan
proyektor.
Proses  60% Peserta berada ditempat sesuai waktu yang telah
ditentukan
 60% peserta tetap mengikuti kegiatan penyuluhan sampai
selesai.
 60% Peserta kooperatif dan aktif dalam penyuluhan dengan
memperhatikan materi yang disampaikan dan bertanya pada
penyuluh mengenai hal-hal yang belum dimengerti.
Hasil  60% memahamimateri yang diberikan.
 60% memahami dan mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan pemateri.

LAMPIRAN MATERI
MENGENAL PENYAKIT HEPATITIS
1. Pengertian
Hemorrhoides atau wasir merupakan salah satu dari gangguan sirkulasi
darah. Gangguan tersebut dapat berupa pelebaran (dilatasi) vena yang disebut
venactasia atau varises daerah anus dan perianus yang disebabkan oleh
bendungan dalam susunan pembuluh darah.

2. Penyebab
a) Kelainan organ :
1) Sirosis hepatis
2) Trombosis vena porta
3) Tumor intra-abdominal, terutama pelvis
b) Indiopatik, predisposisi :
1) Herediter : kelemahan pembuluh darah
2) Anatomi : tak ada katup vena porta sehingga darah mudah kembali,
tekanan di plexus hemorrhoid akan meningkat
3) Usia
4) Tekanan intra abdominal yang meningkatkan : batuk kronis, mengejan.
5) Tonus spinter ani lemah
6) Diare akut yang berlebihan dan diare kronik
7) Obstipasi atau konstipasi kronis
8) Obesitas
9) Kurang olahraga atau mobilisasi
10) Diit rendah serat
3. Klasifikasi Hemorroid
Menurut world gastroenteriology organitation (WGO) Hemoroid
diklasifikasikan menjadi hemoroid eksterna dan interna. Hemoroid eksterna
diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan
bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma,
walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sangat nyeri
dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
Hemoroid eksterna kronik atau skin tag berupa satu atau lebih lipatan kulit
anus yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
Hemoroid interna dibagi berdasarkan gambaran klinis, yaitu:

a) Derajat I: bila terjadi pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar


kanal anus. Hanya dapat dilihat dengan anorektoskop;
b) Derajat II: pembesaran hemoroid yang prolaps dan menghilang atau
masuk sendiri ke dalam anus secara spontan.
c) Derajat III: pembesaran hemoroid yang prolaps dapat masuk lagi ke
dalam anus dengan bantuan dorongan jari.
d) Derajat IV: prolaps hemoroid yang permanen, rentan, dan cenderung
untuk mengalami trombosis atau infark.
4. Tanda Dan Gejala Hemorroid
a) Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut atau tereduksi spontan
atau manual merupakan ciri khas atau karakteristik hemorroid
b) Nyeri dan rasa tidak nyaman
Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis (sumbatan kompenen
darah di bawah anus),
c) Pendarahan
Keluhan yang sering timbul yakni darah segar menetes setelah buang
air besar, biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal dianus.
d) Basah, gatal dan hygiene yang kurang dianus
Akibat pengeluaran cairan dari selaput lendir anus disertai pendarahan
merupakan tanda hemorroid internal, yang sering mengotori pakaian
dalam bahkan dapat menyebabkan pembengkakan kulit
e) Anemia
Dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang
f) Nekrosis pada area sekitar anus
5. Faktor-Faktor Risiko Hemorroid
a) Keturunan : dinding pembuluh darah yang tipis dan lemah
b) Anatomi : vena daerah anorektal tidak mempunyai katup dan pleksus
hemorrhoidalis kurang mendapat songkongan otot atau fasi sekitarnya.
c) Pekerjaan : orang yang harus berdiri atau duduk lama, atau harus
mengangkat barang berat, mempunyaipredisposisi untuk hemorroid
d) Umur : pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh,
otot sfingter menjadi tipis dan atonis
e) Endokrin : misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstremitas
anus (sekresi hormone relaksin)
f) Fisiologis : bendungan pada pendarahan darah portal, misalnya paa
penderita dekompensasio kordis atau sirosis hepatis
g) Mekanis : semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan
meninggi dalam ronggo perut, misalnya pada penderita hipertofi
prostate
h) Radang adalah faktor penting, yang menyebabkan vitalitas jaringan di
daerah berkurang
6. Komplikasi
Komplikasi hemorroid yang paling sering adalah pendarahan, thrombosis, dan
stangulasi. Hemoroid strangulasi adalah hemoroid yang prolaps dengan suplai
darah dihalangi oleh sfingter ani (prince, 2005)
a. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga pasien takut mengejan
dan takut BAB, karena itu, feses makin kers dan makin memperberat luka
di anus
Infeksi pada daerah luka sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak
normal) dari selaput lendir usus atau anus
b. Pendarahan akibat luka , sampai terjafi anemia
c. Jepitan , benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur
sehingga tidak masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin sakit,
dan besar. Dan jika tidak cepat- cepat ditangani dapat busuk
7. Pencegahan
Adapun pencegahan yang dapat dilakukan, sebagai berikut :
1. Tingkatkan asupan serat
Makanan yang kaya akan serat adalah cara sederhana untuk mengurangi
kemungkinan mengalami ambien.
2. Hindari makanan yang bermasalah
Sementara makanan yang tinggi serat dapat membantu mencegah ambien,
makanan lainnya justru membuat risikonya semakin besar.
3. Minum lebih banyak air
Menambah jumlah air yang anda minum dapat membantu melunakan tinja,
sehingga mengurangi tekanan yang dibutuhkan untuk menguarkannya.
4. Olahraga
Olahraga teratur akan membantu meredakan tekanan pada pembuluh darah.
Tekanan ini akan terasa nyata saat anda berdiri atau duduk dalam waktu lama
dan olahraga akan menghentikan tekanan yang terus-menerus ini. Hindari
mengangkat berat, karena hal ini dapat memberikan tekanan pada pembukaan
dubur
5. Jangan menahan buang air besar
Segera ke toilet saat anda merasa ingin buang air besar. Jika anda menunggu,
konsistensinya akan lebih kering dan keras sehingga anda akan sulit buang air
besar, jangan duduk ditoilet dalam waktu yang lama dari pada waktu yang
diperlukan
8. Penatalaksanaan
a) Pemberian obat (suppositoria, salep, sklerogerapi)
b) Terapi bedah (hemoroidektomi)
c) Fotokoagulasi inframerah, elektrokoagulasi dengan arus listrik
d) Terapi konservatif (sitz bath, pelunak feses, dan tirah baring)
e) Perbaikan pola hidup
f) Perbaikan pola makan dan minum
g) Perbaikan cara atau pola defekasi BMP (bowel management program)
DAFTAR PUSTAKA

Brunner &Suddarth. 2011. KeperawatanMedikalBedahEdisi 12. Jakarta : EGC.


Haryono, Rudi. 2012. KeperawatanMedikalBedahSistemPencernaan.
Yogyakarta:Gosyen Publishing.
Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
MAG A Fairfax Company. 2017. World Hepatitis Day 2017. Artikel Kesehatan
diperoleh dari http://www.mag.co.id/world-hepatitis-day-2017/
Sjamsuhidajat, de jong. 2010. Buku Ajar IlmuBedah Edisi 3. Jakarta: EGC
Usman et al. 2019. Indonesia’s Sample Registration System in 2018: A work in
progress. Journal of Population and Social Studies, Volume 27 Number 1,
January 2019: 39 - 52 DOI: 10.25133/JPSSv27n1.003

Anda mungkin juga menyukai